Anda di halaman 1dari 38

BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2018


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Mola hidatidosa +
Anemia

Disusun Oleh:
Nur Fadhillah Asis
111 2016 2045
Pembimbing :
dr. Hj. Nursiah, Sp.OG(K)
PENDAHULUAN
 Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang
berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis
mengalami perubahan berupa degenerasi
hidropik.

 Mola hidatidosa tergolong penyakit jinak namun


dapat berkembang menjadi keganasan.

 Kematian pada mola hidatidosa disebabkan


oleh perdarahan, infeksi, payah jantung, atau
tirotosikosis.
Cont..
 Gambaran klinik dari mola hidatidosa pada
permulaanya tidak seberapa berbeda dengan
kehamilan biasa, yaitu mual, muntah, pusing,
hanya saja derajat keluhannya sering lebih
hebat.

 Tidak adanya denyut jantung janin dan ukuran


rahim yang lebih besar dari usia gestasi
merupakan pemeriksaan fisik yang
menunjang dalam mendiagnosis mola
hidatidosa.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny U
Umur : 38 tahun
Alamat : Jl. Petta Oddo, Pare-pare
Pekerjaan : IRT
Suku : Bugis
No. RM : 148512
Tgl Masuk : 01 Mei 2018
ANAMNESIS
• Keluhan Utama:
Keluhan keluar darah dari jalan lahir

• Riwayat Penyakit Sekarang:


Seorang perempuan 38 tahun G2 P1 A0 datang dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir. Awalnya berupa bercak
dan dirasakan semakin banyak. Sudah dialami 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluhkan sering
merasa mual dan muntah sehingga pasien mengalami
penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan. Pasien
mengaku telah hamil 2 bulan. Demam (-), pusing (-), nyeri
kepala (-), nyeri ulu hati (-), nyeri perut bagian bawah (+),
BAB biasa, BAK lancar. Tidak ada riwayat trauma
sebelumnya. Riwayat minum obat SMRS tidak ada. Pasien
tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, dan
tidak memiliki riwayat alergi serta penyakit asma.
Cont..
• Riwayat Menstruasi:
Menarche sejak usia 14 tahun, siklus haid
tidak teratur, lama haid 7 hari dengan ganti
pembalut 3 kali dalam sehari. HPHT: 10 – 02 –
2018, TP pada tanggal 17-11-2018.

•Riwayat Kontrasepsi:
Kontrasepsi yang pernah digunakan oleh
pasien adalah suntikan tiap 3 bulan selama 2
tahun, lalu berganti dengan pil kombinasi
selama 2 tahun berikutnya.
Cont..
•Riwayat Obstetri:
1. 2014/ normal/ 2800gr/ laki-laki/ hidup/
lahir di puskesmas
2. 2018/ Kehamilan sekarang

•Riwayat Ginekologi:
1. Penyakit IMS: tidak ada
2. Leukorea: tidak ada
3. Fluor albus: tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
PEMERIKSAAN OBSETRI
Pemeriksaan luar
TFU : setinggi pusat
DJJ : tidak ada
Ballotement : tidak ada
Massa tekan : +
Nyeri tekan :-
Luka bekas operasi: -
 
Pemeriksaan dalam:
Vulva/vagina : tak / tak
Portio : tebal, lunak
OUE/OUI : tertutup / tertutup
Pelepasan: Darah (+) lendir ( - ) air ( - )
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Endokrinologi (25 April 2018)


B-HCG > 1.000.000 mIU/mL

(Nilai normal = <5 mIU/mL)

Imuno-serologi (1 Mei 2018)


HBsAg (Kualitatif) = Non reaktif

(Normal = Non reaktif)


Cont..
Darah Rutin (1 Mei 2018)

Hemostatis (1 Mei 2018)


Cont..
Kimia Darah (1 Mei 2018)
Cont..
USG (23 April 2018)
Cont..
Thorax PA (25 April 2018)
Cont..
Patologi Anatomi(9 Mei 2018)

Mola hidatidosa
DIAGNOSIS

G2 P1 A0 + Molahidatidosa + Anemia

PENATALAKSANAAN
Terapi awal:
IVFD RL 28 tpm
Pasang laminaria

Terapi operatif: Kuretase

Terapi post kuretase:


Cefadroxil 2 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Bledstop 3 x 0,125 mg
SF 1 x 1

Terapi non-Medikasi: Edukasi dan diet TKTP


PROGNOSIS

ad vitam : dubia ad bonam

ad sanationam : dubia ad bonam

ad functionam : dubia ad malam


RESUME
Seorang perempuan 38 tahun G2 P1 A0
datang dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir. Awalnya berupa bercak dan dirasakan
semakin banyak. Sudah dialami 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengeluhkan sering merasa nausea dan vomit
sehingga pasien mengalami penurunan nafsu
makan dan mengalami penurunan berat badan.
Pasien mengaku telah hamil 2 bulan. BAB biasa,
BAK lancar. Tidak ada riwayat trauma
sebelumnya. Riwayat minum obat SMRS tidak
ada. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
hipertensi, diabetes, dan tidak memiliki riwayat
alergi serta penyakit asma
Cont..
Dari pemeriksaan fisis didapatkan status gizi
underweight dan tanda-tanda vital Tekanan
darah 120/80 mmHg, Nadi 80 x/ menit,
Pernafasan 20 x/ menit dan Suhu 36,5 0C. pasien
tampak anemis. Pada pemeriksaan obstetric
didapatkan TFU setinggi pusat, teraba massa
tekan, portio tebal dan lunak, OUE/OUI tertutup,
serta didapatkan pelepasan darah.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan kadar B-HCG > 1.000.000 mIU/mL,
penurunan kadar eritrosit 3,98 x 10 6/µl dan
penurunan kadar hemoglobin yaitu 9,1 g/dl. Dari
pemerikssaan USG kesan yang didapatkan
adalah terdapat Mola hidatidosa.
FOLLOW -UP
Cont..
Cont..
HASIL OPERASI

Dengan tindakan operatif Dilatasi-Kuretase dikeluarkan jaringan


mola berat ± 1 Liter dengan perdarahan ± 500 cc.
DEFINISI
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan
yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis
mengalami perubahan berupa degenerasi
hidropik. Penyakit ini ditandai dengan adanya
proliferasi abnormal dari jaringan trofoblas.
Trofoblas merupakan jaringan yang pertama
kali mengalami diferensiasi pada masa
embrional dini kemudian berkembang menjadi
jaringan ekstraembrionik dan membentuk
plasenta.
EPIDEMIOLOGI
Secara umum, 80% dari penyakit trofoblas
gestasional merupakan mola hidatidosa, 15%
adalah korioadenoma dan 5% merupakan
koriokarsinoma. Mola hidatidosa terjadi 1 dari
1000 sampai 2000 kehamilan di Amerika
Serikat dan dilaporkan kira-kira 3000 pasien
pertahun dan transformasi maligna terjadi
pada 6-19% kasus. 1 dari 15.000 kasus
abortus dihubungkan dengan mola hidatidosa
komplit.
Insiden mola hidatidosa komplit di Asia
yang tertinggi adalah di Indonesia yaitu 1 dari
77 kehamilan dan 1 dari 57 persalinan.
Cont..
Beberapa faktor yang dihubungkan dengan
kejadian mola hidatidosa yakni usia
reproduksi yang ekstrim yaitu wanita dengan
usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 40
tahun, riwayat mola hidatidosa sebelumnya
serta status ekonomi yang rendah. Hal ini
dikaitkan dengan kemungkinan bahwa nutrisi
berpengaruh pada etiologi penyakit ini
ETIOPATOMEKANISME
Teori
Teori Missed Neoplasma
Abortion dari Park

Teori dari Teori


Acosta Sison Consanguity
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS
Manifestasi Klinik
•Biasanya penderita mengalami keterlambatan haid
dalam 1-2 bulan.

•Terdapat keluhan mual dan muntah yang lebih nyata.

•Perdarahan pervaginam bervariasi dapat terjadi anemia


defisiensi besi hingga syok.

•Perkembangan uterus lebih cepat dari perkiraan usia


kehamilan.

•Konsistensi uterus lebih lunak.

•Ukuran uterus terus semakin membesar.

•Tidak terdeteksi denyut jantung janin.


Cont..
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS BANDING
Abortus
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
Kematian pada mola hidatidosa disebabkan oleh
perdarahan, infeksi, payah jantung, atau tirotosikosis.
Di Negara maju kematian karena mola hidatidosa
hampir tidak ada lagi. Akan terapi, di Negara
berkembang masih cukup tinggi, yaitu berkisar antara
2,2% dan 5,7%. Sebagian dari pasien mola akan sehat
jika jaringan dikeluarkan, tetapi ada sekelompok
perempuan yang kemudian menderita degenerasi
keganasan menjadi koriokarsinoma. Persentase
keganasan yang dilaporkan oleh berbagai klinik sangat
berbeda-beda, berkisar antara 5,56%
ANEMIA
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau
hemoglobin (protein pembawa O2) dari nilai normal dalam
darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer
sehingga pengiriman O2 ke jaringan menurun.
Kelompok Umur Hemoglobin
(gr/dL)
Anak 6 bulan – 6 tahun <11
6 tahun – 14 tahun <12
Wanita dewasa <12
Dewasa Laki-laki dewasa <13
Ibu hamil <11
KESIMPULAN
 Mola hidatidosa merupakan bagian dari penyakit
trofoblastik gestasional yang paling sering terjadi.
Penyakit ini ditandai dengan adanya proliferasi
abnormal dari jaringan trofoblas yang berkembang
menjadi ganas
 Manifestasi klinis yang timbul dari molahidatidosa
adalah penderita mengalami keterlambatan haid,
Terdapat keluhan mual dan muntah yang lebih nyata.
Perdarahan pervaginam dapat bervariasi, mulai
spotting hingga perdarahan berat yang dapat
menyebabkan syok. Pada pemeriksaan fisis
didapatkan perkembangan uterus lebih cepat dari
perkiraan usia kehamilan. Konsistensi uterus lebih
lunak, dan tidak terdeteksi denyut jantung janin.
KESIMPULAN
 Diagnosis molahidatidosa yaitu selain
dengan pemeriksaan fisis didapatkan kadar
-hCG yang meningkat dibandingkan pada
kehamilan normal. Perlu dicurigai adanya
mola hidatidosa jika terjadi peningkatan
serum β-hCG lebih dari 100.000 IU/L.
 Penatalaksanaan molahidatidosa meliputi
perbaikan keadaan umum, tanda vital
kemudian pengeluaran jaringan mola
melalui kuretasi ataupun histerektomi.
Kemudian terapi dengan evaluasi kadar
βhCG selama 2 tahun.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai