secara tidak tepat baik oleh dokter, farmasi, toko obat, ahli kecantikan ataupun
stadium penyakit, lokasi anatomi, dan faktor usia, kepatuhan pasien juga ikut
topikal. Berikut ini akan banyak dibahas panduan penggunaan KT yang tepat,
harus dipertimbangkan adalah diagnosis yang akurat, memilih obat yang benar,
Indikasi
Indikasi yang terkenal adalah untuk penyakit seperti psoriasis, area terbatas
vitiligo, eksim, dermatitis atopik, phimosis, dermatitis radiasi akut, lichen planus,
daya vasokonstriksi. Daya vasokonstriksi di kulit orang sehat menjadi dasar klasifi
kasi potensi. Efek terapi KT pada setiap pasien hasilnya bervariasi. Keberhasilan
terapi tidak hanya bergantung pada kekuatan KT, tetapi juga dipengaruhi oleh
frekuensi dan jumlah obat yang diaplikasikan, jangka waktu pemberian terapi, dan
berbeda. Bentuk lotion, krim, salep, ataupun gel memberikan hasil berbeda.
untuk penggunaan jangka panjang, pada area permukaan besar, pada wajah,
atau pada daerah dengan kulit tipis dan untuk anak-anak. KT yang lebih kuat
sangat berguna untuk penyakit yang parah dan untuk kulit yang lebih tebal
di telapak kaki dan telapak tangan. KT potensi tinggi dan super poten tidak boleh
kelas I merupakan super poten dan kelas VII menunjukkan potensi yang paling
dipropionat 0,05%, krim atau gel atau salep desoximetasone, krim atau salep
diflorasone diacetate 0,05%, krim atau gel atau salep fluocinonide 0,05%, dan
• Class III: Kortikosteroid potensi sedang hingga tinggi kelas III termasuk krim
busa betametason valerat 0,1%, krim desoksimetason 0,05%, krim atau salep
salep hidrokortison butirat 0,1%, krim hidrokortison probutat 0,1%, krim atau
salep hidrokortison valerat 0,2%, krim atau losion atau salep mometason furoat
0,1%, krim atau losion atau salep triamcinolone acetonide 0,025%, dan krim
atau losion atau busa betametason valerat 0,1%, krim desoksimetason 0,05%,
krim atau salep Fluocinolone acetonide 0,025%, krim atau salep flutikason
0,1%, krim atau salep hidrokortison valerat 0,2%, krim atau losion atau salep
mometason furoat 0,1%, krim atau losion atau salep triamcinolone acetonide
0,025%, dan krim atau losion atau salep triamcinolone acetonide 0,1%.
• Class VI: Kortikosteroid potensi rendah kelas VI termasuk krim atau salep
• Class VII: Kortikosteroid kelas VII dengan potensi paling rendah termasuk
hidrokortison 1% dan krim atau losion atau salep 2,5%.
Bentuk Sediaan
Salep bersifat lengket dan berminyak, kurang nyaman bagi pasien. Salep lebih
nyaman digunakan pada lesi hiperkeratotik yang kering dan tebal. Salep lebih
meningkat kan potensi dibandingkan dengan kemasan krim, karena salep bersifat
lebih oklusif. Salep tidak dianjurkan pada daerah intertriginosa dan pada
Krim lebih disukai terutama jika digunakan pada bagian tubuh yang
terbuka, karena tidak tampak berkilat setelah dioleskan. Selain nyaman, krim tidak
iritatif, juga dapat digunakan pada lesi sedikit basah atau lembap dan di daerah
intertriginosa. Krim lebih baik untuk efeknya yang nonoklusif dan cepat kering.
Lotion dan gel paling sedikit berminyak dan oklusif dari semua sediaan
KT. Konsistensi lotion lebih ringan, mudah diaplikasikan dan nyaman dipakai di
Jumlah
ukuran “fingertip unit” yang dibuat oleh Long dan Finley. Satu “fingertip unit”
setara dengan 0,5 gram krim atau salep (Gambar 1). Ukuran tersebut berbeda
per minggu atau KT potensi menengah tidak melebihi 100 gram per minggu.
potensi kuat atau KT potensi lebih rendah dalam jumlah berlebihan atau mengoles
Pada laki-laki satu fingertip unit setara dengan 0,5 gram, sedangkan
pada perempuan setara dengan 0,4 gram. Bayi dan anak kira-kira 1/4 atau 1/3
nya. Jumlah krim atau salep yang dibutuhkan per hari dapat dikalkulasi mendekati
tangan sekali sehari, dia membutuhkan 3,2 gram per hari (diperlukan 8 fi
ngertip unit x 0,4 gram = 3,2 gram/hari) atau 22,4 gram per minggu. Tube
Aplikasi
dermatosis dan area yang dioles. Pada terapi dermatitis atopik, dianjurkan 1-2
sedang atau kuat, cukup dioleskan 1 kali sehari. Perlu diingat bahwa makin
sering dioleskan makin mudah terjadi takifilaksis. Teknik aplikasi pengolesan KT,
oklusi baik digunakan untuk lesi kering, hiperkeratotik, dan likenifikasi. Lesi
sebaiknya dibersih kan dengan air dan sabun, kemudian oles KT dan tutup dengan
pembungkus plastik (kedap air), bebat atau fiksasi dengan selotip agar tidak
bergeser. Biarkan tertutup selama 2-8 jam, oklusi dianjurkan saat malam hari
Lama Pemakaian
tidak lebih dari 2 minggu. Bila digunakan jangka panjang, turunkan potensi
kulit kronis adalah dengan pemberian intermiten. Pada psoriasis dapat diberikan
Gambar 1. Fingertip Unit KT golongan sangat poten selama 1 minggu penuh lalu
kali/hari dan lama pemberian 2-4 minggu. Bila respons adekuat tidak tercapai
Pelembap
Dalam tatalaksana dermatitis atopik, pemakaian KT dianjurkan bersama-
sama dengan emolien atau pelembap dengan interval beberapa menit di antara
pengolesan kedua obat tersebut. Sampai sekarang masih diperdebatkan dan tidak
ada panduan pasti mana yang lebih dahulu digunakan. Secara rasional obat oles
topikal lebih efektif bila dipakai setelah pelembap. Terdapat anggapan bahwa jika
dioles kan setelah pelembap, KT dapat mengalami difusi dan menyebar ke area
Kombinasi
digunakan dalam waktu singkat, yaitu 1-2 minggu. Efek yang diinginkan adalah
Efek Samping
Lokal
terkontrol dan jarang dilaporkan adalah adiksi KT. Beberapa contoh adiksi KT,
yaitu lesi eritematosa di wajah setelah peeling, kulit skrotum tipis dan merah,
Sistemik
KT berpotensi kuat dan sangat kuat dapat diabsorbsi dan menimbulkan efek
bersifat reversibel, membaik setelah obat dihenti kan, kecuali atrophic striae yang
Reaksi Hipersensitivitas
Perlu diperhatikan respons KT kurang memuaskan bila terdapat infeksi yang tidak
terhadap KT.
dan pewangi.