Anda di halaman 1dari 45

GANGGUAN

KULIT
(DERMATOLOGI
S)
SITI PANDANWANGI
JERAWAT

 Jerawat berkembang melalui empat


tahap:
 (1) peningkatan keratinisasi folikel,
 (2) peningkatan produksi sebum,
 (3) lipolisis bakteri trigliserida sebum
untuk membebaskan lemak asam, dan
 (4) peradangan.
lanjutan
 Penumpukan sebum dalam folikel
memfasilitasi proliferasi bakteri anaerob
Propionibacterium acnes, yang menghasilkan
respons sel-T yang mengakibatkan
peradangan. P. acnes menghasilkan lipase
yang menghidrolisis sebum trigliserida
menjadi lemak bebas asam yang dapat
meningkatkan keratinisasi dan menyebabkan
pembentukan microcomedone
lanjutan
 Komedo tertutup (whitehead) adalah lesi
jerawat pertama yang terlihat. Hampir
sepenuhnya terhambat drainase dan memiliki
kecenderungan pecah.
 • Komedo terbuka (komedo) terbentuk saat
colokan memanjang ke saluran atas dan
melebarkan pembukaannya. Jerawat yang
ditandai dengan komedo terbuka dan tertutup
disebut jerawat tidak radang.
lanjutan

 Pembentukan nanah terjadi karena rekrutmen


neutrofil ke dalam folikel selama proses
inflamasi dan pelepasan kemokin yang
dihasilkan oleh P. acnes. P. acnes juga
menghasilkan enzim yang meningkatkan
permeabilitas dinding folikel, menyebabkannya
pecah, sehingga melepaskan keratin, lipid, dan
mengiritasi asam lemak bebas ke dalam dermis
Terapi non farmakologi

 Pembentukan nanah terjadi karena rekrutmen


neutrofil ke dalam folikel selama proses
inflamasi dan pelepasan kemokin yang
dihasilkan oleh P. acnes. P. acnes juga
menghasilkan enzim yang meningkatkan
permeabilitas dinding folikel, menyebabkannya
pecah, sehingga melepaskan keratin, lipid, dan
mengiritasi asam lemak bebas ke dalam
dermis
Terapi farmakologi

 Terapi pemeliharaan untuk jerawat:


Retinoid topikal paling sering
direkomendasikan (adapalene,
tazarotene, atau tretinoin).
 Asam azelaic topikal adalah
alternatif.Pemeliharaan biasanya dimulai
setelah periode induksi 12 minggu dan
berlanjut selama 3 sampai 4 bulan.
Lanjutan....

 Durasi yang lebih lama mungkin


diperlukan untuk mencegah kekambuhan
setelah penghentian.Terapi jangka
panjang dengan antibiotik tidak
dianjurkan untuk meminimalkan antibiotic
perlawanan.Exfoliants (Peeling Agents)
Lanjutan
 Retinoid topikal aman, efektif, dan ekonomis
untuk mengobati semua kecuali yang paling
kasus jerawat yang parah. Mereka harus
menjadi langkah pertama dalam jerawat
sedang,
 Retinoid harus diterapkan pada malam hari,
setengah jam setelah pembersihan, dimulai
dengan setiap malam lainnya selama 1 hingga
2 minggu untuk menyesuaikan diri dengan
iritasi
Zat Pembawa Dermatologis
(Obat Topikal)
 Faktor yang diperhatikan:
 Kelarutan zat aktif di dalam zat pembawa
 Kecepatan pelepasan zat aktif dari zat pembawa
 Kemampuan zat pembawa menghidrasi stratum
korneum
 Kestabilan zat aktif di dalam zat pembawa
 Interaksi kimia dan fisik zat pembawa, str corneum, zat
aktif
 Klasifikasi formula: tinktur, cair, lotion, gel,
aerosol, powder, pasta, krim, salep
ANTIBACTERIAL AGENTS
 Topical Antibacterial
 Mencegah infeksi pd luka bersih.
 Banyak sediaan yg ditambah kortikosteroid
 tdk mengurangi efektifitas AB  hasil >
baik dibanding pemakaian KS saja  untuk
terapi diaper dermatitis, otitis externa, dan
impetiginized eczema.
 Sediaan kombinasi dua antibiotik  infeksi
campuran, memperluas spektrum kerja dan
memperlambat resistensi.
Macam AB topikal
 Bacitracin & Gramicidin
 gram-positif:streptococci, pneumococci, &
staphylococci, anaerobic cocci, neisseriae,
tetanus bacilli & diphtheria
 Bacitracin dpt tunggal atau kombinasi dg
neomycin, polymyxin B atau keduanya.
Bacitracin menyebabkan anaphylaxis (jarang),
Allergic contact dermatitis (sering).
Bacitracin sulit diabsorbsi kulit toksisitas
sistemik <
 Gramicidin tersedia hy utk topikal.
Dikombinasi dengan neomycin,
polymyxin, bacitracin, and nystatin.
Toksisitas sistemik  pemakaian topikal
terbatas .
Sensitisasi jarang terjadi pd dosis terapi
 Mupirocin

 Gram positif aerob, termasuk MRSA


 terapi impetigo krn S aureus & group A -
hemolytic streptococci.
 Intranasal mupirocin irritasi membran
mukosa krn polyethylene glycol.
 Tidak diserap scr sistemik pd kulit yg intak
 Polymyxin B Sulfate

 Gram negatif termsk P. aeruginosa, E. coli,


enterobacter & klebsiella.
 Proteus, serratia gram-positif sdh resisten.
 Sediaan larutan atau salep.
 ≤ 200 mg per hari pd luka terbuka (non intak)
mencegah neurotoxicity and nephrotoxicity.
 Hipersensitifitas thdp polymyxin B sulfate
topikal jarang terjadi.
 Neomycin & Gentamicin
 Aminoglikosida
 Gram negatif termasuk E. coli, proteus,
klebsiella & enterobacter.
 Aktifitas Gentamisin thdp P. aeruginosa,
staphylococci & group A -hemolytic
streptococci > drpd neomycin.
 Pemakaian topikal secara meluas tu di RS
hrs dicegah memperlambat organisme
resisten gentamisin.
 Neomycin sediaan tunggal atau kombinasi
dgn polymyxin, bacitracin dll.
 Neomycin: bedak steril utk topikal.
Gentamicin: salep atau krim.
 Neomycin topikal  kadar serum tdk terdeteksi
 Gentamicin konsentrasi serum 1–18 mcg/mL bila
kulit tidak intak dan pemakaian daerah luas.
 Gagal ginjal dpt menyebabkan akumulasi kedua
obat ini  nephrotoxicity, neurotoxicity & ototoxicity.
 Neomycin sering menyebabkan sensitisasi tu pd
eczematous dermatoses atau dlm btk salep 
cross sensitifitas dpt thdp streptomycin, kanamycin,
paromomycin & gentamicin
ANTIBIOTIK TOPIKAL ACNE
 clindamycin phosphate, erythromycin base,
metronidazole & sulfacetamide.
 Acne ringan – sedang
 Clindamycin
 P. acnes
 10% absorbsi BAB darah & pseudomembranous
colitis (jarang)
 Hydroalcoholic & foam formulation (Evoclin) kulit
kering & iritasi terbakar & nyeri.
 Water-based gel & lotion formulation > baik.
 DKA jarang
 Tersedia dlm fixed-combination topical gel dgn
benzoyl peroxide (BenzaClin, Duac).
 Erythromycin
 P acnes.
 Komplikasi antibiotic-resistan (staphylococc)
terapi sistemik
 ES lokal: rasa terbakar, kulit kering, iritasi
(water-based gel > baik drpd larutan).
 Kombinasi dg benzoyl peroxide (Benzamycin)
 Metronidazole
 Efektif utk acne rosacea.
 MOA blm diketahui.
 Tidak boleh utk bumil, buteki, anak-anak
 ES lokal: kulit kering, rasa terbakar, iritasi
(MetroGel > MetroCream, MetroLotion &
Noritate cream).
 Caution should be exercised when applying
metronidazole near the eyes to avoid excessive
tearing.
 Sodium Sulfacetamide
 Bentuk sediaan tunggal: 10% lotion (Klaron)
&10% wash (Ovace).
 Kombinasi dgn sulfur utk terapi acne vulgaris &
acne rosacea.
 MOA: menghambat pemakaian p-aminobenzoic
oleh P. acnes.
 4% terabsorsi.
 KI: alergi sulfonamide.
ANTI ACNE LAIN

 Retinoic acid & derivatives (tretinoin)


 Adapalene (Differin)
 Tazarotene (Tazorac) (KI: bumil)
 Isotretinoin (KI: bumil)
 Benzoyl peroxide
 Azelaic acid
KERATOLITIK

 SALICYLIC ACID (3–6%)


 PROPYLENE GLYCOL (40-70%)
 UREA (20 %)
 PODOPHYLLUM RESIN & PODOFILOX
(25%)  KI: BUMIL
 FLUOROURACIL (0.5%, 1%, 2% & 5%)
 TX: multiple actinic keratoses
ANTIFUNGAL AGENTS

 Terapi infeksi jamur superfisial yg


disebabkan oleh jamur dermatophyt:
1. Antifungi topikal:clotrimazole, miconazole,
econazole, ketoconazole, oxiconazole,
sulconazole, ciclopirox olamine, naftifine,
terbinafine, butenafine & tolnaftate

2. Antifungi oral: griseofulvin, terbinafine,


ketoconazole, fluconazole & itraconazole.
 Terapi infeksi jamur superfisial yg
disebabkan oleh kandida: topikal
clotrimazole, miconazole, econazole,
ketoconazole, oxiconazole, ciclopirox
olamine, nystatin, atau amphotericin B.

 Candidiasis mucocutaneous kronis


generalisata: oral ketoconazole jangka pjg
ANTIVIRUS TOPIKAL
 Acyclovir, Valacyclovir, Penciclovir dan
Famciclovir
 MOA: menghambat DNA polimerase
virus
 Terapi: Herpesvirus family
 ES: Pruritus, terbakar
OBAT EKTOPARASITOSIS
 Permethrin
 Terapi:
 P. humanus, Pthirus pubis 1% cream dioleskan 10
menit  dibilas air hgt
 Sarcoptes scabiei  5% cream dioleskan 8-14 jam
dibilas
 ES:
 P. humanus, Pthirus pubis 1% cream dioleskan 10
menit  dibilas air hgt
 Sarcoptes scabiei  5% cream dioleskan 8-14 jam
dibilas
 Lindane (Hexachlorocyclohexane)

 Dlm btk sampo/lotion


 P.capitis/pubis 30ml dioleskan pd rambut
basah slm 4 menit dibilas
 Scabies dioleskan seluruh tubuh (leher ke
bawah) 8-12 jam  dibilas
 ES: neurotoxicity dan hematotoxicity hati-
hati pada bayi, anak, wanita hamil
 Jangan kena mata dan membran mukosa
krn dpt iritasi
 Crotamiton

 Scabisid, antipruritus
 Bentuk krim atau lotion (Eurax)
 Diberikan seluruh tubuh (dagu ke bawah)
selama 24 jam  dibilas
 Alternatif Lindane
 ES: dermatitis kontak alergika, iritasi  distop
 Jangan pada radang akut kulit, mata,
membran mukosa
 SULFUR

 Sudah lama dipakai sebagai scabicide


 Meski tidak iritatif tapi bau tidak enak,
meninggalkan bekas warna, tidak
menyenang utk dipakai  terganti oleh
scabicide modern  tapi mrpkan obat
alternatif untuk bayi dan wanita hamil
 Formulasi umumnya berupa 5% sulfur
dalam petrolatum.
 MALATHION

 Suatu organophosphate cholinesterase inhibitor


 Dihidrolisis oleh plasma carboxylesterases lebih
cepat pada manusia daripada serangga
menguntungkan utk terapi pediculosis
 Dalam bentuk 0.5% lotion (Ovide) diberikan
pada rambut yg msh kering  dibiarkan selama
4- 6 jam disisir
AGEN BEREFEK PADA PIGMENTASI

 HYDROQUINONE, MONOBENZONE, &


MEQUINOL
 Mengurangi hiperpigmentasi kulit.
 Hydroquinone & mequinol reversibel
depigmentasi
 Monobenzone irreversible depigmentation.
 MOA: menghambat tyrosinase hambat
pembentukan melanin.
 ES: iritasi, alergi (lokal) Both hydroquinone and
monobenzone may cause local irritation.
 TRIOXSALEN & METHOXSALEN

