DERMATOTERAPI

PEMBIMBING: DR. CHADIJAH, SP.KK

STASE KULIT DAN KELAMIN RSUD KOJA

PERIODE (19 OKTOBER 2020 – 4 NOVEMBER 2020)
EMELIA SIENLY SOEDIANTO 112019057
JESSICA AVERINA 112019098
JESSICA AMARA WIJAYA 112019223
MARCHO 112019051
PUSPA PELITA SUKMA HERMAWAN 112019159
YENNY RATNASARI 112019104
Sabtu, 24 Oktober 2020
 PENDAHULUAN

• PENATALAKSANAAN UMUM
• NASEHAT-NASEHAT UNTUK MENCAPAI KESEMBUHAN PENYAKIT YANG DIDERITA

• PENATALAKSANAAN KHUSUS
• PENGOBATAN SISTEMIK SESUAI DENGAN PENYAKIT
 Pengobatan
Topikal Sistemik Intralesi Lain

Sinar
Radioterapi
Ultraviolet

Pengobatan
Krioterapi
Laser

Bedah Bedah
Listrik Skalpel
 PENGOBATAN TOPIKAL

• MENGERINGKAN
• MEMBASAHI
• MELEMBUTKAN
• LUBRIKASI
• MENDINGINKAN
• MEMANASKAN
• MELINDUNGI (PROTEKSI) DARI PENGARUH BURUK DARI LUAR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN

• FAKTOR FISIOLOGI: • FAKTOR FISIOKIMIA:

• KETEBALAN KULIT
• PARTISI CO-EFFISIENSI
• PH KULIT
• BERAT MOLEKULAR
• SUHU KULIT
• DERAJAT IONISASI
• LEMAK
• KELENJAR • EFEK KENDARAAN
KERINGAT
• HYDRASI KULIT
• INFLAMASI
• ALIRAN DARAH
SKEMA PENYERAPAN OBAT
 PRINSIP

• BAHAN DASAR (VEHIKULUM)

• BAHAN AKTIF
 BAHAN DASAR (VEHIKULUM)

• ZAT PEMBAWA BAHAN AKTIF

• CAIRAN
• BEDAK
• SALEP
Cairan Bedak kocok Bedak

Pasta Pasta
Krim pendingin berlemak

Salap
 CAIRAN

• SOLUSIO : LARUTAN DALAM AIR

• TINGTURA : LARUTAN DALAM ALKOHOL
• SOLUTIO :
 MANDI
 RENDAM
 KOMPRES
 TERBUKA
 TERTUTUP
 PRINSIP PENGOBATAN CAIRAN
1.MEMBERSIHKAN KULIT DARI KRUSTA, SKUAMA, DEBRIS, MIKROORGANISME, SISA OBAT
2.MELUNAKKAN KULIT DAN PECAHNYA VESIKEL BULA PUSTULA
3.HASIL AKHIR UNTUK MENGERINGKAN
4.MENCEGAH HIDUPNYA BAKTERI
5.MEMPERMUDAH PROSES EPITELISASI
6.MENGHILANGKAN GEJALA
 GATAL
 RASA TERBAKAR
 MENDINGINKAN PERMUKAAN KULIT
 PENGUAPAN DAN ABSORBSI

PENGOBATAN DENGAN CAIRAN DAPAT MEMBUAT KULIT MENJADI TERLALU KERING

• DASAR : PENGUAPAN CAIRAN
KOMPRES -> ABSORBSI EKSUDAT/ PUS
• INDIKASI :
 DERMATOSIS MADIDANS
 INFEKSI KULIT DENGAN ERTEMA
MENCOLOK -> ERISIPELAS
 ULKUS KOTOR BERISI PUS + KRUSTA
• CARA :
KAIN KASA NON IRITASI, ABSORBEN, TIDAK PERLU
STERIL
3 LAPIS (TIDAK TERLALU TEBAL)
CELUP KE DALAM AIR KOMPRES ->PERAS
BALUTKAN PADA KULIT (TDK PERLU KETAT)
LAKUKAN 1 HARI 2 X SELAMA 3 JAM (JANGAN
SAMPAI MASERASI)

• EFEK PADA KULIT :

 KULIT YANG SEMULA EKSUDATIF
MENJADI KERING
 PERMUKAAN KULIT MENJADI DINGIN
 VASOKONSTRIKSI
 ERITEMA BERKURANG
KOMPRES TERTUTUP (KOMPRES
IMPERMEABLE)
Indikasi : untuk kelainan yang dalam, misal Limfogranuloma
venerium

Dasar : vasodilatasi bukan untuk

penguapan

Cara : -pembalut tebal

-tutup dengan bahan
impermeable, misalnya plastik,
selofan
 BEDAK
Bedak yang dioleskan di atas kulit membuat lapisan tipis di kulit yang tidak melekat erat sehingga
penetrasinya sedikit sekali.
Indikasi
Efek Bedak: • Dermatosis kering dan superfisial.
• Mendinginkan • Mempertahankan vesikel/bula agar tidak pecah (kasus
• Antiinflamasi ringan varisela dan herpes zoster)
• Anti-pruritus lemah Kontraindikasi
• Mengurangi pergeseran pada kulit yang • Dermatitis basah terutama disertai infeksi sekunder.
berlipat.
• Proteksi mekanis

Bahan dasarnya ;
• Talkum venetum
• Biasanya dicampur (seng oksida)
• Sifat absorpsi air, sebum, astringen,
antiseptic lemah dan antipruritus lemah
 SALAP
bahan berlemak atau seperti lemak yang pada suhu kamar berkonsistensi seperti mentega dengan bahan dasar vaselin atau lanolin/minyak.

Indikasi; Kontraindikasi
• Dermatosis yang kering dan kronik • Dermatitis madidans
• Dermatosis yang dalam dan kronik (daya penetrasi paling kuat • Kelainan pada kulit bagian badan yang berambut
dibandingkan bahan dasar lainnya) • Tidak boleh di pakai di seluruh tubuh
• Dermatosis yang bersisik dan berkrusta
 BEDAK KOCOK

Terdiri atas campuran air dan bedak yang biasanya ditambah dengan gliserin
sebagai bahan perekat dengan komposisi zat padat (Maksimum 40%) + Gliserin
(10-15%)

Indikasi;
• Dermatosis yang kering, superfisial
dan agak luas yang diinginkan ialah
sedkit penetrasi.
• Pada keadaan subakut.

Kontraindikasi:
• Dermatitis madidans.
• Daerah badan yang berambut.
 KRIM
Merupakan campuran W (water/air), O (oil/minyak) dan emulgator.

Tipe Krim;

• Krim W/O: air merupakan fase dalam dan minyak fase luar.
• Krim O/W: minyak merupakan fase dalam dan air fase luar.

Indikasi
• Indikasi kosmetik
• Dermatosis subakut dan luas (yang dikehendaki penetrasi lebih besar disbanding
bedah kocok).
• Krim boleh digunakan di daerah yang berambut.

Kontraindikasi
• Dermatitis madidans
PASTA LINIME
Pasta merupakan campuran homogen bedak dan vaselin
N
Merupakan pasta pendingin
yang bersifat protektif dan mengeringkan.

Indikasi : Dermatitis yang agak basah. Bahan Komposisi:

Kontraindikasi
• Dermatosis eksudatif dan daerah yang berambut.
• Daerah genital eksterna dan lipatan-lipatan badan
karena melekat.
(Cairan + Bedak + Salap)
Indikasi : Dermatosis subakut
Kontraindikasi : Dermatosis madidans
 GEL

Gel tidak termasuk dalam “bagian vehikulum”.

Bahan Komposisi
• Sediaan hidrokoloid atau hidrofilik
berupa suspense yang dibuat dari
senyawa organik.
• (Karbomer + Metilselulosa +
Tragakan)
• Absorpsi lebih baik dibandingkan krim.
BAHAN AKTIF
 BAHAN AKTIF

• DALAM RESEP, HARUS ADA BAHAN AKTIF DAN

VEHIKULUM.

• BAHAN AKTIF DAPAT BERINTERAKSI SATU SAMA

LAIN.

• PENTING DIKETAHUI APAKAH BAHAN YANG INGIN

DICAMPUR, DAPAT DICAMPURKAN ATAU TIDAK.

• ASAM SALISILAT DAPAT DICAMPUR DENGAN ASAM

LAINNYA. (ASAM BENZOAT)

1. ALUMINIUM ASETAT

• SEBAGAI ASTRINGEN DAN ANTISEPTIK RINGAN.

