Gangguan Haid
Pembimbing :
dr. Hary Purwoko SpOG,KFER
Disusun Oleh :
Melissa
1410221081
Gangguan Haid
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu
Kebidanan dan Kandungan
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Disusun Oleh :
MELISSA 1410221081
Nama pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang
Gangguan menstruasi merupakan masalah yang cukup sering ditemukan pada pelayanan
BAB II
ILUSTRASI KASUS
II.1.
Identitas Pasien
Nama
: Nn.E
No.RM
: 092535
Usia
: 15 tahun
: Islam
Status
: Belum menikah
II.2.
Anamnesis
Pasien menarche pada usia 13 tahun, tidak teratur waktunya, siklus haid 7 hari, ganti pembalut 56 kali per hari, dan ada dismenore.
II.2.6. Riwayat Menikah
Pasien belum menikah
II.2.7 Riwayat Obstetri
Pasien belum pernah hamil
II.2.8 Riwayat KB
Pasien tidak pernah menggunakan KB
II.2.10. Riwayat Pekerjaan
Pasien adalah siswi SMU
Pernapasan
Suhu : 36,5oC
: 18x/menit
Mata
Jantung
Paru
Abdomen
Status Ginekologi
USG
: Uterus Antefleksi ukuran 4,45 x 4,14 x 4,0 cm. Miometrium homogen, EL (+), tidak
tampak massa di kedua adnexa, ovarium kiri 2,41 x 2,8 cm, ovarium kanan sulit dinilai.
Tampak cairan bebas.
Pemeriksaan LAB
Leukosit
: 7,45
MCH : 12,1
Eritrosit
: 4,55
MCHC: 25,3
Hemoglobin
: 7,5
Hematokrit
: 22
MCV
: 47,7
Diagnosa
Anemia et causa Heavy Menstrual Bleeding (Menorrhagia)
Penatalaksanaan
Rdx/ Rencana Pemeriksaan Penunjang
-
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Gangguan Haid
Gangguan haid dan siklusnya khusus dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam: 7
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid:
a. Hipermenorea
b. Hipomenorea
c. Perdarahan bercak (spotting)
2. Kelainan siklus:
a. Polimenorea
b. Oligomenorea
c. Amenorea
3. Perdarahan di luar haid:
a. Metroragia
4. Gangguan lain dalam hubungan dengan haid
a. Premenstrual tension (ketegangan prahaid)
b. Mastodinia
c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
d. Dismenorea
III.1. Hipermenorrhea
Ialah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8
hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan
permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktiltas yang terganggu, polip
endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid (irregular endometrial shedding), dan
sebagainya.
Penanganan pada hipermenorrhea
Bila dijumpai kelainan organik, maka pengobatan ditujukan kepada kelainan organik tersebut. Penyebab
yang bukan kelainan organik diberikan progesteron seperti MPA 10 mg/hari, atau didrogesteron
10mg/hari, atau juga noretisteron asetat 5mg/hari, yang diberikan dari hari ke-16 sampai ke-25 siklus
haid. Dapat juga di berikan tablet kombinasi estrogen-progesteron dari hari ke-16 sampai hari ke-25
siklus haid.7
III.2. Hipomenorrhea
Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadangkadang hanya berupa spotting8. Dapat disebabkan oleh stenosis pada himen, servik atau uterus. Pasien
dengan obat kontrasepsi kadang memberikan keluhan ini 8. Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi
penderita, pada uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin, dan lain-lain. Adanya
hipermenorea tidak mengganggu fertilitas.
Setiap pasien yang memenuhi kriteria berikut sebaiknya di evaluasi memeliki masalah medis
amenorrhea:
Tidak ada periode menstruasi pada usia 14 dan tidak ada perkembangan dari organ seksual
sekunder.
Tidak ada siklus menstruasi pada usia 16 meskipun terdapat pertumbuhan dan perkembangan
organ seksual sekunder.
Pada wanita yang telah menstruasi, ketidakadaan menstruasi setidaknya selama 3 periode
mentruasi yang sebelumnya atau 6 bulan amenorrhea.
LH dari luar.
2. Amenorrhea hipofisis
Substitusi hormon yang kurang (FSH:LH), atau pemberian steroid seks secara siklik
3. Amenorrhea Uteriner
Stimulasi steroid seks. Apabila gagal perlu dipertimbangkan adanya aplasia uteri,
asherman syndrome.
4. Amenorrhea Ovarium
Untuk menekan sekresi FSH dan dapat diberikan estrogen dan perprogesteron, atau
estrogen saja secara siklik.
Selain itu untuk menekan sekresi FSH dan LH yang berlebihan dapat juga diberikan
Gn-RH analog selama 6 bulan. Pada menopause prekok maupun sindroma ovarium
resisten gonadotropin, steroid seks diberikan sampai terjadi haid. Kemungkinan
menjadi hamil sangat kecil.
III.6. Metrorrhagia
Adalah perdarahan tidak teratur, kadang tejadi di pertengahan siklus haid.
