Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PRINSIP PEMILIHAN SEDIAAN TOPIKAL UNTUK KULIT


1. Salep
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir (FI III, 1979) Dasar salep yang digunakan sebagai
pembawa dibagi dalam empat kelompok dasar salep yaitu dasar salep senyawa
hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan dasar
salep larut air. (Anonim. 2009).
Tujuan Pembuatan Salep 
• Pengobatan lokal pada kulit 
• Melindungi kulit (pada luka agar tidak terinfeksi) 
• Melembabkan kulit 
a. Dasar salep hidrokarbon 
Dasar salep hidrokarbon ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, bebas air,
dimana preparat berair dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja.
Dasar salep hidrokarbon ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, bebas air.
Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak obat dengan kulit dan
bertindak sebagai pembalut/penutup. Dasar salep ini digunakan sebagai
emolien dan sifatnya sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak
berubah dalam waktu lama. Contoh : vaselin kuning dan putih, salep kuning
dan putih, paraffin dan minyak mineral. Vaselin kuning boleh digunakan
untuk mata, sedangkan yang putih tidak boleh karena masih mengandung
H2SO4. (Anonim. 2009).
b. Dasar salep serap (dapat menyerap air) 
Contoh: Adeps Lanae, Lanolin, Hydrophilic petrolatum
c. Dasar salep dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air (sering disebut krim dan
dinyatakan “dapat dicuci dengan air “. Beberapa bahan obat lebih efektif
menggunakan dasar salep ini dibandingkan dengan dasar salep yang lain.
d. Dasar salep yang dapat larut dalam air
Kelompok ini disebut “Dasar Salep Tidak Berlemak” dan terdiri dari
konstituen yang larut dalam air. Karena dasar salep ini mudah melunak
dengan penambahan air, maka larutan air tidak efektif dicampurkan dengan
bahan tidak berair (paraffin, lanolin anhidrat atau malam) atau bahan padat.
Dasar salep ini lebih tepat disebut gel. Contoh salep polietilen glikol. Salep
merupakan sediaan suspensi atau emulsi semisolid yang mengandung <
20% air dan volatil serta > 50% hidrokarbon, bersifat hidrofilik dan lengket.
Sifat lengket ini yang seringkali membuat pasien tidak nyaman
menggunakan salep, terutama jika digunakan di permukaan tubuh yang
berambut. (Anonim. 2009).
- membentuk lapisan oklusif di atas permukaan kulit yang berfungsi
mencegah hilangnya panas dan cairan. Sediaan salep lebih efektif untuk
meningkatkan absorpsi kortikosteroid topikal dengan cara meningkatkan
hidrasi dan suhu kulit.
- memiliki sebaran yang paling minimal jika dibandingkan dengan krim,
solutio, atau lotion.
- Secara kasat mata, salep tampak opaque atau translusen, kental, dan
memiliki tekstur yang lengket. Salep cenderung tidak berevaporasi setelah
dioleskan di kulit.
2. Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih
bahan terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV, hal 6). Istilah
ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang
mempunyai konsistensi relatif cair, diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak
atau minyak dalam air. Sekarang batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk
yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam
lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air
(Anonim. 2009).
Keuntungan sediaan krim adalah :
− Mudah dicuci dan dihilangkan dari kulit dan pakaian
− Tidak lengket (emulsi m/a)
Basis krim mengandung air dalam jumlah banyak sedangkan sel hidup
biasanya lembab. Hal ini akan mempercepat pelepasan obat. Selain itu, tegangan
permukaan kulit akan diturunkan oleh emulgator dan bahan pembantu lain yang
terdapat dalam basis krim sehingga absorbsi lebih cepat (penetrating enhancer).
Basis krim yang berair juga dapat memelihara kelembaban sel kulit yang rusak.
Krim mudah dipakai, memberikan dispersi obat yang baik pada permukaan kulit
dan mudah dicuci dengan air
Basis krim terdiri atas basis emulsi tipe A/M dan tipe M/A
1. Basis emulsi tipe A/M.
Contoh : lanolin, cold cream
Sifat : • emolien • oklusif • mengandung air • beberapa
mengabsorpsi air yang ditambahkan • berminyak
2. Basis emulsi tipe M/A.
Contoh : hydrophilic ointment (c/ : Cetomacrogol 1000 +
Cetostearyl alcohol)
Sifat : • mudah dicuci dengan air • tidak berminyak • dapat
diencerkan dengan air • tidak oklusif
- Krim memiliki sifat melembabkan dan mengandung emolien.
Dibandingkan dengan salep, krim memiliki sifat oklusif yang lebih rendah.
- Secara kasat mata, krim tampak opaque, kental, dan sebagian besar
mengalami evaporasi ketika dioleskan ke kulit.
- Krim w/o cocok digunakan pada kondisi kulit yang kering atau bersisik
(misalnya : dermatitis atopik dan psoriasis) atau sebagai protective barrier.
Keuntungan jenis sediaan ini adalah dapat meningkatkan hidrasi kulit,
meningkatkan absorpsi perkutan, water resistant, dan biasanya tanpa
preservatif. Kekurangannya adalah berminyak, mencegah efek
pendinginan melalui evaporasi, tidak nyaman di iklim yang hangat, dan
dapat menyebabkan overhidrasi.
- Krim o/w cocok digunakan pada keadaan kulit yang bervesikel dan
bereksudat, kulit yang terinfeksi, area fleksural, dan di wajah. Keuntungan
penggunaannya adalah tidak terlalu berminyak dibandingkan oklusif
lainnya, mudah dicuci dari kulit dan baju, memiliki efek pendinginan
karena bisa terjadi evaporasi, dan jika digunakan bersama propylene
glycol dapat meningkatkan penetrasi obat ke kulit. Kekurangan sediaan ini
adalah memiliki efek hidrasi yang lebih sedikit dibandingkan oklusif
lainnya, serta biasanya digunakan bersama dengan preservatif sehingga
dapat menimbulkan sensitisasi.
3. Pasta
Persentase bahan padat pada pasta lebih besar dan kurang berlemak daripada
salep yang dibuat dengan komponen yang sama. Pasta dibuat dengan cara yang
sama dengan salep
Menurut FI IV hal 14 Ada 2 kelompok utama pasta :
1. Kelompok pasta yang dibuat dari gel fase tunggal mengandung air
Contoh : pasta Natrium karboksimetilselulosa (CMC)
2. Kelompok pasta berlemak
Contoh : pasta Zinc Oksida (pasta padat, kaku, tidak meleleh pada suhu
tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung bagian yang diolesi.
Pasta mengandung bahan padat yang tinggi. Kualitas pasta yang keras dan
absorptif membuat saat pemakaian pasta tetap tinggal ditempatnya dengan sedikit
kecenderungan untuk melunak dan mengalir, sehingga efektif digunakan untuk
absorpsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian. Pada luka akut yang
cenderung mengeras, menggelembung ataupun mengeluarkan darah, pasta
cenderung lebih disukai daripada salep. Namun kerena sifatnya yang kaku dan
tidak dapat ditembus, pasta umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian
tubuh yang berbulu. Pasta ini cenderung untuk menyerap sekresi seperti serum
dan mempenyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih rendah daripada salep.
Oleh karena itu pasta digunakan untuk lesi akut yang cenderung membentuk
kerak, menggelembung atau mengeluarkan cairan. Pasta digunakan sebagai
pelindung pada kulit, seperti untuk perawatan kemerahan kulit atau melindungi
wajah dan bibir dari matahari. (Anonim. 2009).
