Anda di halaman 1dari 6

Non Medikamentosa

1. Menghindari stress psikis

Medikamentosa

Prinsip: memutuskan siklus gatal-garuk. Terdapat beberapa obat/tindakan yang dapat dipilih
sesuai dengan indikasi sebagai berikut:

1. Topikal

 Emolien dapat diberikan sebagai kombinasi dengan kortikosteroid topikal atau pada
lesi di vulva dapat diberikan terapi tunggal krim emolien.
 Kortikosteroid topikal: dapat diberikan kortikosteroid potensi kuat seperti salep
klobetasol propionat 0,05%, satu sampai dua kali sehari.
 Calcineurin inhibitor topikal seperti salep takrolimus 0,1%, atau krim pimekrolimus
0,1% dua kali sehari selama 12 minggu.
 Preparat antipruritus nonsteroid yaitu: mentol, pramoxine.

2. Sistemik

 Antihistamin sedative

a) Yang termasuk golongan Antihistamin sedatif adalah:
b) Alkilamin (propilamin) : bromfeniramin maleat, klorfeniramin maleat dan tanat,deksbromfeniramin
maleat, deksklorfeniramin maleat, dimentinden maleat, tripolidinhidroklorida, feniramin
maleat/pirilamin maleat.
c) Etanolamin (Aminoalkil eter) : karbioksamin maleat, difenhidramin sitrat dan
hidroklorida,doksilamin suksinat, embramin hidroklorida, mefenhidramin metilsulfat,
trimetobenzaminsitrat, dimenhidrinat, klemastin fumarat.
d) Etilendiamin : mepiramin maleat, pirilamin maleat, tripenelamin sitrat dan hidroklorida,antazolin
fosfat.
e) Fenotiazin : dimetotiazin mesilat, mekuitazin, metdilazin dan metdilazin hidroklorida, prometazin
hidroklorida dan teoklat, trieprazin tartrat.
f) Piperidin : azatidin maleat, siproheptadin hidroklorida, difenilpralin hidroklorida,fenindamin tartrat
g) Piperazin : hidroksizin hidroklorida dan pamoat (Fitzpatrick)
 Antidepresan trisiklik : Antidepresan trisiklik bekerja dengan mempertahankan
kadar serotonin dan norepinefrin di dalam otak.

Berikut ini beberapa obat depresi yang masuk ke dalam kelompok antidepresan trisiklik:

 Amitriptylin

 Amoksapin

 Desipramin

 Doksepin

 Imipramin

 Maprotilin

 Nortriptylin

 Protriptylin

 Trimipramin

3. Tindakan

 Kortikosteroid intralesi (triamsinolon asetonid)

Injeksi kortikosteroid intralesi telah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dalam
bidang dermatologi dengan hasil yang bervariasi. Dalam dermatologi biasanya digunakan
untuk keloid, dermatosis inflamasi (prurigo nodularis, liken simpleks kronik), alopesia
areata, akne vulgaris, dan hemangioma. Berbeda dengan kortikosteroid topikal, pada
kortikosteroid intralesi, obat akan melewati penghalang dari stratum korneum
yang tebal sehingga menjadi bahan antiinflamasi yang poten. Tujuan injeksi
intralesi adalah untuk mencapai konsentrasi obat yang tinggi di lokasi yang sakit
dengan absorpsi sistemik minimal, sehingga terhindar dari berbagai efek samping
yang berkaitan dengan pemberian sistemik. Kortikosteroid menekan inflamasi dan
mitosis, sekaligus meningkatkan vasokonstriksi di daerah lesi. Beberapa efek samping
lokal (atrofi kulit, perdarahan, nyeri akibat suntikan, ulserasi, infeksi sekunder, dan reaksi
alergi) serta sistemik (supresi sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal, hambatan
pertumbuhan, sinkop, kebutaan, dan gangguan endokrin) telah dilaporkan akibat injeksi
intralesi, tetapi efek samping tersebut jarang terjadi (karena diberikan dalam dosis kecil)
atau dapat diterima. Oleh karena itu, injeksi kortikosteroid intralesi merupakan bagian
yang tak terpisahkan dalam praktik klinis dermatologi.
Tipe-tipe pelembab :
1. Humektan : Pelembab dengan humektan bekerja dengan cara menarik dan mengikat air
ke sel-sel kulit agar kulit tetap terhidrasi.
Contoh : glycerin, AHA (Alpha Hydroxy Acid), hyaluronic acids, urea, dan sorbitol.
2. emolien : bekerja mengisi bagian sel kulit yang kosong karena kehilangan lipid
pelembabnya.
Contoh : vegetable oil, sunflower seed oil, rosehip, argan, jojoba oil, atau shea
butter dan lanolin maupun collagen, colloidal oatmeal, ceramides, elastin, dan stearic
acid.
3. occlusive : bekerja mengunci kelembaban yang sudah ada di dalam kulit. Occlusive
moisturizer bekerja dengan cara memberikan lapisan pelindung untuk mencegah
terjadinya penguapan serta bisa meningkatkan level kelembaban kulit.
Contoh : petrolatum, wax, lanolin, mineral oil, silicone, petroleum jelly, paraffin, dan
lain-lain.
Sediaan kortikosteroid topical :

 Salep - diberikan untuk lesi hiperkeratotik yang tebal; kendaraan yang paling ampuh karena
mereka adalah yang paling oklusif dan tidak boleh diberikan pada daerah bantalan rambut
karena dapat menyebabkan folikulitis
 Krim - kurang manjur dibandingkan salep tetapi secara kosmetik lebih menarik karena tidak
meninggalkan residu; pengeringan, sifat non-oklusif mengarah pada pemberiannya untuk
peradangan eksudatif akut dan dermatitis di daerah intertriginosa.
 Lotion - kurang oklusif dan berminyak; bekerja dengan baik di daerah yang mengandung
rambut
 Gel - seperti lotion, kurang oklusif dan berminyak; bekerja dengan baik di daerah yang
mengandung rambut; lebih bermanfaat untuk kulit kepala karena tidak menyebabkan
kusutnya rambut oklusif dan berminyak
 Busa - sangat efektif untuk pengiriman steroid ke kulit kepala tetapi mahal.

Klasifikasi Amerika Serikat terdiri dari tujuh kelas, dengan kelas I superpoten dan kelas VII
paling tidak berpotensi. 
 Kortikosteroid superpoten kelas I termasuk clobetasol propionate 0,05% dalam semua
sarana, augmented betamethasone dipropionate 0,05% gel atau salep, diflorasone
diacetate 0,05% salep, fluocinonide 0,1% krim, dan halobetasol propionate 0,05% krim
atau salep. 
 Kortikosteroid potensi tinggi kelas II termasuk salep amcinonide 0,1%, betametason
dipropionat 0,05% krim atau lotion, salep betametason dipropionat 0,05%, krim atau gel
atau salep desoximetasone, krim atau salep diflorasone diasetat 0,05%, krim atau gel atau
salep fluocinonide 0,05%, dan halcinonide 0,1% krim atau salep atau larutan. 
 Kortikosteroid kelas III sedang hingga tinggi termasuk krim amcinonide 0,1%, krim
betametason dipropionat 0,05%, salep fluticasone propionate 0,005%, dan krim atau
salep triamcinolone acetonide 0,5%. 
 Kortikosteroid potensi sedang Kelas IV dan V termasuk betametason valerat 0,1% krim
atau losion atau busa, desoksimetasone 0,05% krim, Fluosinolon asetonida 0,025% krim
atau salep, krim atau salep flutikason propionat 0,05%, salep hidrokortison butirat 0,1%,
krim hidrokortison probutat 0,1%, hidrokortison valerat 0,2% krim atau salep,
mometasone furoate 0,1% krim atau lotion atau salep, triamcinolone acetonide 0,025%
krim atau lotion atau salep, dan triamcinolone acetonide 0,1% krim atau lotion atau
salep. 
 Kortikosteroid potensi rendah kelas VI termasuk krim atau salep alclometasone
dipropionate 0,05%, desonide 0,05% dalam segala cara, krim fluosinolon 0,01%, dan
krim hidrokortison butirat 0,1%. 
 Kortikosteroid paling tidak poten kelas VII termasuk hidrokortison 1% dan 2,5% krim
atau losion atau salep. 

Jenis-jenis antidepresan :

1. Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor (SSRIs) : escitalopram (Lexapro), fluoxetine (Lovan

atau Prozac), paroxetine (Aropax), sertraline (Zoloft), dan citalopram (Cipramil).

2. Serotonin and Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRIs) : venlafaxine (Effexor XR),

desvenlafaxine (Pristiq), duloxetine (Cymbalta), dan reboxetine (Edronax)

3. Trisiklik : amitriptyline (Endep), clomipramine (Anafranil), dosulepin (Prothiaden

atau Dothep), doxepin (Deptran), imipramine (Tofranil), nortriptyline (Allegron). 

4. Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs) : tranylcypromine (Parnate), phenelzine (Nardil),

dan isocarboxazid (Marplan)

5. Noradrenaline and specific serotonergic antidepressants (NASSAs) : mirtazapine

Pramoxine adalah zat sejenis anestesi ringan, yang sering ditambahkan pada obat
gatal yang juga mengandung hidrokortison dan bahan aktif lainnya. Obat gatal dengan
kandungan pramoxine efektif untuk menghilangkan rasa gatal akibat gigitan serangga.
Kadar pramoxine 1%

Anda mungkin juga menyukai