0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan3 halaman
Terapi topikal adalah pengobatan penyakit kulit atau sistemik yang bermanifestasi pada kulit dengan mengoleskan obat pada kulit. Terapi topikal memiliki keuntungan seperti tidak menimbulkan efek samping sistemik dan interaksi obat, namun juga memiliki kelemahan seperti dapat menimbulkan iritasi kulit dan permeabilitas obat yang rendah. Jenis-jenis sediaan obat topikal meliputi cairan, bedak,
Terapi topikal adalah pengobatan penyakit kulit atau sistemik yang bermanifestasi pada kulit dengan mengoleskan obat pada kulit. Terapi topikal memiliki keuntungan seperti tidak menimbulkan efek samping sistemik dan interaksi obat, namun juga memiliki kelemahan seperti dapat menimbulkan iritasi kulit dan permeabilitas obat yang rendah. Jenis-jenis sediaan obat topikal meliputi cairan, bedak,
Terapi topikal adalah pengobatan penyakit kulit atau sistemik yang bermanifestasi pada kulit dengan mengoleskan obat pada kulit. Terapi topikal memiliki keuntungan seperti tidak menimbulkan efek samping sistemik dan interaksi obat, namun juga memiliki kelemahan seperti dapat menimbulkan iritasi kulit dan permeabilitas obat yang rendah. Jenis-jenis sediaan obat topikal meliputi cairan, bedak,
Kulit merupakan organ tubuh terbesar dan memiliki banyak fungsi penting, di antaranya adalah fungsi proteksi, termoregulasi, respons imun, sintesis senyawa biokimia, dan peran sebagai organ sensoris. Terapi untuk mengkoreksi berbagai kelainan fungsi tersebut dapat dilakukan secara topikal, sistemik, intralesi, atau menggunakan radiasi ultraviolet. Terapi topikal didefinisikan sebagai aplikasi obat dengan formulasi tertentu pada kulit yang bertujuan mengobati penyakit kulit atau penyakit sistemik yang bermanifestasi pada kulit. Metode pengobatan topikal telah lama digunakan pada berbagai kebudayaan kuno di dunia. Bangsa Mesir kuno menggunakan sejenis rumput papyrus yang dicampur dengan berbagai minyak binatang dalam pengobatan alopesia. Sementara bangsa Indian kuno menggunakan senyawa arsen dalam pengobatan kusta. Campuran merkuri dan sulfur juga mereka gunakan dalam pengobatan pedikulosis, sedangkan pasta yang mengandung besi sulfat, empedu, tembaga sulfat, sulfur, arsen, dan antimoni digunakan dalam pengobatan pruritus B. Kelebihan dan Kekurangan Terapi Topikal Terapi topikal merupakan metode yang nyaman, namun keberhasilannya bergantung pada pemahaman kita mengenai fungsi sawar kulit. Keuntungan utamanya adalah dapat memintas jalur metabolisme obat pertama (first-pass metabolism) di hati. Terapi topikal juga dapat menghindari risiko dan ketidaknyamanan seperti pada terapi yang diberikan secara intravena, serta berbagai hal yang mempengaruhi penyerapan obat pada terapi peroral, misalnya perubahan pH, aktivitas enzim, dan pengosongan lambung. Keuntungan lain, yaitu karena penyerapan sistemik pada terapi topikal dapat diabaikan maka efek samping maupun interaksi obat pada terapi topikal jarang terjadi. Meskipun demikian, pengobatan topikal juga memiliki berbagai kelemahan misalnya: 1) dapat menimbulkan iritasi dan alergi (dermatitis kontak), 2) permeabilitas beberapa obat melalui kulit yang relatif rendah, sehingga tidak semua obat dapat diberikan secara topikal, dan 3) terjadinya denaturasi obat oleh enzim pada kulit. Asmara, A., Daili, S.F., Noegrohowati, T. and Zubaedah, I., 2012. Vehikulum dalam dermatoterapi topikal. FK Universitas Indonesia dan RS. dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, 39(1).
