Anda di halaman 1dari 16

NATHANAEL Y. C.

SUBADIO 17101105049
EUNIKE PELEALU 17101105065
SEPTI HITTO 17101105058
STELLY KAEHE 17101105093
I DEEWA A. M. MELANIAWATI 17101105091
JEZZYCA SUMENDAP 17101105086
JELIA SINTA JACOB 16101105110
WULAN TAWALUJAN 16101105112
 Salep
 Krim
 Lotion
 gel
 Salep merupakan sediaan suspensi atau emulsi
semisolid yang mengandung < 20% air dan volatil
serta > 50% hidrokarbon, bersifat hidrofilik dan
lengket.
 Sediaan salep lebih efektif untuk meningkatkan
absorpsi kortikosteroid topikal dengan cara
meningkatkan hidrasi dan suhu kulit.
 kelebihan
1. hidrasi pada permukaan kulit
2. Oklusif (tahan terhadap air

• Kekurangan
1. Tekstur lengket
2. Sulit dihilangkan pada kulit, rambut, atau pakaian
 Krim merupakan emulsi semisolid yang mengandung
air dan volatil > 20% dan/atau hidrokarbon < 50%.
 Krim memiliki sifat melembabkan dan mengandung
emolien. Dibandingkan dengan salep, krim memiliki
sifat oklusif yang lebih rendah. Secara kasat mata,
krim tampak opaque, kental, dan sebagian besar
mengalami evaporasi ketika dioleskan ke kulit.
 Krim o/w ( minyak dalam air) cocok digunakan untuk
obat yang larut dalam air
 krim w/o (air dalam minyak) cocok digunakan untuk
obat yang larut dalam minyak.
 Krim w/o cocok digunakan pada kondisi kulit yang
kering atau bersisik (misalnya : dermatitis
atopik dan psoriasis)
 Keuntungan jenis sediaan ini adalah dapat
meningkatkan hidrasi kulit, meningkatkan absorpsi
perkutan, water resistant, dan biasanya tanpa
preservatif.
 Kekurangannya adalah berminyak, mencegah efek
pendinginan melalui evaporasi, tidak nyaman di iklim
yang hangat, dan dapat menyebabkan overhidrasi.
 Krim o/w cocok digunakan pada keadaan kulit yang
bervesikel dan bereksudat, kulit yang terinfeksi, area
fleksural, dan di wajah.
 Keuntungan penggunaannya adalah tidak terlalu
berminyak dibandingkan oklusif lainnya, mudah dicuci
dari kulit dan baju, memiliki efek pendinginan karena bisa
terjadi evaporasi, dan jika digunakan bersama propylene
glycol dapat meningkatkan penetrasi obat ke kulit.
 Kekurangan sediaan ini adalah memiliki efek hidrasi yang
lebih sedikit dibandingkan oklusif lainnya, serta biasanya
digunakan bersama dengan preservatif sehingga dapat
menimbulkan sensitisasi.
 Lotion merupakan emulsi cairan yang mengandung
obat yang tidak larut. Sediaan ini memiliki kandungan
air > 50%. Lotion terdiri dari substansi solid yang
disertai dengan pelarut. Saat diaplikasikan ke kulit,
kandungan pelarut akan evaporasi dan menimbulkan
efek pendinginan.
 Kelebihan
1. Menimbulkan efek dingin setelah kandungan air
berevaporasi
2. Mudah diaplikasikan pada daerah berambut
3. Dapat disebarkan dengan mudah

 Kekurangan
1. Kemampuan hidrasi lebih rendah dibandingkan
salep atau krim
 Gel merupakan sediaan koloid yang terdiri dari air,
aseton, alkohol, atau propilen glikol, mengandung
makromolekul organik, dan dikentalkan dengan
turunan selulosa. Secara kasat mata, gel tampak
transparan dan cepat mencair ketika berkontak
dengan kulit dan tidak bersifat oklusif
 Kelebihan
1. Tidak berminyak dan tidak terlihat sehingga lebih
nyaman untuk pasien
2. Dapat dibersihkan dengan mudah dari kulit, rambut, dan
pakaian
3. Waktu kontak yang lebih lama dibandingkan lotion

 Kekurangan
1. Kemampuan hidrasi lebih rendah dibandingkan krim
dan salep sehingga absorpsi obat lebih rendah
2. waktu penyimpanan pendek
 Sediaan salep dan krim water in oil lebih cocok
digunakan pada kulit yang tidak memiliki banyak
rambut, area glabrous seperti telapak tangan dan kaki,
area tubuh yang cenderung kering seperti batang
tubuh dan ekstremitas, serta pada dermatosis yang
kering atau berskuama (dermatitis atopik dan
psoriasis).
 Krim oil in water cocok digunakan pada lesi vesikular
atau eksudatif terutama pada eksudat serosa,
dermatosis yang terinfeksi, di bawah dressing basah,
area lipatan, wajah dan genital.
 Lotion cocok digunakan untuk dermatosis eksudatif,
infeksi jamur atau bakteri, pada area yang berambut,
dan saat kondisi gatal atau nyeri.
 Gel dapat digunakan untuk bekas gigitan, luka bakar,
atau sengatan, lesi eksudatif, dan di wajah atau kulit
kepala. Sediaan gel juga dapat menjadi medium
elektroda.
Holmes S. Choice of Vehicle for Topical Drug Therapy. Available from:
http://www.utas.edu.au/__data/assets/pdf_file/0007/618613/CSA156-Topical-Dosage-Forms-for-UniView3.pdf

Mayba JN, Gooderham MJ. A guide to topical vehicle formulations. Journal of Cutaneous Medicine and Surgery. 2017:1-6

Rosen J, Landriscina A, Friedman AJ. Principles and approaches for optimizing therapy with unique topical vehicles. J Drugs
Dermatol. 2014;13(12):1431-143

Weiss SC. Conventional topical delivery systems. Dermatol Ther. 2011;24(5):471-476

Garg T, Rath G, Goyal AK. Comprehensive review on additives of topical dosage forms for drug delivery. Drug Delivery. 2015;8:969-
987

DermNet NZ. Topical formulation. 2016. Available from: https://www.dermnetnz.org/topics/topical-formulations/

Langley RGB, Gupta A, Papp K, Wexler D, Østerdal ML, Ćurčić D. Calcipotriol plus betamethasone dipropionate gel compared with
tacalcitol ointment and the gel vehicle alone in patients with psoriasis vulgaris: a randomized, controlled clinical trial.
Dermatology. 2011;222(2):148-156

Huang X, Tanojo H, Lenn J, Deng CH, Krochmal L. A novel foam vehicle for delivery of topical corticosteroids. J Am Acad Dermatol.
2005;53(1)(suppl):26-38

Bakker P, Woerdenbag H, Gooskens V, et al. Dermatological preparations for the tropic. 2012.
http://apps.who.int/medicinedocs/en/m/abstract/Js19960en/

Anda mungkin juga menyukai