Strabismus
Orbit membentuk satu piramid, dimana sudut dinding lateral dan medial nya adalah
45º dan sudut poros sentral nya adalah 22,5º (digenapkan menjadi 23º). Keempat otot
rektus berasal dari anulus Zinn (lihat Gambar 17.1, Gambar 17.2, dan Tabel 17,1).
SO (seperti LPS) berasal dari apeks orbital diluar anulus; sebaliknya, IO muncul dari
lantai orbital hidung. Oblik berada dibagian bawah otot rektus terkait, yaitu SO
berada dibagian bawah SR dan IO berada dibawah IR. Tendon dan selubung SO dan
secara unik melalui puli kaku kartilaginosa yang menempel pada dinding orbital
superonasal.
Spiral Tillaux menentukancara rekti masuk secara posterior ke limbus (MR, IR, LR,
dan kemudian SR). Inervasi adalah oleh IIIn untuk SR, MR, IR, IO, oleh IVn untuk
Tiap otot rektus membawa dua arteri silier anterior, kecuali lateral atau bagian
samping yang hanya membawa satu arteri silier. Hal ini sangatlah penting untuk
Kapsul Tenon merupakan lapisan fasia difus/ baur antara konjungtiva dan bola mata
yang membungkus EOM. Kondensasi lapisan ini secara klasik dipahami untuk
membentuk ligamen pipi (yang merentang secara radial dari bola mata ke bagian
lateral dan medial dinding orbital dan otot-otot diantaranya), ligamen Lockwood
(tersampirkan dibawah dan menopang bola mata), dan septum antar otot (secara
konsentrik mengelilingi bola mata depan antar otot). Pemahan akan fungsi dari
tinggi. MRI menunjukkan EOM tidak melewati dengan garis lurus dari awalnya ke
insersi, dan puli serta struktur-struktur sling aktif dan pasif terkait dapat
1
Demer JL. Peranan penting jaringan ikat orbital pada perataan binokular dan
strabismus. Kuliah Friedenwald. Invest Ophthalmol Vis Sci 2004; 45: 729-38.
(LPS diangkat).
Gambar 17.2. Tampilan samping bola mata kanan yang menunjukkan insersi otot
(sebagian LR diangkat).
Gerakan mata dapat bersifat monokular (duksi) atau binokular (versi dan vergen).
Versi adalah gerakan mata konjugat, yaitu gerakan mata pada arah yang sama,
sedangkan vergen bersifat diskonjugat, yaitu gerakan mata pada arah yang
berlawanan. Gerakan mata dapat dijelaskan sebagai rotasi bola mata disekitar poros
horisontal (x), anteroposterior (y), dan vertikal (z) – poros Fick (lihat Gambar 17.3).
Duksi terdiri dari abduksi (kearah luar), aduksi (ke arah dalam), supraduksi (ke arah
atas), infraduksi (ke arah bawah), intorsi (gerakan limbus superior/ atas ke arah
superior/ atas ke arah kanan), dan laevosikloversi (gerakan limbus atas ke arah kiri).
Vergen terbatas pada konvergen (ke arah dalam) atau divergen (kearah luar)
(Gambar 17.4).
EOM tidak berperan sendirian. Dengan demikian, tiap agonis (contohnya LR)
memiliki antagonis yang berperan/ bergerak dengan arah berlawanan pada mata yang
gerakan pemikul yang bergerak dengan arah yang sama pada mata lainnya (yaitu MR
mendapatkan inervasi yang sama dan bersamaan (hukum Hering) (lihat Tabel 17.2).
Gambar 17.3. Poros Fick.
pengamat).
subsidiari/ pelengkap)
MR Aduksi Aduksi Aduksi
LR Abduksi Abduksi Abduksi
SR Elevasi (intorsi, Elevasi (terisolasi pada Intorsi (terisolasi pada
Ambliopia
hidup manusia, kapasitas kita untuk visi tingkat tinggi adalah tidak bisa dihindari.
Semuanya tidak ada yang sempurna, citra foveal yang seimbang dari kedua mata
dapat menyebabkan hilangnya indera penglihatan pada satu atau kedua mata. Seiring
dengan bertambahnya usia, kondisi ini sulit untuk dikembalikan, pada kira-kira usia
7-8 tahun, dan hal ini biasanya bersifat permanen. Etiologi ambliopia berkaitan
Penyebab ambliopia
tahun usia hidup tampaknya dapat menyebabkan ambliopia pada jenis pasien
Hampir dari kasus katarak bawaan, khususnya yang bersifat unilateral adalah sangat
atau hemangioma infantil/ anak ketika poros ‘plus’ korektif titik-titik preskripsi
mengacu pada ekuivalen sferikal). Resiko tinggi jika perbedaan pada refraksi
meningkat jika muncul >2 tahun; hal ini merupakan stimulus yang bersifat
ambliogenik.
>0,75D; resiko meningkat jika poros atau magnitud berbeda antara dua mata.
secara bebas bergantian, maka resiko rendah; lebih umum pada esotropia
Ciri-ciri Klinis
penyebab lain ↓VA. Fenomena ini adalah lebih baik didemonstrasikan pada
AMBLIOPIA
Penanganan
Periode kritis selama perkembangan visual atau indera penglihatan yang dapat
dipengaruhi adalah sampai 8 tahun. Pada usia yang lebih muda, terdapat respon yang
lebih cepat terhadap penanganan ambliopia, namun hal ini dapat meningkatkan
Pendekatan umum pertama adalah adaptasi kaca mata, lalu kemudian penutupan,
pembetulan refraktif saja dan memuncak sebelum 3 bulan penggunaan kaca mata.