• CONTOH :

LARUTAN BUROWI YANG MENGANDUNG ALUMINIUM ASETAT 5%

PEMAKAIAN SEBAGAI KOMPRES HARUS DIENCERKAN 1:10

2. ASAM ASETAT

• BERSIFAT ANTISEPTIK (PSEUDOMONAS)

• DIPAKAI SEBAGAI LARUTAN 5% UNTUK KOMPRES.

3. ASAM BENZOAT

BERSIFAT ANTISEPTIK DAN FUNGISIDAL.

BIASANYA DIGUNAKAN DALAM SALAP.

CONTOH :

• SALEP WHITFIELD DENGAN KONSENTRASI 5%

• A.A.V LIYANG  PENYAKIT JAMUR SUPERFISIAL

4. ASAM BORAT

• KONSENTRASINYA BIASANYA 3%

• TIDAK DIANJURKAN SEBAGAI BEDAK, KOMPRES, ATAU SALAP (EFEK ANTISEPTIK

SEDIKIT, DAPAT BERSIFAT TOKSIK).
5. ASAM SALISILAT

• ZAT KERATOLITIK

• MENGURANGI PROLIFERASI EPITEL DAN MENORMALISASI KERATINISASI YANG TERGANGGU.

• KONSENTRASI RENDAH (1-2%) : KERATOPLASTIK

• KONSENTRASI TINGGI (3-20%) : KERATOLITIK

• KONSENTRASI SANGAT TINGGI (40%): KELAINAN YANG DALAM SEPERTI KALUS DAN VERUKA PLANTARIS.

• KONSENTRASI 1% : KOMPRES, BERSIFAT ANTISEPTIK.

• 3-5% UNTUK MEMPERTINGGI ABSORBSI PERKUTAN.

6. ASAM UNDERSILENAT

• BERSIFAT ANTIMIKOTIK (KONSENTRASI 5%)  SALAP ATAU KRIM.

• DAPAT DICAMPUR DENGAN GARAM SENG (ZN UNDECYLENIC) 20%.

7. ASAM VITAMIN A (TRETINOIN, ASAM RETINOAT)

EFEK:

• MEMPERBAIKI KERATINISASI

• MENINGKATKAN SINTESIS DNA DALAM EPITEL GERMINATIF

• MENINGKATKAN LAJU MITOSIS

• MENEBALKAN STRATUM GRANULOSUM

• MENORMALKAN PARAKERATOSIS

INDIKASI:

• SUMBATAN FOLIKULAR, HIPERKERATOSIS, PROSES MENUA KULIT AKIBAT SINAR MATAHARI

8. BENZOKAIN

• BERSIFAT ANESTESIA

• KONSENTRASINYA 0.5- 5 %

• LEBIH MUDAH LARUT PADA MINYAK, MUDAH LARUT PADA

ALKOHOL.

• SERING MENYEBABKAN SENSITISASI

9. BENZIL BENZOAT

• SEBAGAI AKABISID DAN PEDIKULOSID.

• SEBAGAI EMULSI DENGAN KONSENTRASI 20%-25%.

10. CAMPHORA

• KONSENTRASINYA 1-2%

• BERSIFAT ANTIPRURITUS (PENGUAPAN ZAT SEHINGGA TERJADI

PENDINGINAN).

• DAPAT DIMASUKKAN DALAM BEDAK ATAU BEDAK KOCOK YANG

MENGANDUNG ALKOHOL AGAR DAPAT LARUT.

• SELAIN ITU DAPAT DIPAKAI DALAM SALAP ATAU KRIM.

KORTIKOSTEROID TOPIKAL
HORMON YANG DIHASILKAN OLEH KORTEKS ADRENAL. HORMON INI DAPAT

MEMPENGARUHI VOLUME DAN TEKANAN DARAH, KADAR GULA DARAH, OTOT DAN

RESISTENSI TUBUH. HORMON INI MEMAINKAN PERAN PENTING PADA TUBUH

TERMASUK MENGONTROL INFLAMASI. SIFATNYA SEBAGAI: ANTI INFLAMASI, ANTI

ALERGI, ANTI PRURITUS, ANTI MITOTIK DAN VASOKONTRIKSI.

