Anda di halaman 1dari 36

EKLAMPSI

A
Oleh : dr. Nehemia Hawan S. Meliala
Pembimbing : dr. Gerri R., Sp.OG
BAB 1
PENDAHULUAN
01 WHO mencatat sekitar 295.000
wanita meninggal saat hamil maupun
proses melahirkan dan sekitar 810
wanita meninggal akibat dari masalah
dalam kehamilan.

02 Hampir pada keseluruhan


merupakan penyakit yang
kasus
dapat
dicegah.

03 Perbandingan angka kematian di


negara berkembang lebih tinggi
daripada negara maju.

04 Berdasarkan Survei Demografi dan


Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, AKI di Indonesia sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup.
Komplikasi penyebab
kematian pada ibu
Click icon to add picture Click icon to add picture Click icon to add picture

Hipertensi saat
Perdarahan Infeksi
Eklampsia merupakan salah satu kehamilan
komplikasi kehamilan, persalinan
maupun masa nifas yang
meningkatkan morbiditas dan
mortalitas ibu dan janin disamping
perdarahan dan infeksi.
Komplikasi- Proses
komplikasi aborsi
proses yang tidak
persalinan aman
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
EKLAMPSIA
Suatu serangan kejang tiba-
tiba yang dapat disusul
dengan koma pada wanita
hamil,Youpersalinan atau
can simply impress your masa
audience and
nifas yang menunjukanPresentations. gejala
add a unique zing and appeal to your

preeklampsia sebelumnya.
I hope and I believe that this Template will
your Time, Money and Reputation.

Kejang bersifat umum dan dapat


timbul sebelum, saat ataupun
setelah melahirkan.
Eklampsia umumnya terjadi pada
akhir Trimester ke-3.
Penyebab pasti dari eklampsia
hingga saat ini belum jelas.
Berkaitan dengan

1. Genetik predisposisi,
2. Imunologi,
3. Nutrisi,
4. Abnormal invasi trofoblas,
5. Kelainan koagulasi,
6. Kerusakan endotel vaskular,
7. Maladaptasi kardiovaskular,
8. Infeksi
FAKTOR RISIKO

1.Nulliparitas 4.Usia Muda atau


Usia > 35 tahun

2.Riwayat keluarga

5.Primigravida
3.Multifetal gestasi, mola
hidatidosa, fetal hydrops 6.Status ekonomi

7.Penyakit penyerta
MANIFESTASI KLINIS
Peningkatan
Penurunan
Kejang kadar CO2
Kesadaran Peningkatan laju
dalam darah;
asidosis nafas pada saat
pasien kejang

Hipoksia

Proteinuria (+) UOP menurun Edema bagian


 anuria wajah dan perifer
Gejala sebelum
muncul kejang:

1. Nyeri kepala (83%)


2. Peningkatan refleks
(80%)
3. Proteinuria (52%)
4. Edema (49%)
Inhibisi Perkembangan Hambatan regulasi aliran
Uterovaskular darah serebral

KEJANG
EKLAMPTIK

Disfungsi Endotel Stres Oksidatif


DIAGNOSIS EKLAMPSIA
Anamnesis

Pastikan klinis pasien secara tepat. Kejang (+) Grandmal /


seluruh tubuh saat pasien hamil atau setelah wanita
melahirkan dengan preeklampsia yang tidak berhubungan
dengan penyakit lain.

Gejala berat dapat juga menjadi indikasi menegakkan


diagnosis eklampsia, antara lain : nyeri kepala, pandangan
kabur, fotopobia, nyeri epigastrik dan perubahan status mental.
Laboratorium

Proteinuria dapat muncul sebagai tanda pasien eklampsia.


Pemeriksaan urin rutin menunjukkan proteinuria (>300 mg/24h
atau >1gr/L).
Derajat proteinuria dan perubahan protein pada urin
membantu dalam menegakkan diagnosis preeklampsia
Tatalaksana

Non- Farmakologi

Terapi suportif segera dilakukan. Antara lain :


1. Airway support, Pemberian Oksigen
2. Posisikan Pasien Left Lateral Decubitus
3. Pemasangan IV Line dan Kateter Urine
4. Monitoring Jantung
Tatalaksana

Farmakologi

Terapi utama : MgSO4 40%  terminasi kejang


Dosis loading 4-6 gram selama 15-20 menit
Dosis rumatan 1-2 gram per jam secara kontinus.

Lini ke- 2 :
1. Lorazepam 2-4mg IV selama 2-5 menit
2. Diazepam (Valium 5-10mg) IV
Anti Hipertensi

1. Hydralazine 5-10mg dalam 2 menit


2. Labetalol 20mg.
Pilihan lain :
Nifedipine 10mg atau antihipertensi yang mendukung lainnya
seperti sodium nitroprusside atau nitrogliserin

Pemberian antihipertensi jika terdapat TDS ≥ 160 mmHg atau


TDD ≥ 110 mmHg.
Syarat pemberian Magnesium Sulfat

1.Tersedia Ca Glukonas 10%


2.Refleks patella,
3.Jumlah urine minimal 0,5 ml/kgBB/jam
4.Frekuensi pernafasan > 16 kali/menit
Pencegahan

• Pemberian Aspirin pada pasien dengan


resiko tinggi terhadap kejadian
preeklampsia/eklampsia.
• Suplementasi vitamin/antioksidan.
• MgSO4 untuk mencegah kejang
Komplikasi & Prognosis

Komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain :


1.Kerusakan pada satu atau beberapa organ
2.IUGR, Solutio plasenta, Oligohidroamnion
3.DIC
4.Eklampsia berulang
5.Kematian janin atau ibu

Prognosis :
Jika penanganan cepat dan tepat prognosis akan baik.
Pasien eklampsia memiliki resiko hipertensi lebih besar pada
kehamilan selanjutnya.
BAB 3
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN :

Nama : Ny. RO
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
MRS : 27 November 2019
pukul 06.42
Keluhan Utama: Penurunan
Anamnesis Kesadaran
Pasien G1P0A0 uk 34-35 mgg
Awal kehamilan pasien mual Pusing kepala hebat disertai
HPHT : 5/3/2019
tidak disertai muntah pandangan kabur
TTP : 11/12/2019

Durasi kejang 3-4 menit. Pasien kejang.


Pukul 04.00 pasien dibawa Frekuensi kejang 4 kali. Saat kejang dan setelah
keluarga ke Poskesdes Kejang dialami diseluruh tubuh kejang pasien tidak sadar.

Pasien di rujuk ke Ponek Saat diperjalanan pasien mengalami


RSUD kejang dan sampai di Ponek dalam
keadaan tidak sadar.
Riwayat pengobatan: Pasien terpasang IVFD RL 28 gtt/i
tanpa MgSO4 di Poskesdes.

Riwayat Perkawinan : 1x, lamanya ± 2 tahun

Riwayat Menstruasi
Menarche : usia 15 tahun
Siklus haid : 30 hari
Lama haid : 4 hari, teratur
Banyak haid : 2x ganti pembalut
Riwayat Kehamilan Sekarang:
HPHT : 5/03/2019
Lama hamil : 34-35 minggu
Gerakan anak dirasakan : tidak jelas
Taksiran Persalinan : 11/12/2019
Periksa hamil : 5 kali

Riwayat Obstetri G1P0A0


Abortus/ Tahun Ditolong Keadaaan Anak Lahir
Lain-lain
No. Partus oleh Mati Hidup
1. Hamil 2019
Saat ini
Riwayat Kontrasepsi : Kondom

Riwayat sosial ekonomi :


Suami OS bekerja sebagai Petani. Gaji per bulan < Rp
2.000.000,00

Riwayat Psikososial :
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan merupakan
lulusan SMA.
PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : E2 M 5 V3 Anemis :-
TD: 170/100 mmHg Ikterik :-
HR : 98x/I Sianosis :-
RR : 22x/I Dyspnoe :-
T : 36,5 0C Oedema :-
Abdomen
Inspeksi : membesar asimetris, striae gravidarum +, linea nigra +, bekas luka
operasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+), turgor kulit baik, DJJ : 123 x/i
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen
Palpasi : Soepel, nyeri tekan pada region epigastrium dan hipokondria dextra,
hepar dan lien tidak teraba
STATUS OBSTETRI

Abdomen : Membesar asimetris, striae gravidarum +, linea nigra +, bekas luka operasi -
; TFU : 23cm,
Leopold I : teraba bagian teratas janin, bulat, lunak, tidak melenting
Leopold II : teraba bagian rata dan memanjang (punggung) di sebelah
kiri, dan bagian bagian kecil (ekstremitas) di sebelah kanan
Leopold III : teraba bagian terbawah janin, bulat, keras, melenting
Leopold IV : bagian terbawah janin (kepala) belum masuk PAP,
Gerak :+
His :-
DJJ : 123 x/i, reguler (+)
Taksiran berat badan janin : 3100 gram
LABORATORIUM 27 November 2019

Hematologi

PEMERIKSAAN HASIL
Hemoglobin 12,0 g/dL
Leukosit 31.200/mm3
Eritrosit 4,39 Jt/L
Trombosit 386.000/dL
HbsAg Non-reaktif
SGOT 71 U/L
SGPT 28 U/L
LABORATORIUM 27 November 2019

Urinalisa

Pemeriksaan Hasil
pH 5,5
Blood ++
Warna Kuning Muda
Glukosa -
Leukosit -
Protein ++++
DIAGNOSIS AWAL :
G1 P0 A0 gr 34-35 Minggu + Eklampsia + Janin Tunggal Hidup

TERAPI RENCANA
1. Manajemen airway, posisikan pasien LLD
2. O2 2-4 lpm via NK 1.Konsul Anestesi dan
3. Inj. MgSO4 40% 4gr (10cc) bolus IV
Penyakit dalam
4. IVFD RL + MgSO4 40% 6gr (15cc) 28gtt/i
5. SP Nicardipin 0,5 mikro/KgBB/jam kec. 2.Terminasi kehamilan : SC
9,75cc/jam
Cito a/i Eklampsia
6. Pasang NGT dan Urine kateter
Tindakan Operasi

Tanggal Operasi : 27 November 2019


Diagnosis Pre-Operasi: G1P0A0 gr 34-35 Minggu
+ Eklampsia + Janin Tunggal Hidup
Diagnosis Post-Operasi : P1A0 + Eklampsia + Post SC a/i
Eklampsia
Tindakan :Sectio Caesarea
FOLLOW UP

ICU ICU ICU BG


27/11/2019 28/11/2019 29/11/2019 30/11/2019-1/12/2019
Sensorium : CM Sensorium : CM Sensorium : CM Sensorium : CM
KU : Baik KU : Baik KU : Baik KU : Baik
TD: 140/90mmHg TD: 140/90mmHg TD: 130/80mmHg TD: 140/90mmHg
N: 99x/menit N: 80x/menit N: 70x/menit N: 70x/menit
RR: 7x/menit RR: 12x/menit RR: 18x/menit RR: 20x/menit
T: 36,7C T: 36,7C T: 36,7C T: 36,8C
Medikamentosa Medikamentosa Medikamentosa Medikamentosa
IVFD RL + MgSO4  24 jam IVFD RL + MgSO4  24 jam IVFD RL + MgSO4  24 jam IVFD RL 20 gtt/i
IVFD RL + Oksitosin 1amp 20 IVFD RL + Oksitosin 1amp 20 IVFD RL + Oksitosin 1amp 20 Inj. Ceftriaxone 2gr / 24jam
gtt/i gtt/i gtt/i Inj. Omeprazole 40mg/ 12 jam
Inj. Ceftriaxone 2gr / 24jam Inj. Ceftriaxone 2gr / 24jam Inj. Ceftriaxone 2gr / 24jam Inj. Furosemid 20mg/12 jam
Inj. Omeprazole 40mg/ 12 jam Inj. Omeprazole 40mg/ 12 jam Inj. Omeprazole 40mg/ 12 jam Amlodipin 1x10mg
Dopamet 3x500mg Inj. Furosemid 20mg/12 jam Inj. Furosemid 20mg/12 jam Dotramol 3x1
Dopamet 3x500mg Dopamet 3x500mg Maltiron 1x1
Aff NGT Procalma 2x1
Thank You

Anda mungkin juga menyukai