- Pasta biasanya digunakan untuk menciptakan protective barrier.
- Pasta memiliki sifat oklusif sehingga dapat melindungi kulit dari iritan
eksternal.
- Kekurangan sediaan ini adalah sulit dibersihkan dari kulit, rambut,
maupun baju.
4. Bedak
Bedak merupakan sediaan padat yang digunakan untuk eksternal. Sebagai
contoh adalah bedak talc yang mengandung mineral atau pati jagung. Sediaan
bedak cocok digunakan pada keadaan kulit yang ditandai dengan
kelebihan moisture, misalnya hiperhidrosis. Karena bersifat absorban, sediaan
bedak dapat menyerap kelebihan moisture  yang ada pada kulit. Kekurangan dari
sediaan ini adalah absorbsi perkutan yang rendah dan mudah hilang dari kulit
(short contact time) (Luthfiyani, Shofa Nisrina. 2019).
5. Lotion
Lotion merupakan emulsi cairan yang mengandung obat yang tidak larut.
Memiliki kandungan air > 50%. Lotion terdiri dari substansi solid yang disertai
dengan pelarut. Saat diaplikasikan ke kulit, kandungan pelarut akan evaporasi dan
menimbulkan efek pendinginan. Di satu sisi, efek pendinginan ini baik, namun di
sisi lain evaporasi yang cepat menyebabkan contact time yang pendek
(Luthfiyani, Shofa Nisrina. 2019).
6. Gel
Gel merupakan sediaan koloid yang terdiri dari air, aseton, alkohol, atau
propilen glikol, mengandung makromolekul organik, dan dikentalkan dengan
turunan selulosa. Secara kasat mata, gel tampak transparan dan cepat mencair
ketika berkontak dengan kulit dan tidak bersifat oklusif. Sediaan gel juga mudah
dihilangkan dengan air sehingga tidak sesuai dengan kulit yang mudah
berkeringat. Namun, sediaan gel juga ada yang mengandung minyak yang disebut
sebagai organogel, atau oleogel. Sediaan organogel atau oleogel tersebut lebih
tahan terhadap air (Luthfiyani, Shofa Nisrina. 2019).
7. Foam
Sediaan foam merupakan cairan yang dikompresi ke dalam tabung
aluminium dan mengandung hydrocarbon propellant yang akan membentuk busa.
Cairan alkohol pada sediaan ini akan cepat berevaporasi setelah diaplikasikan ke
kulit (dalam 20 – 30 detik). Sediaan foam terbaru mengandung 3 fase, yaitu
minyak, air, dan pelarut organik. Foam dapat diaplikasikan pada berbagai area di
tubuh. Pada area yang berambut, obat masuk ke stratum korneum melalui batang
rambut (Luthfiyani, Shofa Nisrina. 2019).
8. Spray
Spray merupakan sediaan solutio aerosol yang terdiri dari solutio obat di
dalam propellant murni. Spray juga dapat berisi suspensi dimana obat tersebar di
dalam propellant dan bahan pelarut. Pada spray yang berisi suspensi, dapat terjadi
aglomerasi, pertumbuhan ukuran partikel, dan penyumbatan katup sehingga untuk
mengatasinya terkadang lubrikan atau surfaktan ditambahkan. Spray dapat
digunakan pada lesi yang luas, mencakup 15 – 20% permukaan tubuh. Jika
mengandung alkohol, maka saat diaplikasikan dapat menimbulkan sensasi
terbakar atau perih (Luthfiyani, Shofa Nisrina. 2019).
Tabel 1. Rangkuman Kelebihan, Kekurangan, dan Penggunaan berbagai Sediaan
Topikal
Sediaan Kelebihan Kekurangan Penggunaan
Salep - Meningkatkan - Tekstur lengket - Kulit yang tidak
dan hidrasi pada memiliki banyak rambut
krim permukaan kulit - Sulit
w/o dihilangkan pada - Area tubuh yang
- Meningkatkan kulit, rambut, atau cenderung kering seperti
serapan obat pakaian batang tubuh dan
ekstremitas
- Oklusif (tahan - Penyebaran
terhadap air) minimal - Dermatosis yang kering
atau berskuama
- Melindungi kulit - Tidak (dermatitis atopik,
dari iritan cair menimbulkan psoriasis)
sensasi dingin
- Biasanya tidak karena tidak
mengandung terevaporasi
pengawet sehingga
menurunkan risiko - Tidak nyaman
sensitisasi digunakan pada
cuaca hangat

- Tidak sesuai
untuk dermatosis
eksudatif karena
menyebabkan
overhidrasi dan
maserasi
Krim - Melembabkan - Tidak - Lesi vesikular atau
o/w dan mengandung memberikan eksudatif, terutama pada
bahan emolien hidrasi sebaik eksudat serosa
salep sehingga
- Lebih mudah menurunkan - Dapat digunakan pada
diaplikasikan dan absorbsi obat dermatosis yang terinfeksi
memiliki daya
sebar yang lebih - Bahan pengawet - Dapat digunakan di
luas dibandingkan seperti bawah dressing basah
salep klorokresol dan
paraben dapat - Efektif pada area
- Lebih tidak menyebabkan lipatan, wajah dan genital
lengket iritasi pada
dibandingkan salep beberapa orang - Dapat digunakan pada
sehingga berbagai area di tubuh
meningkatkan
kepatuhan
penggunaan

- Mudah
dibersihkan dari
kulit, rambut, dan
pakaian

- Terjadi evaporasi
pada kulit sehingga
menghasilkan efek
dingin

- Jika mengandung
propilen glikol
akan meningkatkan
penetrasi obat ke
kulit
Pasta - Melindungi kulit - Nilai kosmetik Dapat digunakan sebagai
dari iritasi kurang barier protektif,
eksternal dermatosis yang
- Tidak nyaman mengalami likenifikasi,
- Oklusif digunakan pada serta furunkel
area yang luas
- Menempel
dengan kuat pada - Sulit dibersihkan
kulit (waktu dari kulit, rambut,
kontak lebih lama) atau pakaian

- Membatasi obat
hanya di area yang
diaplikasikan

- Kandungan
bahan solid yang
tinggi dapat
menarik air ke
permukaan kulit
sehingga
mengurangi
pembengkakan di
kulit
Gel - Tidak berminyak - Kemampuan - Dapat digunakan untuk
dan tidak terlihat hidrasi lebih bekas gigitan, luka bakar,
sehingga lebih rendah atau sengatan
nyaman untuk dibandingkan
pasien krim dan salep - Dapat digunakan pada
sehingga absorpsi lesi eksudatif
- Dapat obat lebih rendah
dibersihkan dengan - Dapat digunakan di
mudah dari kulit, - Bahan pengawet wajah dan area yang
rambut, dan dapat berambut (kulit kepala)
pakaian menimbulkan
iritasi pada - Dapat menjadi medium
- Ada sensasi beberapa orang elektroda
dingin akibat
evaporasi sehingga - Jika
mengurangi rasa mengandung
nyeri dan gatal alkohol, dapat
menimbulkan rasa
- Dapat perih dan kulit
melubrikasi dan menjadi kering
mencegah jejas
yang disebabkan - Rentan terhadap
oleh gesekan kontaminasi
(waktu
- Waktu kontak penyimpanan
yang lebih lama pendek dan
dibandingkan membutuhkan
lotion penyimpanan
yang sesuai)
Bedak - Bersifat absorban - Absorbsi obat - Dapat digunakan untuk
dapat rendah infeksi jamur dan bakteri
menghilangkan
kelebihan - Mudah hilang - Dapat digunakan pada
kelembaban pada ketika lesi hiperhidrosis dan lesi
permukaan kulit bersentuhan lain yang memiliki
dengan pakaian kelembaban tinggi
- Beberapa bahan (waktu kontak
memiliki sifat pendek) - Mencegah lecet
lubrikan
- Tahan terdapat
kontaminasi (tidak
menggunakan
pengawet, waktu
penyimpanan
lama)
Lotion - Menimbulkan Kemampuan - Dapat digunakan pada
efek dingin setelah hidrasi lebih dermatosis eksudatif,
kandungan air rendah infeksi jamur atau bakteri
berevaporasi dibandingkan
salep atau krim - Dapat digunakan pada
- Mudah area yang berambut
diaplikasikan pada
daerah berambut - Dapat digunakan saat
kondisi gatal atau nyeri
- Dapat disebarkan
dengan mudah
Foam - Tidak - Tidak memiliki - Dapat digunakan pada
mengandung efek oklusif dan area berambut, seperti
pewangi, kemampuan kulit kepala, area yang
formaldehida, atau hidrasi minimal tidak berambut, dan area
pengawet non- berminyak, seperti wajah
formaldehida - Foam jenis baru
yang terdiri dari 3 - Dapat digunakan pada
- Memiliki densitas fase tidak cocok area yang sensitif atau
rendah dan mudah digunakan pada sedang mengalami
diaplikasikan serta area berambut inflamasi karena tidak
disebarkan pada banyak menimbulkan
permukaan kulit gesekan saat
pengaplikasian
- Meningkatkan
absorbsi obat

