N A M A K E L O M P O K
A N G G I T A N G G A R D A P A R A M I T H A 1 1 0 2 0 1 8 1 8 6
N U R U L AT I K A H A F I Z 1 1 0 2 0 1 8 1 1 2
F I T R A H A D I T H YA S 1 1 0 2 0 1 4 1 0 4
P E M B I M B I N G : D R . C H A D I J A H R I FA I L AT I E F, S P K K
KEPANITERAAN KLINIK KULIT KELAMIN
F K U N I V E R S I TA S YA R S I - R S U D K O J A P E R I O D E 3 0 M E I - 7 J U N I 2 0 2 2
CARA PENGOBATAN PENYAKIT KULIT
• TOPIKAL
• SISTEMIK
• INTRALESI
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PENYERAPAN
STRATUM KORNEUM > EPIDERMIS > PAPILA DERMIS > ALIRAN DARAH
DERMATOLOGI TOPIKAL
• Vehikulum : monofasik , bifasik , trifasik
• bahan aktif : obat yang dipakai
Kimi
Fisika a
Bahan dasar : Cairan , bedak , salep disamping itu ada 2 campuran yaitu
bedak kocok (lotion)yaitu campuran ciaran dan bedak
Krim : cairan dan salep
Pasta : salep dan bedak
Linimen (pasta pendingin) : cairan , bedak dan salep
PRINSIP OBAT TOPIKAL
• Indikasi :
Dermatosis madidans
Infeksi kulit dengan ertema mencolok > erisipelas
Ulkus kotor berisi pus + krusta
• Efek
Kulit yang semula eksudatif menjadi kering
Permukaan kulit menjadi lebih dingin Cara :
Vasokontriksi kain kassa
non iritasi , absorben, tidak perlu steril
Eritema berkurang
3 lapis tidak perlu terlalu tebal
Celupkan kedalam air kompress > peras
Balutkan pada kulit (tidak ketat )
Lakukan 1 hari 2x selaam 3 jam
PENGGUNAAN SOLUSIO
Kompres tertutup
DASAR :
• Vasodilatasi
• Penguapan (-)
INDIKASI : Untuk kelainan yang dalam, seperti Limfogranuloma venerium
CARA :
-Pembalut tebal
-Tutup dengan bahan impermeable, misalnya plastik, selofan
KRIM
BIFASSIK
BEDAK KOCOK / SHAKE LOTION
BIFASIK
PASTA
BIFASIK
C A M P U R A N H E M P O G E N B E D A K D A N VA S E L I N E
LINIMEN/PASTA PENDINGIN
Bifasik
GEL
GEL TIDAK TERMASUK DALAM “BAGIAN VEHIKULUM”
• BAHAN KOMPOSISI:
• Sediaan hidrokoloid atau hidrofilik berupa suspense dari senyawa organik.
• (Karbomer + Metilselulosa + Tragakan)
• Absorpsi lebih baik dibandingkan krim
VEHIKULUM
Pemilihan vehikulum
Daerah kulit
Lesi kulit
Awitan lesi kulit ( onset )
Efek fisik
Daerah kulit
Daerah lipatan , berambut : hindari unsur salep + bedak
kocok
Daerah luas : hindari unsur salep
Daerah mudah terhapus / tertutup baju : hindari unsur
bedak
PEMILIHAN VEHIKULUM
Lesi kulit
Membuat kulit kering : unsur cairan
Sangat membuat basah : unsur salep
Sedikit membuat basah : unsur bedak
Bedak digunakan untuk mempertahankan vesikel / bula
agar tidak pecah
PEMILIHAN VEHIKULUM
• Sifat fisik
BAHAN AKTIF
• Bahan aktif : obatnya
Aluminium asetat
Sebagai astringen dan antiseptik ringan. Contoh :
Larutan burowi yang mengandung aluminium asetat 5%
Pemakaian sebagai kompres harus diencerkan 1:10
ALUMINIUM ASETAT & AS. ASETAT
As. Asetat
Bersifat antiseptic (pseudomonas)
Contoh :
Dipakai sebagai larutan 5% untuk kompres
ASAM BENZOAT & ASAM BORAT
Asam Benzoic
• Bersifat antiseptic terutama fungisidal
Asam borat
• Konsentrasinya biasanya 3%
• Tidak dianjurkan sebagai bedak kompres atau salap
ASAM SALISAT
Bersifat anestesia. Konsentrasinya ½ - 5% tidak larut dalam air, lebih larut dalam minyak ( 1:
35 ), dan lebih larut dalam alkohol. Dapat digunakan dalam vehikulum yang lain. Sering
menyebabkan sensitisasi.
BENZIL BENZOAT
• Berkhasiat sebagai akabisid dan pedikulosid. Digunakan sebagai emulsi dengan konsentrasi
20% atau 25%
→ Mengoleskan 3 kali dengan interval 12 jam di seluruh tubuh
→ Cuci 12 jam setelah aplikasi terakhir
Pengobatan Akibat Kutu
→ Menggunakan satu kali saja
→ Untuk kasus yang parah, perawatan dapat diulang 2-3 kali setelah 24 jam.
