6. Diagnosis Banding -
7. Pemeriksaan 1. Laboratorium
Penunjang a. Cek Elektrolit.
b. Pemeriksaan Gula Darah.
c. Pemeriksaan Lipid Darah.
d. Pemeriksaan Darah Lengkap, fungsi ginjal.
2. Elektrokardiogram (EKG).
8. Tata Laksana A. Koreksi Hipokalemia
Indikasi koreksi Kalium dapat dibagi dalam:
1. Indikasi Mutlak, pemberian kalium mutlak segera diberikan
yaitu pada keadaan:
- Pasien sedang dalam pengobatan digitalis.
- Pasien dengan Ketoasidosis Diabetik.
- Pasien dengan kelemahan otot pernapasan.
- Pasien dengan Hipokalemia berat (K < 2 mEq/L).
2. Indikasi Kuat, Kalium harus diberikan dalam waktu tidak
terlalu lama yaitu pada keadaan:
- Insufisiensi kooroner/ iskemia otot jantung.
- Ensefalopati Hepatikum.
- Pasien memakai obat yang dapat menyebabkan …
Tatalaksana Hipokalemia
1. Penurunan Kalium plasma 1 mEq/L sama dengan kehilangan
200 mEq dari total tubuh.
2. Pengobatan penyebab dasar.
3. Terapi hipomagnesemia (jik ada).
4. Penggantian Kalium secara oral (slow correction) pada
hipokalemia ringan. KSR 600mg 1-3 kali per hari.
5. Penggantian Kalium secara intravena dalam bentuk larutan
KCl (rapid correction):
a. Jika hipokalemia berat atau pasien tidak mampu
menggunakan Kalium per oral.
b. Pemberian melalui vena besar dengan kecepatan maksimal
10 mEq/jam atau konsentrasi maksimal 30-40 mEq/L
karena dapat menyebabkan hiperkalemia yang mengancam
hidup.
c. Jika melalui vena perifer, KCl maksimal 60 mEq dilarutkan
dalam NaCl isotonic 1000 cc dengan kecepatan dikurangi
untuk mencegah iritasi pembuluh darah.
d. Dosis untuk berat badan:
< 40 kg: 0,25 mEq/L x BB x jamx 2 jam.
> 40 kg: 10 – 20 mEq/L x 2 jam.
6. Pada kasus Aritmia berat atau kelumpuhan otot pernapasan:
KCl diberikan dengan kecepatan 40 – 100 meq/L.
7. Pasien yang menerima 10 – 20 mEq/jam harus pada
pemantauan jantung yang kontinyu. Jika terdapat gelombang T
datar menunjukkan adanya hiperkalemia dan memerlukan
perhatian segera.
B. Koreksi Hiperkalemia
Kadar Kalium > 5,5 mEq/L.
Ringan: 5,5 – 6,0 mEq/L.
Sedang: 6,1 – 7,0 mEq/L.
Berat : > 7,0 mEq/L.
Terapi Hiperkalemia:
a. Antagonism of Membrane Actions of Potasium: Calcium.
b. Drive extracellular potassium into the Cell:
o Insulin & Glucose.
o Sodium Bicarbonat, primary if Metabolic
Acidsosis.
o Beta-2-adrenergiz agonists.
c. Removal of Potassium from body:
o Loop or Thiazide Diuretic.
o Cation Exchange Resin.
o Dialysis,preferably hemodyalisis if severe.
C. Koreksi Hiponatremia
Na deficit= 0,6 x berat badan (kg) x (Na yang diinginkan – Na
awal).
Koreksi dibagi menjadi hiponatremia kronik dan hiponatremia
akut. Koreksi menggunakan Natrium Hipertonik seperti NaCl
3%.
Hiponatremia akut adalah kondisi bila terjadi kurang
dari 48 jam. Koreksi dengan 5 mEq/L dari kadar
Natrium awal dalam satu jam dan dinaikkan sebesar 1
mEq/l setiap 1 jam hingga 130 mEq/L.
Hiponatremia kronik; maka koreksi sebesar 0,5 mEq/L
setiap 1 jam, maksimal 10 mEq/L dalam 24 jam.
D. Koreksi Hipernatremia
Pada kondisi berat disertai syok maka cairan yang diberikan
dengan mempertimbangkan defisit cairan untuk koreksi cairan.
Koreksi dapat dilakukan dengan cairan Dextrose isotonik
ditambah volume urine per 24 jam + (Insensible Water Loss 40
ml/jam) dapat diberikan secara intravena atau oral bila pasien
dalam kondisi sadar.
Deficit cairan; 0,5 x BB (Na Plasma/140-1).