C. Jenis-jenis Obat Topikal
Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa (vehikulum) dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memiliki efek terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal dapat berbentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit. Idealnya zat pembawa mudah dioleskan, mudah dibersihkan, tidak mengiritasi serta menyenangkan secara kosmetik. Selain itu, bahan aktif harus berada di dalam zat pembawa dan kemudian mudah dilepaskan
Sedian obat topikal ada beberapa jenis, yakni :
1. Cairan Cairan adalah bahan pembawa dengan komposisi air. Jika bahan pelarutnya murni air disebut sebagai solusio. Jika bahan pelarutnya alkohol, eter, atau kloroform disebut tingtura. Cairan digunakan sebagai kompres dan antiseptik. Bahan aktif yang dipakai dalam kompres biasanya bersifat astringen dan antimikroba. 2. Bedak Merupakan sediaan topikal berbentuk padat terdiri atas talcum venetum dan oxydum zincicum dalam komposisi yang sama. Bedak memberikan efek sangat superfisial karena tidak melekat erat sehingga hampir tidak mempunyai daya penetrasi. Oxydum zincicum merupakan suatu bubuk halus berwarna putih bersifat hidrofob. Talcum venetum merupakan suatu magnesium polisilikat murni, sangat ringan. Dua bahan ini dipakai sebagai komponen bedak, bedak kocok dan pasta 3. Salep Salep merupakan sediaan semisolid berbahan dasar lemak ditujukan untuk kulit dan mukosa. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok yaitu: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang bisa dicuci dengan air dan dasar salep yang larut dalam air. Setiap bahan salep menggunakan salah satu dasar salep tersebut. 4. Krim Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formulasi krim ada dua, yaitu sebagai emulsi air dalam minyak (W/O), misalnya cold cream, dan minyak dalam air (O/W), misalnya vanishing cream. 5. Pasta Pasta ialah campuran salep dan bedak sehingga komponen pasta terdiri dari bahan untuk salep misalnya vaselin dan bahan bedak seperti talcum, oxydum zincicum. Pasta merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi. 6. Bedak Kocok Bedak kocok adalah suatu campuran air yang di dalamnya ditambahkan komponen bedak dengan bahan perekat seperti gliserin. Bedak kocok ini ditujukan agar za aktif dapat diaplikasikan secara luas di atas permukaan kulit dan berkontak lebih lama dari pada bentuk sediaan bedak serta berpenetrasi kelapisan kulit. 7. Pasta Pendingin Pasta pendingin disebut juga linimen merupakan campuran bedak, salep dan cairan. Sediaan ini telah jarang digunakan karena efeknya seperti krim. 8. Gel Gel merupakan sediaan setengah padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel organik dan anorganik. Gel dikelompokkan ke dalam gel fase tunggal dan fase ganda. Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul besar yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya karbomer) atau dari gom alam (seperti tragakan). 9. Jelly Jelly merupakan dasar sediaan yang larut dalam air, terbuat dari getah alami seperti tragakan, pektin, alginate, borak gliserin. 10. Lotion Losion merupakan sediaan yang terdiri dari komponen obat tidak dapat larut terdispersi dalam cairan dengan konsentrasi mencapai 20%. Komponen yang tidak tergabung ini menyebabkan dalam pemakaian losion dikocok terlebih dahulu. Pemakaian losion meninggalkan rasa dingin oleh karena evaporasi komponen air. Beberapa keistimewaan losion, yaitu mudah diaplikasikan, tersebar rata, favorit pada anak. Contoh losion yang tersedia seperti losion calamin, losion steroid, losion faberi. Gunawan, S. 2017. KONSEP PEMBERIAN OBAT TOPIKAL. D. Cara Pemberian Obat Topikal Pemberian obat pada kulit merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan, bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol dan spray. 1. Pemberian obat pada telinga Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah dapat berupa antibiotic 2. Pemberian obat pada hidung Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan pada seseorang dengan peradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring 3. Pemberian obat pada mata Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata.Obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata