Anda di halaman 1dari 47

1

KELOMPOK 3
Fasilitator :
dr.Lia Sasmithae, Sp.Pd
2

• Allicya ananda FAA 118 058


• Yola vita loka FAA 118 059
• Intan wahyu wulandari w FAA 118 061
• Rinatriyuliana yudesmas FAA 118 050
• Hopelyanza priskila FAA 118 051
• Sevtion Rizaldi FAA 118 051
• Muhammad isa mahendra FAA 115 020
• Muharam syafi’i FAA 118 039
• Monalisa goldebora aenjelin FAA 118 040
• Zalza claudia evita FAA 118 041
Pemicu 4 3

Kenpa Aku Jarang Haid ?


seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan jarang haid.
Keluhan di keluhkan pasien sejak 1 tahun yang lalu berupa 2-3 bulan sekali baru mendapat haid.
Pasien seorang mahasiswa fakultas kedokteran tingkat dua. Berdasarkan anamnesis di ketahui
pola makanpasien berlebih. Dari pemeriksaan klinis di temukan tekanan darah 130/90 mmHg
denyut nadi 80x/menit, frekuensi nafas 16x/menit dan suhu 36°C. pada pengukuran antropometri
di peroleh IMT 30 kg/m
Kata sulit Kata kunci 4

 identitas perempuan 20 tahun’


 Atropometri  Keluhan utama : jarang haid
 Onset : 1 tahun
 Pemeriksaan fisik :
• Obesitas : IMT 30 kg/m
• Pre Hipertensi : 130/90 mmHg
Data tambahan 5

 TGL = 250 mg/dl


 LDL = 139 mg/90 mmHg
 HDL= 30 mg/dl
Identifikasi 6

perempuan 20 tahun keluhan jarang haid sejak 1 tahun, 2 – 3 bulan baru mendapatkan
haid. Pola makan berlebihan (Obesitas), tekanan darah tinggi dan dislipidemia
Hipotesis 7

• Pasien diduga mengalami gangguan PCOS


• Pasien diduga mengalami gangguan Sindroma Metabolik
• Pasien diduga mengalami gangguan Hipotiroid
ANALISIS MASALAH
Perempuan (47 )

Jantung
dislipidemia Jarang haid obesitas Pre-hipertensi
berdebar

Dx Dd
PCOS - Sindroma
metabolik
- Hipotiroid

Etiology Epidemiology Diagnosis Tatalaksana Komplikasi Prognosis


Pertanyaan terjaring 9

3.Hipotiroid 4. Pemeriksaan penunjang


1.PCOS 2.Sindroma Metabolik
a) Definisi
a) Definisi a) Definisi apa yang di butuhkan untuk
b) Etiologi
b) Etiologi b) Etiologi menegakkan diagnosis
c) Epidemiologi
c) Epidemiologi c) Epidemiologi pada kasus ini
d) Patofisiologi
d) Diagnosis d) Diagnosis
e) Diagnosis
e) Tatalaksana e) Tatalaksana
f) Tatalaksana
f) Komplikasi f) Komplikasi
g) Komplikasi
g) Prognosis g) Prognosis h) Prognosis
Polycystic ovary syndrome (PCOS) atau Sindroma
Ovarium Polikistik (SOPK) adalah kelainan endokrin yang
sangat umum terjadi pada wanita dalam masa
reproduksi. Walaupun begitu, sindrom ini paling banyak
diperdebatkan dan menimbulkan pendapat-pendapat
Definisi PCOS yang kontroversial dalam bidang Ginekologi
Endokrinologi dan Reproduksi
Dalam bentuk klasiknya,PCOS digambarkan dengan
adanya anovulasi kronik (80%), menses yang irregular
(80%) dan hiperandrogen yang dapat disertai dengan
hirsutism (60%), acne (30%), seborrhea dan obesiti (40%)

Sumber : http://repository.usu.ac.id
11

• Hingga saat ini, penyebab SOPK masih


belum diketahui sepenuhnya. Berbagai
sumber menjelaskan bahwa SOPK terjadi

Etiologi pcos akibat interaksi kompleks antara faktor


genetik dan lingkungan.
• Bila dalam satu keluarga terdapat
penderita PCOS maka 50% wanita dalam
keluarga tersebut akan menderita PCOS
pula
12

Kulit merupakan salah satu


organ target utama androgen.
Pada pasien SOPK,
hiperandrogen dapat
bermanifestasi dalam bentuk
hirsutisme, alopesia
androgenik, jerawat, dan
dermatitis seboroik.
13
Sumber : Konsensus Tatalaksana Sindrom Ovarium Polikistik
EPIDEMIOLOG
I PCOS
GLOBAL
• Prevalensi PCOS beragam tergantung kriteria apa yang digunakan untuk menegakkan diagnosisnya.
Prevalensi 15-20% didapatkan jika menggunakan kriteria diagnostik dari European Society of Human
Reproduction and Embryology/American Society for Reproductive Medicine (ESHRE/ASRM). Di Amerika
Serikat, PCOS adalah salah satu kelainan endokrin yang paling umum terjadi pada perempuan usia
reproduktif dengan prevalensi 4-12%. Perempuan yang didiagnosis PCOS pada saat konsultasi dengan
dokter kandungan mencapai 10%. Pada beberapa penelitian di Eropa, prevalensi PCOS dilaporkan 6.5-
8%. [3,4,8]
INDONESIA

• Belum ada angka kejadian pasti PCOS di Indonesia, tetapi


sama halnya dengan global, PCOS biasanya terjadi pada
perempuan usia reproduktif, berkisar antara 15 sampai 40
tahun, dan angka kejadiannya sekitar 5-10%. [9]
• 3. R. Hart, M. Hickey, dan S. Franks, Best Practice
and Research Clinical Obstetrics and Gynaecology,

Referensi 2004, 18(5), 671-83. Tersedia pada


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15380140
[Medline]
• 4. R.S. Lucidi, Polycystic Ovarian Syndrome, , 2016.
• 8. S.M. Sirmans dan K.A. Pate, Clinical Epidemiology,
2014, 6, 1-13. Tersedia pada
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC38
72139/pdf/clep-6-001.pdf
• 9. A. Baziad, CDK-196, 2012, 39(8), 573-75.
Tersedia pada
http://www.kalbemed.com/Portals/6/06_196Sindr
om%20Ovarium%20Polikistik%20dan
%20Penggunaan%20Analog%20GnRH.pdf
• Kriteria Rotterdam
Diagnosis PCOS • Gambaran Ovarium Polikistik
• Pemeriksaan resistensi insulin
Komplikasi PCOS

Jangka pendek
– Infertilitas
– Keguguran
– Diabetes mellitus gestasional

Jangka panjang
– Resiko kardiovascular
– Resiko metabolik

Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4527566/
PROGNOSIS
PCOS
 PCOS adalah penyakit dengan banyak komplikasi jangka panjang yang serius.

 Pasien PCOS memiliki risiko untuk mengalami penyakit kardiovaskuler, DM tipe 2, penyakit serebrovaskuler,
sindrom metabolik, infertilitas, dan kanker endometrium.

 Pasien PCOS yang hamil memiliki risiko diabetes gestasional, dan melahirkan preterm atau post-term yang
meningkat.

 Sementara itu, bayi dari pasien PCOS memiliki risiko yang lebih tinggi untuk lahir besar dari usia kehamilan,
tetapi tidak meningkatkan risiko IUFD (intra uterine fetal death) atau bayi lahir mati
DEFINISI SINDROMA METABOLIK 24

Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor risiko


metabolik yang berkaitan langsung terhadap terjadinya
penyakit kardiovaskuler
ETIOLOGI
SINDROMA
METABOLIK
Etiologi Sindrom Metabolik belum dapat
diketahui secara pasti. Suatu hipotesis
menyatakan bahwa penyebab primer dari
Sindrom Metabolik adalah resistensi insulin

Menurut pendapat Tenebaum penyebab


sindrom metabolik adalah :
• Gangguan fungsi sel β dan hipersekresi
insulin untuk mengkompensasi resistensi resistensi insulin bukan satu-satunya
insulin. Hal ini memicu terjadinya penyebab nya
komplikasi makrovaskuler (Mis.komplikasi
jantung)
• Kerusakan berat sel β menyebabkan
penurunan progresif sekresi insulin,
sehingga menimbulkan hiperglikemia. Hal
ini menimbulkan komplikasi
mikrovaskuler (Mis: nephropathy
diabetica) (Anggraeni)
• Obesitas sentral
• Resistensi insuin
• Dislipedemia
• Diabetes
• Hipertensi
sumber:J majority volome 4 nomor 4 fakultas kedokteran universitas lampung disfungsi
endotel,kardiovaskuler,resistensi insulin,sindro metabolik pdf.
Menurut The Third National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES) menyatakan bahwa
prevalensi sindrom metabolik pada usia lebih dari
20 tahun adalah sebesar 24%, pada usia 50 tahun
Epidemiologi lebih besar dari 30% dan pada umur 60 tahun ke
atas sebesar 40%. Prevalensi sindrom metabolik di
Sindroma Asia lebih rendah, yaitu sebesar 5-16%. Prevalensi
Metabolik sindrom metabolik di lima wilayah di Jakarta
adalah 28,4% dan tidak ada perbedaan yang
signifikan dari prevalensi antara pria dan wanita.

https://media.neliti.com/media/publications/212989-studi-prevalens
i-dan-faktor-risiko-sindr.pdf
Diagnosis Sindroma Metabolik

Sumber : Sandra R | Sindrom Metabolik J MAJORITY |Volume 4 Nomor 4|Februari2015


Tata laksana Sindrom Metabolik

• Terapi diet
• Aktifitas fisik
• Terapi perilaku
• Farmakoterapi
• Terapi bedah
PROGNOSIS • Komponen sindrom metabolik dapat mengalami
perbaikan dengan tata laksana yang memprioritaskan

SINDROM program tata laksana berat badan yang intensif,


disamping modifikasi gaya hidup dan tata laksana

METABOLI faktor risiko klinis lain terkait dengan penyakit


kardiovaskular.

K • Referensi :
Lee L, Sanders RA. Metabolic syndrome. Pediatrics in
Review. 2012;33:459-66.
Definisi
hipotiroid merupakan suatu
hipotiroid keadaan dimana tubuh kekurangan
hormone tiroid. Hormon tiroid
sangat diperlukan untuk kegiatan
metabolism, sehingga kekurangan
hormone ini akan menimbulkan
tanda dan gejala akibat menurunnya
metabolism dalam tubuh.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,


Setiati S. 2014. Buku Ajar Ilmu. Penyakit Dalam
Jilid II edisi VI. Jakarta: Interna Publishing
Etiologi Hipotiroid 34

Hipotiroid secara umum berdasarkan etiologinya dapat terjadi karena kegagalan primer kelenjar
tiroid itu sendiri, sekunder karena defisiensi TRH, Thyroid Releasing Hormone (TSH) atau keduanya,
dan bisa juga karena kurangnya asupan iodium dan makanan (Sherwood, 2011). Hipotiroid juga bisa
disebabkan karena kelainan genetik, dimana terjadi mutasi pada gen yang menyandi Tyroglobulin
(TG), gen Tyroidperoxidase (TPO), gen Dual Oxidase (DUOX) dan gen Iodotyrosine Deiodinase (IYD)
(Grasberger et al., 2011). Sedangkan definisi hipotiroid kongenital adalah suatu penyakit defisiensi
hormon tiroid bawaan sejak lahir. Pada orang yang menderita hipotiroid kongenital timbul suatu
kondisi yang biasa disebut kretinisme. Karena kadar hormon tiroid yang mencukupi sangat esensial
atau penting untuk pertumbuhan

Sumber : http://repository.umy.ac.id
35

Prevalensi hipotiroid di Indonesia belum


diketahui secara pasti. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007 melakukan pemeriksaan kadar
Epidemiologi hipotiroid
TSH sebagai salah satu penunjang diagnostik
gangguan tiroid. Dari pemeriksaan TSH tersebut
didapatkan 2, 7% laki-laki dan 2,2% perempuan
memiliki kadarTSH tinggi yang menunjukkan
kecurigaan adanya hipotiroid.
36
Diagnosis Hipotiroid

Anamnesis
• Rasa capek • Dispnea
• Sering mengantuk • Suara serak
• Tidak tahan dingin • Otot lembek
• Lesu, lamban • Depresi
• Rambut alis mata lateral rontok • Obstipaso
• Rambut rapuh • Kesemutan
• Lamban bicara • Reprodukso: oligomenorea, infertil, aterosklerosis
• Berat badan naik • Tipe sentral: gangguan visus, sakit kepala, muntah
• Mudah lupa

Djokomoeljanto R. Kelenjar tiroid, hipotiroidisme, dan hipertiroidisme. In: Sudoyo A, Setyohadi B,


Alwi I, Simadibata M, Setiati, editor. Buku ajar ilmu Penyakit dalam. 5 th ed.Jakarta; Pusat informasi
dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2009:1993-2008
Pemeriksaan Fisik
• Kulit Kering, dingin, pucat,kasar
• Gerakan lamban
• Edema wajah
• Refrlek fisiologi menurun
• Lidah tebal dan besar
• Otot lembek, kurang kuat
• Obesitas
• Edema ekstremitas Bradikardi

Djokomoeljanto R. Kelenjar tiroid, hipotiroidisme, dan hipertiroidisme. In: Sudoyo A,


Setyohadi B, Alwi I, Simadibata M, Setiati, editor. Buku ajar ilmu Penyakit dalam. 5 th
ed.Jakarta; Pusat informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2009:1993-
2008
Pemeriksaan Penunjang
• Darah perifer lengkap (bisa terdapat sitopenia)
• Kreatinin fosfokinase
• Antibodi TPO
• Anti-Tg-Ab
• Pemeriksaan TSH, T3,FT4
• Profil lipid
• Biopsi aspirasi jarum halus bila terdapat struma
• Elektrokardiografi (untuk mencari komplikasi jantung)
Pada hipotiroidisme subklinis, TSH naik, namun kadar hormon tiroid dalam batas normal. Gejala dan
tanda tidak ada atau minimal

1. Djokomoeljanto R. Kelenjar tiroid, hipotiroidisme, dan hipertiroidisme. In: Sudoyo A, Setyohadi B, Alwi
I, Simadibata M, Setiati, editor. Buku ajar ilmu Penyakit dalam. 5 th ed.Jakarta; Pusat informasi dan
Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2009:1993-2008
2. Lameson JL Weetman AP. Disorder of the thyroid gland. In fauci A, Kasper D, Longo D, Braunwald E
Hauser S, Jameson J, Loscalzo J, editors. Harrison’s principles of internal medicine. 18 th ed. United
States of America; The McGraw-Hill Companies,2012:2911-39
TATALAKSAN
A
HIPOTIROID
• Hipotiroidisme utamanya diobati menggunakan 41

levotiroksin, yang merupakan hormon T4 sintetis,


dan diberikan dalam bentuk oral.
• Fungsi dari levotiroksin adalah untuk
mengembalikan kadar hormon tiroid ke kondisi
normal sehingga dapat meredakan gejala-gejala
hipotiroidisme.
• Dalam waktu satu-dua minggu pengobatan,
biasanya perubahan gejala-gejala akan terasa
membaik.
• Selain itu, pengobatan menggunakan levotiroksin
juga akan menurunkan kadar kolesterol sehingga
dapat menurunkan berat badan.
• Pengobatan menggunakan levotiroksin biasanya
diberikan kepada pasien seumur hidup, namun
dosisnya dapat disesuaikan oleh dokter sambil
memantau kadar hormon TSH secara berkala.
Komplikasi Hipotiroid

1. Koma miksedema,
2. depresi,
3. kelainan neuropsikiatri (myxedema madness),
4. penyakit jantung,
5. komplikasi pengobatan

• Lameson JL, Weetman AP. Disorder of the thyroid gland. In: Fauci A, Kasper D, Longo D, Braundwald E, Hauser S,
Jameson J, Loscalzo J, editors. Harrison’s principless of internal medicine. 18 th ed. United States of American; The
McGraw-Hili Companies,2012;2911-39
• Allahabadia A, Razi S, Abraham P, Frangklyn J. Diagnosis and treatment of primary hypothyroidism. BMJ.2009;33:b725
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Prognosis
Hipotiroidisme Respon terhadap pemberian hormone tiroid yang
paling signifikan,penderita dapat sembuh,tetapi
dapat kambuh kembali apabila terdapat gangguan
pengobatan.
PEMERIKSAAN 45

PENUNJANG YANG DI
PERLUKAN UNNTUK
MENEGAKKAN DX
46
Kesimpulan 47

Anda mungkin juga menyukai