33
 KLASIFIKASI

• GLUKOKORTIKOID
• KORTIKOSTEROID YANG EFEK UTAMANYA TERHADAP PENYIMPANAN GLIKOGEN
HEPAR DAN KHASIAT ANTI INFLAMASI NYATA, SEDANGKAN PENGARUH PADA
KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT KECIL

• MINERALOKORTIKOID
• KORTIKOSTEROID YANG EFEK UTAMANYA TERHADAP KESEIMBANGAN AIR DAN
ELEKTROLIT, SEDANGKAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYIMPANAN GLIKOGEN
HEPAR DAN ANTI INFLAMASI SANGAT KECIL
 KLASIFIKASI POTENSI
KORTIKOSTEROID TOPIKAL

Ultra High
Potency High Potency
(Gol. I) (Gol. II&III)

Moderate
Potency Low Potency
(IV,V&VI) (VII)

35
36
37
 INDIKASI

• UNTUK DERMATOSIS YANG RESPONSIF DENGAN KORTIKOSTEROID TOPIKAL

• BERSIFAT PALIATIF DAN SUPRESIF TERHADAP PENYAKIT KULIT DAN BUKAN
UNTUK PENYAKIT KAUSAL
PENYAKIT KULIT YANG RESPONSIF TERHADAP
KORTIKOSTEROID TOPIKAL
G ro u p S t e r o id r e s p o n s iv e d e rm a t o s e s

Dermatitis Atopic dermatitis, lichen simplex

chronicus, prurigo, seborrhoeic
dermatitis, nummular eczema,
cumulative insult dermatitis, allergic
contact dermatitis, pompholyx
Papulosquamous Psoriasis, lichen planus
Pigmentary Vitiligo
Vesiculo-bullous Bullous pemphigoid, pemphigus
foliaceus, cicatricial pemphigoid
Auto-immune Lupus erythematosus,
d e r m a t o m y o s it is , m o r p h o e a
Others Lichen sclerosis et atrophicus,
alopecia areata, keloid, pyoderma
gangrenosum, insect bite reactions,
early stage of cutaneous T-cell
lymphoma, polymorphic eruption
of pregnancy

39
PEMILIHAN JENIS KORTIKOSTEROID TOPIKAL

• SESUAI, AMAN, EFEK SAMPING SEDIKIT DAN HARGA MURAH

• FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN :
• JENIS PENYAKIT KULIT
• JENIS VEHIKULUM
• KONDISI PENYAKIT  STADIUM PENYAKIT, LUAS/TIDAKNYA LESI,
DALAM/DANGKALNYA LESI, LOKALISASI LESI
• UMUR PENDERITA
 CARA APLIKASI

• UMUM: 2-3X/HARI SAMPAI SEMBUH

• WASPADA TAKIFILAKSIS
• PENURUNAN RESPONS KULIT THDP GLUKKORTIKOID (PEMAKAIAN BERULANG)
• TOLERANSI AKUT  HILANG EFEK VASOKONSTRIKSI

• PERLU ISTIRAHATKAN
• DAPAT TIMBUL KEMBALI
 LAMA PEMAKAIAN
• DIANJURKAN: • Dermatitis Kontak
• STEROID LEMAH < 4-6 MINGGU Alergi
• STEROID KUAT < 2 MINGGU • Steroid sedang
• PSORIASIS
• STEROID POTEN GOL I
• Dermatitis Dishidrotik
• SALAP / KRIM • Steroid poten
• DERMATITIS ATOPIK • Salap
• ANAK
• Dermatitis Dishidrotik
• STEROID LEMAH
• KRIM • Steroid poten
• DEWASA • Salap
• STEROID POTEN
• SALEP
 LAMA PEMAKAIAN

• DERMATITIS NUMULAR
• LESI MULTIPE MENGGUNAKAN K.T POTEN
• DERMATITIS SEBOROIK
• DERMATITIS CUKUP SENSITIF
• STEROID POTENSI SEDANG
• DERMATITIS INTERGINOSA
• K.T POTENSI SEDANG
 EFEK SAMPING
• EFEK SAMPING TERJADI BILA
• PENGGUNAAN LAMA DAN BERLEBIHAN
• POTENSI KUAT ATAU SANGAT KUAT
SECARA OKLUSIF
• > POTENSI > EFEK SAMPING:
• ATROFI
• STRIE ATROFISE
• TELANGIEKTASIS
• PURPURA
• DERMATOSIS AKNEFORMIS
• HIPERTRIKOSIS SETEMPAT
• Efek samping:
• Hipopigmentasi
• Dermatitis perioral
• Menghambat penyembuhan ulkus
• Mudah Infeksi dan meluas
• Gambaran klinis infeksi makin kabur
• Dermatofitosis dengan terapi K.T.
gambaran klinis menjadi tidak khas
karena efek anti-inflamasi
• Ftiea incognito
• Pinggir eritenatosa berbatas tegas
menjadi kabur dan meluar
 PENCEGAHAN EFEK SAMPING