 repigmentasi dari depigmented macules pada


vitiligo.
 high-intensity long-wave ultraviolet fluorescent
lamps, photochemotherapy dg oral
methoxsalen utk psoriasis & oral trioxsalen utk
vitiligo sdg diteliti
 ES: katarak & kanker kulit (jangka panjang).
 SUNSCREENS
 Menyerap UV= sunscreens
 Memantulkan cahaya= titanium dioxide
(sunshades).
 p-aminobenzoic acid (PABA) & esternya,
benzophenones & dibenzoylmethanes.
 Menyerap UVB (280 - 320 nm) yg mrpkan penyebab
eritema & tanning krn paparan sinar mthr.
 Paparan kronis thdp cahaya ini  kanker kulit.
 Dibenzoylmethanes (Parasol & Eusolex) menyerap
UVA (320 nm - 400 nm)
ANTI-INFLAMMATORY AGENTS
 TOPICAL CORTICOSTEROIDS
 hydrocortisone di 1952.
 MOA: aktifitas anti inflamasi & antimitotik.
 Topikal glucocorticosteroid pertama adlh
hydrocortisone.
 Prednisolone and methylprednisolone topikal
aktivitasnya setara hydrocortisone.
 Absorbsi minimal pd kulit normal, meningkat pd
atopic dermatitis, severe exfoliative diseases:
erythrodermic psoriasis (barier kulit turun).
 Bentuk salep > baik aktivitasnya drpd krim atau
lotion.
 Keterbatasan penetrasi topikal kortikosteroid dpt
diatasi dgn cara injeksi intralesi ( insoluble
corticosteroids: triamcinolone acetonide,
triamcinolone diacetate, triamcinolone
hexacetonide & betamethasone acetate-
phosphate)
 ES:
-sistemik: supresi pituitary-adrenal axis
-lokal: atropi kulit, steroid acne, steroid rosacea,
hipopigmentasi, DKA.
37
KUSTA
 Lepra = Morbus Hansen
 Adalah:
Penyakit menular, menahun yang menyerang saraf tepi,
kulit
 Penyebab:
Mycobacterium leprae
 Gejala:
 Lesi kulit: bercak keputih-putihan/ kemerah-merahan & mati
rasa
 Penebalan saraf tepi: mati rasa; kelemahan otot/ kelumpuhan
 BTA (+)

38
KLASIFIKASI WHO
Cardinal Sign PB MB
(Paucibacillary) (Multibacillary)
Bercak 1-5 >5

G3 saraf tepi 1 saraf > 1 saraf

Sediaan apus BTA (-) BTA (+)

39
RIFAMPISIN
• Kapsul/ tablet 150 mg, 300 mg, 450 mg dan 600 mg

DAPSONE
 Diamino Diphenyl Sulfone (DDS)
 Mekanisme kerja: menghambat sintesis as. folat
 Tablet putih 50 mg & 100 mg

LAMPRENE/ CLOFAZIMINE
• Mekanisme kerja: pengikatan DNA
• Juga sebagai anti reaksi (antiinflamasi)
• Kapsul coklat 50 mg, 100 mg
40
 Pausi Basiler (PB): 6 blister  6-9 bulan
Di depan petugas; bulanan:
RMP 600 mg & DDS 100 mg
Di rumah; harian: DDS 100 mg
 Multi Basiler (MB): 12 blister  12-18 bulan
Di depan petugas; bulanan:
RMP 600 mg; Lampren 300 mg; DDS 100 mg
Di rumah; harian: Lampren 50 mg; DDS 100 mg

KEADAAN KHUSUS
 Bumil: aman
 Px TB: RMP sesuai dosis TB
41
EFEK SAMPING
Minor  Teruskan
Efek samping Penyebab Tatalaksana
Kulit merah, coklat s/ hitam clofazimine Advice
G3 GIT dapsone, clofazimine Sewaktu/
sesudah mkn
Anemia dapsone Fe, as. folat

Mayor  Hentikan
Efek samping Penyebab Tatalaksana
Alergi, urtikaria, dapsone PB: ganti clofazimine
ENL (Eritema Nodosum MB: tanpa dapsone
Leprosum) Tx: Prednison
42
FAKTOR YANG MEMPERSULIT
PENGOBATAN:

1. Daya tahan hospes (manusia) terhadap


mikobakterium kurang
2. Daya bakterisid (daya bunuh kuman)
obat yang ada kurang
3. Timbul resistensi kuman terhadap obat
4. Efek samping obat

+ AIDS !!! 43
PENYEBAB RESISTENSI
 Pemakaian obat tunggal
 Panduan obat tidak adekuat (jenis/ lingkungan
sudah resisten)
 Pemberian tidak teratur
 Penyediaan ke daerah tidak reguler
 Pemakaian cukup lama
 Pengetahuan pasien kurang

44
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai