Anda di halaman 1dari 23

r e O pe r as i

Anes t es i P
e n P a sie i n
Manajem e m ia
n Hi p e r ka l
deng a
AA Ayu Lestari Purnama Shinta
16710114
Definisi Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan suatu keadaan dimana jumlah
kalium yang terdapat di dalam darah berada pada kadar
yang lebih tinggi dari 5 mEq/L darah. Hiperkalemia ini
mengalami peningkatan konsentrasi ion kalium di cairan
ekstraselular. Dengan kata lain, hiperkalemia merupakan
kondisi kelebihan kalium pada tubuh.
Hiperkalemia dapat disebabkan oleh tidak adekuatnya
pengeluaran kalium, intake yang tinggi, atau
perpindahan kalium dari cairan intraselular (ICF) ke
cairan ekstraselular (ECF) yang menyebabkan gangguan
neuromuskular dan kardiak.
Etiologi
Tingginya kadar kalium (>5 mEq/L) dapat disebabkan oleh :

Pelepasan kalium akibat kerusakan sel, contohnya akibat


luka bakar, injuri karena kecelakaan dan rhabdomyolysis.
Perpindahan abnormal keluar sel, contohnya: asidosis,
transfusi, hiperkalemik periodik paralysis.
Pengeluaran kalium yang menurun, contohhnya karena
gagal ginjal, penyakit Addison, obat-obatan seperti
kalium rendah diuretik dan NSAIDs.
Keracunan kalium.
Patofisiologi
Gangguan renal, khususnya pengeluaran kalium,
merupakan penyebab utama dari hiperkalemia.
Gangguan renal tersebut diantaranya dapat
disebabkan oleh gagal ginjal yang tidak teratasi,
kerusakan adrenal, dan medikasi (kalium rendah
diuretik, antimicrobial drug trimethoprim, dan
NSAIDs) yang menyebabkan gangguan pengeluaran
oleh ginjal.
Hiperkalemi mengganggu fungsi membran sel, seperti
memengaruhi kerja jantung, fungsi otot skeletal, dan
saluran cerna. Pada jantung hiperkalemi muncul
menurunkan heart rate, memungkinkan heart block,
depolarisasi memanjang, sehingga terjadi beberpa
perubahan hasil EKG. Disritmia ventrikuler dapat
berkembang yang dapat menuju pada henti jantung.
Hiperkalemia berat dapat menurunkan kekuatan
kontraksi miokardial.
Manifestasi Klinis
Hiperkalemia ringan menyebabkan sedikit gejala. Gejala
berupa irama jantung yang tidak teratur dan jantung
berdebar cepat.
Efek pada jantung, hiperkalemia mendepolarisasi
membran sel, memperlambat konduksi ventrikel, dan
mengurangi durasi potensial aksi. Perubahan ini
menghasilkan elektrokardiografi klasik (EKG)
manifestasi dari hiperkalemia diamana gelombang T
memuncak, pelebaran kompleks QRS, hilangnya
gelombang P, "gelombang sinus" konfigurasi, atau
fibrilasi ventrikel dan detak jantung.
Efek pada Neuromuskular:
Kelemahan otot yang tidak begitu terlihat biasanya
merupakan tanda awal.
Kelemahan otot yang berjalan naik dan berkembang
kearah paralisis flaksid pada tungkai bawah, dan
akhirnya pada badan dan lengan.
Parestesia pada wajah, lidah, kaki, dan tangan.

Efek pada Saluran Cerna


Mual, kolik usus, dan diare
Efek pada Ginjal
Oliguria yang berlanjut menjadi anuria.

Efek padaa Kardiovaskular


Disritmia jantung, badikardi, blok jantung komplit,
fibrilasi ventrikel atau henti jantung.
Perubahan EKG (terjadi jika K+ serum = 7-8 mEq/L.
Secara umum, pengobatan harus segera dilakukan jika
ditemukan kadar kalium yang tinggi. Kalium bisa
dibuang tubuh melalui saluran pencernaan atau ginjal
atau dialisa. Kalium dapat dibuang dengan
merangsang terjadinya diare, sehingga kalium keluar
dari tubuh melalui tinja. Bila ginjal berfungsi dengan
baik, maka bisa diberikan obat untuk meningkatkan
pengeluaran kalium.
Obat-obatannya sebagai berikut:
Sediaan Resin
Kalium dapat dibuang dengan merangsang terjadiya
diare dan dengan menelan sediaan yang mengandung
renin penghisap kalium. Resin ini tidak diserap di
saluran pencernaan, sehingga kalium keluar dari
tubuh melalui tinja.
Diuretik (HCT, Furosemid, dll)
Bila ginjal berfungsi dengan baik, diberikan obat diuretik
untuk meningkatkan pengeluaran kalium.

Infus Kalsium, Glukosa, atau Insulin


Jika diperlukan pengobatan segera, dapat diberikan larutan
intravena yang terdiri dari kalsium, glukosa atau insulin.
Kalsium (kalsium glukonat 10% 5-10 mL atau kalsium
klorida 10% 3-5 mL) dapat mengantagonis efek
kardiovaskuler dari hiperkalemia dan berguna pada pasien
dengan tanda hiperkalemia.
Penatalaksanaan Hiperkalemia
Stabilisasi membran jantung dengan kalsium:
Diberikan hanya untuk hiperkalemia dengan perubahan EKG yang bermakna atau
aritmia berat yang disebabkan hiperkalemia.
Berikan kalsium glukonas 1000 mg (10 ml solusi 10%) intravena secara perlahan dalam 2-3
menit.
Terapi kalsium dapat diberikan berulang dalam 5 menit bila perubahan EKG menetap;
pasien sebaiknya dalam onitor kardiak.
Memindahkan/memasukan kalium ke dalam sel:
Insulin dan Glukosa
- Berikan bolus regular insulin 8 unit dengan 50 ml dextrose 40%
- Onset 10-20 menit.
- Setelah terapi bolus insulin dan glukosa, diberikan infus dextrose dan gula darah
dimonitor.
Agonis Beta-2
- Dapat diberikan albuterol 10-20 mg dalam 4 ml saline untuk inhalasi selama 10 menit.
Bicarbonat natricus
- Dapat diberikan 150 meq dalam 1 liter dextrose 5% dengan kecepatan 250 ml per jam.
- Jangan diberikan bersama dengan kalsium dalam satu IV line.
Menurunkan kalium:
Kation exchange resin (sodium polystyrene sulfonate)
Berikan 15 samapai 30 gram sodieum polystyrene
sulfonate per oral.
Loop atau thiazide diuretik
Dapat diberikan furosemide 20-40 mg IV.
Hemodialisis
Dapat digunakan bila terapai konservatif diatas gagal,
hiperkalemia berat (K 6,5 mEq/L), pasien dengan gagal
ginjal, atau pasien dengan kerusakan jaringan berat.
Pertimbangan anestesi
Operasi elektif sebaiknya tidak dilaksanakan pada
pasien dengan hiperkalemia. Manajemen anestesi dari
pasien dengan hiperkalemia ditujukan pada
penurunan kadar kalium plasma serta pencegahan
peningkatan yang lebih lanjut.
Anestesia Pre Operasi Manajemen
Pasien Hiperkalemia
Penggunaan suksinilkolin sebagai obat pelumpuh otot
golongan depolarisasi sering mengakibatkan fasikulasi
yang dapat menyebabkan kenaikan kadar kalium darah
dan gangguan irama jantung.
Magnesium merupakan kation terpenting keempat di
dalam tubuh dan kedua di intraseluler setelah ion kalium.
Magnesium bekerja secara kompetitif inhibitor terhadap
ion kalsium sehingga asetikolin sebagai neurotransmiter
yang dilepaskan dari presinaps dapat dikurangi dan kanal
kalium tidak terbuka terlalu lama, sedangkan pada post
sinap akibat ion kalsium proses kontraksi akan dihambat.
Kadar kalium darah merupakan salah satu faktor yang
dapat digunakan untuk mengetahui adanya gangguan
elektrolit, kelainan otot serta gangguan konduksi
jantung. Suksinilkolin merupakan pelumpuh otot yang
sering digunakan tetapi dapat mengakibatkan gangguan
kadar kalium darah maupun efek samping yang lain.
Meskipun tidak ada rekomendasi yang ada untuk nilai
kalium pra operasi yang aman, satu penelitian
menyatakan menghindari anestesi umum pada pasien
dengan penyakit ginjal kronis yang memiliki tingkat
serum potassium di atas 5,5 mEq per L (5,5 mmol per L).
Obat yang bisa digunakan untuk menurunkan kalium
dengan cepat sebelum operasi
Infus Kalsium, Glukosa, atau Insulin
Jika diperlukan pengobatan segera, dapat diberikan larutan intravena yang
terdiri dari kalsium, glukosa atau insulin. Kalsium (kalsium glukonat 10% 5-
10 mL atau kalsium klorida 10% 3-5 mL) dapat mengantasonis efek
kardiovaskuler dari hiperkalemia dan berguna pada pasien dengan tanda
hiperkalemia. Kalsium membantu melindungi jantung dari efek kalium
konsentrasi tinggi, meskipun efek ini hanya berlangsung beberapa menit saja.
Glukosa dan insulin memindahkan kalium dari darah ke dalam sel, sehingga
menurunkan konsentrasi kalium darah.
Calcium Cloride (1gm) atau Calcium Gluconate (3gm)
Onset of action 5 menit. Efeknya berlangsung sekitar 30-60 mnt.
Koreksi jika ada asidosis
2 adregenik stimlation (albuterol).
Onset of action 10 menit, durasinya 2 jam.
Premedikasi
Idealnya, penderita memasuki ruang pembedahan
dalam keadaan tidak cemas, tidur tetapi mudah
dibangunkan, dan kooperatif. Untuk mendapatkan
kondisi ini, pasien diberi medikasi prabedah baik secara
farmakologis maupun psikologis. Selama pemeriksaan
prabedah, pasien dan keluarga dibekali informasi
sebagai persiapan psikologis. Sementara itu,
pramedikasi farmakologis meliputi pemberian obat
untuk mengurangi kecemasan (ansiolitik), analgesik,
sedatif, meningkatkan pH cairan lambung, menekan
respons simpatis atau pencegahan reaksi alergi.
Kesimpulan
Hiperkalemia adalah suatu keadaan dimana jumlah kalium
yang terdapat di dalam darah berada pada kadar yang lebih
tinggi dari 5 mEq/L darah. Dengan kata lain, hiperkalemia
merupakan kondisi kelebihan kalium pada tubuh. Operasi
elektif sebaiknya tidak dilaksanakan pada pasien dengan
hiperkalemia. Manajemen anestesi dari pasien dengan
hiperkalemia ditujukan pada penurunan kadar kalium
plasma serta pencegahan peningkatan yang lebih lanjut.
EKG harus diperiksa secara hati-hati sebagai tanda-tanda
dari hiperkalimia atau hipokalimia seperti pada iskemia,
blok konduksi, dan ventrikular hipertropi.

Anda mungkin juga menyukai