Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


HIPOKALEMIA
RSUD GENENG
KABUPATEN RSUD GENENG NGAWI
NGAWI
Jl. Raya Ngawi – Madiun 2022-2024
Km. 09, Geneng, Ngawi

HIPOKALEMIA

1. Pengertian (Definisi) Gangguan kalium ada 2 yaitu hypokalemia dan


hyperkalemia. Nilai normal kalium plasma yaitu 3.5-5
meq/L. hypokalemia yaitu kadar kalium plasma < 3.5
meq/L, kalium adalah kation utama dalam intraseluler dan
berperan penting dalam metabolism sel. Kalium berfungsi
dalam sintesis protein, kontraksi otot, konduksi saraf,
pengeluaran hormone, transport cairan, perkembangan
janin. Ginjal merupakan pengatur utama keseimbangan
kalium dengan mengatur jumlah yang diekskresikan
dalam urin.

2. Anamnesis Hipokalemia
1. Tanda dan gejala : keletihan, kelemahan otot, kram
kaki, otot lembek atau kendur, mual, muntah,
paresthesia, peningkatan efek digitasi, polyuria
karena penurunan konsentrasi urin, gangguan irama
jantung ( aritmia)
2. Riwayat atau factor resiko : penurunan kalium total
tubuh, riwayat hiperaldoteronisme (penyakit
adrenal congenital), pemakaian diuretic atau
adanya pengeluaran urine yang abnormal,
peningkatan kehilangan cairan melalui saluran
cerna misalnya stenosis pilorik, peningkatan
kehilangan melalui diaphoresis. Perpindahan intra
seluler, peningkatan insulin, alkalosis atau setelah
koreksi asidosis, perbaikan jaringan setelah luka
bakar, trauma atau kelaparan yang biasanya tidak
disertai asupan kalium yang adekuat.

3. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan Hipokelemia


 Penurunan bising usus
 Nadi lemah dan tidak teratur
 Penurunan reflek, penurunan tonus otot

1
4. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kriteria anamnesis
2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik
3. Lab.penunjang

5. Diagnosis Kerja Hipokalemia

6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Diagnosis hypokalemia kalium serum < 3.5 meq/L,
Analisa gas darah menunjukkan alkalosis
metabolic, EKG: Depresi segmen ST, gelombang T
datar, adanya gelombang U dan disritmia vertical

8. Terapi 1. Hipokalemia :
Menyingkirkan adanya transcellular shifts( keadaan
yang menyebabkan masukan kalium ke dalam sel).
 Pemeriksaan kalium urine 24 jam
 Menghitung transtubular potassium grandient
(TTKG)
TTKG = Kalium urine/kalium plasma
Osmolalitas urine / osmolalitas plasma
Jika kalium urine > 30 meq/ hari atau < 15 meq/L
TTKG <3 : kehilangan kalium tidak melalui ginjal
Indikasi koreksi kalium
a. Indikasi mutlak : pemberian kalium mutlak
diberikan pada keadaan:
 Pasien sedang dalam pengobatan digitalis
 Pasien dengan keto asidosis diabetic
 Pasien dengan kelemahan otot pernafasan
 Hypokalemia berat < 2 meq/L
b. Indikasi kuat : kalium harus diberikan dalam waktu
tidak terlalu lama yaitu insufisiensi coroner atau
iskemia jantung, enselopati hepaticum, pasien
memakai obat yang dapat menyebabkan
perpindahan kalium dari eksternal ke internal
c. Indikasi sedang : pemberian kalium tidak perlu
segera seperti pada hypokalemia ringan (kalium 2-
3.5 meq/L
Tata laksanan Hipokalemia
a. Penurunan kalium plasma 1 meq/L sama dengan
kehilangan 200 meq dari total tubuh
b. Pengobatan penyebab dasar
c. Terapi hiomagnesia jika ada
d. Penggantian kalium secara oral (slow correction) ;
40 – 60 meq dapat menaikan kadar kalium sebesar
1 – 1.5 meq/L
e. Penggantian kalium secara intravena dalam bentuk

2
larutan KCL ( rapid correction); jika hypokalemia
berat atau pasien tidak mampu mengguakan
kalium peroral KCL 20 meq dilarutkan dalam 100
cc NCL isotonic. Pemberian melalui vena besar
dengan kecepatan maximal 60 meq dilarutkan
dalam Nacl isotonis 1000 cc dengan kecepatan
dikurangi untuk mencegah iritasi pembuluh darah.
Dosis untuk berat badan < 40 kg: 0.25 meq/L x kg
x jam x 2 jam
Dosis untuk berat badan > 40 kg:10 20 meq/L x 2
jam
f. Pada kasus aritmia berat atau kelumpuhan otot
pernafasan : KCL diberikan dengan kecepatan 40 –
100 meq/L
g. Pasien yang menerima 10 – 20 meq/jam harus
pada pantauan jantung secara kontinu. Jika
terdapat gelombang T datar menunjukkan adanya
hyperkalemia dan memerlukan perhatian segera.

9. Edukasi Komunikasi informasi edukasi pengobatan penyakit utama


(Hospital Health Promotion) secara rutin

10. Prognosis Pada hypokalemia jika diterapi dengan adekuat akan


sembuh, resiko peningkatan kadar kalium mencapai 7 – 8
meq/L menjadi febrilasi ventrikel yaitu 5 %, sedangkan
jika kadar kalium 10 meq/L. resiko menjadi fibrilasi
ventrikel meningkat 90% pada kasus berat, resiko
mortalita sebesar 67 %.

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C

13. Penelaah Kritis dr Supadi Hasan, Sp.PD

14. Indikator Medis Kadar kalium plasma terkontrol

15. Kepustakaan 1. Alwi I, Salim S. Hidayat, Kurniawan J.Tahapary


DL, editor pelaksanaaan di bidang penyakit dalam,
panduan praktis klinis, Jakarta: interna publishing.
2. Aminoff.fluid andelectrolytedistrubance.in:fauci
AKasper D Longgo D.Braunwald Ehauser S,
jameson J Loscalzo J, editors. Harrisons
principlesof internal medicine, 18 ed. Unites
statesof America;The McGraw – Hillcompanies,
2012
3. Panduan Nasional Praktek Klinik (PPK).

3
PAPDI2015

Ketua Komite Medik Ngawi, September 2023


Ketua KSM Ilmu Penyakit Dalam

dr. M. Rosyid Anwari, Sp. PK dr. Supandi Hasan, Sp.PD

Direktur RSUD Geneng

dr. Endri Agustin, M.Kes


Pembina
NIP. 19760830 200901 2 002

Anda mungkin juga menyukai