Pembimbing :
d r. M a n d a s a r i M a n d a r a n a , S p . M
Struktur Mata:
1.Internal
2.Eksternal
STRUKTUR INTERNAL
• SKLERA
Jaringan padat, berwarna putih.
Menempati 5/6 bagian posterior
dinding bola mata.
Pada orang dewasa atau lansia,
deposit lemak dapat memberikan
warna kuning pada sklera.
KORNEA
Lapisan padat, avaskuler dan
transparan yang bersambung
dengan sklera.
Menempati 1/6 bagian anterior
dinding bola mata dengan
diameter kira-kira 11 mm.
Lapisan Tengah
• RETINA
Struktur tipis, halus dan bening tempat serat-
serat saraf optik didistribusikan.
Melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola
mata.
Secara eksternal dibatasi oleh koroid dan sklera.
• FUNDUS OPTIK
Terletak pada bagian posterior mata.
Didalamnya terdapat diskus optikus yang
merupakan daerah berwarna putih merah
muda-krem pada retina.
Anatomi Mata
Kelainan Refraksi
• Miopia
• Hipermetropia
• Astigmatisme
• Presbiopia
MIOPIA
Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung)
dan lensa (kecembungan kuat) berkekuatan
lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga
titik fokus sinar yang dibiaskan akan
terletak di depan retina.
JENIS MIOPIA
Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal (kornea terlalu
Miopia Refraktif cembung atau lensa mempunyai kecembungan yang lebih kuat)
Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes
Miopia Indeks mellitus
Miopia karena cth: posisi lensa lebih ke anterior, misalnya pasca operasi glaukoma
perubahan posisi
KLASIFIKASI MIOPIA
• Penglihatan jauh kabur, lebih jelas dan nyaman apabila melihat dekat karena
membutuhkan akomodasi yang lebih kecil daripada emetrop.
• Kadang seakan melihat titik-titik seperti lalat terbang karena degenerasi
vitreus.
• Mata lekas lelah, berair, pusing, cepat mengantuk (merupakan gejala
asthenophia).
• Memicingkan mata agar melihat lebih jelas agar mendapat efek pin-hole.
MANIFESTASI KLINIK MIOPIA
Manifestasi klinik
(Objective )
2. Pemeriksaan Fisik
Visus dasar untuk melihat jauh
Visus dengan pinhole untuk mengetahui apakah penglihatan yang buram disebabkan kelainan refraksi
atau kelainan anatomi
Metode “trial and error”, snellen chart dan lensa sferis negatif sampai didapatkan visus 6/6
3. Pemeriksaan Penunjang
Funduskopi
Auto refraktometer
PENATALAKSANAAN
MIOPIA
Koreksi non bedah
Kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan
ketajaman penglihatan maksimal agar memberikan
istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi
Hipermetropia Manifest
Hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata
BENTUK positif maksimal yang dapat memberikan tajam
penglihatan normal.
HIPERMETROPIA • Hipermetropia Absolut
kelainan refraksi tidak diimbangi dengan
akomodasi
• Hipermetropia Fakultatif
kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan
akomodasi
Hipermetropia Total
Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah
diberikan sikloplegia.
Manifestasi Klinik
Hipermetropia
Gejala subyektif Gejala objectif
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
Funduskopi
Refraktometer
Tatalaksana Hipermetropia
Astigmatisme
Astigma dapat terjadi dengan kombinasi
kelainan refraksi yang lain termasuk:
Hipermetropia
Terjadi jika kurvatura kornea terlalu
sedikit atau aksis mata lebih pendek
dari normal. Bayangan terfokus
dibelakang retina dan menyebabkan
objek dekat terlihat kabur
.
Astigmatisme reguler
Astigmatisme yang memperlihatkan kekuatan
pembiasan bertambah atau berkurang
perlahan-lahan secara teratur dari satu
Bentuk meridian ke meridian berikutnya.
Dibedakan atas Astigmat ‘with the rule’ dan
Astigmatisme Astigmat ‘against the rule
Astigmatisme irreguler
Astigmat yang terjadi tidak mempunyai 2
meridian yang saling tegak lurus
Klasifikasi astigmatisme dilihat
dari kondisi optik:
1. Simple hypermetropia astigmatism
2. Simple myopia astigmatism
3. Compound hypermetropia astigmatism
4. Compound miopic astigmatism
5. Mixed astigmatism
P R E S E N TAT I O N T E M P L AT E
Manifestasi Klinik Astigmatisme
Presbiopia merupakan gangguan akomodasi pada usia lanjut yang dapat terjadi
akibat kelemahan otot akomodasi dan lensa mata tidak kenyal atau berkurang
elastisitasnya akibat sklerosis lensa.
GEJALA PRESBIOPIA
Keluhan pasien berupa mata lelah,berair, dan sering panas setelah membaca
Manifestasi Klinik Presbiopia
2. Pemeriksaan Fisik
Ditemukan tanda-tanda defiesiensi vitamin A1.
• Kekeringan (xerosis) konjungtiva bilateral
• Terdapat bercak Bitot spot pada konjungtiva sclera
• Xerosis kornea
• Kulit tampak kering dan bersisik
• Nekrosis kornea difus atau keratomalasia
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes adaptasi gelap terang
ERG
Slit-biomicroscopy dan opthalmoskopy indirek.
Kadar serum retinol
Xerosis Konjungtiva
Bercak Bitot spot
Xerosis Kornea
• Pada defisiensi vitamin A, diberikan
vitamin A dosis tinggi. Pengobatan dengan
vitamin A dapatmengembalikan fungsi retina
jika diberikan sebelum reseptor rusak.
Vitamin lainnya terutama vitamin B
kompleks juga diperlukan agar retina dan
TATALAKSANA jaringan saraf lainnya bisa berfungsi normal
BUTA SENJA • Lubrikasi kornea
• Pencegahan terhadap infeksi sekunder
dengan tetes mata antibiotic
THANK
YOU