COMPHORA
Konsentrasinya 1-2%.
Bersifat antipruritus.
Dimasukkan dalam bedak atau bedak kocok yang mengandung alkohol agar dapat larut.
KORTIKOSTEROID TOPIKAL
7 Tingkatan Kortikosteroid
APLIKASI KLINIS
• Aplikasi klinis
a.Cara aplikasi
Pada umumnya dianjurkan pemakaian salap 2-3 x/hari sampai penyakit tersebut sembuh. Perlu
dipertimbangkan adanya gejala takifilaksis.Takifilaksis ialah menurunnya respons kulit terhadap
glukkortikoid karena pemberian obat yang berulang-ulang; berupa toleransi akut yang berarti efek
vasokonstriksinya akan menghilang, setelah diistirahatkan beberapa hari efek vasokonstriksi akan
timbul kembali dan akan menghilang lagi bila pengolesan obat tetap dilanjutkan.
b. Lama pemakaian steroid topikal
Lama pemakian steroid topikal sebagiknya tidak lebih dari 4-6 minggu untuk steroid potensi
lemah dan tidak lebih dari 2 minggu untuk potensi kuat.
Sebagai ilustrasi dapat diberikan contoh sebagai berikut:
1. Psoriasis
Penyakit psoriasis dengan skuama tebal berupa plakat, memerlukan steroid yang poten (golongan
I) dengan vehikulum salap atau krim.
2. Dermatitis atopik
Pada anak diperlukan steroid topikal yang lemah mengingat umur anak, lokalisasi penyakit dan
kulit pada anak mash halus dan tipis. Dipilih bentuk krim. Pada dewasa diperlukan K.T. yang
poten dalam bentuk salap
3. Dermatitis kontak alergik
Pemakaian steroid dengan potensi sedang biasanya cukup untuk mengatasi penyakit ini. Zat
penyebabnya harus dihindari.
4. Dermatitis dishidrotik
Dermatitis ini memerlukan steroid yang poten dalam bentuk salap, sebab kulit di daerah itu tebal.
5.Dermatitis numular
Lesi biasanya multipel dan memerlukan K.T. yang poten
6. Dermatitis seboroik
Dermatitis ini cukup sensit tethadap KT.& memerlukan streoid potensi sedang.
7.Dermatitis intertriginosa
Dermatitis ini memertukan K.T. dengan poten, sedang untuk menghilangkan gejala gatal dan rasa
panas.
PENYALAHGUNAAN KORTIKOSTEROID
• Memperburuk infeksi
• Kulit atrofi
• Vaskuler rusak —> telangiektasis dan
purpura
• Kerusakan pigmen
• Dermatosis akneformis
• Dermatitis perioral
Atrof Purpur
i a
Dermatitis Akneformis
Dermatitis Akneformis
Telangiektas Stria
i e
1. Dermatoterapi Intralesi
Kompres terbuka, Indikasi :
• Lesi kulit basah
• Infeksi kulit dengan eritema, pus, krusta, ulkus
Efek kulit :
• Eksudat jadi kering
• Eritema berkurang
• Kulit dingin
Kompres tertutup
• → lesi ulkus multiple dg likenifikasi spt pd penyakit kelamin limfogranuloma venerum
Dermatoterapi Intralesi
❖ Pemberian obat pada intralesi
• Kompres terbuka
• Kompres tertutup
• Kauterisasi
• Kaustik dengan Tingtura
• Injeksi intralesi
• Mentol
• Bersifat antiprutitik seperti camphora
• Konsentrasi 0,25-2%
• Selenium Disulfid
• Digunakan sebagai sampo dgn konsentrasi 1 %
• Untuk dermatitis seboroik pada kepala dan tinea versikolor
PODOFILIN
• Digunakan konsentrasi 25%, sebagai tingtur,
untuk Kondiloma Akuminata.
• Setelah 4-6 jam hendaknya dicuci
SULFUR
Fungsi:
• → Antiseboroik, antiacne, antiskabies, antibakteri gram (+), antijamur
Bentuk yang sering: sulfur presipitatum
Konsentrasi: 4-20%
TER & UREA
TER
• Preparat ter yang sering digunakan: likuor karbonis detergens → karena tidak hitam & tidak
berbau.
• Konsentrasi 2-5%.
• Efek: antipruritus, anti radang, antiekzem, antiakantosis keratoplastik, dapat digunakan untuk
psoriasis.
• Efek samping: iritasi, folikulitis, akne ter, fototoksik, karsinogenik
Urea
Dengan konsentrasi 10% dalam krim mempunyai efek sebagai emolien, dapat dipakai untuk
iktiosis atau xerosis kutis. Pada konsentrasi 40% melarutkan protein.
ZAT ANTISEPTIK
Modifikasi Non -
Ga ya Hidup Medi k amentosa
Diet
THANKYOU