Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepribadian menurut Kusumanto Setyonegoro adalah ekspresi keluar dari

pengetahuan dan perasaan yang dialami subyektif oleh seseorang. Definisi lain

mengemukakan bahwa kepribadian adalah perilaku yang khas seseorang yang

menyebabkan orang itu dapat dikenal dan dibedakan dari orang lain karena pola

perilakunya Watak adalah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang

mengerakkan kemauan sehingga orang itu bertindak. Temperamen adalah

kepribadian yang lebih tergantung pada keadaan badani. (1)

Gangguan kepribadian dikelompokkan ke dalam 3 kelompok dalam

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV).

Kelompok A terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal;

individu dengan gangguan ini seringkali tampak aneh dan eksentrik. Kelompok B

terdiri dari gangguan kepribadian antisosial,ambang,histrionik, dan narsistik;

individu dengan gangguan ini sering tampak dramatik, emosional dan tak

menentu. Kelompok C terdiri dari gangguan kepribadian menghindar,dependen,

dan obsesif-kompulsif dan satu kategori yang dinamakan gangguan kepribadian

yang tidak ditentukan (contohnya adalah gangguan kepribadian pasif-agresif dan

gangguan depresif); individu dengan gangguan ini sering tampak cemas atau

ketakutan. (2)

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi

keempat, teks revisi (DSM-IV-TR), gangguan kepribadian menghindar dicirikan

1
oleh pola luas hambatan sosial, perasaan tidak mampu, dan hipersensitivitas

terhadap evaluasi negatif. Individu yang memenuhi kriteria untuk gangguan

kepribadian ini sering digambarkan sebagai orang yang sangat pemalu, terhambat

dalam situasi baru, dan takut pada hinaan dan penolakan sosial. (3)

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang

diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat

kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan

fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai

kelas gangguan kepribadian. (4)

Gangguan kepribadian menghindar adalah suatu kondisi psikiatri yang

dicirikan dengan rasa malu yang ekstrim seumur hidup, selalu merasa tidak

adekuat, dan menolak kritik. Pasien pada gejala ini masih mentoleransi hubungan

interpersonal, tetapi takut untuk dipermalukan, ditolak, dan selalu menghindari

orang lain. (5)

Dalam pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa ke-III (PPDGJ-III),

gangguan kepribadian cemas (mengindar) masuk dalam kriteria diagnosis

gangguan kepribadian khas (F60). Gangguan kepribadian khas tidak berkaitan

langsung dengan kerusakan atau penyakit otak berat atau dengan gangguan jiwa

lain. Gejala-gejala yang termasuk dalam gangguan ini sudah timbul pada masa

kanak atau remaja dan berlanjut sampai usia dewasa. Jalan pikirannya masih

masuk akal atau realistik (bukan nonrealistik seperti pada psikosis) hanya sudah

diluar proporsi dari keadaan dan lingkungan dimana ia berada. (1)

3
Individu dengan gangguan kepribadian menghindar menunjukkan sensitifitas

yang besar pada penolakan dan mengarah pada kehidupan yang suka menyendiri.

Meskipun pemalu, mereka tidak asosial dan menunjukkan keinginan yang besar

untuk sebuah hubungan, tetapi mereka membutuhkan kepastian yang kuat pada

penerimaan tanpa kritik. Individu seperti ini umumnya dikenal memiliki sifat

rendah diri. Dalam ICD-10 pasien diklasifikasikan menderita gangguan

kepribadian cemas (anxious personality disorder). (2)

2.2 Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 1-10% dari populasi

umum. Tidak ada informasi tentang rasio jenis kelamin dan keluarga Gangguan

kepribadian ini dapat dikatakan sebagai gangguan yang umumnya dimiliki oleh

individu. Bayi-bayi yang diklasifikasikan memiliki tempramen yang pemalu

memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk memiliki gangguan ini daripada

bayi-bayi yang aktif bergerak (berdasarkan activity-approach scales). (2)

2.3 Etiologi

Penyebab pasti gangguan kepribadian menghindar tidak diketahui. Gangguan

tersebut mungkin terkait dengan ciri-ciri temperamen dan kepribadian yang

dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Secara khusus, berbagai

gangguan kecemasan di masa kecil dan remaja telah dikaitkan dengan

temperamen ditandai oleh inhibisi perilaku, termasuk gambaran yang pemalu,

takut, dan ditarik dalam situasi baru.(3)

4
Faktor genetik

Faktor genetik telah dihipotesiskan menyebabkan gangguan kepribadian

menghindar dan fobia sosial. Pada sebuah penelitian terhadap anak kembar

dewasa muda asal Norwegia, ditemukan efek genetik 35% untuk gangguan

kepribadian menghindar. Sebagian besar (83%) dari gen ini juga terkait dengan

gangguan kepribadian lainnya. (3)

Faktor lingkungan

Faktor lingkungan juga memainkan peran dalam gangguan kepribadian

menghindar. Perilaku orang tua, seperti kasih sayang atau pemeliharaan orang tua

yang rendah, dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kepribadian

menghindar ketika anak-anak mencapai dewasa. (3)

Banyak orang yang didiagnosa dengan gangguan kepribadian ini sebelumnya

memiliki pengalaman penolakan dan kritikan yang keras dari orang tua.

Kebutuhan terhadap sebuah ikatan karena penolakan dari orang tua membuat

orang dengan gangguan kepribadian ini sangat menginginkan sebuah hubungan,

tetapi kemudian berkembang menjadi suatu pertahanan atau proteksi diri terhadap

pengulangan penolakan dan kritik seperti dari orang tuanya. Ejekan atau

penolakan oleh lingkungan dapat memperkuat pola individu tersebut terhadap

penarikan sosial dan memberikan dampak ketakutan pada kontak sosial. (5)

Ciri kepribadian menghindar biasanya muncul pada masa kecil dengan tanda-

tanda rasa malu yang berlebihan dan ketakutan ketika anak menghadapi orang-

orang dan situasi yang baru. Karakteristik ini juga sesuai dengan tahapan

perkembangan emosi bagi anak-anak dan tidak berarti bahwa pola gangguan

kepribadian menghindar akan terus berlanjut hingga dewasa. (5)

5
2.4 Diagnosis

Kriteria diagnostik DSM-IV untuk gangguan kepribadian menghindar: (2) Pola

pervasif hambatan sosial, perasaan tidak adekuat, dan hipersensitivitas terhadap

evaluasi negatif, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai

konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut:

a) Menghindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan kontak interpersonal


yang bermakna, karena takut akan kritik, celaan, atau penolakan.

b) Tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disenangi.

c) Menahan diri dalam hubungan intim karena takut dipermalukan atau


diejek

d) Preokupasi pada kritikan dan penolakan dalam situasi sosial

e) Terhambat dalam hubungan intrapersonal yang baru karena perasaan yang


tidak adekuat

f) Memandang diri tidak layak secara sosial, secara pribadi tidak menarik,
atau lebih rendah daripada orang lain

g) Sangat enggan untuk mengambil resiko atau terlibat dalam kegiatan baru
karena mereka merasa malu

Pedoman Diagnostik menurut PPDGJI-III: (6)

• Gangguan kepribadian cemas (menyeluruh) dengan ciri-ciri:

a. Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif.

b. Merasa dirinya tidak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain.

c. Preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi


sosial.

6
d. Keengganan untuk terlibat dengan orang kecuali merasa yakin akan disukai.

e. Pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik.

f. Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan kontak


interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak.

• Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari atas.

Selain melalui PPDGJ III dan DSM-IV, kita juga bsa menggunakan strategi

penilaian standar psikologis seperti Minnesota Multiphasic Personality Inventory-

2 (MMPI-2) dan anamnesis yang terstruktur untuk gangguan axis II (SCID-II)

untuk membantu dalam diagnosa gangguan kepribadian cemas (menghindar) ini.(7)

2.5 Manifestasi Klinis

Hipersensitivitas terhadap penolakan oleh orang lain adalah gejala klinis

utama dari gangguan kepribadian menghindar, dan sifat kepribadian utama pasien

adalah pemalu. Individu dengan gangguan ini menginginkan kehangatan dan

keamanan hubungan dengan orang lain, tetapi mereka membenarkan keinginan

mereka untuk menghindari hubungan karena takut akan penolakan. Ketika

berbicara dengan seseorang, mereka mengekspresikan ketidakpastian,

menunjukkan kurangnya kepercayaan diri, dan berbicara dengan merendahkan

diri. Karena mereka waspada terhadap penolakan, mereka takut untuk berbicara di

depan umum atau untuk melakukan permintaan orang lain. Mereka cenderung

salah menafsirkan komentar orang lain sebagai sesuatu yang merendahkan atau

mengejek. Penolakan suatu permohonan menyebakan mereka menarik diri dari

orang lain dan merasa terluka. (2)

7
Aktivitas atau pekerjaan yang mereka pilih adalah aktivitas atau pekerjaan

yang terhindar dari interaksi sosial, seperti menjadi polisi hutan. Individu-individu

ini umumnya tidak mau memasuki hubungan kecuali mereka diberi jaminan kuat

akan penerimaan tanpa kritik. Akibatnya, mereka sering tidak memiliki teman

dekat atau orang kepercayaan. (2)

Pada gangguan kepribadian cemas (menghindar), kandungan kognisi

menjalin hubungan timbal balik patologis dengan struktur kognisi (misalnya

perangkat penyusunan informasi), dimana hubungan ini yang bertanggungjawab

atas terjadinya gangguan. Sifat terlalu curiga adalah pusat dari seluruh gangguan.