- Memiliki nilai
kosmetik karena
bekas yang
ditinggalkan
minimal
Spray - Dapat digunakan Dapat Dapat digunakan pada
pada area tubuh menimbulkan seluruh area kulit
yang luas sensasi perih atau
terbakar saat
- Mudah pengaplikasian
diaplikasikan pada
bagian yang sulit
dijangkau

- Absorbsi obat
baik

- Menimbulkan
sensasi dingin saat
diaplikasikan

- Risiko
kontaminasi
rendah

2.2 ZAT YANG UMUM DIGUNAKAN DALAM SEDIAAN TOPIKAL


1. Asam salisilat
Nama resmi : Acidum Salicylicum
Nama lain : Asam Salisilat
RM/BM : C7H6O3/138,12
Pemerian : Hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk
hablur halus putih; rasa agak manis, tajam dan stabil
diudara. Bentuk sintetis warna putih dan tidak berbau. Jika
dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan
atau merah jambu dan berbau lemah mirip mentol.
Kandungan : Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan
tidak lebih dari 101,0% C7H6O3 dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzena; mudah larut
dalam etanol dan dalam eter; larut dalam air mendidih; agak
sukar larut dalam kloroform.
Suhu lebur : Antara 158,50 derajat dan 161 derajat celcius
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Fungsi Bahan : diindikasikan untuk luka pada kulit, gatal-gatal, bersisik
bersifat fungisid, bakteriostatis lemah dan sebagai
keratolitikum.

2. LCD ( Liquor Carbonis Detergent)


Zat hidrat arang dan zat fenol. Dibuat melalui pemanasan dengan kayu
atau batu bara dengan suhu tinggi. Khasiatnya antara lain sebagai
antiradang, antigatal, antibakteri, anti jamur.

3. Menthol (F.I Edisi III Hal. 362)


Nama resmi : MENTHOLUM
Sinonim : Mentol
Berat molekul : 156,30
Rumus molekul : C10H20O
Pemerian : Berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau
tajam seperti minyak permen rasa panas dan
aromatic diikuti rasa dingin.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah dalam etanol
(95%) Kloroforum dan eter mudah larut dalam
parafin cair dan dalam minyak aksiri.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tempat yang sejuk
Khasiat : Korigen digunakan untuk memperbaiki bau obat
dan antiritan (obat yang digunakan untuk
menghilangkan iritasi yang disebabkan bakteri).
Konsentasi penggunaan mentol (HOPE 5th)
Penggunaan Konsentrasi (%)
Inhalasi 0.02 -0.05%
Suspensi Oral 0.003 %
Sirup Oral 0.005 – 0.015 %
Tablet 0.2-0.4%
Sediaan Topikal 0.05-10.0%
Odol 0.4%
Obat kumur 0.1-2.0%
Spray Oral 0.3%

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Teori Sediaan Apoteker ITB. Bandung : Institut Teknologi
Bandung
Anonim. 1979. Farmakope indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Ditjen POM
Anonim. 1995. Farmakope indonesia Edisi Keempat. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Ditjen POM
Luthfiyani, Shofa Nisrina. 2019. Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal Untuk Kulit.
Diakses melalui www.alomedika.com pada tanggal 12 maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai