Anda di halaman 1dari 22

PAPER GINEKOLOGI

PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL

Oleh : Nur Fitria Dewi


16360338

Pembimbing :
dr. H. Muhammad Haidir, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2018
Latar Belakang

Perdarahan uterus abnormal atau


gangguan haid sering dijumpai pada
wanita usia reproduksi

Dapat menyebabkan dampak besar


dalam aspek fisik, sosial emosional, dan
kerugian ekonomi yang besar

Tatalaksana perdarahan uterus abnormal


berbeda-beda sesuai dengan penyebab yang
mendasarinya
Definisi
• episode perdarahan pada wanita dalam

Akut
usia reproduktif yang tidak sedang hamil
• dalam jumlah yang cukup banyak untuk
mendapatkan intervensi segera

• perdarahan dari uterus yang abnormal

Kronis
dalam segi frekuensi, durasi dan /atau
volumnya dan sudah terjadi selama 6
bulan terakhir.

• Perdarahan uterus abnormal didefinisikan ulang oleh International Federation of Gynecology and
Obstetric (FIGO) pada tahun 2009 untuk menyamakan persepsi.
Parameter Klinis Menstruasi

• Menstrual Disorders Working Group of the International Federation of Gynecology and Obstetrics membagi parameter
klinis menstruasi pada usia reproduksi berdasarkan dari frekuensi menstruasi, keteraturan siklus dalam 12 bulan, durasi
menstruasi, dan volume darah menstruasi
Epidemiologi

Perdarahan uterus abnormal merupakan keluhan


yang sering dijumpai pada wanita pada usia
reproduksi

Sebanyak 75% wanita pada tahap remaja akhir


memiliki gangguan yang terkait dengan
menstruasi.
Etiologi dan Klasifikasi

Menstrual Disorders Working Group of the International Federation of Gynecology


and Obstetrics membuat sistem klasifikasi dan terminologi terstandarisasi
berdasarkan etiologi pada gejala perdarahan uterus abnormal. Akronim PALM-
COEIN
Etiologi dan Klasifikasi

▹PALM merupakan komponen yang mewakili gangguan


struktural yang dapat dilihat dengan menggunakan
ultrasonografi, histeroskopi atau histologi

▹COEIN mewakili gangguan nonstruktural yang mencakup


Coagulatopathy, Ovulatory dysfunction, Endometrial,
Iatrogenic, dan tidak terklasifikasikan

Sistem juga ini sudah digunakan oleh :


1. Gangguan durasi dan jumlah darah haid

Gejala Klinis
2. Gangguan siklus haid

3. Gangguan perdarahan diluar siklus haid


1. Gangguan Durasi dan Jumlah Darah Haid

Menoragia/ Hipermenorea:
▹Perdarahan haid yang lebih banyak dari normal
(lebih dari 80 ml) dan/atau durasi lebih lama dari
normal (lebih dari 7 hari) tetapi interval haid normal.

Hipomenorea:
▹Perdarahan haid yang lebih sedikit dari normal
(kurang dari 30 ml) dan/ atau durasi haid lebih pendek
dari normal (kurang dari 3 hari).
2. Gangguan Siklus Haid

Polimenorea:
▹Kelainan pada siklus haid, yaitu siklus haid yang lebih
pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari) dan
perdarahannya kurang lebih sama seperti biasanya
atau dapat lebih banyak dari haid biasanya.

Oligomenorea:
▹Kelainan pada siklus haid, yaitu haid yang lebih
panjang dari biasanya (lebih dari 35 hari) dan
perdarahannya lebih sedikit dari haid biasanya. Apabila
panjangnya siklus lebih dari tiga bulan maka hal
tersebut sudah disebut amenorea. 7
2. Gangguan Siklus Haid

Amenorea:
Amenorea merupakan suatu kondisi tidak terjadinya
haid pada seorang wanita dengan mencakup salah satu
dari tiga tanda berikut :
▹Tidak terjadinya haid sampai usia 13 tahun, disertai
tidak adanya pertumbuhan atau perkembangan tanda
kelamin sekunder
▹Tidak terjadinya haid sampai usia 15 tahun, disertai
adanya pertumbuhan normal dan perkembangan tanda
kelamin sekunder
▹Tidak terjadi haid sedikitnya 3 bulan berturut-turut
pada wanita yang sebelumnya pernah haid.
3. Gangguan perdarahan diluar siklus haid

Metroragia
▹Perdarahan yang terjadi diantara periode haid atau
wanita yang memiliki interval haid yang tidak teratur.

▹Selain istilah metroragia, terdapat istilah lain yaitu


menometroragia, yaitu perdarahan haid yang lebih
lama dan lebih banyak jumlah perdarahannya dari
normal pada interval haid yang tidak teratur. 7
Terminologi baru untuk gejala klinis

Terminologi yang lebih mudah dipahami dan tidak


ambigu, yang lebih memudahkan proses mengajar,
dalam penelitian, dan pelayanan klinis. Menurut
FIGO, sekarang gejala klinis sebaiknya
diklasifikasikan menjadi :

▹Gangguan frekuensi menstruasi : sering atau jarang


▹Perdarahan menstruasi ireguler : tidak ada atau
ireguler
▹Durasi menstruasi abnormal : memanjang atau
memendek
▹Volume darah menstruasi abnormal : banyak atau
sedikit
Diagnosis PUA

PEMERIKSAA
PEMERIKSAA
ANAMNESIS N
N FISIK
PENUNJANG
ANAMNESIS

Nyeri, discharge, serta gejala pada


Anemia (pusing, sesak saat aktifitas)
saluran pencernaan dan saluran kemih

Riwayat seksual dan reproduksi


Sistemik : perubahan berat badan,
(kontrasepsi, resiko kehamilan dan IMS,
riwayat koagulopati, riwayat penyakit
keinginan untuk kehamilan selanjutnya,
(Liver, Renal, tiroid, adrenal, pcos),
kehamilan terakhir dan persalinan,
Riwayat penggunaan obat (anti-platelet,
subfertilitas/kesulitan suatu pasangan
anti-koagulan, tamoxifen, hormon, HRT,
untuk hamil sekurang-kurangnya dalam
dopamine agonist, antidepresan, obat
12 bulan berhubungan teratur tanpa
herbal)
kontrasepsi, riwayat pap smear)
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan fisik secara umum dilakuakan untuk memastikan bahwa kondisi
hemodinamik dari pasien stabil, serta mencari bukti kondisi sistemik yang
menyebabkan AUB.
• Jika pasien tidak membutuhkan intevensi resusitasi , arahkan perhatian pada
bagian abdomen dan pelvic.
• Inspeksi bagian vagina untuk menentukan derajat perdarahan, discharge dari
infeksi, atau bukti adanya trauma, lesi, polip, jaringan atau massa. Pemeriksaan
bimanual harus dilakukan untuk evaluasi dari internal os, ada atau tidaknya
cervical motion tenderness, ukuran dan kontur dari uterus dan adnexa, dan ada
atau tidaknya masa yang terpalpasi, lesi, atau nyeri tekan.
PEMERIKSAAN LAB
• Untuk menentukan keakutan dan keparahan dari perdarahan pervaginam. Kadar HB dan Ht
pasien harus diperiksa.
• Pasien dalam usia reproduksi harus diasumsikan hamil sampi terdapat bukti lain, oleh karena itu
perlu diperiksa beta-HCG urin.
• Test lain yang dilakukan yaitu pap smear (jika perdarahan tidak aktif) untuk mengevaluasi ada
atau tidaknya servikal displasia, biopsi pada lesi yang dianggap mencurigakan, kultur serviks jika
dicuriga IMS, WBC untuk menentukan ada atu tidaknya infeksi, paltelete count, prothrombin
time, dan partial thromboplastin time untuk menyingkirkan diagnosis kelainan koagulasi,
ristocetin cofactor activity assays jika dicurigai vWF disease, tes fungsi liver untuk memeriksa
kelainan hepatik, dan tes fungsi tiroid ( TSH dan thyroxine) untuk mengetahui kemungkinan
adanya kelainan tiroid, jika pasien mengalami galaktore maka diperiksa kadar prolaktin.
• Jika dicurigai PCOS pemeriksaan lab lain yang dibutuhkan adalah (FSH, LH, testosterone,
dyhydroepiandrosterone-sulfate levels, dan 17-hydroxyprogesterone)
PENCITRAAN

Pemeriksaan pencitraan
diindikasikan untuk
pemeriksaan PUA, jika :
ULTRASOUND
• Hasil pemeriksaan
menunjukan kelainan
struktural yang menyebabkan
perdarahan MRI
• Manajemen konservatif gagal
dilakukan, atau
• Bila dicurigai adanya
keganasan
HISTEROSKOPI
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
Iron deficiency
anemia

Endometrial Infertilitas
berhubungan
adenocarcinoma dengan anovulasi
. kronis
PROGNOSIS

• Respon terhadap terapi sangat individual dan tidak mudah


diprediksi. Keberhasilan dari terapi tergantung pada kondisi fisik pasien
dan usia Beberapa wanita, khususnya usia remaja biasanya angka
keberhasilan penanganan dengan hormon cukup besar (terutama
dengan oral kontrasepsi).

Anda mungkin juga menyukai