Anda di halaman 1dari 29

Non Sexual Transmitted Diseases

Definisi non sexual transmitted diseases


• Penyakit-penyakit infeksi pada area genital yang ditularkan atau
terjadi bukan murni disebabkan oleh karena faktor suatu hubungan
seksual semata.

• Yang termasuk non sexual transmitted diseases :


1. Vaginosis Bakterial
2. Kandidosis Vulvovaginalis
3. Balanitis
1. VAGINOSIS BAKTERIAL
• Definisi :
Sindrom klinis yang disebabkan oleh pergantian Lactobacillus sp.
Penghasil H2O2 yang normal di dalam vagina dengan sekelompok
bakteri anaerob batang gram negatif (Prevotella sp., Mobiluncus sp.),
Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma hominis.
• Epidemiologi :
Menginfeksi paling sering pada wanita produktif. Sekitar 16% wanita
hamil di AS terinfeksi. Insidensi sulit diperkirakan. Faktor resiko adalah
hubungan seks pada usia muda, multiple partner seks, douching, dan
penggunaan toilet umum.
• Etiologi dan patogenesis :

- Merupakan sindrom polimikrobial yang terjadi ketika ada


ketidakseimbangan flora normal bacterial yang ada pada vagina.
- Pergeseran terjadi dari Lactobacilli Sp. Yang memproduksi hydrogen
peroksida menjadi lebih banyaknya organisme bakteri G. vaginalis,
Mobiluncus sp., M. hominis, bakteri anaerob gram negatif seperti
Prevotella, Porphyromonas, Bacteroides, dan Peptostreptococcus sp.
- Penyakit ini tidak dipengaruhi kontak seksual, dan etiologi pastinya
belum diketahui.
• Kriteria diagnostik :
Klinis :
Keluhan :
- 50-75% asimptomatik
- Duh tubuh vagina warna putih homogen, melekat pada dinding
vagina dan vestibulum, kadang-kadang disertai rasa gatal
- Vagina tidak inflamatif
- Cervix tidak inflamatif
- Tercium bau amis seperti ikan (“fishy odor”) pada duh tubuh vagina
yang ditetesi dengan larutan KOH 10% (tes amin/Whiff test)
- pH cairan vagina > 4,5
• Komplikasi VB :
- kelahiran prematur dan kelahiran preterm
- menjadi faktor resiko tertular HIV
- resiko cervical intraepithelial neoplasia
Differensial Diagnosis :
- Infeksi genital nonspesifik
- Uretritis/servisitis gonore
- Kandidosis vulvovaginalis
- Trikomoniasis
• Pemeriksaan penunjang :
- Bahan duh tubuh vagina, dilakukan pemeriksaan
1. Sediaan apus dengan pewarnaan Gram : ditemukan clue cells
ATAU
2. Sediaan basah dengan larutan NaCl fisiologis : ditemukan clue cells

CLUE CELLS adalah sel-sel epitelial yang ditutupi dengan bakteri pada pemeriksaan
mikroskopis
Berdasarkan Kriteria AMSTEL untuk mendiagnosa VB harus memenuhi
3 dari 4 kriteria yaitu :
1. Duh tubuh vagina yang homogen dan tipis
2. Whiff test/tes amin positif terdapat bau amis/fishy odor ketika
duh tubuh vagina ditetesi laruan KOH 10%
3.pH cairan vagina lebih besar dari 4,5 (> pH 4,5)
4.Ditemukan Clue Cells pada pemeriksaan mikroskopis
Clue cells
• Penatalaksanaan :
- Medikamentosa :
Obat pilihan : 1. Metronidazole 2x500 mg/hari per oral selama 7 hari
2. Tinidazole 2 gram oral, 1x sehari selama 3 hari
3. Metronidazole gel 0,75%, 5 gr intravaginal 1xsehari, selama 5
hari
4. Clindamycin cr 5%, 5 gr intravaginal 1xsehari, selama 7 hari
5. Metronidazole 3x250 mg/hari per oral selama 7 hari
6. Clindamycin 2x300 mg/hari per oral selama 7 hari

Obat alternatif :
1. Tinidazole 1 gram oral selama 5 hari
2. Metronidazole 2 gram per oral dosis tunggal
3. Clindamycin ovula, 100 gr intravaginal, 1xsehari, selama 3 hari
- Nonmedikamentosa :
• Pasien dianjurkan untuk menghindari pemakaian
vaginal douching atau antiseptik
• KIE
2. KANDIDOSIS VULVOVAGINALIS
• Definisi :
Infeksi pada vulva dan vagina yang disebabkan oleh Candida albicans,
atau kadang oleh Candida sp., Torulopsis sp., atau ragi lainnya.
• Epidemiologi :
Penyebab ke-2 vaginitis dan sekitar 3 dari 4 wanita mengalaminya
selama hidupnya. Candida albicans merupakan penyebab 80-90%
kejadian, diikuti Candida glabrata.
Faktor resiko : penggunaan antibiotik dan steroid sistemik dalam
waktu lama, diabetes mellitus, perubahan hormonal selama
kehamilan, douching, IUD, penggunaan celana yg ketat dan bahan
sintetis, dan kondisi imunosupresif.
• Etiologi dan patogenesis :

- Kandidosis vulvovaginalis terjadi ketika ada ketidakseimbangan flora


normal bakterial yang ada pada vagina.
- Pergeseran terjadi dari Lactobacilli Sp. Yang menurun juga
menyebabkan meningkatnya populasi Candida sp.
• Kriteria diagnostik :
Klinis :
Keluhan :
- Gatal pada vulva
- Vulva lecet, dapat timbul fisura
- Dapat terjadi dispareunia
- Pada vulva dan vagina tampak : eritema, dapat timbul fisura, edema
jika berat, duh tubuh vagina putih seperti susu, mungkin
menggumpal, tidak berbau, jika mengenai genitalia luar dapat
dijumpai patch eritem dengan lesi satelit
Differensial Diagnosis :
- Infeksi genital nonspesifik
- Uretritis/servisitis gonore
- Vaginosis bakterial
- Trikomoniasis
• Pemeriksaan penunjang :
- Bahan duh tubuh vagina, yang berasal dari dinding lateral vagina dilakukan
pemeriksaan :

1. Sediaan apus dengan pewarnaan Gram : ditemukan blastospora dan


pseudohifa
ATAU
2. Sediaan basah dengan larutan KOH 10% : ditemukan blastospora dan
pseudohifa
3. Kultur jamur
Pseudohifa
• Penatalaksanaan :
- Medikamentosa :
Obat pilihan : 1. Fluconazole 150 mg/hari per oral dosis tunggal
2. Itraconazole 2x200 mg per oral selama 1 hari
3. Itraconazole 1x200 mg/hari per oral selama 3 hari
4. Ketoconazole 2x200 mg/hari per oral selama 5 hari
Obat alternatif :
1. Clotrimazole kapsul vagina 500 mg dosis tunggal
2. Clotrimazole kapsul vagina 200 mg selama 3 hari
3. Nistatin 100.000 IU intravagina selama 7 hari

Pada wanita hamil sebaiknya tidak diberikan obat sistemik


- Nonmedikamentosa :
• Hindari pakaian ketat atau dari bahan sintetis
• Hindari faktor predisposisi : hormonal, pemakaian
kortikosteroid dan antibiotik yang terlalu lama,
kegemukan, dll.
• Hindari bahan iritan lokal, misalnya produk berparfum
4. BALANITIS
• Definisi :
Infeksi pada penis yang disebabkan oleh Candida albicans, atau
kadang oleh Candida sp., Torulopsis sp., atau ragi lainnya.

• Epidemiologi :
Faktor resiko : diabetes mellitus, tidak sirkumsisi, kandidosis vaginalis
pada patner seksual, higienitas kurang baik, penggunaan celana yg
ketat dan bahan sintetis, dan kondisi imunosupresif.
• Etiologi dan patogenesis :

- Terinfeksi Candida sp. pada area penis terutama pada area glands
penis dan columnar penis.
• Kriteria diagnostik :
Klinis :
Keluhan :
- Eritema pada area penis
- Rasa terbakar muncul setelah intercourse
- Pruritus pada penis
- Tampak patch keputihan pada glans penis maupun preputium
- Tampak papul atau vesikulopustul pada glans dan coronal sulcus
yang menjadi erosi dengan skuama collaret atau keputihan
Differensial Diagnosis :
- Psoriasis
- Infeksi bakteri pada penis
Balanitis
• Pemeriksaan penunjang :

1. Sediaan kerokan dengan pewarnaan Gram : ditemukan blastospora dan


pseudohifa
ATAU
2. Sediaan kerokan dengan larutan KOH 10% : ditemukan blastospora dan
pseudohifa

3. Kultur jamur
• Penatalaksanaan :
- Medikamentosa :
Obat pilihan : 1. Fluconazole 1x150 mg/hari per oral selama 10 hari
2. Itraconazole 1x200 mg per oral selama 10 hari
3. Ketoconazole 1x200 mg/hari per oral selama 14 hari
Obat alternatif :
1. Clotrimazole cream 2xue
2. Ketoconazole cream 2xue
- Nonmedikamentosa :
• Hindari pakaian ketat atau dari bahan sintetis
• Hindari faktor predisposisi : hormonal, pemakaian
kortikosteroid dan antibiotik yang terlalu lama,
kegemukan, dll
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai