Anda di halaman 1dari 32

BIOFARMASI SEDIAAN

OBAT YANG DIBERIKAN


SECARA TOPICAL
Disusun Oleh:
1. Waode Yuliana Y
2. Rismawati
3. Muhammad Yakub Sani
Tujuan pemberian obat topical
Pemberian obat topikal pada kulit bertujuan:
1. untuk mempertahankan hidrasi atau
cairan tubuh
2. untuk mencapai homeostasis
3. melindungi permukaan kulit
4. mengurangi iritasi kulit
5. menghilangkan gejala atau mengatasi
infeksi.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
1. Keuntungan
Untuk efek lokal, mencegah first-pass effect
serta meminimalkan efek samping sistemik.
Untuk efek sistemik, menyerupai cara
pemberian obat melalui intravena (zero-
order)
2. Kerugian
Secara kosmetik kurang menarik
Absorbsinya tidak menentu
TERAPI TOPICAL KULIT
 Vehikulum
 Bahan aktif
 Agen tambahan (emulgator, pengawet,
antioksidan, chelating agent)
VEHIKULUM
Dalam pemberian obat topikal, vehikulum
sangat berperan penting. Syarat
digunakannya vehikulum adalah
Tidak menginaktivasi obat itu sendiri
Tidak mengiritasi
Tidak mengakibatkan alergi
Memenuhi standar kosmetik (tidak
menimbulkan penampakan yang buruk)
Mudah digunakan
JENIS SEDIAAN TOPIKAL
  Krim
  Salep (ointment)
 Lotion
· Lotion yang mengandung suspensi
 Bubuk atau powder
 Spray aerosol.
 Gel
 pasta
KRIM
Krim adalah emulsi O/W (oil in water) atau W/O (water in oil).
Kombinasi antara minyak dengan air ditambah emulgator menghasilkan
emulsi W/O atau O/W, bergantung pada susunan komponen di atas. Krim
perlu diberikan pengawet karena adanya kandungan air.
 Krim W/O (cold cream) – (air<25%) lebih cocok dipakai waktu malam
karena melengket lebih lama di kulit. Terdiri atas >= 1 cairan tak larut
yang terdispersi pada cairan lainnya harus dikocok saat mau digunakan.
Dibutuhkan emulgator untuk mencegah terjadinya emulsi.
 Krim` O/W (vanishing cream) – (air 31% hingga 80%) lebih cocok
dipakai waktu siang karena lebih cair dan tidak lengket. Indikasi
digunakan krim ialah indikasi kosmetik (tidak lengket, mudah dicuci,
mudah menyebar, dan tidak mengotori baju), dermatosis yang subakut
dan luas, dan boleh digunakan di daerah yang berambut. Kontraindikasi
untuk krim W/O ialah dermatitis madidans. Kandungan humektan
beragam dari gliserin, propilen glikol, dan polietilen glikol untuk
mencegak kekeringan.
salep
Salep ialah bahan berlemak (dasar
hidrokarbon) atau seperti lemak, yang pada suhu
kamar berkonsistensi seperti mentega dan lengket.
 Bahan dasar biasanya vaselin, tetapi dapat pula
lanolin atau minyak (Digunakan untuk obat larut
air bahan emulsi).
Salep mempunyai daya serap yang cenderung lebih
besar dibandingkan dengan krim.
Salep mempunyai sifat lubrikasi, proteksi, dan
emolien, yaitu menahan penguapan air dari kulit.
pasta
 Pasta ialah campuran homogen bedak (50%)
dan vaselin (salep dasar hidrokarbon – emulsi
air dalam minyak).
 Pasta bersifat protektif dan mengeringkan.
Fungsinya adalah sebagai barier impermeabel,
proteksi, dan tabir surya (bentuknya mirip pasta
gigi – biasanya putih dan padat). Kelemahannya
adalah kurang lengket, kurang menutup, lebih
kering (dibandingkan salep – karena pada pasta
sudah dicampur dengan sediaan solid, yaitu
bedak)
gel
Gel ialah sediaan hidrokoloid atau hidrofilik berupa suspensi
yang dibuat dari senyawa organic – dasar sediaan larut air.
Zat untuk membuat gel di antaranya ialah karbomer,
metilselulosa dan tragakan. Bila zat-zat tersebut dicampur
dengan air dengan perbandingan tertentu akan terbentuk gel.
 Karbomer akan membuat gel menjadi sangat jernih dan
halus.
Gel segera mencair, jika berkontak dengan kulit dan
membentuk satu lapisan. Warna gel bening, mudah dipakai dan
dibersihkan, dan dapat dipakai pada kulit berambut.
Sifatnya kurang menutup, alkohol atau propilen mudah kering
dan menimbulkan rasa tersengat. Absorbsi per kutan lebih
baik daripada krim.
Lotio/losio(Suspensi)
Dua fase berlainan, tak terlarut yang
terdispersi dalam liquid
Pengocokan sebelum pakai.
Losio kalamin, losio steroid, emolien
urea dan asam laktat.
 Aplikasi pada kulit dingin karena
adanya penguapan komponen air.
Mudah dioleskan, sampai homogen
Suspensi (losio)-bedak kocok
 Losio mengandung bedak untuk memperluas
daerah evaporasi.
Efektif untuk mengeringkan kulit yang basah.
Mengandung zink oksida, talkum, kalamin,
gliserol, alkohol, dan air, stabilator.
 Membentuk endapan, harus dikocok
sebelum pakai.
air menguap-komponen bedak bergumpal
bersifat abrasif, hilangkan partikel sebelum
pemakaian.
Fungsi: mandi, rendam, kompres
 Kompres: terbuka dan tertutup
 Contoh:
A. salisil 1‰: astringen, antiseptik lemah
PK 1/5000,1/10000: astringen, antiseptik
Rivanol 1‰: astringen, antiseptik, deodoran
AgNO3 0.25 -0.5%: astringen, antiseptik kuat
Heksaklorofen: antiseptik
Solusio
Kompres terbuka:
membersihkan,
melunakan,
mengeringkan,
antiseptik, epitelisasi,
mendinginkan.
 Kompres tertutup:
vasodilatasi
Bubuk/bedak
Berfungsi Menyerap kelembaban kulit,
mendinginkan, mengurangi gesekan
Mengandung :
Zinkoksida (antiseptik, proteksi)
Talkum (magnesium silikat) lubrikasi dan
mengeringkan.
 Kalamin mengandung
ZnO 98% dan Fe2O3 1% (merah jambu),
sebagai astringen untuk mengurangi gatal.
AEROSOL
sediaan yg mengandung 1 / > zat
berkhasiat dalam wadah bertekanan, berisi
propelan / campuran yg cukup untuk
memancarkan isinya hingga habis, dapat
untuk obat luar / untuk obat dalam. jika
untuk obat dalam / inhalasi aerosol
dilengkapi dg pengatur dosis.
ex : kenalog spray (untuk obat luar, anti-
inflamasi topikal).
Pemberian Obat Topikal Pada Kulit
Pemberian obat topikal pada
kulit merupakan cara
memberikan obat pada kulit
dengan mengoleskan obat yang
akan diberikan
TUJUAN
Pemberian obat topikal pada kulit
bertujuan untuk mempertahankan hidrasi
atau cairan tubuh untuk mencapai
homeostasis, melindungi permukaan kulit,
mengurangi iritasi kulit, menghilangkan
gejala atau mengatasi infeksi.
Pemberian obat topikal pada kulit terbatas hanya
pada obat-obat tertentu karena tidak banyak obat
yang dapat menembus kulit yang utuh. Keberhasilan
pengobatan topical pada kulit tergantung pada:
1. Umur
2. Pemilihan agen topikal yang tepat
3. Lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang
sakit
4. Stadium penyakit
5. Konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum
6. Metode aplikasi
7. Penentuan lama pemakaian obat
Contoh obat topical untuk kulit
1.  Anti jamur    : ketoconazol, miconazol,
terbinafin, klotrimazol
2. Antibiotik     : oxytetrasiklin, gentamisin,
neomicin
3. Kortikosteroid : betametason, hidrokortison,
klobetasol propionat, desoksimetason,
flucinolon
ANATOMI KULIT
Kulit
 Ada 3 lapisan utama:
1. Lapisan epidermis
2. Lapisan dermis
3. Lapisan hipodermis
SEL-SEL KULIT PD EPIDERMIS
selepitel yg membelah, tumbuh, & bergerak ke atas
membentuk lapisan pelindung tubuh.
Melanosit: di bagian basal epidermis  menbentuk
pigmen melanin yg memberi warna gelap pd kulit.
Pemaparan kulit thd sinar matahari merangsang
pembentukan melanin
Sel Langerhans: pd respon imun
Sel Merckel: mekanoreseptor
PENETRASI OBAT TOPIKAL PADA
KULIT
melalui:
Stratum korneum

Epidermis

papila dermis

aliran darah
KEMUNGKINAN PEMBERIAN OBAT
PADA KULIT

 Lag phase - hanya di atas kulit, tidak


masuk ke dalam darah
Rising - dari stratum korneum diserap
sampai ke kapiler dermis darah
Falling - obat habis di stratum korneum.
Jika terus diserap kedalam, khasiatnya
akan semakin berkurang
Faktor yang berperan pada penyerapan obat

 Stratum korneum (sawar kulit untuk


obat)
Oklusi
Frekuensi aplikasi
Kuantitas obat yang diaplikasikan
Faktor lain
STRATUM KORNEUM
Ketebalan kulit dan lokasi anatomi
 mukosa
 skrotum
 kelopak mata
 muka
 dada dan punggung
 lengan atas
tungkai bawah
punggung tangan dan
Kaki
 telapak tangan dan kaki
 Kuku
OKLUSI

 Oklusi, yaitu penutup kedap udara pada


salep berminyak yang dapat meningkatkan
penetrasi dan mencegah terhapusnya obat
akibat gesekan, usapan serta pencucian.
Namun dapat mempercepat efek samping,
infeksi, folikulitis dan miliaria jika
penggunaannya bersama obat atau
kombinasinya tidak tepat.
FREKUENSI APLIKASI
 Kebanyakan obat kortikosteroid topikal
cukup diaplikasi satu kali sehari.
 Beberapa emolien, krim protektif
penyerapannya meningkat bila
pemakaiannya berulang (bukan karena
lama kontaknya).
KUANTITAS APLIKASI
 Jumlah pemakaian harus cukup,
pemakaian berlebihan tidak berguna

 Jumlah yang dipakai sesuai dengan luas


permukaan kulit terkena (setiap 3% luas
permukaan kulit membutuhkan 1 gram
krim/salep)
FAKTOR LAIN
Peningkatan penyerapan
menggosokan /memijat
folikel rambut
mengecilkan ukuran partikel obat,
memperbaiki sifat kelarutan obat
Memperbaiki penetrasi obat, konsentrasi
tepat, viskositas
Menghalangi penyerapan
Kulit kering (lansia)
TERIMA KASIH

SUDAHMI…!

Anda mungkin juga menyukai