Menyeluruh
Biologi
Psikologi •
• Perilaku
•
• Neurotransmitter
• Eksistensial • Norepinefrin
• Kognitif perilaku • Serotonin
• Genetik • GABA
• Hipotalamus-hipofisis-
adrenal Axis
• Corticotropin-releasing
hormone
• Aplysia
• Neuropeptida Y
• Galanin
Perempuan vs
Prevalensi: 3-8% Laki-laki
2:1
USA Insiden
6,8 juta orang tertinggi:
(3,1%) Usia 35-45 tahun
GAMBARAN UMUM
kekhawatiran yang tidak sebanding dengan stressor yang sesungguhnya dalam kehidupan
Gejala primer
kecemasan misalnya khawatir akan nasib buruk
merasa seperti di ujung tanduk
sulit konsentrasi
Gelisah
Gemetaran
Tidak dapat santai
kepala terasa ringan
Berkeringat
jantung berdebar-debar
sesak nafas
keluhan lambung
Pusing
mulut kering
Gambaran umum
Sindroma anxietas
6 dari 18 gejala
kewaspadaan berlebihan
• Nafas pendek/
ketegangan motorik
hiperaktivitas otonomik
rasa gemetar terasa berat peka/ mudah ngilu
• Otot tegang/kaku/ • Jantung berdebar- • Mudah
pegal linu debar kaget/terkejut
• Tidak bisa diam • Telapak tangan • Sulit konsentrasi
• Mudah lelah basah • Sukar tidur
• Mulut kering • Mudah tersinggung
• Kepala pusing/
melayang
• Mual, mencret,
perut tidak enak
• Muka panas/badan
menggigil
• Buang air kecil
lebih sering
• Sukar menelan/
rasa tersumbat
KRITERIA DIAGNOSIS
DSM-IV
Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang • Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan aksis I
timbul hamper setiap hari, sepanjang hari, terjadi selama • Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang
sekurang-kurangnya 6 bulan. tentang sejumlah aktivitas bermakna secara klinis
atau kejadian (seperti pekerjaan atau aktivitas sekolah)
Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya
Kecemasan atau kekhawatiran disertai tiga atau lebih
dari enam gejala berikut ini (dengan sekurangnya
beberapa gejala lebih banyak terjadi dibandingkan tidak
terjadi selama enam bulan terakhir). Catatan : hanya
satu nomor yang diperlukan pada anak :
Kegelisahan
Merasa mudah lelah
Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
Iritabilitas
Ketegangan otot
Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau
tidur gelisah, dan tidak memuaskan)
Kriteria diagnosis
PPDGJ-III
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk
beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi
khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau mengambang)
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan
lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)
pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan-keluhan
somatik berulang yang menonjol.
adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria
lengkap dari episode depresif, gangguan anxietas fobik, gangguan panik, atau gangguan obsesif-kompulsif
Diagnosis banding
Benzodiapezin (DoC)
Lama pemberia 2-6 minggu, dilanjutkan tapering off 1-2 minggu
Buspiron
efektif pada 60-80% penderita GAD
tidak menyebabkan withdrawal
efek klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu
SSRI
Sertaline atau paroxetine merupakan pilihan yang lebih baik dari
fluoxetine.Pemberian fluoxetine dapat meningkatkan anxietas esaat. SSRI
selektif terutama pada pasien GAD dengan riwayat depresi
Penatalaksanaan
a. Terapi kognitif perilaku
Terapi kognitif perilaku diarahkan kepada modifikasi fungsi berpikir, merasa dan
bertindak, dengan menekankan peran otak dalam menganalisa, memutuskan,
bertanya, berbuat dan memutuskan kembali.Tujuan terapi kognitif perilaku ini
adalah untuk mengajak pasien menentang pikiran (dan emosi) yang salah dengan
menampilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka tentang
masalah yang dihadapi.
b. Terapi suportif
Pasien diberikan re-assurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan
belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi
sosial dan pekerjaannya.
c. Psikoterapi Berorientasi Tilikan
Terapi ini mengajak pasien ini untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar,
menilik egostrength, relasi objek, serta keutuhan diri pasien. Dari pemahaman akan
komponen-komponen tersebut, kita sebagai terapis dapat memperkirakan sejauh
mana pasien dapat diubah untuk menjadi lebih matur, bila tidak tercapai, minimal
kita memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan
pekerjaannya
Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh usia, onset, durasi gejala dan perkembangan komorbiditas
gangguan cemas dan depress
Dalam menentukan prognosis dari gangguan cemas menyeluruh, perlu diingat bahwa
banyak segi yang harus dipertimbangkan. Hal ini berhubung dengan dinamika terjadinya
gangguan cemas serta terapinya yang begitu kompleks
Jika penderita sebelumnya telah menunjukkan kepribadian yang baik di sekolah, di tempat
kerja atau dalam interaksi sosialnya, maka prognosisnya lebih baik daripada penderita
yang sebelumnya banyak menemui kesulitan dalam pergaulan, kurang percaya diri, dan
mempunyai sifat tergantung pada orang lain. Semakin matang kepribadian premorbidnya,
maka prognosis gangguan cemas menyeluruh juga semakin baik
Semakin cepat dilakukan terapi pada gangguan kecemasan menyeluruh, maka prognosisnya
menjadi lebih baik
Jika stres yang menjadi penyebab timbulnya gangguan cemas menyeluruh relatif ringan,
maka prognosis akan lebih baik karena penderita akan lebih mampu mengatasinya
KESIMPULAN