Anda di halaman 1dari 24

Kegawatdaruratan dalam

IPD
Part 1
Kasus 1
• Anamnesa : Wanita usia 25 tahun datang dengan sesak nafas hebat
disertai nyeri perut sejak 2 jam SMRS. RPT disangkal
• PF : CM, TD 90/72 mmgHg, RR 34x/menit, SpO2 90%, T37C,
HR110x/mnt; Jantung dbN. Pulmo: Bronkial, Rh-/-, Wheez +/+.
Abdomen : BU +, supel, NTE +, SD -
Kasus 1
• Anamnesa tambahan : 1 jam sebelumnya pasien makan seafood.
Riwayat alergi di keluarga kuat (ibu memiliki asma, adik rhinitis)
• PF tambahan : Punggung pasien mulai tampak lesi urticaria sejak di
IGD, TD turun menjadi 70/50 mmHg. PF lain dbN.
• Lab : Hitung jenis menunjukkan Eosinofil meningkat. Lain-lain dbN
Kasus 1
• Diagnosa kerja : Syok Anafilaksis
• Diagnosa sekunder / banding : Asma bronkiale
• Tatalaksana :
• CAB
• Epinefrin 0,3-0,5 ml larutan 1:1.000 secara IM, boleh diulang 5-10 menit
• Bronkodilator: Beta Agonis (Salbutamol), Aminofilin
• Antihistamin (Difenhidramine) dan kortikosteroid (Deksametasone) setelah
epinefrin
• RJP bila perlu
Kasus 2
• Anamnesa : Wanita usia 65 tahun datang dengan penurunan
kesadaran sejak 4 jam SMRS. Keluarga pasien mengatakan pasien
memiliki riwayat HT, DM, ginjal, dan post Stroke 3 tahun yang lalu.
• PF : GCS 8 (E2V3M3), TD 160/90 mmHg, HR 110x/menit, RR 22x, T37,
SpO2 95%. Cor BJ1 dan 2 reg, takikardik, murmur-. Pulmo : BV,
mengorok, Rh-/-, Wheez-/-. Abdomen dbN.
Kasus 2
• Anamnesa tambahan : keluarga pasien membawa obat rutin yang
diminum pasien: Amlodipine 10 mg, Glimeperide 3 mg, Aspirin 80 mg.
Keluarga mengatakan bahwa pasien akhir-akhir ini berusaha
menurunkan BB atas anjuran dokter sehingga sering tidak mau
makan.
• PF tambahan : Neuro sulit dinilai, namun terkesan penurunan
kekuatan motorik di kedua sisi tubuh. PF lain dbN.
• Lab : GDS 40 mg/dl. Lain-lain dbN
Kasus 2
• Diagnosa kerja : Koma hipoglikemik
• Diagnosa sekunder / banding : Ensefalopati metabolik (elektrolit,
uremia, hepatic), stroke, sepsis
• Tatalaksana:
• CAB
• Bila masih sadar: anjurkan untuk minum gula murni (2 sendok makan), sirop,
permen, makanan karbohidrat
• Stop OHO/obat diabetes sementara
• Monitor GDS
• Berikan larutan D40% bila dengan penurunan kesadaran/koma
Kasus 3
• Anamnesis : Seorang pria 45 tahun datang dengan BAB hitam disertai
muntah darah >3x / hari kurang lebih ½ cangkir dalam 1 minggu
terakhir. Keluhan disertai rasa lemas, mual, kembung, dan nyeri ulu
hati.
• PF : CM, pucat, konjuctiva anemis, sklera anikterik. TD 100/80, HR
110x, RR22x, T36, SpO2 96%. Cor: BJ1 dan 2 reg, takikardik, murmur -.
Pulmo dbN. Abdomen : BU + meningkat, NTE +, timpanik, SD-
Kasus 3
• Anamnesis tambahan : Riwayat mengkonsumsi NSAID sering
dikarenakan sering sakit kepala. Riwayat merokok dan alcohol tidak
ada. Riwayat seks bebas dan transfusi darah tidak ada.
• PF tambahan : Rectal Douche : sphincter ani ketat, tidak ada massa,
nyeri -, hemoroid -, darah segar -, melena di ujung jari tangan
• Lab : Hb 7, Ratio BUN/Kreatinin meningkat, fungsi hati normal,
screening hepatitis negatif, faktor koagulasi normal. Lain-lain dbN.
• Pemeriksaan penunjang tambahan : gastroskopi
Kasus 3
• Diagnosa kerja : PSCBA ec suspek NSAID induced gastritis erosive
• Diagnosa sekunder/banding: PSCBA ec etiologi lain, PSCBB, hemoptoe
• Tatalaksana :
• CAB
• PPI (Omeprazole) atau Antagonis H2 reseptor (Ranitidine)
• Sitoprotektor (sucralfate)
• Injeksi Vitamin K
• Transfusi darah
• Metoclopramide
• Bila masih berlanjut : hemostasis endoskopi atau bedah
Kasus 4
• Anamnesis : seorang pria 60 tahun datang dengan nyeri kepala,
hoyong, penglihatan kabur/berkunang-kunang, disertai jantung
berdebar, sedikit sesak, mual, muntah 2x. Keluhan dirasakan sejak 3
jam SMRS setelah pasien bertengkar dengan anaknya.
• PF: Mengantuk tapi mudah dibangunkan. TD 200/120 mmHg, HR
110x/mnt, RR22x, T37, SpO2 95%. Cor: hiperdinamik, BJ 1 dan 2 reg,
takikardik, murmur + systolic. Pulmo: BV, Rh-/-, wheez-/-. Neuro: GCS
14 (E3V5M6), MMT terkesan 4 di seluruh extremitas, Sensorik dalam
batas normal.
Kasus 4
• Anamnesis tambahan : Komorbid: hipertensi minum obat tidak
teratur dengan captopril 1x12.5 mg. Komorbid lain disangkal.
• PF tambahan : Funduskopi menunjukkan perdarahan focal retina,
cotton woll spots, papilledema ringan.
• Lab: Kreatinin 2,5, Proteinuria +2.
• Pemeriksaan penunjang : EKG menunjukkan sinus takikardia, LAE,
LVH, iskemik lateral wall. CXR menunjukkan kardiomegali dengan
cephalisasi. CT-Scan menunjukkan edema serebri ringan.
Kasus 4
• Diagnosa kerja : Hipertensi Emergensi
• Diagnosa sekunder/banding : Hipertensi urgensi, Stroke, ACS, RF
• Tatalaksana :
• Berikan antihipertensi parenteral dan penurunan MAP secara bertahap (tidak
lebih dari 25% dalam 1 jam, sebaiknya hanya 10%)
• Setelah yakin tidak ada tanda-tanda hipoperfusi organ, TD dapat diturunkan
sampai mendekati normal dalam 48 jam.
• Untuk hipertensi urgensi dapat diterapi dengan antihipertensi oral.
Penurunan TD tidak boleh lebih dari 25% dalam 24 jam.
Kasus 5
• Anamnesis : seorang pria usia 48 tahun datang dengan keluhan
pusing, mual, muntah, dan lemas.
• PF: CM. TD 85/70 mmHg, RR20x, HR45x, T35.5, SpO2 95%. Cor: BJ 1
dan 2 reg, murmur -. Pulmo : Ves, Rh-/-, Wheez -/-. Abdomen : BU +,
NTE +
Kasus 5
• Anamnesis tambahan : Keluhan dimulai saat pasien sedang
berjongkok mengedan di kamar mandi 2 jam SMRS. Komorbid :
Riwayat meningioma sejak tahun lalu.
• PF tambahan : Kulit tangan pucat dan keringat dingin
• Lab : dalam batas normal
• EKG : Sinus bradikardia
Kasus 5
• Diagnosa kerja : Bradikardia simtomatik
• Diagnoas sekunder / banding : Meningioma, ACS
• Tatalaksana :
• CAB
• Atropine 1 mg IV dapat diulang setiap 5 menit hingga dosis maksimal 3 mg.
• Apabila tidak efektif dapat dilakukan pemasangan Pacing atau infus Epinefrin
atau Dopamin
• Apabila bradikardia persisten maka rujuk untuk pemasangan Pacemaker
permanen

Anda mungkin juga menyukai