Oklusi
beragam, namun secara umum, episode (waktu/ hari) dan penanganan yang lebih
lama (penutupan untuk waktu mingguan) telah digunakan untuk para pasien yang
berusia lanjut dan untuk mereka yang mengalami VA yang buruk. Terdapat beberapa
bukti yang menunjukkan bahwa terdapat kelebihan atau manfaat yang lebih dari
penutupan selama > 4 jam/ hari, dan hal ini digunakan sebagai batas atas pada
Penalisasi
Tindakan atropinisasi semakin umum dilakukan. Hal ini mungkin dapat menurunkan
VE pada mata dengan kondisi yang lebih baik menjadi sekitar 6/18, sehingga hal ini
akan sangat efektif jika mata ambliopik memiliki VA (akuitas visual) >6/18. Hal ini
sangat efektif ketika terdapat eror refraktif hipermetropik pada mata yang ditangani
dengan atropin.
dua citra/ gambar yang terpisah (satu dari tiap mata), dan kemudian kedua citra itu
tergantung pada kesesuaian/ kesejajaan yang tepat dan kejelasan citra/ penglihatan
yang sama pada kedua mata dari periode neonatal. Dengan demikian, prasyarat untuk
BSV kualitas tinggi adalah korespondensi retina yang normal, dimana citra/
memproyeksi ke titik-titik retina ini berada pada bidang imajiner yang dikenal
sebagai horopter. Area fusional Panum adalah wilayah yang sempit disekeliling
horopter, dimana mesikpun terjadi disparitas, titik-titik akan terlihat sebagai sesuatu
yang tunggal.
Tingkat BSV
jauh-dekat.
Fusi memiliki komponen-komponen sensori dan motor. Dimana fusi sensori dapat
menghasilkan gambar/ citra tunggal dari titik-titik yang bersesuaikan, fusi motor
menyesuaikan posisi mata untuk menjaga fusi sensori. Cadangan fusional
mengindikasikan tingkat diatas yang dapat dipecahkan oleh mekanisme ini (biasanya
Abnormalitas BSV
Konfusi adalah stimulasi titik-titik yang bersesuaian oleh gambar yang tidak
sama, yaitu dua gambar/ citra yang tampak diatas tiap masing-masing
gambar.
Diplopia adalah stimulasi titik-titik yang tidak bersesuaian oleh gambar/ citra
Mekanisme adaptif
yang menyebabkan konfusi (supresi sentral pada fovea) atau diplopia (supresi
ambliopia, jika tidak ditangani: supresi yang bergantian (antar dua mata)
tidak akan terjadi. Ukuran dan densitas skotoma supresi adalah beragam.
Densitas dapat diukur dengan batang filter Sbiza dengan secara berturut-turut
Mikrotropia
Manfaat dari mekanisme adaptif terlihat pada mikrotropia. Hal ini merupakan satu
deviasi nyata yang kecil, biasanya dengan derajat BSV yang diciptakan oleh
Biasanya tidaklah terdapat gerakan pada uji tutup (mikrotropia dengan identitas),
Walaupun hal yang perlu diutamakan untuk diperhatikan pada pasien (ataupun orang
tua) adalah kondisi ‘juling’, maka adalah wajib untuk melakukan pertimbangan
dalam hal perkembangan visual anak dan status oftalmiknya. Tindakan penilaian
pengukuran yang tepat akan pandangan, refraksi dan pemeriksaan oftalmik, serta
pertimbangan akan resiko-resiko ambliogenik. Kondisi mata juling dapat menjadi
katarak), dan dengan demikian pemeriksaan oftalmik yang cermat adalah hal yang
Pendekatan oftalmik umum untuk memeriksa anak (lihat Penilaian oftalmik pada
anak (1), hal 768) harus diadaptasi untuk mencakup pemeriksaan ortoptik dan
membantu untuk mengurangi tingkat kelelahan pada pasien maupun pada pemeriksa.
Terdapat fokus yang harus diperhatikan dalam hal kemungkinan akan kelainan-
kelainan sistemik, dan anak harus dirujuk ke dokter anak (lihat Tabel 17.4 dan Tabel
17.5).
Masing-masing test atau pemeriksaan dibahas sebagai bagian dari metode klinis
Riwayat
refraktif
PMH Riwayat obstetrik/ perinatal; riwayat pertumbuhan/ perkembangan
SR Kelainan-kelainan sistemik lain (khususnya CNS), khususnya tumor
atau trauma
SH Dukungan keluarga (untuk anak-anak)
FH FH strabismus/ masalah-masalah visual lain
Dx Obat-obatan
Ax Alergi
Pemeriksaan
pemeriksaan
Tabel 1.1)
yang normal
Uji tutup Jarak dekat/ jarak jauh
Deviasi Pengukuran dengan uji tutup prisma atau melakukan estimasi
sinoptofor
Cadangan Pengukuran dengan prisma (horisontal dan vertikal) yang
Konvergens
kaca Bagolini
Korespondensi Mendeteksi korespondensi/ kebersesuaian retina anomali dengan
terkait
Tinjauan Utamanya syaraf kranium, fungsi sensori/ motor/ serebelar,