Anda di halaman 1dari 61

PUA(Perdarahan Uterus

Laporan Kasus

Abnormal) EC Non Atipikal


Simplek Hiperplasia
Endometrium
Oleh:
Rima Putri, S. Ked
712021066

Pembimbing:
dr. Asmar Dwi Agustine, Sp. OG
01
Pendahuluan
Latar Belakang
PUA: sebagai variasi apapun dari siklus haid normal
termasuk perubahan dari regularitas dan frekuensi haid,
lamanya haid atau banyaknya kehilangan darah, dapat
diklasifikasikan sebagai PUA akut (dibawah 6 bulan)
dan kronik (diatas 6 bulan).

Oleh: the International Federation for Gynecology and Obstetrics (FIGO)


Latar Belakang
Terdapat banyak kelainan patologis pada uterus yang dapat
menyebabkan PUA:
● Polip
● Adenomiosis
● Leiomioma
● Gangguan koagulasi
● Disfungsi ovulasi
● Penebalan endometrium hingga kanker
Latar Belakang
Pada perempuan usia reproduktif, prevalensi PUA diperkirakan
berkisar antara 10-30%. Perdarahan uterus abnormal merupakan
salah satu alasan rujukan utama pasien ke bagian ginekologi dan
merupakan indikasi sekitar 25% dari pembedahan di bidang
ginekologi.

Di Indonesia sendiri, PUA juga merupakan kelainan yang paling


sering ditemukan dalam praktik seharihari. Hampir 30%
perempuan akan mencari bantuan medis untuk masalah ini selama
masa reproduksinya
Latar Belakang
Pada kasus PUA masih banyak perempuan di Indonesia yang
mengalami kelainan pada siklus haidnya namun masih merasa
bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar terjadi apalagi
bila memasuki usia premenopause/ menopausal transition (1-3 tahun
sebelum menopause), sehingga pasien sering datang ketika keadaan
sudah memburuk.

anemia berat, hipotensi, syok yang dapat berujung hingga kematian


bila diagnosis dan penatalaksanaan tepat tidak dilakukan dengan
cepat.
02
Tinjauan Pustaka
Definisi
PUA: sebagai variasi apapun dari siklus haid normal
termasuk perubahan dari regularitas dan frekuensi haid,
lamanya haid atau banyaknya kehilangan darah, dapat
diklasifikasikan sebagai PUA akut (dibawah 6 bulan)
dan kronik (diatas 6 bulan).

Oleh: the International Federation for Gynecology and Obstetrics (FIGO)


Epidemiologi
Amerika: Terjadi usia 18-50 th, prevalensi kejadian PUA tahunan
adalah 53 per 1.000 wanita. PUA mempengaruhi 14,25% wanita di
usia reproduktifnya.

Indonesia: PUA juga merupakan kelainan yang paling sering


ditemukan dalam praktik seharihari. Hampir 30% perempuan
akan mencari bantuan medis untuk masalah ini selama masa
reproduksinya.
Etiologi
Polip

Polip endometrium adalah adalah proliferasi epitel yang


berkembang dari stroma dan kelenjar endometrium .
Etiologi: faktor genetik, biokimia, dan hormonal.
Gejala: perdarahan menstruasi, tetapi kebanyakan polip tidak
menunjukkan gejala
Adenomiosis

Adenomiosis adalah invasi jinak jaringan endometrium ke dalam lapisan miometrium


→ pembesaran uterus difus.
Etiologi: gen yang abnormal, peningkatan angiogenesis dan proliferasi, dll.
Gejala: Sepertiga kasus adenomiosis tidak bergejala, pasien dapat mengalami HMB
(Heavy Menstrual Bleeding), perdarahan tidak teratur, dismenore, atau dispareunia.
Leimioma

Leimioma(mioma atau fibroid) adalah invasi jinak jaringan endometrium ke dalam


lapisan miometrium → pembesaran uterus difus.
Etiologi: Stimulasi hormon estrogen yang disekresikan oleh ovarium.
Gejala: Asimptomatik, tetapi pendarahan adalah gejala umum , PF: Palpasi
abdominal dapat teraba massa dengan konsistensi padat, kenyal, batas tegas,
permukaan rata, dapat digerakkan (mobile), dan tanpa nyeri.
Malignansi dan Hiperplasi

Hiperplasia endometrium adalah gangguan proliferasi kelenjar endometrium yang


terjadi akibat stimulasi hormon estrogen > tanpa diimbangi oleh efek hormon
progesteron atau hormon progesteron terlalu rendah → endometrium menebal
secara tidak normal
Gejala: Perdarahan

Hiperplasia endometrium dan kanker merupakan penyebab utama PUA dan harus
dipertimbangkan pada hampir semua wanita usia reproduksi
Coagulopathy
Coagulopathy merupakan kelainan kelainan hemostasis sitemik, dengan
penyakit von Willebrand yang paling umum.

gangguan perdarahan yang diturunkan secara autosomal dikarenakan


defisiensi atau abnormalitas faktor von Willebrand (vWF)

Gejala: wanita dengan menstruasi yang berat dan berlangsung lama,


riwayat sering timbulnya memar, epistaksis, gusi atau gigi berdarah,
perdarahan postpartum, dan riwayat keluarga.
Ovulatory Dysfunction
Disfungsi ovulasi terjadi ketika tahap ovulasi tidak terjadi secara teratur,
sehingga terjadi amenore atau menstruasi yang tidak teratur.

Anovulasi (ovulatory disdunction) sering disebabkan oleh gangguan lain


yang menyebabkan fluktuasi hormon, seperti sindrom ovarium polikistik
(PCOS), hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, kondisi stres, obesitas,
anoreksia, penurunan berat badan, atau olahraga ekstrim

Gejala: Perdarahan, episode perdarahan dapat berkisar dari ringan


(berlangsung 2 bulan atau lebih) hingga tak terduga dan parah
(membutuhkan intervensi)
Endometrial
Perdarahan uterus abnormal pada uterus normal dengan siklus menstruasi
teratur

Gangguan endometrium disebabkan oleh gangguan hemostasis


endometrium primer, yang biasanya terjadi selama siklus ovulasi dan dapat
disebabkan oleh gangguan vasokonstriksi, peradangan, atau infeksi

Gejala: siklus menstruasi yang menunjukkan ovulasi normal tetapi


menderita HMB
Iatrogenik
Siklus menstruasi yang tidak teratur yang terjadi selama penggunaan
terapi steroid sex disebut "Breakthrough Bleeding (BTB)"

Banyak episode ketidakteraturan menstruasi atau BTB kemungkinan


disebabkan oleh kadar hormon yang bersirkulasi rendah, dan/atau sekunder
karena masalah kepatuhan pasien seperti penggunaan obat yang
terlewatkan, tertunda, atau tidak menentu, dan penggunaan antikonvulsan
dan antibiotik seperti Rifampisin dan Griseofulvin, dan merokok
Not Yet Classified

Kategori ini mencakup kondisi yang kurang dipahami, adanya kelainan


langka (seperti malformasi arteriovenosa), dan kondisi yang tidak tercakup
oleh sistem klasifikasi lain, seperti perdarahan dari bekas luka operasi
caesar. Selain endometritis kronis, dapat berkontribusi pada perkembangan
PUA/HMB.
Faktor Risiko
Bebebrapa faktor risiko:

01 02 03 04
Penggunaan Kontrasepsi Penggunaan alat
Usia Obesitas
Hormonal kontrasepsi intrauterine

05
Kondisi medis yang
mendasar seperti PCOS
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari pendarahan uterus abnormal meliputi :
● Perdarahan haid yang tidak teratur, lebih banyak atau lebih
sedikit daripada biasanya, atau perdarahan di antara siklus
haid
● Nyeri panggul
● Kram perut
● Kelelahan
● Sesak napas
● Pusing
● Pingsan
Diagnosis
Anamnesis.
• Usia menarche, siklus haid, dan lama haid sebelumnya

01 • Frekuensi, durasi, dan sifat perdarahan


• Jumlah tampon / pembalut yang digunakan
• Riwayat mudah memar, perdarahan yang sulit berhenti
• Riwayat penggunaan obat dan kontrasepsi hormonal

Pemeriksaan Fisik.

02 • Keadaan umum
• Pemeriksaan inspeksi genitalia
• Pemeriksaan spekulum
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang.

03 • Pemeriksaan laboratorium
• USG
• Patologi Anatomi
Tatalaksana
Terdapat dua tujuan utama dalam penanganan PUA akut, yaitu:
● Mengendalikan episode perdarahan yang berat
● Mengurangi kehilangan darah menstruasi pada siklus
berikutnya

Terapi medis mungkin dipertimbangkan pada tahap awal, tetapi


dalam beberapa situasi, tindakan operatif dapat dibutuhkan

01 02 03
Terapi Hormonal Antifibrinolitik Operatif
Komplikasi
Anemia, kehilangan darah yang signifikan, kegagalan organ, serta masalah
psikologis dan sosial seperti stres dan depresi

Prognosis
Prognosis perdarahan uterus abnormal bervariasi tergantung dari etiologi
yang mendasari
03
Laporan Kasus
Identitas Pasien
● Nama : Ny. S
● Umur : 49 tahun
● Pendidikan : SMP
● Pekerjaan : Wiraswasta
● Agama : Islam
● Status perkawinan : Kawin
● Alamat : Jl. Abikusno CS RT/RW 38/07,
Kertapati/Kota
Palembang/Sumatera Selatan
● MRS : 26 Maret 2023, Pukul 22:11 WIB
● No. RM : 10.71.24
Anamnesis (26 Januari 2023)

Keluhan Utama
Pasien mengeluh keluar darah pervaginam sejak  3 minggu
SMRS
Anamnesis (26 Januari 2023)
Riwayat Perjalanan Penyakit.
● Os datang ke PONEK RSUD Palembang BARI dengan keluhan keluar darah
pervaginam sejak  3 minggu SMRS. Perdarahan membasahi  10 pembalut penuh
dalam sehari. Darah yang keluar berupa darah cair dan tidak bergumpal. Pasien
mengeluh nyeri perut bawah ketika ditekan. Pasien tidak pernah mengalami keluhan
seperti ini sebelumnya.

●  2 minggu SMRS, Os juga mengeluh mual dan muntah, muntah hanya cairan bening,
frekuensi 1-2x/hari, ¼ gelas dan menyangkal ada darah. Keluhan seperti keputihan (-),
demam (-) sakit kepala (-), dismenore (-). Keluhan BAB dan BAK disangkal.

● Riwayat jatuh disangkal, riwayat menstruasi lancar 1x/bulan. 5-7 hari/siklus, ganti
pembalut 2x/hari.
Anamnesis (26 Januari 2023)
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
● Hipertensi : (-) ● Hipertensi : (-)
● Diabetes Melitus : (-) ● Diabetes Melitus : (-)
● Alergi obat dan makanan ● Alergi obat dan makanan
: (-) : (-)
● Asma : (-) ● Asma : (-)
● Penyakit Jantung : (-) ● Penyakit Jantung : (-)
● Penyakit Ginjal ● Penyakit Ginjal
: (-) : (-)
● Penyakit TBC ● Penyakit TBC
: (-) : (-)
Anamnesis (26 Januari 2023)
Riwayat Menstruasi
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
● Usia menarche : 17 Tahun
● 1996/spontan/laki-laki/3200gr/bidan
● Siklus haid : 28 Hari, Teratur
● 1997/spontan/perempuan/2400gr/bidan
● Lama haid : 5-7 hari
● 2002/spontan/laki-laki/3100gr/bidan
● Keluhan saat haid : Nyeri haid (-)
● 2006/spontan/laki-laki/3300gr/bidan
● 2009/spontan/perempuan/2900gr/bidan
Riwayat Perkawinan ● 2011/SC+tubektomi/laki-laki/3000gr/dr. Sp. OG
● Status pernikahan 1x
● Lama menikah  28 tahun
● Usia menikah 23 tahun

Riwayat kontrasepsi
● (-)
Pemeriksaan Fisik Khusus
Kepala
● Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik
● Leher : Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, JVP (5-2) cmH 2O

Thoraks : Bentuk dada simetris, nyeri tekan (-), nyeri ketok (-), krepitasi
(-)

Paru-paru:
● Inspeksi : Statis, dinamis simetris kanan = kiri.
● Palpasi : Stem fremitus (+/+)
● Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
● Auskultasi : Vesikuler (+/+), wheezing (-), ronki (-/-)
Pemeriksaan Fisik Khusus
Jantung:
● Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
● Palpasi : ictus codis tidak teraba, thrill (-)
● Perkusi : batas jantung atas ICS II, batas jantung kanan di ICS II
linea parasternalis dextra, batas jantung bawah ICS IV linea
midclavicularis sinistra
● Auskultasi : HR = 80 x/menit, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
● Inspeksi : Datar lemas, luka bekas operasi (-)
● Palpasi: Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+) regio
Suprapubik, defans muskular (-).
● Perkusi : Timpani
● Auskultasi : Bising usus (+) normal
Pemeriksaan Fisik Khusus
● Ekstremitas : Akral hangat. Edema (-/-), CRT <2 detik

● Genitalia : keputihan (-) berbau (-)


Pemeriksaan Status Obstetri
Pemeriksaan luar
Inspeksi
● Kepala : Normocephali
● Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
● Thorax : Glandula mammae hipertrofi (-), aerola
mammae , hiperpigmentasi (-/-)
● Abdomen : Dinding perut sejajar dinding dada, tidak
tampak adanya penonjolan, sikatrik (-)

Palpasi
● Nyeri tekan (+) regio suprapubik , massa (-)
Pemeriksaan Status Obstetri
Auskultasi
● Bising usus (+) normal reguler

Perkusi
● Timpani (+)

Genitalia eksterna
● dinding vagina dalam batas normal, perdarahan (-)

Pemeriksaan dalam : portio licin, perdarahan tidak aktif, OUE terbuka


Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Hematologi:

Hemoglobin 10,8 g/dl 12-14


Eritrosit 4,3 juta/uL 4-5
Leukosit 4,9 ribu/uL 5-10
Trombosit 186 ribu/mm3 150-400
Hematokrit 34 % 35-47
Hitung Jenis Leukosit:
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 2 % 1-3
Batang 0 % 2-6
Segmen 53 % 50-70
Limfosit 36 % 20-40
Monosit 9 % 2-8
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Golongan Darah ABO O/RH(+)

Hemostasis:
Masa Perdarahan (BT) 4 Menit 1-6
Masa Pembukaan (CT) 11 Menit 10-15
Kimia Klinik:
Glukosa Darah Sewaktu 133 mg/dl <180
Imunologi:
HBsAg Negatif Negatif
Anti HIV:
Strategi Satu Non Reaktif Non Reaktif
Serologi:
Sifilis Non Reaktif Non Reaktif
CRP Kualitatif Negatif mg/dl
Pemeriksaan USG (26 Januari 2023)
Kesan USG.
Uterus tidak tampak kelainan
Pemeriksaan Patologi Anatomi
(Tanggal terima 01 April 2023,
tanggal jawab 13 April 2023)
Makroskopik. Kesan: Non atipikal simplek hiperplasi
Beberapa potong jaringan dari kuretase cavum uteri dengan endometrium
volume 1 cc, berwarna coklat keputihan, lunak dan berlendir.

Mikroskopik.
Sediaan berasal dari kuretase cavum uteri, terdiri dari bekuan darah dan
jaringan nekrosis, diantaranya nampak jaringan endometrium. Stroma padat
hyperplasia, kelenjar-kelenjar hiperplasi berbagai ukuran, sel limfosit dan
sel plasma.
Diagnosis Kerja
PUA (Perdarahan Uterus Abnormal) ec Non atipikal simplek hiperplasi
endometrium
Tatalaksana
● Observasi keadaan umum, tanda vital.
● Cek laboratorium, darah lengkap, kimia darah, dan antigen SARS Cov-2
● IVFD RL 500 cc gtt 20x/menit
● Inf Ceftiaxone 2x1gr
● Inj. Kalnex 3x500 mg
● R/ USG
Laporan Operasi

● Nama Operator : dr. Asmar Dwi Agustine, Sp. OG


● Anestesi : dr. Marwan, Sp.An
● Tindakan : Kuretase
● Tanggal : Selasa, 28 Maret 2023 pukul 11.00 WIB
● Diagnosis pasca bedah: Post Kuretase a/i PUA
Follow Up Pre-Kuretase

Hari/Tanggal Follow Up
27 Januari 2023 S/ OS mengeluh keluar darah pervaginam
O/ KU: Baik
Sensorium: Compos mentis
TD: 110/90 mmHg
N: 86x/menit
RR: 20x/menit

A/PUA (Perdarahan Uterus Abnormal)


P/ Observasi KU, TTV
Inj. Ceftriaxone 2x1gr
Inj. Asam traneksamat 3x500 mg
R/Kuret jam 11.00 WIB
Follow Up Post-Kuretase

Hari/Tanggal Follow Up
28 Januari 2023 S/ OS tidak ada keluhan
O/ KU: Baik
Sensorium: Compos mentis
TD: 120/70 mmHg
N: 80x/menit
RR: 20x/menit

A/Post Kuretase a/i PUA (Perdarahan Uterus Abnormal)


P/ Observasi KU, TTV
Cefadroxil 2x500mg
Asam mefenamat 3x500 mg
R/Pulang
04
Pembahasan
Apakah penegakkan diagnosis sudah
benar?
Anamnesis, didapatkan Os datang ke PONEK RSUD Palembang BARI dengan keluhan
● keluar darah pervaginam sejak  3 minggu SMRS. Perdarahan membasahi  10 pembalut
penuh/hari. Darah yang keluar berupa darah cair dan tidak bergumpal
● nyeri perut bawah ketika ditekan.
●  2 minggu SMRS, Os juga mengeluh mual dan muntah, muntah hanya cairan bening
● Keluhan seperti keputihan (-), demam (-) sakit kepala (-), dismenore (-), disparenia (-), riwayat
jatuh (-), siklus menstruasi 5-7hari
PF
nyeri tekan pada regio suprapubik (+)
Apakah penegakkan diagnosis sudah
benar?
Anamnesis, didapatkan Os datang ke PONEK RSUD Palembang BARI dengan keluhan
● keluar darah pervaginam sejak  3 minggu SMRS. Perdarahan membasahi  10 pembalut penuh/hari.
Darah yang keluar berupa darah cair dan tidak bergumpal
● nyeri perut bawah ketika ditekan.
●  2 minggu SMRS, mual dan muntah (cairan bening)
● Keluhan seperti keputihan (-), demam (-) sakit kepala (-), dismenore (-), disparenia (-), riwayat jatuh (-),
siklus menstruasi 5-7hari
PF
nyeri tekan pada regio suprapubik (+)

Berdasarkan Teori. manifestasi klinis PUA berupa perdarahan haid yang tidak teratur, lebih banyak atau
lebih sedikit daripada biasanya, atau perdarahan di antara siklus haid. Selain itu, pasien juga dapat mengalami
nyeri panggul, kram perut, kelelahan, sesak napas, pusing, dan pingsan, serta mual dan muntah terutama
pada hiperplasi endometrium yang diakibatkan kelebihan hormone estrogen.
Apakah penegakkan diagnosis sudah
benar?
Pemeriksaan penunjang, didapatkan penurunan Hb dan hasil patologi anatomi (PA) dengan kesan non
atipikal simplek hiperplasi endometrium.

Hb (hemoglobin) turun/anemia ,pada kasus merupakan komplikasi yang terjadi dikarenakan perdarahan yang
signifikan selama  3 minggu SMRS. Hal ini sesuai teori, beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada PUA
meliputi,
● Anemia, kehilangan darah yang signifikan,
● Kegagalan organ, serta masalah psikologis dan sosial seperti stres dan depresi.
Anemia dapat terjadi jika kehilangan darah berlangsung lama dan parah, sehingga dapat memengaruhi
kesehatan secara keseluruhan dan membutuhkan terapi tambahan

Hasil PA/histo patologi, sangat penting untuk menegakkan diagnosis pasti PUA dan membantu mengarahkan
rencana terapi selanjutnya.
Apakah penegakkan diagnosis sudah
benar?
Dari hasil PA menunjukkan non atipikal simplek hiperplasi endometrium.

Hiperplasia endometrium, gangguan proliferasi kelenjar endometrium yang terjadi akibat stimulasi hormon
estrogen yang berlebihan tanpa diimbangi oleh efek hormon progesteron atau hormon progesteron terlalu
rendah. Kondisi ini dapat menyebabkan endometrium menebal secara tidak norma.

Diagnosis PUA ec non atipikal hyperplasia endometrium. Diagnosis tersebut sudah tepat dari hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini
sudah tepat?
Tatalaksana awal yang diberikan berupa : observasi keadaan umum, tanda vital, cek
laboratorium, darah lengkap, kimia darah, dan antigen SARS Cov2, IVFD RL 500 ml
gtt 20x/menit, Inj. Ceftiaxone 2x1gr Inj. Asam traneksamat 3x500 mg, rencana USG.

Terdapat 2 tujuan utama dalam penanganan PUA.


1. Mengendalikan episode perdarahan yang berat → As. Traneksamat
2. Mengurangi kehilangan darah menstruasi pada siklus berikutnya. Terapi medis mungkin
dipertimbangkan pada tahap awal, tetapi dalam beberapa situasi, tindakan operatif dapat
dibutuhkan → Kuretase (diperlukan ceftriaxone)
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini
sudah tepat?
Tatalaksana awal yang diberikan berupa : observasi keadaan umum, tanda vital, cek
laboratorium, darah lengkap, kimia darah, dan antigen SARS Cov2, IVFD RL 500 ml
gtt 20x/menit, Inj. Ceftiaxone 2x1gr , Inj. Asam traneksamat 3x500 mg, rencana USG.

Ceftriaxone merupakan antibiotik spektrum luas yang termasuk ke dalam golongan obat
sefalosporin. Hal ini sesuai teori bahwa pemberian antibiotik profilaksis digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi.
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini
sudah tepat?
Asam traneksamat, Obat ini bersifat inhibitor kompetitif pada aktivasi plasminogen.
Plasminogenakan diubah menjadi plasmin yang berfungsi untuk memecah fibrin menjadi
fibrindegradation product s (FDPs). Oleh karena itu obat ini berfungsi sebagai agen antifibrinolitik.

Obat ini akan menghambat faktor-faktor yang memicu terjadinya pembekuan darah, namun tidak
akan menimbulkan kejadian trombosis. Perdarahan menstruasi melibatkan pencairan darah beku
dari arteriol spiral endometrium, maka pengurangan dari proses ini dipercaya sebagai
mekanisme penurunan jumlah darah mens.
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini
sudah tepat?
Pasien dilakukan USG, dimana Menurut teori, USG dapat membantu untuk mendeteksi perubahan
seperti terjadinya progressi. regresi, ruptur atau pembentukan pus. Pada pasien ini dilakukan USG
abdomen

Menurut teori pada PUA disarankan untuk melakukan USG transvaginal memberikan hasil yang lebih
sensitif pada wanita dewasa yang sudah aktif secara seksual. sehingga dapat menggambarkan
penebalan endometrium kompleks yang merupakan faktor risiko hiperplasia atipik atau kanker
endometrium
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini
sudah tepat?
Selanjutnya direncanakan Kuretase. Kuretase merupakan salah satu prosedur ginekologi yang
paling terkenal. Kegiatan ini menguraikan indikasi, teknik, dan kontraindikasi. Kuretase
menghilangkan jaringan dari rongga rahim.
● Pada wanita yang tidak hamil, lapisan endometrium diambil sampelnya dan dikirim untuk evaluasi
patologis.
● Pada Wanita tidak hamil akan mengeluarkan kehamilan atau hasil konsepsi dari rongga
endometrium untuk menghindari pengangkatan jaringan di luar lapisan desidua basalis.

Kuretase merupakan metode baku (gold standard) untuk investigasi evaluasi PUA

Secara keseluruhan tatalaksana yang diberikan sudah adekuat


05
Penutu
p
Penutup
Kesimpulan.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, penunjang, dan diberikan dapat
01 disimpulkan bahwa:
● Diagnosis pada kasus ini sudah tepat.
● Tatalaksana pada kasus ini adekuat

Saran.

02 Berdasarkan uraian tersebut, adapun saran yang bisa diberikan yaitu: Semua
wanita harus disarankan untuk datang dan ditindak lanjut jika mereka
mengalami gejala perdarahan uterus abnormal.
Thanks! Do you have any questions?
rimaputri2putri@gmail.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and content by Sandra Medina

Please keep this slide for attribution


Alternative resources
Here’s an assortment of alternative resources whose style fits the one of this template:

Vectors:
● School infographic elements colorful markers
Note
Pada pasien yang mengalami PUA ec Non atipikal simplek hiperplasi endometrium yang
terdiagnosis pasti dilakukan terapi lanjutan berupa pemberian terapi progestogen atau intrauterin
lokal (sistem intrauterin pelepas levonorgestrel [LNG-IUS]) dan progestogen oral kontinyu dapat
digunakan untuk menginduksi regresi hiperplasia, dan pengobatan harus dilakukan setidaknya
selama enam bulan. Wanita yang memiliki BMI lebih dari 35 dan yang diobati dengan
progestogen oral memiliki risiko lebih tinggi untuk kambuh dan harus disarankan untuk
melakukan tindak lanjut tahunan.

Anda mungkin juga menyukai