Anda di halaman 1dari 21

CHRONIC KIDNEY DISEASE STAGE V DENGAN EDEMA

PARU AKUT, HIPERTENSI STAGE II DAN VOMITUS


FREKUEN

Disusun oleh :
Ani Suryani

Pembimbing :
dr. Syuharul Qomar, Sp.PD, MSc. FINASIM

ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
2018
BAB 1
Identitas Pasien
Nama : Ny.S
No. RM : 16521264
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 42 tahun
Alamat : Lor Jurang RT 06/ RW 10 Pulisen, Boyolali
Pekerjaan : Buruh Pabrik

Anamnesis
Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 5 April 2018 pada pukul 19.30 WIB
Keluhan Utama : Muntah sejak 2 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien mengeluh muntah sejak 2 hari SMRS. Muntah dirasakan terus menerus
setiap makan dan minum. Muntah berisi makanan sehari > 5 kali. Selain
muhtah pasien merasakan sesak napas yang dirasakan sepanjang hari. Terasa
semakin sesak saat pasien bergerak. Pasien mengaku dengan dua bantal, sesak
dirasakan berkurang sedikit. Pasien juga mengeluhkan terdapat bengkak pada
kedua tungkai (+) sejak 6 jam SMRS. Bengkak muncul tiba-tiba, sepanjang
hari. Bengkak tidak terasa nyeri tapi mengganggu aktivitas pasien karena kaki
terasa memberat. Sebelum mengalami keluhan tersebut pasien melakukan
aktivitas rumah tangga yang berat dan minum air banyak setelah itu timbul
sesak mual muntah dan bengkak pada kaki. Keluhan lain yang dirasakan
sekarang adalah BAK jarang (-) dan sedikit. BAB hitam (-).
Riwayat Penyakit Dahulu

• DM (-)
• Hipertensi (+) ± 2 Tahun yang didiagnosis setelah rutin
menjalani HD
• Riw ISK (-)
• Riw penyakit ginjal  Pasien mengatakan 2 tahun SMRS
pasien mengeluh bengkak seluruh tubuh kemudian
melakukan pemeriksaaan ke poli penyakit dalam dan di
diagnosis CKD. Setelah di diagnosis CKD, pasien rutin
menjalani HD, pasien sudah menjalani HD kurang lebih
dua tahun. Satu tahun pertama setiap minggu sekali dan satu
tahun ini 2x dalam seminggu.
• Riw penyakit jantung (-)
• Riw penyakit paru (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

• Keluarga pasien tidak ada yang mengalami


keluhan serupa
• DM (-)
• Hipertensi (-)
• Penyakit ginjal (-)
Riwayat pribadi sosial

• Pasien bekerja sebagai buruh pabrik. Pasien


mengaku jarang minum air putih. Pasien lebih
suka konsumsi teh manis (teh gelas, teh kotak).
Pasien tidak konsumsi kopi, alkohol.Pasien
mengaku tidak pernah berolahraga.

Riwayat pengobatan
• Rutin melakukan HD 2 kali seminggu di
RSUD Pandan arang selama dua tahun
PEMERISAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD : 220/100 mmHg
HR : 96 x/menit
RR : 26 x/menit
T : 36,4o C
SaO2 : 96%
Kepala : normocephal
Mata : conjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-, respon cahaya +/+, pupil isokor,
diameter 3mm.
Telinga : membran timpani intak (+), hiperemis -/-
Hidung : deviasi septum -, rinorhea -/-
Tenggorokan : faring hiperemis (-)
Mulut : T1-T1, deviasi uvula (-)
Leher : JVP 5+3 cmH2O
Thorax :
Pulmo :
• Inspeksi : pergerakan dada simetris
• Palpasi : vocal fremitus simetris, tactil fremitus simetris
• Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
• Auskultasi : suara napas vesikuler +/+, Rhonki basah halus +/+ di basal paru,
Wheezing -/-
• Cor :
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis sinistra
• Perkusi : batas jantung normal
• Auskultasi : BJ1-2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
• Inspeksi : cembung, caput medusa (-), spider navy (-)
• Auskultasi : BU (+) N, metallic sound (-)
• Palpasi : Supel, nyeri tekan regio epigastrium (+), hepatpmegali (-), splenomegali (-
), acites (-)
• Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
Ekstremitas : akral hangat, pitting edem - -
• + +
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Interpretasi:
• Irama: sinus
• Frekuensi: 110x/menit
• Axis:normal
• P pulmonal di V1-V6
• Gelombang S di lead V1+gelombang R di lead 5 >
35mm kesan LVH
Resume
• Pasien perempuan usia 42 tahun dengan keluhan muntah setiap di beri
makan kurang lebih 2 hari SMRS. Pasien muntah sehari kurang lebih 5x,
selain itu pasien mengeluh sesak, lemas dan bengkak pada tungkai.Sesak
napas dirasakan sepanjang hari. Pasien hanya dapat berbaring dan istirahat.
Riw CKD (+) 2 tahun yang lalu on HD 2x seminggu. Pasien merasa lemah
dan mudah lelah, tidak dapat melakukan aktivitas apapun. BAK jarang dan
sedikit. Riw hipertensi (+) setelah rutin menjalani HD.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 220/100 mmHg. Pemeriksaan leher
JVP 5+3 cm. Terdapat Rhonki basah halus +/+ basal paru. Nyeri tekan
region epigastrium dan pada ekstremitas terdapat pitting edem pada kedua
tungkai.
• Pada pemeriksaan penunjang didapatkan eritrosit, hematocrit dan trombosit
yang menurun, MCV MCH MCHC dalam rentang normal, dan terdapat
peningkatan ureum dan kreatinin.
Daftar Masalah

• 1. Edema paru akut


• 2. CKD stage V on HD
• 3. Hipertensi gr II dengan tekanan darah belum
terkontrol
• 4. Vomitus Frekuen
Edema paru akut
• Anamnesis : pasien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS. Sesak napas dirasakan
sepanjang hari, terasa semakin sesak saat pasien bergerak dan tidak membaik dengan
istirahat. Pasien mengaku tidak dapat melakukan aktivitas apapun karena sesak. Pasien
hanya berbaring dan istirahat. Pemeriksaan fisik : Saturasi O2 96%, pada auskultasi paru
terdapat Rhonki basah halus +/+ pada basal paru
• Pemeriksaan penunjang : -
• Planning:
• Planning:
• Diagnostik : foto thorax
• Terapi :
– Posisi setengah duduk
– Terapi oksigen  nasal kanul 4 l/menit
– Infus NaCL 8 tpm
– Diuretic iv  furosemid 40 mg iv bolus 2 ampul extra
• dilanjut 40 mg iv bolus/8 jam
– ISDN 3x10 mg
• Edukasi :
• Batasi asupan cairan 500 cc/24 jam
CKD stage V on HD
• Anamnesis : Pasien bekerja sebagai buruh pabrik selama kurang lebih 8 tahun. Pasien jarang minum air
putih. Pasien lebih suka konsumsi teh manis (teh gelas, teh kotak). 2 tahun SMRS (akhir Juni) pasien
menjalani medical check up dan didapatkan diagnosis CKD, lalu pasien rutin menjalani HD 2 kali
seminggu. Bengkak pada kedua tungkai (+) sejak 6 jam SMRS. Bengkak tidak terasa nyeri, hanya terasa
kaki memberat. Keluhan yang dirasakan sekarang adalah pasien mengeluh mudah lemah. Pasien sudah
tidak dapat melakukan aktivitas apapun.
• Pemeriksaan fisik : pitting edem pada kedua tungkai
• GFR (CKD-EPI) = 5,9 ml/mnt/1,73m2
LFG (Kockcroft-Gault)  LFG (ml/menit/1,73m2) = (140 - 42) x 50
72 x 10,88 (mg/dl)
= 4900 x0,85
783.38
= 5,31 ml/menit/1,73m2
• Pemeriksaan penunjang : ureum 230, creatinin 10,88
• Planning:
• Diagnostik :
– USG ginjal  melihat ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang menipis
• Terapi :
– Asam folat 3x5 mg
– CaCO3 3x500 mg
– HD
• Edukasi :
– Pembatasan asupan cairan 500 cc/24 jam
– Diet protein 0,8 gr/kgBB/hari
Hipertensi gr II dengan tekanan darah belum
terkontrol
• Anamnesis : pasien mengaku memiliki penyakit darah tinggi setelah rutin
menjalani HD kurang lebih 2 tahun SMRS. Pasien mengatakan sering merasakan
sakit kepala apabila tekanan darah sedang tinggi (>200 mmHg).
• Pemeriksaan fisik : TD: 200/110 mmHg
• Pemeriksaan penunjang : -
Planning:
• Diagnostik :
– Pengukuran TD rutin
• Terapi :
• Nicardipin 6cc/ jam
• Edukasi :
– Menurunkan asupan garam
– Meningkatkan konsumsi buah dan sayur sera menurunkan asupan lemak
Vomitus Frekuen

• Anamnesis : mual muntah setiap makan dan minum, lemas (+)


• Pemeriksaan fisik : nyeri tekan epigastrium
Planning:
• Terapi :
– Ondancentron 1 ampul/ 8jam
– Ranitidin 1 ampul/ 12 jam
• Edukasi :
Konsumsi makanan bergizi
Minum cairan sesuai anjuran 50cc/24 jam
Makan secara pela-pelan.

Prognosis
• Ad vitam : dubia
• Ad functionam : dubia ad malam
• Ad sanationam : malam
PEMBAHASAN
• CKD mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan
pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal
ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialysis atau transplantasi
ginjal.
• Pasien ini tergolong Chronic Kidney Disease dengan edema paru
akut. Karena pasien ini datang dengan keluhan sesak napas sejak 1
hari SMRS. Sesak napas adalah manifestasi pada CKD karena
terdapatnya kelebihan cairan di tubuh. Pada pasien CKD dilakukan
pembatasan asupan cairan, seperti pada pasien ini asupan cairan
dibatasi menjadi 500 cc/24 jam. Tetapi pasien ini mengaku 1 hari
SMRS mengkonsumsi cairan >500 cc. Manifestasi kelebihan cairan
pada pasien CKD selain sesak, dapat dilihat dari terdapatnya
bengkak pada ektremitas.
• Pada pasien ini memang sudah didiagnosis CKD sejak 2 tahun SMRS. Pasien
memiliki risiko seperti pekerjaan pasien buruh pabrik selama 8 tahun yang
hanya berdiri dari pagi hingga sore. Pasien juga jarang mengkonsumsi air
putih, pasien lebih sering minum teh. Hal ini adalah merupakan risiko dari
CKD. Karena pasien jarang minum maka terjadi dehidrasi pada tubuh yang
menyebabkan berkurangnya aliran darah yang menuju ke ginjal sehingga
terjadi hipoperfusi ginjal. Lalu selanjutnya ginjal mengkompensasi dengan
meningkatkan system rennin-angiotensin-aldosteron. Yang menyebabkan
terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah untuk meningkatkan tekanan
kapiler dan aliran darah glomerulus.
• Pada pemeriksaan fisik pasien ini didapatkan peningkatan tekanan darah.
Hal ini disebabkan karena meningkatnya aktivitas rennin-angiotensin-
aldosteron. Hipertensi adalah merupakan salah satu komplikasi dari CKD.
Manifestasi lain yang didapatkan pada pasien ini adalah terdapat
peningkatan JVP dan terdapat rhonki basah halus pada basal paru, hal ini
berhubungan dengan terjadinya kelebihan cairan yang disebabkan karena
pasien kelebihan konsumsi cairan.
• Pada pemeriksaan penunjang didapatkan penurunan eritrosit, dan
hematokrit. Normalnya hormon eritropoietin di produksi oleh apparatus
jukstaglomerulus, pada keadaan CKD akan terjadi kerusakan pada
apparatus jukstaglomerulus sehingga terjadi penurunan produksi hormone
eritropoietin. Sehingga pada pasien ini terjadi anemia normositik
normokrom. Selain itu pada pasien CKD terjadi penurunan fungsi nefron
yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin
serum. Seperti pada pasien ini didapatkan peningkatan kadar ureum dan
kreatinin.
• Pada pasien ini didapatkan LFG adalah 5,31 ml/kg/1,73 m2. Dari hasil LFG
dapat ditentukan stage dari CKD, yaitu pada pasien ini adalah termasuk
CKD stage V. Berikut adalah derajat beratnya CKD:

• Pada pasien ini di dapatkan mual muntah karena system ekskresi/ system
pengeluaran menjadi tidak maksimal sehingga zat sisa metabolism yang
tidak digunakan tubuh, raccun dan lainnya dapat menumpuk di dalam
tubuh dan dapat menimbulkan tubuh bereaksi dengan menimbulkan gejala
mual dan dapat pula disertaai dengan keluhan muntah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai