Anda di halaman 1dari 34

Blok 4.

2
A. Kulit
Materi
A. Regio : kepala, wajah, leher, ekstremitas superior (lengan atas, lengan bawah, punggung tangan, telapak
tangan, jari tangan) , ekstremitas inferior (tungkai, telapak kaki/plantar, punggung kaki, jari kaki) , torax,
punggung, abdomen, genital
B. Efloresensi (kelainan kulit yang terlihat)
a. Efloresensi primer
1. Makula : perubahan warna apapun baik itu merah, hitam, biru, tapi tidak ada peninggian kulit,
dan batasnya tegas dengan diameter kurang dari 0,5cm. Contoh : melanoderma, leukoderma.
Purpura. Petekie, ekimosis. Jika diameternya >0,5 cm = patch
2. Eritema : kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler yag
reversible
3. Papula : peninggian kulit yang padat, diameter <0,5cm. Jika diameter > 0,5 cm = plak
4. Nodul : sama dengan papula, berbentuk kubah, diameter >0,5cm
5. Tumor : adanya suatu massa/benjolan akibat pertumbuhan sel berlebih, baik jinas atau ganas,
diameter > 2 cm
6. Vesikula : peninggian kulit berisi cairan, diameter <0,5 cm.
7. Bula : sama dengan vesikula, diameter > 0,5 cm
8. Pustula : vesikel yagn berisi nanah atau pus
9. Urtikaria/wheal : peninggian kulit yang datar berbentuk edema setempat yang timbul mendadak
dan hilang perlahan-lahan bersifat gatal, pori-pori melebar, warna pucat

b. Efloresensi sekunder
1. Skuama : kulit yang bersisik atau lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit

2. Erosi : hilang/terkelupasnya kulit yang terbatas sampai bagian epidermis, sehingga pada erosi
tidak dijumpai perdarahan, tapi ada serum / cairan yang keluar. Sembuh tanpa meninggalkan
jaringan parut. Contoh : garukan
3. Ekskoriasi :  sama dengan erosi, namun sudah sampai bagian dermis yaitu lapisan papilari
dermis, sehingga ada/dijumpai perdarahan
4. Ulkus : defek yang lebih dalam disbanding erosi dan excoriasi. Jika ulkus sembuh, ia akan
membentuk jaringan parut/scar.
5. Krusta : pengeringan cairan (serum, exudate purulent, atau darah) yang mengering dan mengeras
pada permukaan kulit bercampur dengan epitel debris bakteri.
6. Sikatrik/scar/parut : proliferasi jaringan fibrosa yang mengganti jaringan kolagen normal setelah
terjadi luka, ulkus, atau lesi kulit lainnya. 
7. Fisura : retakan kulit yang linier
C. Ukuran, bentuk, lokasi
Ceklist pemeriksaan dermatologis
1. Anamnesis
2. Px dermatologis
3.

No. Kriteria Skor

0 1 2 3

1 Sambung rasa

2 Menjelaskan tujuan pemeriksaan

3 Menyiapkan kaca pembesar

4 Mencuci tangan

5 Melakukan pemeriksaan dermatologi dengan menggunakan


kaca pembesar

6 menyebutkan lokasi / regio pemeriksaan

8 Menyebutkan jenis efloresensi primer

9 Menyebutkan jumlah efloresensi yang ditemukan

10 Menyebutkan ukuran

11 Menyebutkan jenis efloresensi sekunder

12 Menyebutkan jumlah efloresensi yang ditemukan

13 Menyebutkan ukuran

14 Lakukan interprestasi

TOTAL

4. Px penunjang
5. Diagnosis sementara dan banding
6. Tatalaksana
7. Edukasi

 Infeksi virus

Nama Penyakit Manifestasi Diagnosa Pemeriksaan Terapi dan edukasi


banding penunjang
Veruka vulgaris (kutil) Ditemukan : Keratosis Histopatologis Terapi :
Papul verukosa , keratotik, seboroik,  adanya Farmako :
ukuran bbrp mm sampai 1 cm nervus akantosis, Bahan kaustik : asam
verokosus hiperkeratosis, trikloroasetat 25%,
Etio : infeksi HPV 2 papilomatosis, asidum salisilikum
dan rete ridges 25%
Gejala : yang Bedah :
Nyeri bila tumbuh di palmar memanjang ke Bedah beku, laser,
atau plantar medial listrik

Predileksi : Edukasi :
Bisa dimana saja. Sering di -Menjaga hiegene
punggung tangan, jari tangan. peroangan
Pada anak2 di wajah dan leher -Menghindari kontak
langsung
Moluscum kontangiosum Ditemukan : Miliaria, - Pemeriksaan Non farmako :
Papul miliar, kadang-kadang Varisela PCR untuk mengeluarkan massa
lentikular dan berwarna putih deteksi virus yang mengandung
mirip lilin, berbentuk kubah -pemeriksaan badan moluskum
yang kemudian di tengahnya histopatologis dengan menggunakan
terdapat lekukan (delle). Jika didapatkan alat seperti ekstraktor
dipijat akan tampak keluar badan komedo, jarum suntik,
massa yang berwarna putih moluskum atau alat kuret kulit.
seperti nasi. (handerson-
peterson bodies) Farmako :
Etio : -bila gelembung pecah
infeksi virus DNA genus poks diberi salap mupirocin.
yang menginfeksi sel epidermal.
Penularan melalui kontak Edukasi :
langsung dengan agen penyebab -Pasien perlu menjaga
higiene kulit.
Predileksi : - tidak menggunakan
muka, badan, dan ekstremitas, alat mandi bersama
sedangkan pada orang dewasa
di daerah pubis dan genitalia
eksterna.
Herpes simplex Ditemukan : Impetigo -tzank tes Terapi :
Papul eritema yang diikuti oleh vesikobulosa, dengan -antivirus : Asiklovir,
munculnya vesikel berkelompok ulkus genitalis pewarnaan dosis 5 x 200 mg/hari
dengan dasar eritem. Vesikel ini giemsa selama 5 hari, atau
dapat cepat menjadi keruh, yang (ditemukan sel -antipiretik :
kemudian pecah, membasah, dactia inti parasetamol
dan berkrusta. Kadang-kadang banyak)
timbul erosi/ulkus -antibodi (HSV) Edukasi :
Herpes Simplex -Tidak melakukan
Etio : virus untuk hubungan seksual
HSV 1 : mulut dan hidung HSV deteksi virus hvs ketika masih ada lesi
2 : genital atau gejala prodromal.

Gejala :
gejala sistemik seperti demam,
malaise, mialgia, nyeri kepala,
dan adenopati regional
Morbilli/rubeola (campak) Ditemukan : Erupsi obat, -pemeriksaan Terapi :
lesi makula dan papula eritem , eksantema hitopaitologi Suplementasi vitamin 
generalisata, lalu menghilang virus dapat ditemukan A
menjadi deskuamasi ringan. sel datia berinti Bayi usia kurang dari 6
banyak pada bulan 50.000 IU/hari
Etio : sekret. PO diberi 2 dosis.
Infeksi virus Measles -pemeriksaan Usia 6-11 bulan
serologi IgM 100.000 IU/hari PO 2
Gejala : anti-Rubella dosis.
-Gejala prodromal berupa Usia di atas 1 tahun
demam, malaise, diare, 200.000 IU/hari PO 2
gejala respirasi atas (pilek, dosis.
batuk), dan konjungtivitis. -antipiretik
-orofaring ditemukan koplik -antiemesis
spot sebelum munculnya -salep mata
eksantem kloramfenikol, 3x/hari
-hari ke 4 timbul lesi selama 7 hari. Jangan
-riwayat belum pernah menggunakan salep
imunisasi campak steroid.

Predileksi : Edukasi :
dimulai pada kepala pada -diisolasi
daerah perbatasan dahi rambut, -imunisasi campak
di belakang telinga, dan semua anak serumah
menyebar secara sentrifugal dan umur 6 bulan ke atas.
ke bawah hingga muka, badan, Jika bayi umur 6–9
ekstremitas, dan mencapai kaki bulan sudah menerima
vaksin campak, penting
untuk memberikan
dosis kedua segera
setelah bayi berumur
lebih dari 9 bulan
Varisella (cacar air/chicken pox) Ditemukan : Variola, -Pemeriksaan Terapi :
Papul eritematosa dalam herpes zoster, lab darah rutin -antipiretik :
beberapa jam  vesikel  rekasi (jumlah dan parasetamol
pustul  krusta. Gambaran hipersensitivit hitung jenis 10-15 mg/kgbb/kali
polimorfik (erupsi kulit as akibat leukosit) -> pemberian, atau 3-4x
berbeda-beda) serangga penurunan 500 mg/hari
leukosit -antivirus :
Etio : infeksi primer virus - tzank tes -> sel --Dewasa asiklovir
varicella zoster (VVZ). dactia berinti 5x800 mg/hari peroral
Penularan melalui kontak banyak selama 7 hari
langsung dari lesi di kulit atau --Anak-anak
melalui droplet saluran nafas. Asiklovir 20
mg/kgBB/kali
Gejala : sebanyak 4-5x selama
Inkubasi 10-20 hari 7 hari
-Gejala prodromal : demam, -bedak+zat anti gatal
malaise, nyeri kepala, erupsi (mentol)
kulit
-gatal Edukasi :
1.istirahat yang cukup
Predileksi : 2. menjaga kebersihan/
Badan menyebar ke muka, higenitas diri
ekstremitas, mukosa mulut, 3. Perbanyak minum
konjungtiva dan mengonsumsi
makanan yang lembut.
4. Tidak menggaruk
ruam atau luka cacar
air.
5. Mengenakan pakaian
berbahan lembut dan
ringan

Pencegahan : vaksin
varicella
Herpes zoster (cacar ular/cacar api) Ditemukan : Varisela, -PCR  deteksi Terapi :
Erupsi vesikular berkelompok herpes DNA virus Sama seperti varicella
dengan dasar eritematous dan simplex, varicella -analgetik :
bersifat unilateral pada satu dermatitis Metampiron 4x1
dermatom kontak tab/hari

Etio : reaktivasi virus varicella Edukasi :


zoster. Penularan kontak. > 50 - Tidak menggaruk
th ruam atau luka cacar
air.
Gejala : -. Mengenakan pakaian
Inkubasi 7-12 hari berbahan lembut dan
-gejala prodromal (nyeri otot ringan
lokal, nyeri tulang, pegal,
parestesia sepanjang dermatom, Pencegahan :
gatal, rasa terbakar) Vaksin varicella
-gejala konstitusi (nyeri kepala,
malaise, demam)
-erupsi kulit : Makula
eritematosa pada satu
dermatom papul  erupsi
vesikular  krusta

Predileksi :
unilateral pada satu dermatom

 Infeksi bakteri (PIODERMA)


Definisi :
Pioderma adalah infeksi kulit (epidermis, dermis dan subkutis) yang disebabkan oleh bakteri gram
positif dari golongan Stafilokokus dan Streptokokus. Penularannya melalui kontak langsung dengan
agen penyebab.Terdiri dari impetigo, ektima, furunkel, folikulitis, erisepelas,

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan dari apusan cairan sekret dari dasar lesi dengan pewarnaan Gram
2. Pemeriksaan darah rutin kadang-kadang ditemukan leukositosis.
3. Kultur bakteri

Tatalaksana :
Antibiotik topikal : basitrasin atau neomisin

Antibiotik sistemik : amoksisilin 4x500 mg/hari

Edukasi

Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri dan
stamina tubuh.

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor resiko Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
banding penunjang
Impetigo Ditemukan Impetigo Lihat penjelasan a.Impetigo bulosa
A. Impetigo bulosa (cacar Impetigo bulosa : vesikobulosa bulosa : atas Beberapa vesikel/ bula 
monyet) dengan lesi bula hipopion (bula dermatofitosis topikal antibiotik atau caira
berisi pus) koleret dasarnya masih Impetigo antiseptik
eritematosa. predileksi aksila, krustosa : Banyak  antibiotik sistem
dada , punggung. impetigo
Etio ulseratif
Staphylococcus aureus. Pada (ektima) B.impetigo krustosa
anak dan dewasa Krusta sedikit: dilepaskan &
topikal antibiotik
Impetigo krustosa : vesikel yang Kalau banyak: antibiotik
dengan cepat berubah menjadi sistemik
B. Impetigo krustosa pustul dan pecah sehingga
menjadi krusta kering kekuningan
seperti madu. Predileksi spesifik
lesi terdapat di sekitar lubang
hidung, mulut, telinga atau anus.
Etio :
streptococcus beta hemoliticus.
Pada anak

Impetigo ulseratif (ektima) Ditemukan Impetigo Sedikit: krusta diangkat +


Krusta tebal berwarna kuning, krustosa topikal antibiotik
jika krusta diangkat, lengket dan Banyak: antibiotik sistemik
tampak ulkus yang dangkal

Etio
Infeksi streptococcus B
hemoliticus

Predileksi :
Di tungkai bawah atau tempat
trauma
Folikulitis superficialis / Ditemukan Furunkel, Antibiotik topikal
Impetigo Bockhart Papul atau pustul , eritema , karbunkel,
ditengahnya terdapat rambut tinea barbae

Etio
Staphyloccocus aureus

Predileksi :
Tungkai bawah

Furunkel /bisul (radang Ditemukan : Folikulitis Sedikit: antibiotik topikal


folikel rambut), karbunkel Nodul eritematous berbentuk superficial, Banyak: antibiotik topikal d
(kumpulan furunkel) kerucut ditengahnya terdapat tinea barbae sistemik
pustul -> abses -> pecah ->
fistula

Etio : stapyhlococcus aureus

Gejala :
Nyeri
Predileksi :
Muka, leher, lengan,
pergelangan tangan, jari-jari
tangan, aksila, bokong, daerah
anogenital
Erisepelas Ditemukan selulitis -Istirahat  tungkai
Eritema berwarna merah bawah/kaki ditinggikan
cerah,berbatas tegas , -Sistemik: antibiotik
pinggirnya meninggi dengan -Topikal: kompres terbuka
tanda radang akut. Kadang larutan antiseptik
disertai vesikel dan bula -Edema: diuretika
-analgesik
Etio
Streptococcus B hemoliticus

Gejala
-didahului trauma sehingga
timbul lesi
-demam, malaise
Eritrasma Ditemukan Pitiriasis -Pemeriksaan Terapi :
eritema luas versikolor, dengan lampu Pengobatan topikal: salep
berbatas tegas, Tinea kruris, Wood Tetrasiklin 3%
dengan skuama Dermatitis -Sediaan langsung Pengobatan sistemik:
seboroik, kerokan kulit Eritromisin 1 g sehari (4 x
halus dan
Kandidiasis dengan pewarnaan 250mg) untuk 2-3 minggu.
kadang erosif.
gram
Kadang juga Edukasi
didapatkan -Bagi penderita diabetes, te
likenifikasi dan mengotrol gula darah
hiperpigmentasi -Menjaga kebersihan badan
Etio -Menjaga agar kulit tetap
Corynebacterium minutissimum kering
-Menggunakan pakaian yan
Gejala bersih dengan bahan yang
gatal dengan durasi dari bulan menyerap keringat.
sampai tahun -Menghindari panas atau
kelembaban yang berlebih
Predileksi :
lipat paha bagian dalam, sampai
skrotum, aksilla, dan
intergluteal
Skrofuloderma Ditemukan Limfosarkom -Pemeriksaan Sama dengan TB Paru
abses dan fistel multipel, ulkus- a, Limfoma dahak (RHZE)
ulkus khas, sikatriks-sikatriks maligna, -Pemeriksaan
yang memanjang dan tidak Hidradenitis biakan
teratur serta jembatan kulit supurativa Mycobacterium
tuberculosis
Etio -tes tuberkulin
reaktivasi infeksi
myvobacterium tuberkulosis
akibat penjalaran per
kontinuitatum dari organ di
bawah kulit

Gejala
-dimulai dengan pembesaran
kelenjar getah bening tanpa
tanda-tanda radang aku
-terjadi abses memecah dan
menjadi fistel kemudian meluas
menjadi ulkus.

Predileksi :
leher, ketiak, lipat paha
Lepra Ditemukan
Etio
Gejala

Sifilis/raja singa/veneria Ditemukan Stadium 1: Pemeriksaan Terapi :


stadium 1 dan 2 Stadium 1 Herpes mikroskopis untuk Antibiotik penisilin
Diawali dengan papul lentikuler simpleks, menemukan T.
yang permukaannya segera erosi Ulkus pallidum Edukasi :
dan menjadi ulkus berbentuk piogenik, tidak
bulat dan soliter, dindingnya tak Skabies, Tes Serologik melakukan
bergaung dan berdasarkan Balanitis Sifilis (TSS) hubungan
eritem dan bersih, di atasnya Stadium II:
seksual selama
hanya serum. Ulkus khas Erupsi alergi
indolen dan teraba indurasi yang obat, Morbili, penyakit belum
disebut dengan ulkus durum Pitiriasis tuntas diobati
rosea,
Stadium 2
Roseola sifilitika: eritema
makular, berbintik-bintik, atau
berbercak-bercak, warna
tembaga dengan bentuk bulat
atau lonjong.
Papul berbentuk lentikular,
likenoid, atau folikular, serta
dapat berskuama
Konfluensi papul, pustul dan
krusta mirip dengan impetigo
atau disebut juga sifilis
impetiginosa.

Etio
bakteri Treponema pallidum.

Gejala
-primer : lesi tanpa nyeri di
bagian predileksi
-sekunder :
Ruam atau beruntus pada kulit,
dan dapat menjadi luka, merah
atau coklat kemerahan, ukuran
dapat bervariasi, di manapun
pada tubuh termasuk telapak
tangan dan telapak kaki.
Demam, lesu , pembesaran
KGB
Sakit tenggorokan dan kutil
seperti luka di mulut atau daerah
genital.

 Infeksi jamur
Infeksi jamur ada yang dermatofitosis (tinea) dan non dermatofitosis
1. Nondermatofitosis : ptiriasis versicolor, candidosis

2. Dermatofitosis: Tinea
Definisi
Dermatofitosis/tinea adalah infeksi jamur dermatofita yang memiliki sifat mencernakan keratin di
jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku.
Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan agen penyebab. Sumber penularan dapat berasal
dari manusia (jamur antropofilik), binatang (jamur zoofilik) atau dari tanah (jamur geofilik).
Gejala :
bercak merah bersisik yang gatal. Adanya riwayat kontak dengan orang yang mengalami
dermatofitosis.
Ditemukan :
Lesi berbentuk infiltrat eritematosa, berbatas tegas, dengan bagian tepi yang lebih aktif daripada
bagian tengah, dan konfigurasi polisiklik. Teridir macam-macam efloresensi (polimorfik)
Pemeriksaan penunjang
-pemeriksaan mikroskopis dengan KOH, akan ditemukan hifa panjang dan artrospora
-pemeriksaan biakan jamur
Farmakoterapi :
-pengobatan topikal, antifungal topikal seperti krim mikonazol, diberikan hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2
minggu kemudian untuk mencegah rekurensi.
-pengobatan sistemik , golongan azol, seperti Ketokonazol: 200 mg/hari, diberikan selama 10-14 hari
pada pagi hari setelah makan.
Edukasi :
Higiene diri harus terjaga, dan pemakaian handuk/pakaian secara bersamaan harus dihindari.

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan


resiko banding penunjang edukasi
Tinea kapitis dermatofitosis pada kulit Dermatitis
dan rambut kepala. seboroik,
dermatitis
Ditemukan : kontak
Lesi skuama,
hiperemis,alopesia, kerion
(reaksi peradangan seperti
sarang lebah)
Tinea fascialis dermatofitosis pada wajah Dermatitis
seboroik,
Dermatitis
kontak

Tinea corporis Pada bagian tubuh Dermatitis


numularis,
Ditemukan : Pytiriasis
Lesi bulat atau lonjong , rosea,
berbatas tegas terdiri atas
eritem, skuama kadang
disertai vesikel dan papul di
tepi. Daerah tengah biasanya
tenang, kadang terlihat erosi
dan krusta.

Tinea manus Pada tangan Dermatitis


kontak
iritan,
Psoriasis

Tinea unguium pada kuku jari tangan dan Dermatitis


kaki kontak,
candidiasis
Ditemukan :
Terdapat leukonikia atau
keputihan di permukaan
kuku
Tinea kruris pada daerah genitokrural, Kandidiasis,
sekitar anus, bokong, dan Dermatitis
perut bagian bawah intertrigo,
Eritrasma
Ditemukan :
Lesi tegas, skuama, erosi,
efloresensi sekunder
polimorfik

Tinea pedis (athlete’s foot) Pada kaki Hiperhidrosi


s, Dermatitis
Ditemukan : kontak,
Lesi bulat atau lonjong ,
berbatas tegas terdiri atas
eritem, skuama kadang
disertai vesikel dan papul di
tepi. Daerah tengah biasanya
tenang, kadang terlihat erosi
dan krusta.
Ptiriasis versicolor/tinea Ditemukan Vitiligo, -Pemeriksaan Farmako :
versicolor (panu) Lesi berupa makula eritrasma, lampu Wood -pengobatan
hipopigmentasi atau pitiriasis menampakkan topikal, Suspensi
berwarna-warni, berskuama alba pendaran selenium sulfida
halus, berbentuk bulat atau (fluoresensi) 1,8%, dalam
tidak beraturan dengan batas kuning bentuk shampo
tegas atau tidak tegas. keemasan pada yang digunakan 2-
Skuama biasanya tipis lesi yang 3 kali seminggu.
seperti sisik dan kadangkala bersisik Obat ini
hanya dapat tampak dengan -Pemeriksaan digosokkan pada
menggores kulit (finger nail mikroskopis lesi dan didiamkan
sign). sediaan kerokan selama 15-30
skuama lesi menit sebelum
Etio : dengan KOH. mandi
infeksi jamur Malassezia tampak -pengobatan
furfur campuran hifa sistemik,
pendek dan Ketokonazol per
Gejala spora-spora oral dengan dosis
-bercak putih di kulit. bulat yang dapat 1x200 mg sehari
-Keluhan gatal ringan berkelompok selama 10 hari
muncul terutama saat (spaghetti and
berkeringat meatball Edukasi :
appearance). - tidak
Predileksi : menggunakan
bagian atas dada, lengan, pakaian yang
leher, perut, kaki, ketiak, lembab
lipat paha, muka dan kepala. -tidak berbagi
Penyakit ini terutama penggunaan
ditemukan pada daerah yang barang pribadi
tertutup pakaian dan bersifat dengan orang lain.
lembab.
Kandidosis mukokutan Ditemukan : Dermatofito -kerokan kulit Farmakologi :
erupsi eritematosa , erosi, sis, dengan larutan -topikal,
basah, papulovesikuler eritrasma, KOH , tampak Pada mukosa ,
generalisata dan dermatitis sel ragi, krim nistatin. Pada
deskuamasi. intertriginos blastospora, kulit , krim
a atau hifa semu mikonazol 2%
Etio : -kultur biakan, -sistemik ,
Infeksi jamur candida sp tumbuh koloni Ketokonazol per
terutama candida albicans. mukoid putih oral dengan dosis
1x200 mg sehari
Gejala selama 10 har
Tampak pseudomembran
kelabu pada mulut dan Edukasi :
orofaring. Paranokia pada -menghindari
kuku. faktor pencetur,
hiegene diri
Predileksi
Kulit, kuku dan orofaring

 Infeksi parasit

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor resiko Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
banding penunjang
Cutaneus larva migran Ditemukan Scabies optical coherence Anti helmintes spektrum luas
papul eritem, lesi dermatofito tomography (OCT) (tiabendazol/mintezol; 50
linier/kelok-kelok (khas), sis dengan mg/kg BB/hari 2x sehari,
panjang 2-3 mm menggunakan selama 2 hari)
gelombang cahaya. Cryo terapi
Pemeriksaan ini antihistamin
Etio bisa digunakan
invasi larva cacing tambang. untuk
Biasanya pada anak-anak mengidentifikasi
(jalan tanpa alas kaki, kontak jenis parasit di
dengan tanah/pasir) kulit.

Gejala Pemeriksaan
-Penularan  kontak langsung mikroskopis cacing
dengan larva yg infektif
-Gatal  garukan  inf.
Sekunder
-gatal dan panas pada daerah
lesi

Predileksi
tungkai, plantar, tangan, anus,
bokong dan paha, (daerah yg
kontak dgn larva)

Filariasis Limfedema microscopic -Bed rest , pindah ke daerah


Etio , hematuria dan/atau yang dingin akan menguangi
Cacing jenis filaria yaitu limfosarco proteinuria derajat serangan akut
Wucheria bancrofti atau ma -Antibiotik dapat diberikan
Brugia malayi Mikrofilaria bilamana ada infeksi sekunder
ditemukan pada -Pengikatan di daerah
Gejala pengambilan darah pembendungan akan
-Gejala awal: demam , tebal/tipis dengan mengurangi edema
lymphangitis (limbs, breasts, pengecatan giemsa
scrotum), lymphadenitis atau wright -Dietilcarbamazine ( DEC)
(femoral, inguinal, axillary and 6 mg/kgBB/Hari selama 12
epitrochlear nodes) hari
-Orchitis, Lymphocoel,
Hydrocoel Edukasi
-Elephantiasis
 Mengenakan baju
dan celana panjang
 Mengoleskan losion
antinyamuk
 Tidur dalam kelambu
 Membersihkan
genangan air di
sekitar rumah

Pediculosis capitis (kutu Ditemukan : Tinea Ditemukan telur Farmakologi :


rambut) Lesi kulit terjadi karena bekas capitis, dan kutu yang Topikal pedikulosid :
garukan, yaitu bentuk erosi dan dermatitis hidup pada kulit Malathion 0,5% atau 1%
ekskoriasi. Bila terdapat infeksi seboroik kepala dan rambut. dalam bentuk losio atau
sekunder oleh bakteri, maka Sering ditemukan spray, dibiarkan 1 malam.
timbul pus dan krusta. di
temporal,oksipital Nonfarmako :
Etio : dan preauricular. rambut pasien dipotong
kutu kepala Pediculus Telur berwarna sependek mungkin, kemudian
humanus capitis. Penularan : abu-abu mengkilat disisir dengan menggunakan
tidur bersama, bantal, kasur sisir serit,
Gejala Edukasi :
gatal di kepala akibat reaksi menjaga kebersihan kulit
hipersensitivitas terhadap kepala dan menghindari
saliva kutu saat makan maupun kontak erat dengan kepala
terhadap feses kutu. penderita.
Ditemukan Dermatitis Mencari telur atau Farmako :
bercak-bercak yang berwarna seboroik, bentuk dewasa P. Gameksan 1%, yang
abu-abu atau kebiruan (black dermatomik pubis dioleskan dan didiamkan
dot) yang disebut makula osis selama 24 jam. Pengobatan
serulae dan berupa krusta yang diulangi 4 hari kemudian, jika
berasal dari darah yang sering belum sembuh
diinterpretasikan salah sebagai
hematuria. Edukasi :
-Sebaiknya rambut kelamin
Pediculosis pubis (kutu Etio dicukur
kemaluan) infeksi pada rambut di daerah -pakaian dalam dicuci bersih
pubis dan sekitarnya yang dan disetrika
disebabkan oleh Phthirus
pubis. Menyerang orang
dewasa dan ditularkan melalui
hubungan seksual

Gejala
Gatal di daerah pubis dan
sekitarnya, dapat meluas
sampai ke daerah abdomen dan
dada

Scabies (gudik, budukan) Ditemukan : The Pemeriksaan Farmako :


Lesi kulit berupa terowongan greatest mikroskopis dari obat topikal (skabisid): Krim
(kanalikuli) berwarna putih imitator, kerokan kulit untuk permetrin 5% 1x/hari di
atau abu-abu dengan panjang prurigo, menemukan seluruh tubuh, setelah 8-10
rata-rata 1 cm. Ujung pedikulosis tungau. jam dicuci dengan sabun.
terowongan terdapat papul, corporis Scrap test
vesikel, dan bila terjadi infeksi Burrow ink test Edukasi
sekunder, maka akan terbentuk -menghindari kontak langsung
pustul, ekskoriasi, dan dengan penderita skabies
sebagainya. Pada anak-anak -Tidak menggunakan
sering disertai vesikel+pus peralatan pribadi secara
bersama-sama dan alas tidur
Etio : diganti bila ternyata pernah
tungau Sarcoptes scabiei. digunakan oleh penderita
Penularan dapat kontak skabies.
langsung kulit, atau dengan
benda yang dipakai bersama.
Anak asrama

Gejala :
-Pruritus nokturna, yaitu gatal
yang hebat terutama pada
malam hari atau saat penderita
berkeringat
-menyerang manusia secara
berkelompok.
-ditemukan lesi
-ditemukan tungau

Predileksi :
Lesi timbul di stratum korneum
yang tipis, seperti di sela jari,
pergelangan tangan dan kaki,
aksila, umbilikus, areola
mammae dan di bawah
payudara (pada wanita) serta
genital eksterna (pria)
Reaksi gigitan serangga Ditemukan : Prurigo, -pemeriksaan Farmako :
Urtika dan papul timbul secara urtikaria, serologis untuk -kortikosteroid topikal : krim
simultan di tempat gigitan, dermatitis identifikasi jenis betametason valerat 0,5%
dikelilingi zona eritematosa. Di kontak vektor serangga diberikan selama 2 kali sehari
bagian tengah tampak titik alergi -pemeriksaan selama 7 hari.
(punctum) bekas kerokan kulit -sistemik : Antihistamin:
tusukan/gigitan, kadang loratadin 1 x 10 mg per hari
hemoragik, atau menjadi krusta selama 7 hari.
kehitaman. -jika terjadi obstruksi saluran
napas : beri epinefrin sub
Etio : kutan
reaksi hipersensitivitas atau
alergi pada kulit akibat gigitan Nonfarmakologi :
dan kontak dengan serangga -mencuci daerah gigitan
( nyamuk, lalat, bugs, dan dengan air dan sabun, serta
kutu) yang dapat menimbulkan kompres es
reaksi peradangan yang
bersifat lokal sampai sistemik Edukasi :
-Menjaga kebersihan
Gejala : lingkungan tempat tinggal,
-keluhan gatal, rasa tidak -memakai baju berlengan
nyaman, nyeri, kemerahan, panjang dan celana panjang,
nyeri tekan, hangat atau -memakai mosquito repellent
bengkak pada daerah tubuh jika diperlukan, dan lain-lain
yang digigit agar terhindar dari gigitan
-gejala sistemik : demam, nyeri serangga
perut, pusing, batuk -Melakukan 3M secara
berkala, yaitu menutup tempat
Predileksi : penampungan air, menguras
umumnya tubuh yang tidak tempat penampungan air, dan
tertutup pakaian mengubur barang-barang
bekas

 Lesi eritrosquamosa

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor resiko Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
banding penunjang
Dermatitis seboroik Ditemukan Psoriasis, Kerokan kulit Topikal, krim hidrokortison
(ketombe) Papul sampai plak eritema, kandidosis 1% atau lotion selama
Skuama berminyak agak beberapa hari.
kekuningan, Berbatas tidak
tegas shampo selenium sulfida
1,8 atau shampo
Etio ketokonazol 2%, zink
kelainan kulit yang didasari pirition (shampo anti
oleh faktor konstitusi ketombe)
(predileksi di tempat-tempat
kelenjar sebum) Antihistamin non sedatif
yaitu: loratadin 1x10
Gejala mgselama maksimal 2
-bercak merah dan kulit kasar minggu
-ketombe ringan pada kulit
kepala (pitiriasis sika) sampai Edukasi :
keluhan lanjut berupa -menjaga kebersihan diri,
keropeng yang berbau tidak terutama kulit kepala
sedap dan terasa gatal -Diet juga disarankan untuk
mengkonsumsi makanan
Predileksi : rendah lemak.
Kulit kepala, glabela, belakang
telinga, belakang leher, alis
mata, kelopak mata, liang
telinga luar, lipat naso labial,
sternal, areola mammae,
lipatan bawah mammae pada
wanita, interskapular,
umbilikus, lipat paha, daerah
angogenital
Pitiriasis rosea Ditemukan Tinea Pemeriksaan Bedak salisil+mentol 1/2%-
Erupsi kulit akut yg sembuh korporis, histopatologi 1%
sendiri, dimulai dg lesi inisial dermatitis Asiklovir 5x800mg selama
berbentuk eritema & skuama numularis 1 minggu
halus

Etio
HHV (herpes simplex) 6 dan 7

Gejala
-Gatal ringan
-Herald patch (lesi inisial)
-Susunannya sejajar kosta
pohon cemara terbalik
Predileksi
di badan, lengan, tungkai atas

 Dermatitis(eczema)

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor Diagnosa banding Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
resiko penunjang
Dermatitis kontak iritan Ditemukan Dermatitis kontak - Terapi :
Terdapat papul, alergi -kortikosteroid topikal,
likenifikasi, eritema, prednison
erosi, eksoriasi, eksudasi -antihistamin, setirizin 1 x
dan krusta 10 mg per hari selama
maksimal 2 minggu

Etio Edukasi :
inflamasi karena kontak -menghindari bahan iritan di
dengan agen eskternal rumah saat mengerjakan
( bahan kimia, fisika pekerjaan rumah tangga
maupun agen biologis). -menggunakan alat
reaksi peradangan kulit pelindung diri saat bekerja
non-imunologik

Gejala
perasaan gatal dan
timbulnya bercak
kemerahan pada daerah
yang terkena kontak
bahan iritan. Kadang-
kadang diikuti oleh rasa
pedih, panas, dan terbakar
Dermatitis atopik Ditemukan Dermatitis kontak Patch test Terapi :
Terdapat papul, alergi, dermatitis IgE spesifik  70- -kortikosteroid topikal,
likenifikasi, eritema, kontak iritan 80% pasien prednison
erosi, eksoriasi, eksudasi Sensitisasi -antihistamin, setirizin 1 x
dan krusta terhadap S. aureus, 10 mg per hari selama
Candida& maksimal 2 minggu
Etio Malassezia
peningkatan kadar IgE Mayoritas  Edukasi :
dalam serum serta eosinofilia -menghindari gatal,
riwayat atopi pada Skin Prick test : menekan proses
keluarga atau penderita sensitisasi terhadap peradangan, dan menjaga
makanan dan hidrasi kulit
Gejala aeroalergen -modifikasi gaya hidup,
-pruritus, dapat hilang hindari stress
timbul sepanjang hari,
tetapi umumnya lebih
hebat pada malam hari.
-sering merasa cemas,
egois, frustasi, agresif,
atau merasa tertekan
Dermatitis numularis Ditemukan Dermatitis kontak, - Terapi :
vesikel dan Dermatitis atopi, -kortikosteroid topikal,
papulovesikel (0,3 – 1 prednison
cm), berbentuk uang -antihistamin, setirizin 1 x
logam, eritematosa, 10 mg per hari selama
sedikit edema, dan maksimal 2 minggu
berbatas tegas
Edukasi :
Gejala menghindari faktor yang
Bercak merah yang basah mungkin memprovokasi
pada predileksi tertentu seperti stres
dan sangat gatal. Keluhan
hilang timbul dan sering
kambuh

Predileksi :
tungkai bawah, badan,
lengan, termasuk
punggung tangan

 Kelainan kelenjar sebasea dan ekrin

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor Diagnosa banding Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
resiko penunjang
Acne vulgaris Ditemukan Akne venenata, Pada pemeriksaan Terapi :
ringan/jerawat erupsi kulit polimorfi di Rosasea, ekskohleasi -peroksida benzoil (2,5-
lokasi predileksi, Dermatitis perioral sebum , didapat 10%)
komedo, papul miliar massa padat seperti -abtibiotik topikal,
yang tiidak meradang dan lilin atau massa eritromisin 1%
pustul, nodus dan kista lebih lunak seperti -sistemik ,eritromisin
yang beradang nasi yang ujungnya 4x250 mg/hari
kadang berwarna
Etio hitam Edukasi :
bakteri -cukup istirahat, olahraga,
Propionibacterium acnes hindari stress
-penggunaan kosmetik
Gejala secukupnya
rasa nyeri atau gatal -hindari terpapar debu dan
namun masalah estetika memencet lesi
umumnya merupakan
keluhan utama.

Predileksi
di muka, bahu, dada
bagian atas, dan
punggung bagian atas
Hidrodenitis supuratif Ditemukan Furunkel, -Pemeriksaan Terapi :
Ruam berupa nodus karbunkel, darah lengkap -antibiotik sistemik, oral,
dengan tanda-tanda erisepelas, -kultur bakteri eritromisin atau tetrasiklin
peradangan akut, skrofuloderma 250-500 mg 4xsehari
kemudian dapat melunak -Kortikosteroid sistemik
menjadi abses, dan prednison
memecah membentuk -jika ada abses insisi
fistula
Edukasi :
Etio -Mengurangi berat badan
Streptococcusviridans, untuk pasien obesitas.
Staphylococcus aureus -Berhenti merokok.
sering didahului oleh -Tidak mencukur di kulit
trauma atau mikrotrauma, yang berjerawat karena
misalnya banyak mencukur dapat
keringat, pemakaian mengiritasi kulit.
deodorant atau rambut -Menjaga kebersihan kulit.
ketiak digunting -Mengenakan pakaian yang
longgar untuk mengurangi
Gejala gesekan
-gatal, eritema, dan -Mandi dengan
hiperhidrosis lokal menggunakan sabun dan
-nyeri di lesi antiseptik atau
antiperspirant
predileksi
di aksila, lipat paha,
gluteal, perineum dan
daerah payudara
Dermatitis perioral Ditemukan
Etio
Gejala

Miliaria (biang keringat, Ditemukan : erupsi Impetigo Pemeriksaan Terapi :


keringat buntet) papulovesikular multiple vesikobulosa, histopatologi: -antipruritus lain (mentol
non folikular 1-3 mm papular musinosis 1. Miliaria dan kamfora) diberikan 2
kristalina : vesikel kali sehari selama 1
Etio : intra/subkorneal minggu.
kelainan kulit akibat 2. Miliaria rubra : -sistemik : setirizin 1 x 10
retensi keringat yang vesikel spongiotik mg per hari selama 7 hari
ditandai oleh adanya dalam stratum
vesikel milier malpigi Edukasi :
3. Miliaria -Menghindari banyak
profunda : infiltrat berkeringat
Gejala : limfosit periductal -Memilih lingkungan yang
gatal yang disertai dalam lebih sejuk dan sirkulasi
timbulnya vesikel atau papiladermis udara (ventilasi) cukup.
bintil, terutama muncul -Memakai pakaian yang
saat berkeringat, pada tipis dan dapat menyerap
lokasi predileksi (daerah keringat.
tertutup pakaian, tempat
tekanan, gesekan dengan
pakaian)

Klasifikasi :
1. Miliaria kristalina, lesi
di stratum korneum
2. Miliaria rubra, lesi
pada epidermis
3. Miliaria profunda , lesi
pada papila dermis

 Alergi

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor resiko Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
banding penunjang
Urtikaria akut (biduran, Ditemukan Purpura Pemeriksaan Antihistamin oral
kaligata) Ruam atau patch eritema. anafilaktoi darah (eosinofil), nonsedatif, misalnya
Berbatas tegas.Bagian tengah d, urin dan feses loratadin 1 x 10 mg per hari
tampak pucat.vBentuk papul pitiriasis rutin selama 1 minggu
dengan ukuran bervariasi, rosea (memastikan
mulai dari papular hingga adanya fokus Antipruritus topikal: cooling
plakat.Pada lokasi tekanan infeksi antipruritic lotion, seperti
dapat timbul lesi urtika. tersembunyi) krim menthol 1%
Tanda lain dapat berupa lesi
bekas garukan Uji gores Edukasi :
(scratch test) menghindari penyebab yang
Etio untuk melihat dapat menimbulkan
Riwayat atopi, trauma, dermografisme urtikaria,
makanan Dapat sembuh sempurna
Tes eliminasi
Gejala makanan
-gatal, rasa tersengat atau
tertusuk Tes fisik: tes
-Kadang-kadang terdapat dengan es (ice
keluhan sesak napas, nyeri cube test), tes
perut, muntah- muntah, nyeri dengan air
kepala, dan berdebar-debar hangat

 Rekasi obat

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
resiko banding penunjang
Exantematous drug Ditemukan EDE : - Terapi :
eruption, erupsi Erupsi makulopapular atau morbili -Kortikosteroid sistemik:
makulopapular/morbiliformis morbiliformis Prednison tablet 30 mg/hari
Etio FDE : 3 kali/hari selama 1 minggu.
pemberian obat yang Pemfigoid -Antihistamin sistemik:
sifatnya sistemik. Reaksi bulosa, Selulitis, Setirizin2x10 mg/hari
hipersensitivitas tipe IV Herpes simpleks selama 7 hari
, -topikal, antipruritus
Gejala (Menthol 0.5% - 1%
-Gatal ringan sampai berat
yang disertai kemerahan Edukasi :
dan bintil pada kulit. -menghentikan obat terduga
-demam subfebril, malaise, -kemungkinan pasien bisa
dan nyeri sendi yang sembuh dengan adanya
muncul 1-2 minggu setelah hiperpigmentasi pada lokasi
mulai mengkonsumsi obat, lesi
jamu

Predileksi :
tungkai, lipat paha, dan
lipat ketiak, kemudian
meluas dalam 1-2 hari

Ditemukan
Vesikel, Eritema,Lesi
target berbentuk bulat
lonjong atau numular,
Kadang-kadang disertai
erosi,
Bercak hiperpigmentasi
dengan kemerahan di
tepinya, terutama pada lesi
berulang

Etio :
Erupsi obat yang akan
terjadi berkali-kali pada
tempat yang sama. Reaksi
fixed drug eruption hipersensitivitas tipe 2

Gejala
-kemerahan atau luka pada
sekitar mulut, bibir, atau di
alat kelamin, yang terasa
panas
-Keluhan timbul setelah
mengkonsumsi obat-obat
yang sering menjadi
penyebab seperti
Sulfonamid, Barbiturat,
Trimetoprim, dan analgetik
-rasa gatal yang dapat
disertai dengan demam
yang subfebril.

Predileksi :
Mulut, bibir, penis, vulva

 Trauma

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor resiko Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
banding penunjang
Vulnus laseratum, Ditemukan
punctum Etio
Gejala
Luka bakar Ditemukan - Darah lengkap , Resusitasi
derajat 1 Derajat 1 ekg -dewasa :
eritema denganperabaan hangat, Ringer Laktat 4 cc x berat
tidak dijumpai adanya bula badan x % luas bakar per 24
jam
Derajat 2
bula yang berisi cairan eksudat -anak-anak
RL 2cc x kebutuhan faali :
Etio < 1 Tahun: bb x 100 cc
kontak dengan sumber panas 1-3 Tahun: bb x 75 cc
seperti api, air panas, bahan kimia, 3-5 Tahun: bb x 50 cc
listrik dan radiasi

Gejala
-nyeri, kemerahan, rasa terbakar
derajat 2a

derajat 2b
B. Mata

Anamnesis
Data umum : nama, jenis kelamin, umur, alamat, pekerjaan. 
Keluhan utama : pasien dengan gangguan pada mata biasanya datang dengan keluhan seperti :

kelainan sensasi mata.

- Mata merah
- Mata gatal
- Mata berair atau mata kering
- Mata nyeri
- Kelilipan (benda asing) 
kelainan penglihatan
- buta, penglihatan kabur, penglihatan ganda/dobel
kelainan penampilan mata
- Benjolan pada mata (timbilan)
- Belekan
- perubahan bentuk (kelopak/ bintitan)

Riwayat penyakit sekarang :


- apakah gangguan terjadi saat melihat jauh atau dekat; onset mendadak atau bertahap; di seluruh lapang pandang
atau hanya sebagian; jika defek lapang pandang hanya sebagian, apakah letaknya sentral, perifer atau hanya pada
satu mata.
- Pada pasien dengan keluhan skotoma, ditanyakan apakah skotoma bergerak bila bola mata bergerak atau terfiksasi;
apakah pasien melihat kilatan-kilatan cahaya.
- Adanya gejala sistemik : demam, malaise, sakit kepala.
- Jika terdapat diplopia (pandangan ganda) , ditanyakan apakah diplopia horisontal atau vertikal, kedua mata atau
salah satu mata, apakah persisten bila salah satu mata ditutup.
- Gejala-gejala neurologis : gangguan motorik dan sensorik, gangguan syaraf kranial yang lain.

Riwayat penyakit dahulu : hipertensi, diabetes melitus, trauma, pengobatan


Riwayat keluarga: riwayat memiliki penyakit yang sama, strabismus, ambliopia, glaukoma, katarak, masalah
retina, DM, hipertensi.
Riwayat sosial : keadaan lingkungan saat timbul
A. inspeksi adnexa mata dan segmen anterior
Materi :

Inspeksi dan Palpasi

Kelainan yang mencolok berupa ukuran bola mata seperti mikroftalmus atau buftalmos, adanya
penonjolan bola mata (eksoftalmos).

Adnexa mata

1. Alis mata
2. Bulu mata : Arah tumbuh silia, lihat akar bulu mata
3. Palpebra :

-bengkak, (hordeolum, chalazion), merah ,

- silia: (trikisis, entropion palpebra),

-margo dan fissura palpebra : (normal, sempit, lebar)


normal lebar fissura adalah 10 sampai 12 mm di bagian tengah, fissura dapat mengecil pada edema palpebra,
blefaritis, ptosis, pseudoptosis, blefarofimosis. Fisura melebar terdpat pada hipertiroid dan tumor bola mata,
ptosis, lagoftalmus, blefaritis, adanya keropeng atau skuama atau xantelasma.

4. Sistem Air Mata

- keadaan pungtum lakrimal : apakah sempit atau tersumbat, apa ada keluar lendir atau nanah

Uji Schirmer adalah untuk mengetahui sekresi air mata oleh kelenjar air mata

Uji Anel dilakukan untuk mengetahui adanya sumbatan pada sistem ekskresi air mata

5. Konjungtiva tarsalis dan bulbi

-Kelainan yang konjungtiva tarsalis dapat berupa giant papil cobble stone, membran, pseudomembran, sikatrik.,
simblefaron, hordeolum serta kalazion.

-Kelainan pada konjungtiva bulbi dapat berupa injeksi konjungtiva, injeksi siliar, injeksi episklera, perdarahan
subkonjungtiva, flikten, simblefaron, pinguekula, pterigium atau pseudopterigium.

Segmen depan

Pemeriksaan dilakukan pada ruang gelap dengan menggunakan oftalmoskop

1. Kornea 

Kornea normal jernih, permukaan licin dan rata. Diameter kornea normal adalah 12 mm. Bila lebih besar disebut
makro kornea, bila lebih kecil disebut mikro kornea. Apabila tidak jernih dapat disebabkan oleh karena : xerosis
kornea, edema kornea, infiltrat, ulkus, keratomalasia, pannus, sikatriks dalam beberapa tingkatan nebula,
leukoma, leukoma aheren, stafilo kornea.

Permukaan kornea dilakukan dengan uji placedo. Untuk defek epitel dilakukan uji fluoresein. Dan uji sensibilitas
kornea

2. Bilik Mata Depan (kamera okuli anterior)

Dinilai kedalamannya (dalam atau dangkal) adanya suar (fler), hifema, hipopion.

3. Iris dan Pupil

Penampakan iris yang normal adalah  adaya kriptes serta warna yang ditimbulkan oleh pigmen iris. Kelaianan
dapat berupa atrofi, adanya pembuluh darah (rubeosis) sinekia anterior atau posterior. Amati permukaan, warna,
betuk, besar dan reaksi langsung terhadap cahaya

Pupil yang normal bentukya bulat, sama besar  pada kedua mata (isokor), midriasis bila  > 5 mm, miosis bil < 2
mm. Oklusi pupil yaitu pupil tertutup oleh jaringan radang yang terletak didepan lensa. Seklusi pupil bila seluruh
lingkaran pupil melekat pada dataran depan lensa. Leukokoria yaitu pupil yang berwarna atau menampilakn
refleks putih. Reflek pupil tidak ada pada keadaan ruptur sfingter, penglihatan tidak ada, gannguan saraf
parasimpatis atau akiabt obat serta sinekia posterior.

4. Lensa

Dengan penyinaran miring 45 derajat dari poros mata dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar
pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow). Bila letak bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur
sedang bayangan kecil dan deakt dengan pupil terjadi pada katarak matur.  

Nilai : 

bila bayangan iris pada lensa terliaht besar dan letaknya jauh terhadap pupil berarti lensa belum keruh seluruhya
(belum sampai ke depan). Ini terjadi pada katarak imatur. Keadaan ini disebut iris shadow (+)
bila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat terhadap pupil berarti lensa sudah keruh seluruhnya (sampai pada
kapsul anterior) terdapat pada katarak matur. Iris shadow (-)

bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya, mengecil serta terletak jauh di belakang pupil, sehingga
iris pada lensa besar dan keadaan ini disebut pseudopositif.

No. Kriteria Skor

0 1 2 3

1 Melakukan sambung rasa

2 Menjelaskan tujuan dan teknik pemeriksaan

3 Inspeksi adneksa mata (dengan pen light)

-bulu mata : (teratur atau tidak, arah tumbuhnya, ada sekret atau tidak

-palpebra : (warna, benda asing,hipertrofi papil, folikel, benjolan)

-sistem lakrimal: (keadaan pungtum lakrimal : apakah sempit atau tersumbat, apa ada keluar
lendir atau nanah )

-konjungtiva : (injeksi, penebalan, benjolan)

4 Melakukan inspeksi segmen anterior mata (dengan oftalmoskop)

Kornea (kejernihan, kelengkungan)

Kamera okuli anterior (kedalaman, kekeruhan)

Iris (warna, kripte, pupil)

Lensa (kejernihan, iris shadow)

5 Melaporkan hasil pemeriksaan

Skor

B. Pemeriksaan visus
Materi :

Tujuan : untuk memeriksa ketajaman visus atau tajam penglihatan

Ketajaman visual yang tidak terkoreksi diukur tanpa kacamata atau lensa  kontak. Penurunan ketajaman visual tidak
terkoreksi dapat diakibatkan oleh kesalahan refraksi. Menggunakan :

A. Optotipe

- Memakai kartu snellen yang ditempatkan pada jarak 5-6 meter/20 kaki (pada jarak ini, mata akan melihat
benda dalam keadaan istirahat tanpa akomodasi) ditempat yang cukup terang tapi tidak menyilaukan.

- Pada pinggir tiap baris ada kode angka yang menunjukkan berapa meter huruf sebesar itu oleh mata normal
masih dapat dikenali. Ada juga angka-angka dipinggir lainnya, yang menunjukkan nomor baris supaya
secara cepat mengetahui visus dengan hanya menanyakan baris nomor berapa oleh penderita masih dapat
terbaca.

- Pasien diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu snellen yang dimulai dengan membaca baris atas
dan bila telah terbaca penderita diminta utuk membaca baris dibawahnya.

- Ditentukan letak baris terakhir yang masih dapat dibaca.


- Penilaian : bilamana salah satu mata penderita hanya dapat mengenali sampai pada huruf-huruf baris
berkode 20 kaki(6 meter)  dan penderita ke kartu berjarak (20 kaki)6 meter,maka tajam penglihatan
20/20(6/6). kalau dari barisan itu ada beberapa yang salah sebut, tambahkan huruf S (salah).misal pada
baris 20 kaki kesalahan 1 huruf maka visus: 20/20(6/6) false 1. Jika kesalahan huruf lebih dari separuh
maka visusnya adalah baris diatasnya. 

- Bila huruf yang besarpun yang berkode 200 kaki (60m) tak terbaca dilanjutkan dengan menghitung jari.

B. Hitung Jari

   Dimulai pada jarak 1 meter kemudian mundur bertahap sejauh 1 meter sampai pada jarak 5 meter.
Menghitung jari oleh mata normal masih dapat dikenal pada jarak terjauh 60 m. Jika penderita dapat
menghitung jari pada jarak 1 meter, Tajam penglihatan dituliskan : 1/60

C. Gerakan Tangan

   dinilai apakah masih mampu mengenali tangan yang digoyangkan vertikal (atas bawah) dan horisontal (kiri
kanan). Goyangan oleh mata normal masih dapat dikenal pada jarak terjauh 300 m. Jika penderita dapat
melihat gerakan tangan pada jarak 1 meter, Tajam penglihatan dituliskan :1/300

D. Persepsi Cahaya

   Bila juga tidak mengenal ada tangan yang digoyang-goyangkan di depan matanya, periksa apakah masih
dapat mata itu mengenal ada tidaknya cahaya. Persepsi cahaya oleh mata normal masih dapat dikenal pada
jarak  tak terhingga. Tajam penglihatan dituliskan : 1/~. 

Tanyakan apa masih dapat mengenal dari arah mana cahaya datang. Jika masih dapat mengenali arah
cahaya datang maka visus  1/~. dengan proyeksi cahaya baik . Bila cahaya pun tak dikenal, maka tajam
penglihatan 0.

No. Kriteria Skor

0 1 2 3

1 Melakukan sambung rasa

2 Menjelaskan tujuan dan teknik pemeriksaan


3 Pasien duduk menghadap kartu snellen chart dengan jarak 6 M

4 Pasien menutup mata kiri dengan telapak tangan kiri

5 Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan dengan optotipe snellen (mata kanan)

 jika tidak bisa membaca huruf paling besar di kartu snellen lanjutkan dengan hitung jari
 jika bisa membaca huruf di kartu snellen tentukan visus tanpa melanjutkan hitung jari,
lambaian tangan dan persepsi cahaya

6 Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan hitung jari

 jika tidak bisa menghitung jari pada jarak 1 meter lanjutkan dengan pemeriksaan
lambaian tangan
 jika dapat menghitung jari tentukan visus

7 Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan gerakan tangan

 jika tidak bisa melihat arah lambaian tangan atau arah lambaian salah maka dilanjutkan
dengan pemeriksaan persepsi cahaya(hand motion secara vertikal atau horizontal)
 jika dapat mengetahui arah lambaian tangan tentukan visus

8 Melakukan pemeriksaan persepsi cahaya tentukan visus.

9 Pasien menutup mata kanan dengan telapak tangan kanan

10 Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan dengan optotipe snellen (mata kiri)

 jika tidak bisa membaca huruf paling besar di kartu snellen lanjutkan dengan hitung jari
 jika bisa membaca huruf di kartu snellen tentukan visus tanpa melanjutkan hitung jari,
lambaian tangan dan persepsi cahaya

11 Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan hitung jari

 jika tidak bisa menghitung jari pada jarak 1 meter lanjutkan dengan pemeriksaan
lambaian tangan
 jika dapat menghitung jari tentukan visus

12 Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan gerakan tangan

 jika tidak bisa melihat arah lambaian tangan atau arah lambaian salah maka dilanjutkan
dengan pemeriksaan persepsi cahaya(hand motion secara vertikal atau horizontal)
 jika dapat mengetahui arah lambaian tangan tentukan visus

13 Melakukan pemeriksaan persepsi cahaya tentukan visus.

14 melaporkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

SKOR

Pemeriksaan konfrontasi
Materi
Tujuan : untuk mengetahui lapang pandangan

Nilai : 

- Bila saat melihat benda oleh pasien dan pemeriksa sama hal ini menunjukkan lapang pandangan sama pada mata
kanan pemeriksa dan mata kiri penderita

- Bila pasien melihat terlambat berarti lapang pandangan lebih sempit dibanding lapang pandangan pemeriksa.
Lapangan pandang yang menyempit bisa akibat katarak atau glaukoma.
0 1 2 3

1 Melakukan sambung rasa

2 Menjelaskan tujuan dan teknik pemeriksaan

3 Pasien didudukkan dengan menghadap pemeriksa berjarak 1 meter

4 Mata kiri penderita ditutup dan mata kanan pemeriksa di tutup

(mata kanan penderita dan mata kiri pemeriksa saling berpandangan)

5 Benda diletakkan diantara pemeriksa dan penderita

6 Benda digerakkan dari atas ke bawah

7 Benda digerakkan dari bawah ke atas

8 Benda digerakkan dari kiri ke kanan

9 Benda digerakkan dari kanan ke kiri

10 Mata kanan penderita ditutup dan mata kiri pemeriksa di tutup

(mata kiri penderita dan mata kanan pemeriksa saling berpandangan)

11 Benda diletakkan diantara pemeriksa dan penderita

12 Benda digerakkan dari atas ke bawah

13 Benda digerakkan dari bawah ke atas

14 Benda digerakkan dari kiri ke kanan

15 Benda digerakkan dari kanan ke kiri

16 Melaporkan hasil pemeriksaan

Skor

Px gerakan ekstraokular
Materi :
Tujuan : untuk mengetahui pergerakan bola mata
Nilai :
-normal
-terganggu ke arah tertentu
Jika terdapat gangguan arah penglihatan atau tidak terkoordinasinya gerakan kedua mata curiga strabismus

0 1 2 3

Melakukan sambung rasa

Menjelaskan tujuan dan teknik pemeriksaan

Menggerakkan benda (pensil atau pena) lateral

Menggerakkan benda (pensil atau pena) medial

Menggerakkan benda (pensil atau pena) lateral atas


Menggerakkan benda (pensil atau pena) medial atas

Menggerakkan benda (pensil atau pena) lateral bawah

Menggerakkan benda (pensil atau pena) medial bawah

Menggerakkan benda (pensil atau pena) atas

Menggerakkan benda (pensil atau pena) bawah

Melaporkan hasil pemeriksaan

Skor

Px sensibilitas kornea
Materi :
Tujuan : untuk menilai fungsi saraf trigeminus dan saraf fasial
Serabut saraf sensibel kornea melalui saraf trigeminus. Bila dirangsang akan terdapat refleks pada saraf fasial dan
mata akan berkedip, perih dan berair. Bila ada refleks tersebut berarti fungsi trigeminus dan fasial baik.
0 1 2 3

1 Melakukan sambung rasa

2 Menjelaskan tujuan dan teknik pemeriksaan

3 Pasien menghadap lurus kedepan

4 Pemeriksa menggunakan cotton swab menyentuh kornea mata kanan dari depan

5 Pemeriksa menggunakan cotton swab menyentuh kornea mata kiri dari depan

6 Melaporkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

Skor

Px tekanan bola mata


Materi
Tujuan : untuk mengetahui tekanan pada bola mata

Nilai : tekanan lebih tinggi atau lebih rendah daripada normal

Tekanan dapat dibandingkan dengan tahanan bagian lentur telapak tangan dengan tahanan tekanan
bola mata bagian superior. Bila tekanan lebih tinggi dapat dicurigai adanya glukoma.

0 1 2 3

1 Melakukan sambung rasa

2 Menjelaskan tujuan dan teknik pemeriksaan

3 Mata penderita ditutup

4 Jari telunjuk kanan dan kiri pemeriksa menekan bola mata kanan pada bagian belakang kornea
secara bergantian

5 Jari telunjuk kanan dan kiri pemeriksa menekan bola mata kiri pada bagian belakang kornea
secara bergantian

6 Melaporkan hasil pemeriksaan


Skor

Ekstraksi corpus alineum


Tujuan : untuk mengeluarkan benda asing pada mata
Benda asing yang sering menjadi penyebab masalah adalah logam, kaca, batu, potongan kayu, biji-bijian, dan
debu. Beberapa partikel menempel dan cukup besar sehingga memerlukan tindakan ekstraksi.
Edukasi :
-Pasien tidak perlu kontrol rutin pasca tindakan
-Pasien perlu menggunakan obat tetes mata sesuai anjuran
-Tidak mengucek-ngucek mata

no 0 1 2 3

1 sambung rasa

2 persetujuan tindakan

3 persiapan alat dan bahan (hand scoon, pantocaine, cotton bath,bengkok)

4 cuci tangan

5 teteskan pantocaine

6 ekstraksi corpus alienum dengan menggunakan cottonbath

7 evaluasi

Skor

Irigasi mata
Tujuan : untuk membersihkan dan mengeluarkan benda asing dari dalam mata.
Bebeberapa partikel cukup kecil sehingga dapat disingkirkan dengan bantuan irigasi mata.
Indikasi:
1. Cedera kimiawi pada mata.
2. Benda-benda asing pada mata.
3. Inflamasi mata.

Kontra Indikasi:
1. Luka karena ada tusukan pada mata dapat menyebabkan terkikis pada daerah mata tersebut.
Edukasi :
Menghindari menyentuh, mengucek, atau menekan mata

no Kriteria skor

0 1 2 3

1 Memberikan salam

2 Menjelaskan tujuan dan procedural tindakan kepada pasisen


3 Menyiapkan alat dan bahan

(hanscoon, RL, selang infuse, kassa, bengkok, kertas lakmus)

4 Posisikn pasien telentang(supinasi) atau duduk dengan kepala dicondongkan ke belakang dan
sedikit miring kesamping

5 Bila pasien duduk bengkok dapat dipegang oleh pasien, bila pasien berbaring dekatkan mangkuk
ke pasien sehingga dapat menampung cairan dan sekret

6 Cuci tangan

7 Memasang handscoen

8 Lakukan topical anestesi (pantocain)

9 Memegang kelopak mata dengan ibu jari dan satu jari tangan

bersihkan kelopak mata dengan teliti untuk mengangkat debu, sekresi dan keropeng dengan
lembut

10 Bilas mata dengan lembut mengarahkan cairan menjauhi hidung dan kornea

11 Keringkan pipi dan mata dengan kapas

12 Evaluasi tindakan (periksa PH forniks konjungtiva, --> pH normal mata 7.4 jika hasil
pengukuran tidak normal ulangi irigasi. Jika pH normal lakukan pengukuran 20 menit kemudian.

Total

Daftar penyakit mata 4A


 Konjungtiva

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor resiko Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
banding penunjang
Benda asing di Definisi :benda yang dalam konjungtivitis Pemeriksaan Farmako :
konjungtiva/ corpus keadaan normal tidak dijumpai radiografi Antibiotik topikal (salep atau
alineum di konjungtiva dandapat orbita maupun tetes mata), Kloramfenikol
menyebabkan iritasi jaringan CT scan tetes mata, 1 tetes setiap 2
jam selama 2 hari
Gejala :
nyeri, mata merah dan berair, Nonfarmako :
sensasi benda asing, dan -ekstraksi corpus alineum
fotofobia. Visus normal. atau irigasi mata
Ada penurunan visus->rujuk
Faktor resiko :
Pekerja di bidang industri yang Edukasi :
tidak memakai kacamata -tidak menggosok matanya
pelindung, seperti: pekerja agar tidak memperberat lesi.
gerinda, pekerja las, pemotong -menggunakan kacamata
keramik, pekerja yang terkait pelindung saat bekerja
dengan bahan-bahan kimia
(asam-basa)
Konjungtivitis Definisi : radang konjungtiva -Klasifikasi : -Sediaan Terapi :
yang dapat disebabkan oleh A. Konjungtiviti langsung swab -Pada infeksi bakteri:
mikroorganisme (virus, sbakterialis : konjungtiva Kloramfenikol tetes sebanyak
bakteri), iritasi, atau reaksi konjungtiva dengan 1 tetes 6 kali sehari atau salep
alergi. hiperemis, perwarnaan mata 3 kali sehari selama 3
sekret purulen Gram atau hari.
Gejala : kadang disertai Giemsa - pada konjungtivitis viral :
pseudomembran -Pemeriksaan Salep Acyclovir 3%, 5 kali
mata merah, rasa mengganjal, B. Konjungtiviti sekret dengan sehari selama 10 hari
gatal dan berair, kadang disertai s viral : perwarnaan -pada konjungtiva alergi :
sekret. Visus normal konjungtiva biru metilen Flumetolon tetes mata dua
hiperemis, pada kasus kali sehari selama 2 minggu
sekret konjungtivitis
Faktor resiko : seromukosa gonore
C.
-daya tahan tubuh menurun Konjungtivitis
alergi :
-riwayat atopi/alergi hiperemis
konjungtiva,
riwayat alergi
-penggunaan kontak lens
-perdarahan
-hiegene buruk subkonjungtiva
Perdarahan Definisi : perdarahan akibat konjungtivitis Pemeriksaan Terapi :
subkonjungtiva ruptur pembuluh darah dibawah funduskopi : -pengobatan dini dengan
lapisan konjungtiva yaitu perdarahan kompres hangat
pembuluh darah konjungtivalis subkonjungtiva -Perdarahan subkonjungtiva
atau episklera. akibat trauma akan hilang atau diabsorpsi
dalam 1-2 minggu tanpa
Gejala : diobat
-adanya darah pada sklera atau
mata berwarna merah terang Edukasi :
(tipis) atau merah tua (tebal) Memberitahu keluarga bahwa
-visus normal tidak perlu khawatir karena
perdarahan akan terlihat
Faktor resiko : meluas dalam 24 jam
-trauma benda tumpul atau pertama, namun setelah itu
tajam ukuran akan berkurang
-penggunaan obat pengencer perlahan karena diabsorpsi
darah
-benda asing
Mata kering Definisi : keringnya permukaan blefaritis Tes Schirmer , Terapi :
kornea dan konjungtiva yang untuk Pemberian air mata buatan ,
diakibatkan berkurangnya mengukur yaitu tetes mata karboksimetil
produksi komponen air mata produksi air selulosa atau sodium
(musin, akueous, dan lipid). mata ,hasil < hialuronat
10 mm
Gejala : Edukasi :
mata terasa gatal dan seperti - minum air yang cukup
berpasir. Keluhan dapat disertai - selalu mengedipkan mata
sensasi terbakar, merah, perih
dan silau.
Terasa memberat saat
sore/malam hari

Faktor resiko :
- usia > 40 th
-menopause
-penggunaan layar komputer
terlalu lama
-penggunaan kontak lens

 Kelopak mata

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor resiko Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
banding penunjang
Blefaritis Definisi : radang pada tepi Mata kering, swab (apusan) Terapi :
kelopak mata (margo palpebra) infeksi untuk salep atau tetes mata antibiotik,
yang dapat disertai terbentuknya tumor mengumpulka kloramfenikol 3x sehari
ulkus dan dapat melibatkan palpebra n sampel dari
folikel rambut minyak atau Nonfarmako :
krusta yang -Kompres hangat selama 5-10
Gejala : terbentuk di meni
-Gatal, panas, merah pada tepi kelopak mata. -membersihkan dengan sampo
kelopak mata dan sabun
-bulu mata rontok
-skuama/sisik pada tepi kelopak Edukasi :
mata -menjaga hiegene mata
-Dapat keluar sekret yang
mengering selama tidur,
sehingga ketika bangun kelopak
mata sukar dibuka
Hordeolum (bintitan) Definisi : Nodul akibat Chalazion , Tidak Farmako :
peradangan pada kelenjar inflamasi diperlukan - terapi oral sistemik , antibiotik
palpebra/kelopak mata kelenjar Eritromisin 500 mg 4 kali sehari
lakrimal selama 3 hari.
Etio : infeksi staphyloccocus -Salep mata , kloramfenikol
aureus pada kelenjar sebasea salep setiap 8 jam. Apabila
mata , proses alergi menggunakan kloramfenikol
tetes mata sebanyak 1 tetes tiap
Gejala : 2 jam.
Edema, merah, sensasi panas -jika terdapat nanah dilakukan
atau terbakar, gatal,nyeri bila insisi.
ditekan pada nodul, penglihatan
terganggu, mata berair, keropeng Edukasi :
pada tepi kelopak biasanya -dapat sembuh sendiri dalam
unilateral beberapa hari.
-melakukan kompres
menggunakan handuk hangat
selama 10-15 menit sebanyak 3-
4 kali sehari.
-Jangan menekan atau menusuk
hordeolum, hal ini dapat
menimbulkan infeksi yang lebih
serius.
-hindari pemakain makeup dan
lensa kontak pada mata untuk
mencegah infeksi

Trichiasis Definisi : Bulu mata mengarah Blefaritis, Tes fluoresens Farmako :


ke dalam sehingga menggosok entropion dapat salep atau tetes mata antibiotik
kornea atau konjungtiva menunjukkan
erosi atau Nonfarmako:
Gejala : ulkus kornea Epilasi atau mencabut bulu mata
Silau, mata berair, seperti yang salah tumbuh
kelilipan, konjungtiva hiperemis
jika infeksi, jika mengerosi Edukasi :
kornea-> penurunan visus. Dapat menjaga kebersihan matanya dan
mengenai 1 atau 2 mata menghindari trauma pada mata

 Sklera

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor resiko Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
banding penunjang
Episkleritis Definisi : reaksi radang pada episklera, Konjungtivi tes Fenil Farmako :
yaitu jaringan ikat vaskular yang tis, skleritis, Efrin 2,5% ; -gejala ringan : tetes air mata
terletak di antara konjungtiva dan perdarahan kemerahan buatan
permukaan sklera subkonjung berkurang -gejala berat : tetes mata
tiva kortikosteroid Prednisolon
Gejala : 0,5%
-usia 20-50 tahun
-mata merah, visus normal Edukasi :
-rasa kering, nyeri, mengganjal, atau -umumnya self- limited
berair. Keluhan-keluhan tersebut -penggunaan kacamata hitam
bersifat ringan dan tidak mengganggu
aktifitas sehari-hari

 Akomodasi dan refraksi

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor resiko Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
banding penunjang
Hipermetropia Definisi : Sinar jatuh pada satu titik di Miopia, -Tes refraksi/ visus Terapi
ringan (rabun belakang retina presbiopia, mata
dekat) astigmatism -uji keseimbangan -Diberikan kacamata dengan
Gejala a merah biru lensa sferis positif
- penglihatan jarak dekat buram, jarak (konveks) terbesar yang
jauh lebih baik memberikan tajam
-nyeri kepala penglihatan terbaik.
-sensitif terhadap cahaya

Edukasi : kontrol rutin

Miopia ringan Definisi : Sinar jatuh pada satu titik di Miopia, -Tes refraksi/visus Terapi :
(rabun jauh) depan retina presbiopia, mata
astigmatism -uji keseimbangan -diberikan kacamata dengan
Gejala a merah biru lensa sferis negatif (konkaf)
-Penglihatan jarak jauh buram dan terkecil yang memberikan
penglihatan jarak dekat lebih baik
-cenderung juling saat melihat jauh tajam penglihatan terbaik.

Derajat miopia -penggunaan kontak lens


-Ringan < -3 D
-sedang -3 s/d -6 D -bedah lasik : untuk miopia
-berat > -6 D berat
Faktor resiko :
Genetik dan faktor lingkungan meliputi
kebiasaan melihat/membaca dekat, Edukasi :
kurangnya aktivitas luar rumah, dan -jangan membaca terlalu
tingkat pendidikan yang lebih tinggi dekat
-jangan terlalu lama didepan
layar hp/komputer
-kontrol rutin dalam sekali
setahun
Presbiopia Etio : penuaan, elastisitas lensa berkurang Miopia, Tes visus mata Terapi
untuk berakomodasi hipermetrop -diberikan kacamata lensa
ia, positif terbesar
Gejala : astigmatism
-penurunan tajam penglihatan dekat, a Edukasi
terutama cahaya yang kurang -Memberitahu pasien dan
-nyeri kepala keluarga bahwa presbiopia
-membaca dengan menjauhkan kertas merupakan kondisi
yang dibaca degeneratif yang dialami
hampir semua orang
Faktor resiko : usia > 40 tahun -membaca ditempat terang
-kontrol rutin dalam sekali
setahun
Astigmatisma Definisi Miopia, -pemeriksaan Terapi
ringan (silinder) Mata menghasilkan bayangan dengan hipermetrop refraksi Pakai kacamata silinder
titik fokus multiple/banyak ia, -Tes placido
presbiopia -tes fogging Edukasi :
Gejala : (pengkabutan) -Ada kemungkinan pusing
-melihat ganda dengan satu atau dua mata - pemeriksaan menggunakan kacamata
-bentuk benda seolah berubah silinder silang -kontrol rutin
-Penglihatan buram
-head tilting (mendongak)
-sering menyipitkan mata agar terlihat
jelas
-membaca lebih dekat
Buta Gejala Glaukoma, funduskopi adanya Terapi
senja/retinitis ketidakmampuan untuk melihat dengan katarak perubahan pigmen -diberi vitamin a
pigmentosa baik pada malam hari atau pada keadaan retina, atrofi epitel - lubrikasi kornea
gelap. akibat kelainan pada sel batang pigment retina -tetes mata
retina yang berperan pada penglihatan
gelap. Edukasi :
keluarga perlu diedukasi
Etio : defisiensi vitamin A , atrofi papil untuk memberikan asupan
berat, pupil kecil , dll makanan bergizi seimbang
dan suplementasi vitamin A
dosis tinggi.

C. THT
 Telinga, pendengaran dan keseimbangan

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor resiko Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
banding penunjang
Otitis eksterna radang pada liang telinga luar Perikondritis Tes garputala : Farmakoterapi :
Etio : infeksi yang berulang, normal atau tuli -Topikal , antiseptik :
bakteri,jamur,virus Kondritis, konduktif povidone iodine, antibiotik
Otomikosis salep polimiksin-B
Klasifikasi : - analgesik : ibuprofen
1. OE akut sirkumkripta (di 1/3
luar liang telinga) Edukasi :
2. OE akut difus (di 2/3 dalam -menjaga telinga tidak
liang telinga) lembab, tidak boleh
3. OE kronik (>3 bulan) berenang dulu
-tidak mengorek telinga
Gejala :
-otalgia (nyeri telinga)
-telinga terasa penuh
-gangguan pendengaran
-keluar sekret
Gejala penyerta :
demam,meriang, telinga basah
Px fisik :
-nyeri tekan tragus
-nyeri tarik aurikular
-otoskopi :
OEA Sirkumskripta : ada
furunkel/bisul liang telinga
OEA difus : liang telinga
sempit, hiperemis, sekret
OEKronik : hipertrofi liang
telinga
Otitits media akut peradangan sebagian atau Otitis media -tes pelana : tuli Terapi :
seluruh mukosa telinga tengah, serosa akut, konduktif -antibiotik : amoksisilin 40
tuba eustachius, antrum Otitis eksterna -Audiometri : mg/kgBB 3x/hari selama
mastoid, dan sel-sel mastoid nada murni 10-14 hari
yang terjadi dalam waktu -darah perifer : -antipiretik : parasetamol
kurang dari 3 minggu. Sering leukositosis -cuci telinga H2O2 3%
pada anak < 3 tahun -kultur darah : selama 3-5 hari
bakterimia
Gejala : Edukasi :
1. stadium oklusi tuba : - untuk bayi/anak diberi asi
telinga terasa penuh, nyeri, - menghindari anak dari
pendengaran berkurang asap rokok
2. Stadium hiperemis :
membran timpani
hiperemis,nyeri telinga intens,
demam, gelisah, muntah, nafsu
makan turun
3. Stadium supurasi :
Sekret berupa eksudat purulen,
demam
4. Stadium perforasi :
Otorea , demam turun, keadaan
tenang
5. Stadium resolusi : otorea
(sekret) berkurang-kering
Serumen prop sekret kelenjar sebasea, Benda asing di Tes pelana : Farmako :
kelenjar seruminosa, epitel telinga normal atau Tetes telinga Karbogliserin
kulit yang terlepas, dan konduktif 10% atau H2O2 3% selama
partikel debu yang terdapat 3 hari untuk melunakkan
pada bagian kartilaginosa liang serumen
telinga. Bila serumen ini
berlebihan maka dapat Nonfarmako :
membentuk gumpalan yang -Bila serumen lunak,
menumpuk di liang telinga, dibersihkan dengan kapas
dikenal dengan serumen prop. yang dililitkan pada pelilit
kapas
Gejala : -bila serumen keras,
-rasa penuh pada telinga dikeluarkan dengan pengait
-nyeri telinga atau kuret
-pendengaran berkurang -bila sudah terdorong jauh
-memberat saat mandi/masuk hingga ke liang telinga,
air lakukan irigasi dengan air
- ada keluhan vertigo hangat

Edukasi :
Tidak mengorek telinga

 Hidung dan sinus paranasal

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor resiko Diagnosa Pemeriksaan Tatalaksana dan edukasi
banding penunjang
Benda asing Terdapat dua jenis benda Rhinolit Foto Rontgen Tindakan ekstraksi benda asing
asing, yaitu benda hidup (endapan kranium secara manual dengan
(organik) dan benda mati batu (Schedel) posisi menggunakan pengait tumpul
(anorganik) kalsium) AP dan lateral atau pinset.

Gejala : Edukasi :
-hidung tersumbat -orangtua , untuk hati-hati
-gangguan penciuman meletakkan barang-barang kecil
-nyeri -anak2, jangan memasukkan
-bisa ada sekret purulen barang ke hidung
-pekerja, pakai masker
Epistaksis perdarahan yang mengalir Keganasan -darah perifer Epistaksis anterior :
keluar dari hidung yang pada lengkap Tampon adrenalin
berasal dari rongga hidung hidung, -clotting time,
atau nasofaring. Epistaksis angiofibri bleeding time Epistaksis posterior :
bukan suatu penyakit, ma hidung -radiologi : Tampon bellocq
melainkan gejala dari suatu curiga
kelainan keganasan Edukasi :
-tidak menggosok hidung
Klasifikasi -kontrol tekanan darah
-epistaksis anterior : -posisi kepala lebih tinggi dari
dari pleksus Kiesselbach, a. jantung
etmoidalis anterior,pada anak-
anak. Perdarahan dapat
berhenti sendiri (spontan) dan
dapat dikendalikan
-epistaksis posterior :
Dari a.sfenopalatina, pada
orang tua. Perdarahan hebat
jarang berhenti spontan

Gejala :
Keluar darah dari hidung
(tanya lokasi keluar
arah,durasi, banyak
pengeluaran, frekuensi, satu
sisi atau kedua sisi)
Furunkel hidung (bisul) infeksi dari kelenjar sebasea - - Farmako :
atau folikel rambut hidung -Antibiotik topikal, seperti salep
yang melibatkan jaringan Bacitrasin dan Polimiksin B
subkutan. Etio : -antibiotik oral, selama 7-10 hari,
Staphylococcus aureus yaitu Amoksisilin 3 x 500
mg/hari
Gejala :
Bisul di dalam hidung, disertai Nonfarmako :
rasa nyeri dan perasaan tidak -kompres air hangat
nyaman. Kadang disertai -Insisi jika telah timbul abses
rhinitis
Edukasi :
-jangan mengorek hidung, jangan
memencet furunkel, menjaga
hiegenitas diri
Rhinitis akut peradangan pada mukosa Rhinitis - Terapi :
hidung yangberlangsung akut alergi, Simtomatik: analgetik dan
(<12 minggu). Hal ini dapat rhinitis antipiretik (Paracetamol),
disebabkan oleh infeksi virus, vasomotor dekongestan topikal, dekongestan
bakteri, ataupun iritan oral ( Fenilefrin), antibiotik
(amoksisilin)
Gejala :
-rinorea (keluar ingus) Edukasi :
-hidung tersumbat -hindari terpapar iritan
-rasa gatal , panas hidung (debu,asap , dll)
-bersin-bersin, batuk, bisa -melakukan cuci hidung
demam -menggunakan masker
Rhinitis vasomotor rinitis kronik yang tidak Rhinitis -darah tepi : Terapi :
diketahui penyebabnya alergi, eosinofilia -dekongestan (fenilefrin)
(idiopatik), rhinitis -skin prick tes -kotrikosteroid Budesonide 1-2
akut - kadar IgE x/hari dengan dosis 100-200
Gejala : spesifik mcg/hari.
-rinorea, bersin
-hidung tersumbat, Edukasi :
bergantian , memburuk pagi -menghindari pajanan
hari dan jika terpapar -cuci hidung ,pakek masker
-berhenti merokok
Rhinitis alergi penyakit inflamasi yang Rhinitis -darah tepi : Sama kayak rhinitis lain
disebabkan oleh reaksi alergi vasomotor, eosinofilia -Preparat antikolinergik topikal
pada pasien atopi yang rhinitis -kadar IgE adalah ipratropium bromida yang
sebelumnya sudah akut spesifik bermanfaat untuk mengatasi
tersensitisasi oleh alergen -skin prick test rinorea
yang sama -antihistamin : cetrizine
Gejala :
-rinorea
-bersin-bersin > 5x, pagi
-hidung tersumbat, gatal pada
hidung
Gejalla lain : mata gatal, dan
berair

 Tenggorokan

Nama Penyakit Manifestasi dan faktor Diagnosa Pemeriksaan penunjang Tatalaksana dan edukasi
resiko banding
faringitis peradangan dinding Difteri , -pemeriksaan darah Terapi :
faring yang disebabkan Laringitis, lengkap 1. Faringitis bakteri :
oleh virus , bakteri, tonsilitis -pemeriksaan gram antibiotik Amoksisilin 50
alergi, trauma, iritan, dan -pemeriksaan KOH mg/kgBB dosis dibagi 3
lain-lain x/hari selama 10 hari
2. Faringitis virus :
Gejala : Isoprinosine dengan dosis
-nyeri menelan 60- 100mg/kgBB dibagi
-demam dan lesu dalam 4-6 x/har
-sekret hidung 3. Faringitis jamur : Nistatin
-mual,muntah, nafsu 100.000-400.000 IU, 2
makan kurang x/hari.
-antipiretik : parasetamol
Klasifikasi :
1. Faringitis bakteri : Edukasi :
sakit kepala, tonsil -minum dan istirahat cukup
hiperemis, nyeri perut -Berkumur dengan air yang
2. Faringitis virus : hangat dan berkumur dengan
rhinorea, batuk, serak obat kumur antiseptik untuk
3. Faringitis jamur : plak menjaga kebersihan mulut.
putih di orofaring -berhenti rokok
-makan makanan yang
lembut
laringitis peradangan pada laring Faringitis, -darah lengkap Terapi :
yang dapat disebabkan laringitis, -apus tenggorok jika ada -antipiretik : parasetamol
oleh virus, bakteri, atau bronkitis sekret -antibiotik : penisilin
jamur. -Foto rontgensoft tissue -jika ada sumbatan jalan
leher AP lateral: bisa nafas : trakeostomi
Etio : penggunaan suara tampak pembengkakan
yang berlebihan, pajanan jaringan subglotis Edukasi :
terhadap polutan eksogen, -istirahat berbicara selama 2-
atau infeksi pada pita 3 hari
suara. -minum yang cukup
-berhenti merokok
Gejala : -menghindari makan yang
-suara serak atau hilang dapat mengiritasi
suara (afonia)
-gejala lain : sesak napas,
stridor, demam, disfagia,
batuk
tonsilitis peradangan tonsil Faringitis, -Pemeriksaan darah Sama kayak faringitis
palatina laringitis, lengkap
difteri -swab tonsil , pewarnaan
Gejala : gram
-tonsil hiperemis dan
hipertrofi >T2
-nyeri tenggorok, disfagia
-demam tinggi, sakit
kepala, nafsu makan
turun, lesu

Anda mungkin juga menyukai