• E.S SISTEMIK JARANG TERJADI

• DOSIS AMAN:
• < 30 GRAM PER HARI
• TANPA OKLUSI (BILA OKLUSI < 12 JAM/HARI DAN TERBATAS PADA LESI RESISTEN)

• BILA MEMBAIK KURANGI OLESAN (2X/HARI  1X/HARI / GANTI POTENSI)

• DAERAH MATA WASPADA GLAUCOMA DAN KATARAK
• TERAPI INTRALESI
• DIBATASI 1MG – 1 LOKASI
• MAX DOSE 10MG PER KALI
 PENCEGAHAN EFEK SAMPING
• Potensi lemah • KONTRA INDIKASI
• Bayi (kulit tipis • INFEKSI BACTERIAL
• Kelainan akut • INFEKSI MIKOTIK
• Daerah inguinal, axial • INFEKSI VIRUS
(lipatan)
• SCABIES
• Potensi Sedang
• Kelainan subakut
• Daerah inguinal, axial
(lipatan)
• Potensi Kuat
• Kelaninan kronis dan tebal
 JUMLAH KT

• UNTUK MENGHITUNG JUMLAH KT YANG DIRESEPKAN, SEBAIKNYA

MENGGUNAKAN UKURAN “FINGERTIP UNIT” YANG DIBUAT OLEH LONG DAN
FINLEY.
• 2 TFU = 1G
• FTU
12. MENTOL

• SIFAT ANTIPRURITIK SEPERTI COMPHRORA

• PEMAKAIAN SEPERTI COMPHORA
• KONSENTRASI 0.5 - 2%
13. PODOFILIN

• DAMAR PODOFILIN DENGAN KOSENTRSI 25%

• TINGTUR UNTUK KONDILOMA ACUMINATUM
• 4-6 JAM DICUCI
14. SELENIUM DISULFID

• SAMPO 1%
• INDIKASI:
• DERMATITIS SEBOROIK
• TINEA VERSICOLOR

• EFEK TOKSIK RENDAH KEMUNGKINAN

 BAHAN AKTIF
• Salap
15. SULFUR 2-4
• Asam salisilat 2%
• ANTISEBOROIK, ANTIACNE,
• Sulfur precipitatum 4%
ANTISKABIES, ANTIBAKTERI GRAM
• POSITIF,
Lotio Kummerfeldi
ANTI JAMUR
• Dipakai untuk acne
• SULFUR PRESIPITATUM (SULFUR
DENGAN
R/ CamphoraeTINGKAT 3TERHALUS;
BELERANG ENDAP)
Sulfuris praecipitati 20
Mucilaginis
• BERUPA BUBUK gummi
KUNINGarabici 10
KEHIJAUAN
Solutionis hydratis calcici 134
• KONSENTRASI 4-20%
Aquae rosarum 133
• DAPAT DALAM BENTUK SEDIAAN :
PASTA, KRIM, SALAP, BEDAK KOCOK
 BAHAN AKTIF
16. TER
17. Urea
• HASIL DESTILASI KERING DARI
Liquor carbonis detergens
BATUBARA, KAYU, FOSIL
• Efek : sebagai emolien
• Efek : antipruritus, anti eczema, • Konsentrasi 10% dalam krim
• BATUBARA (LIANTRAL, LIQUOR
antiakantosis keratoplastik,
CARBONIS DETERGENS) • Dapat dipakai untuk iktiosis,
psoriasis, dermatitis kronik, salap xerosis kutis
• KAYU
• Tidak (OLEUM KADINI,
berwarna hitam,OLEUM
tidak RUSKI)
terlalu
• FOSILberbau
(IKTIOL)
•• Konsentrasi 2-5%
EFEK SAMPING : REAKSI
• Lesi psoriasis universal
FOTOTOKSIK,
• tidak bolehFOLIKULITIS, TER
dioleskan seluruh
AKNE, KARSINOGEN
lesi  efek toksik(TER
terhadap
BATUBARA;
ginjal JK PANJANG)
 18. ZAT ANTISEPTIK
Larutan
Permanganas PerakKalikus
Nitrat
3. Senyawa
5. GolonganLogam
Halogen
Berat
• BERSIFAT : ANTISEPTIK, BAKTERIOSTATIK •• Bentuk : kristal putih,
EfekGolongan
antiseptik mudah
lemah dalam
larut dalam airZat Antiseptik
•• BANYAK
• LEBIH Sifat : bakteriostatik
Merkuri DIPAKAI
(sudah tidak(tingtur
dipakaiyodium
– MENGHINDARI lagi  dan
PERSOALAN larutan encer dalam air
lugol)
RESISTENSI ANTIBIOTIC • Dipakai untuk ulkus dengan pus
sensitisasi garam merkuri) • e.c kuman1.sebagi
Dipakai Alkohol
gram : kompres
negative
• Tingtur yodium; berwarna coklat terbuka 2.0.25-0.5Fenol%
• Perak : • Konsentrasi
• Dapat menyebabkan iritasi, vesikulasi kulit, 3. eksudatif
• (1:10.000) Halogen
1. • Larutan
GOLONGAN Perak: ETANOL
ALKOHOL nitrat 70% |ES : KULIT • Dermatitis  dermatosis
yang tidak
deskuamasi akut, eksudatif
• Sulfadiazin 4. Zat
membaik Pengoksidasi
dengan kompres lain (1
MENJADI KERING
• Konsentrasi 1%Perak
-- antibacterial dan
antimikotik 5.• (1
permil) : 5000) 
Senyawa ulkus eksudatif
Logam Berat
6. GOLONGAN
2. Zat Warna
FENOL : • Dekomposisi
• Ulkus hipergranulasi(warna coklat)
6. Zat Warna(kaustik;
•• Efek
Desinfeksi kulitJENUH
dalam pembedahan
• FENOL : KONSENTRASI – EFEK KAUSTIK; KONSENTRASI konsentrasi 20%)
: astringen, antiseptic
RENDAH – BAKTERIOSTATIK, ANTIPRURITIK (0.5 %- 1 %)
Benzoil Peroksida
• Sesudah dibersihkan dengan alkohol 70%
• Zat: BERSIFAT
• TIMOL Warna Akridin (Akridin
DESINFEKTAN PADALaktat/Rivanol)
KONSENTRASI 0.5 %
Sulfadiazin perak kuat pada
• Zat pengoksidasi
DALAM• BENTUK
Kompres, deodoran konsentrasi2.5-10%
• Dipakai untuk pengobatan luka
4. Zat pengoksidasi TINGTUR
• bakar, nekrolisis epidermal
Sifat : antiseptik, merangsang
• Metil rosanilin
• RESORSINOL klorida (Gentian
: EFEK ANTIBACTERIAL, violet)
ANTIMIKOTIK,
• Dipakai
KERATOLITIK, sebagai dermatoterapi
ANTISEBOROIK (KONSENTRASItopikal
2-3 %) toksik
jaringan granulasi, keratoplastik
• Konsentrasi 0.1-1% dalam air
• Permanganas
• HEKSAKLORFEN kalikus,
: SENYAWA Benzoil KLOR
MENGANDUNG Peroksida • Konsentrasi 1% alergi
Es : dapat terjadi
• Efek : antimikroba (Candida albicans, daerah
• BERSIFAT BAKTERIOSTATIK
intertrigo/anogenital) • Sulfa  kuman gram positif
• LARUTAN HEKSAKLORFEN 3% BERKHASIAT THERHADAP KUMAN • Perak  kuman gram negatif
GRAM POSITIF
19. OBAT IMUNOMODULATOR TOPIKAL
• TERMASUK DALAM TERAPI IMUN
• TAKROLIMUS
• SUATU CALCINERIN INHIBITOR
• SEDIAAN : ORAL, TOPIKAL, INTRAVENA
• INDIKASI : DERMATITIS ATOPI ( MENCEGAH SEL T, SINTESIS IL,
SITOKIN LAINNYA)
• TIDAK MENYEBABKAN ATROFI KULIT DAN TIDAK
BERPENGARUH PADA SINTESIS KOLAGEN DI KULIT

• PIMEKROLIMUS
• MEKANISME ~ CNLS LAIN
• DIFORMULASIKAN DALAM BENTUK KRIM 0.1 % ; 0.6 % ; 1 %
TERIMA KASIH