Anda di halaman 1dari 3

A.

Koreksi Hipokalemia Di Insthalasi Gawat Darurat


Beberapa hal penting yang harus di ingat dalam koreksi hipokalemia di IGD adalah indikasi,
dosis kalium dan monitoring komplikasi. Prinsipnya , dokter harus mempertahankan kalium
darah pasien dalam rentang normal (3.5-5mEq/L). Dalam koreksi kadar kalium, penting
diperhatikan kecepatan pemberian (kalium intravena) dan monitoring komplikasi.
B. Indikasi Koreksi Hipokalemia
1. Indikasi Mutlak : Pasien wajib diberi kalium pada keadaan
 Pasien sedang dalam pengobatan digitalis
 Pasien dalam keadaan ketoasidosis diabetic
 Pasien dengan kelemahan otot pernafasan
 Hipokalemia berat (2 mEq/L)
2. Indikasi Kuat : Kalium harus diberikan dengan segara pada kondisi
 Infusiensi coroner atau iskemia otot jantung
 Ensefalopati hepatikum
 Pasien memakai obat yang dapat menyebabkan perpindahan kalium dari ekstra ke
intrasel (misalnya : insulin)
3. Indikasi sedang : Kalium tidak perlu diberikan segera pada kondisi hipokalemia
ringan (kalium 3-3,5 mEq/L)
C. Tatalaksana Hipokalemia
Tindakan koreksi kalium adalah Tindakan yang membutuhkan kehati-hatian karena risiko
yang fatal bila terjadi kesalahan. Beberapa hal dibawah ini adalah prinsip penting yang harus
dipegang dalam melakukan koreksi kalium di IGD
1. Prinsipnya, penurunan kalium plasma 1 mEq/L sama dengan kehilangan 200 mEq dari
total tubuh.
2. Sebelum kalium dikoreksi, jangan lupa obat penyebab dasar (misal, terapi hipomagnesia)
3. Penggantian kalium secara oral, (slow correction) 40-60 mEq, kira-kira dapat menaikan
kadar kalium sebesar 1-1,5 mEq/L
4. Penggantian kalium secara intarvena dalam bentuk larutan kcl (rapid correction)
diindikasikan pada hiperkalemia berat atau pasien tidak mampu menggunakan kalium per
oral.
- Dosis kalium diberikan dalam bentuk KCl 20 mEq dilarutkan dalam 100 cc Nacl
isotonik. Tidak dianjurkan menggunakan cairan pelarut yang mengandung gula karena
dapat menginduksi insulin endogen yang dapat memperburuk hipokalemia.
- Pemberian kalium melalui vena besar dilakukan dengan kecepatakan maksimal 10
mEq/jam atau konsentrasi maksimal 30-40 mEq/L. konsentrasi lebih dari 40 mEq/L tidak
dianjurkan karena dapat menyebabkan hiperkalemia yang mengancam nyawa.
- Jika melalui vena perifer, KCl diberikan maksimal 60 mEq yang dilarutkan dalam Nacl
isotonic 1000cc dengan kecepatan lambat untuk mencegah iritasi pembuluh darah.
- Dosis untuk berat badan
<40 kg : 0,25 mEq/L/L x kg x Jam x 2 Jam >40 kg : 10-20 mEq/L x 2 Jam
- Pada kasus aritmia berat atau kelumpuhan otot pernafasan, KCl diberikan dengan
kecepatan 40-100 mEq/L. Pasien yang menerima 10-20 mEq/jam harus berada dalam
pemantauan EKG jantung secara kontinyu. Jika ditemukan gelombang T, waspadai
adanya hiperkalemia dan memerlukan perhatian segera.
- Tanpa pemantauan EKG kontinyu, pasien bisa mengalami komplikasi aritmia jantung
yang tidak terdeteksi. Salah satu komplikasi fatal yang tidak diinginkan terjadi cardiac
arrest yang berakhir dengan kematian.

A. Gejala Hiponatremia
Gejala hiponatremia dapat berbeda pada setiap penderita.. bila kadar natrium dalam tubuh
menurun secara bertahap (dalam 2 hari atau lebih), penderita mungkin tidak mengalami
gejala apapun. Kondisi ini disebut dengan hiponatremia kronis.
Jika kadar natrium turun dengan cepat (hiponatremia akut), gejala yang umum dialami
penderita yaitu :
 Sakit Kepala
 Linglung
 Mual Dan Muntah
 Lemas Dan Lelah
 Kram Atau Lemah Otot
 Kejang
 Penurunan Kesadaran
 Gelisah Dan Mudah Marah
B. Penatalaksaan Hiponatremia

Anda mungkin juga menyukai