Anda di halaman 1dari 2

Hipokalemia adalah kondisi gawat darurat yang membutuhkan tatalaksana segera di Instalasi Gawat

Darurat. Pasien hipokalemia biasanya datang dengan parese atau paralisis otot.

Dokter jaga IGD harus waspada jika menerima pasien hipokalemia dengan gagal jantung yang
menggunakan terapi digitalis. Pada pasien yang mengkonsumsi digitalis, kematian bisa terjadi bila
komplikasi hipokalemia yang tidak segera ditangani.

Gangguan irama jantung (aritmia) adalah salah satu komplikasi hipoakalemia yang paling ditakutkan,
karena dapat berakhir dengan cardiac arrest dan kematian.

Indikasi Koreksi Hipokalemia

Indikasi mutlak: pasien wajib diberi kalium pada keadaan

Pasien sedang dalam pengobatan digitalis

Pasien dengan ketoasidosis diabetik

Pasien dengan kelemahan otot pernapasan

Hipokalemia berat (kalium < 2 mEq/L)

Indikasi kuat: kalium harus diberikan dengan segera pada kondisi

insufusiensi koroner atau iskemia otot jantung

ensefalopati hepatikum

pasien memakai obat yang dapat menyebabkan perpindahan kalium dari ekstra ke intrasel (mis. Insulin).

Indikasi sedang: kalium tidak perlu diberikan segera pada kondisi hipokalemia ringan (kalium 3-3.5
mEq/L)

Tatalaksana Hipokalemia

Tindakan koreksi kalium adalah tindakan yang membutuhkan kehati-hatian karena risiko yang fatal bila
terjadi kesalahan. Beberapa hal di bawah ini adalah prinsip penting yang harus kamu pegang dalam
melakukan koreksi kalium di IGD

Prinsipnya, penurunan kalium plasma 1 mEq/L sama dengan kehilangan 200 mEq dari total tubuh

Sebelum kalium dikoreksi, jangan lupa obati penyebab dasar (mis. terapi hipomagnesia)

Penggantian kalium secara oral (slow correction) 40-60 mEq, kira-kira dapat menaikan kadar kalium
sebesar 1-1.5 mEq/L
Penggantian kalium secara intravena dalam bentuk larutan KCl (rapid correction) diindikasikan pada
hiperkalemia berat atau pasien tidak mampu menggunakan kalium per oral.

Dosis kalium diberikan dalam bentuk KCl 20 mEq dilarutkan dalam 100 cc NaCl isotonik. Tidak dianjurkan
menggunakan cairan pelarut yang mengandung gula karena dapat menginduksi insulin endogen yang
dapat memperburuk hipokalemia.

Pemberian Kalium melalui vena besar dilakukan dengan kecepatan maksimal 10 mEq/jam atau
konsentrasi maksimal 30-40 mEq/L. Konsentrasi lebih dari 40 mEq/L tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan hiperkalemia yang mengancam nyawa.

Jika melalui vena perifer, KCl diberikan maksimal 60 mEq yang dilarutkan dalam NaCl isotonik 1000 cc
dengan kecepatan lambat untuk mencegah iritasi pembuluh darah.

Dosis untuk berat badan

<40 kg: 0.25 meq/L/ L x kg x jam x 2 jam>40 kg: 10-20 meq/L x 2 jam

Pada kasus aritmia berat atau kelumpuhan otot pernapasan, KCl diberikan dengan kecepatan 40-100
mEq/L. Pasien yang menerima 10-20 mEq/jam harus berada dalam pemantauan EKG jantung secara
kontinyu. Jika ditemukan gelombang T, waspadai adanya hiperkalemia dan memerlukan perhatian
segera.

Tanpa pemantauan EKG kontinyu, pasien bisa mengalami komplikasi aritmia jantung yang tidak
terdeteksi. Salah satu komplikasi fatal yang tidak diinginkan adalah terjadi cardiac arrest yang berakhir
dengan kematian.

Anda mungkin juga menyukai