Etiologi:
1. Organik
karsinoma korpus uteri, mioma submukosum, polip, dan karsinoma serviks
2. Endokrin
Seperti pada usia perimenarche dan menoupause
Penanganan Metrorrhagia
1. Sesuai dengan diagnosis dan komplikasi
2. Sesuai hasil PA
III.7. Perdarahan Bukan Haid
Perdarahan bukan haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 periode haid.
Etiologi:
1. Organik
a. Serviks uteri : polipus servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada porsio uteri,
karsinoma servisis uteri.
b. Korpus uteri : polip endometrium, abortus imminens, abortus insipiens, abortus
inkompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korporis
uteri, sarkoma uteri, mioma uteri.
c. Tuba falopii : seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba.
d. Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium.
2. Fungsional
a. Ovulatoar
b. Anovulatoar
II.6.8. Dismenorrhea
Adalah nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan sesudah haid dapat bersifat kolik terus.
Dismenorea dibagi atas:
1. Dismenorea primer
2. Dismenorea sekunder
Dismenorea primer
Adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Dismenorea
primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklussiklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulatoar yang tidak disertai
dengan rasa nyeri.
Wanita dengan dismenorea primer mempunyai produksi prostaglandins endomterial lebih tinggi
dibandingkan wanita yang asimptomatik. Sebagian besar dari pelepasan prostaglandin selama menstruasi
terjadi pada 48 jam pertama, yang mana bertepatan dengan intensitas terbesar dari gejala. Selama
kontraksi aliran darah endometrium berkurang dan merupakan korelasi yang baik dengan aliran darah
yang minimal dan nyeri kolik yang maksimal. Kadar prostaglandin dan leukotrien meningkat pada
meningkat pada darah menstruasi dan jaringan uterus wanita dengan dismenorrhea sebanding dengan
kadar sistemik vasopressin.(Margaret, 2006)
Prostaglandin F2i (PGF2i) merupakan agen yang bertanggung jawab pada dismenorea.
Prostaglandin selalu menstimulasi kontraksi uterus, dimana prostaglandin E menghambat kontraksi pada
uterus yang tidak hamil. Otot uterus pada baik yang wanita normal dan dismenorea sensitif terhadap
PGF2i, tetapi jumlah PGF2i yang diproduksi adalah faktor utama yang membedakan.
Penanganan pada dismenorrea primer
Pemberian Analgetik: NSAIDs diberikan 1-2 hari menjelang haid dan diteruskan sampai hari kedua atau
ketiga siklus haid.
Terapi hormonal juga telah banyak digunakan. Tujuannya untuk menghasilkan siklus haid yang
anovulatorik, sehingga nyeri haid dapat dikurangi. Biasanya diberikan Progesteron (Didrogesteron 10mg,
2 kali 1, Medroksiprogesteron asetat 5mg/hari) diberikan mulai dari hari ke-5 sampai ke-25 siklus haid.
Dismenorrhea Sekunder
Adalah nyeri haid yang terjadi kemudian, biasanya terdapat kelainan dari alat kandungan.
Etiologi : Adenomyosis, myomas, infection, cervical stenosis.
Penanganan pada dismenorrhea sekunder
Bila ada kelainan organik ditangani secara kausal. Pada kasus-kasus yang menolak tindakan
operatif, maka untuk sementara dapat dicoba pengobatan medikamentosa seperti pada dismenorrea
primer. Pemberian analog GnRH selama 6 bulan sangat efektif menghilangkan nyeri haid yang
disebabkan endometriosis.
III.9. The Premenstrual Syndrome
Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum
datangnya haid, dan menghilangsesudah haid datang, walaupun kadang-kadang berlangsung terus sanpai
haid berhenti. Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia,
nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mamma dan sebagainya; sedang pada
kasus-kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejalagejala fisik tersebut di atas.
Faktor yang memegang peranan sebagai etiologi premenstrual tension ialah: ketidakseimbangan
antara estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan
kadang-kadang edema.
Ada paduan utama untuk mendiagnosis PreMenstrual Syndrome. Yang pertama dari American
Psychiatric Association (APA) dan yang kedua dari National Institute of Mental Health (NIHM).
Kriteria untuk diagnosis menurut APA sebagai berikut:
A. Gejala-gejala yang yang berhubungan dengan siklus menstruasi secara temporal, mulai dari
permulaan selama minggu terakhir fase luteal dan berkurang setelah onset mestruasi.
B. Diagnosis membutuhkan setidaknya lima dari salah satu gejala di bawah, dan salah satu nya harus
salah satu dari empat gejala yang pertama:
1. Depresi, perasaan putus asa
2. Kecemasan atau ketegangan
3. Afeksi yang labil, contoh: perasaan tiba-tiba sedih, menangis, marah, atau mudah
tersinggung.
4. Marah atau perasaan tersinggun yang menetap, atau meningkatnya konflik interpersonal.
5. Penurunan ketertarikan terhadapa aktifitas sehari-hari
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Mudah lelah
Sulit berkonsentrasi
Gangguan nafsu makan, makan berlebih atau nafsu makan tinggi
Hypersmonia atau insmonia
Perasaan overprotected atau tidak terkendali
Gejala fisik, seperti payudara kencang, sakit kepala, edema, nyeri sendi, penambahan
berat badan.
C. Gejala-gejala mempengaruhi pekerjaan atau aktivitas sehari-hari atau hubungan sosial.
D. Gejala-gejala tersebut bukan merupakan sebuah eksarsebasi gangguan psikiatrik yang lain.
Pedoman diagnosis dari National Institute of Mental Health (NIHM) menyebutkan bahwa diagnosis
PMS membutuhkan dokumentasi dari setidaknya peningkatan 30% keparahan gejala dalam 5 hari pada
waktu menstruasi dibandingkan dengan 5 hari setelah menstruasi. Dengan menggunakan kriteria APA dan
NIHM, di dapatkan sekitar 5% dari wanita usia reproduktif bisa di diagnosa mengalami PMS.
Penanganan PMS
1. Medikamentosa
- Prostaglandin sintetase inhibitor
- Pil KB : medroxyprogesterone acetate 10-30mg/hari
- GnRH agonis dikombinasi dengan estrogen-progesteron :Nafareline, goserelide
- Selective Serotonin Reuptake Iinhibitors: Fluoxetine, Setraline, Paraxetine
- Plasebo
- Spironolactone
2. Operatif
oovorektomi
III.10. Mittelschmerz dan Perdarahan Ovulasi
Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid, pada saat
ovulasi. Rasa nyeri yang tejadi mungkin ringan, tetapi mungkin juga berat. Lamanya mungkin hanya
beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus sampai 2 3 hari.
Diagnosis dibuat berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya tidak mengejang,
tidak menjalar, dan tidak disertai mual atau muntah.
III.11. Menorrhagia
Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dan biasanya disertai dengan
pada siklus yang teratur. Perdarahan menstruasi yang lama, banyak dengan interval yang teratur atau
dapat disebut juga sebagai perdarahan menstruasi pada setiap siklus lebih dari 80 ml dan lebih dari 7 hari.
Etiologi:
1. Uterus
a. Fibroid
b. Polip endometrium
c. Endometriosis
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
Menstruasi merupakan bagian dari proses regular yang mempersiapkan tubuh wanita
setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh
interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, hipofise dan ovarium. Fungsi reproduksi
wanita dibagi menjadi dua tahapan utama: pertama, persiapan tubuh wanita untuk menerima
pembuahan, dan kedua, masa kehamilan itu sendiri.
Kelainan haid merupakan masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus
menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit,
terlambatnya menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu.1 Gangguan menstruasi yang
terjadi dapat berupa gangguan lama siklus menstruasi seperti polimenorrhea dan oligomenorrhea,
volume darah yang dikeluarkan sewaktu menstruasi seperti hipermenorea, hipomenorrhea dan
perdarahan bercak (spotting), beserta gejala-gejala yang menyertai menstruasi seperti
dismenorrea dan Premenstrual syndrome itu sendiri yang mengganggu aktifitas sehari-hari.
Untuk itu penanganan yang tepat sangat dibutuhkan dalam menangani masalah kelainan
haid.
DAFTAR PUSTAKA
1. Vegas A, Juraini N, Rodiah, Rahayu N, Fajarini D, Annisa, et al. Pengetahuan, sikap, dan
perilaku mahasiswi tentang dismenorea dan faktor-faktor yang berhubungan pada mahasiswi
tingkat satu dan dua universitas X di Jakarta [laporan penelitian]. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2004.
2. Warner P, Hilary ODC, Lumsden MA, Campbell-Brown M, Douglas A, Murray G. Referral
for menstrual problems: cross sectional survey of symptoms, reasons for referral, and
management. Br Med J. 2001 [disitasi 21 Januari 2009] 323:24-8. Diunduh dari:
http://www.bmj.com/cgi/content/abstract/323/7303/24.
3. Lee LK, Chen PCY, Lee KK, Kaur J. Menstruation among adolescent girls in Malaysia: a
cross-sectional school survey. Singapore Med J. 2006 [disitasi 21 Januari 2009] 47(10):869.
Diunduh dari: http://www.sma.org.sg/smj/4710/4710a6.pdf
4. Cakir M, Mungan I, Karakas T, Girisken I, Okten A. Menstrual pattern and common menstrual
disorders among university students in Turkey. Pediatrics International. 2007 [disitasi 21 Januari
2009]
49(6):938-42.
Diunduh
dari:
http://www3.interscience.wiley.com/journal/118514616/abstractCRETRY=1&SRETRY=0.
5. Calis KA, Popat VP, Dang DK, Kalantaridou SN. Dysmenorrhea [disitasi 21 Januari 2009].
Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/253812-overview
6. Bieniasz J, Zak T, Laskowska-Zietek A, Noczyska A. Causes of menstrual disorder in
adolescent girls a retrospective study. Endokrynol Diabetol Chor Przemiany Materii Wieku
Rozw.
2006
[disitasi
21
Januari
2009]
12(3):205-10.
Diunduh
dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17020657.
7. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kandungan.2008.Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: 46-50; 55-64.