Individu dengan gangguan ini secara konstan memeriksa lingkungan mencari

potensi ancaman. Mereka sensitif terhadap segala perasaan dan niatan orang lain

terhadap mereka. Yang dihasilkan adalah sistem proses informasi yang dikuasai

oleh terlalu banyak stimulus yang menghambat mereka memahami sesuatu yang

biasa atau keadaan sekitar. Akibatnya, penilaian terhadap potensi bahaya menjadi

sangat tinggi, bahkan kejadian yang sebenarnya tidak mengandung bahaya-pun

ditandai sebagai ancaman. Karena terlalu banyak potensi ancaman yang masuk

maka tidak ada satu informasi-pun yang diolah secara mendalam. (8)

Hipotesis yang menyatakan bahwa setiap sumber stimulasi itu berbahaya

berlanjut sebagai akibat dari ketidakpastian, membiarkan sebuah ancaman tanpa

diperiksa akan sangat berisiko. Hasilnya, kecemasan meningkat, kepekaan

terhadap tanda-tanda bahaya juga meningkat. Akibatnya, seluruh proses kognitif

menjadi sangat terbebani karena menganggap segala sesuatu sebagai ancaman.

Oleh sebab itu individu dengan gangguan ini harus menarik diri demi

mendapatkan rasa aman. (8)

8
2.6 Psikodinamika9

Orang bisa menjadi malu dan menghindar karena berbagai alasan. Mereka

mungkin memilki kecenderungan untuk menghindari situasi stres. Beberapa data

penelitian menemukan bahwa sifat-sifat pemalu diturunkan tetapi membutuhkan

sebuah pengalaman pada lingkungan spesifik untuk berkembang menjadi full

blown (Kagan et. Al 1988). Anak-anak dengan kerentanan biologis untuk menjadi

pemalu menunjukkan stimulasi autonomik yang lebih besar pada orang asing bila

mereka berada dalam ikatan yang tidak aman. Pengalaman lingkungan yang

merugikan juga muncul pada penelitian yang lain pada siswa dengan gejala

gangguan kepribadian menghindar (Meyer dan Carver 2000). Siswa dengan gejala

ini melaporkan banyak ingatan masa kecil yang negatif seperti diasingkan,

ditolak, dan menjadi subyek penolakan sosial pada masa kecil. Sifat pemalu atau

sifat menghindar merupakan pertahanan dari malu, penghinaan, penolakan dan

kegagalan. Seperti pada bentuk kecemasan yang lain, untuk mengerti

psikodinamika dari kecemasan harus mengeksplor secara dalam setiap pasien.

Rasa malu dan keterbukaan mempunyai hubungan. Yang ditakutkan oleh

pasien dengan gangguan ini secara umum adalah situasi dimana mereka harus

mengungkapkan diri mereka yang membuat mereka mudah untuk diejek. Rasa

bersalah mengarah pada hukuman karena sebuah pelanggaran dan malu lebih

berhubungan dengan penilaian diri rendah. Individu dengan ganguan kepribadian

menghindar mungkin merasa bahwa situasi sosial harus dihindari karena merasa

kekurangan mereka akan diperhatikan semua orang. Mereka mungkin merasa

malu pada banyak aspek berbeda pada diri mereka, misalnya mereka merasa

9
dirinya lemah, tidak mampu bersaing, cacat secara fisik atau mental, kotor dan

menjijikkan, tidak mampu mengontrol fungsi tubuh, atau ekshibisionis.

Malu adalah asal etimologi dari “bersembunyi” (Nathanson 1987) dan pasien

gangguan ini sering menarik diri dari hubungan dengan orang lain dan situasi

yang dapat membuatnya ingin untuk “menyembunyikan diri” akibat rasa malu itu.

Sifat pemalu itu tidak bisa berkembang hanya dari satu momen dalam kehidupan

tetapi berkembang dari banyak pengalaman yang berbeda dalam setiap tingkat

usia (Nathanson 1987). Tampaknya muncul pada awal kehidupan dan sifat pemalu

ini terbukti muncul pada umur 8 bulan (Broucek 1982). Hal itu juga berhubungan

dengan perasaan yang timbul akibat gangguan pada kandung kemih dan usus dan

dari teguran orang tua yang sering berhubungan dengan gangguan kepribadian

ini. Seorang anak 2 tahun yang gembira bermain telanjang mungkin juga akan

berkembang menjadi pemalu bila orang tuanya yang keras menghentikan aktivitas

itu dan bersikeras agar anak itu berpakaian. Setiap pengalaman-pengalaman ini

mungkin aktif kembali pada pasien dengan gangguan kepribadian menghindar

setelah mengenal sebuah kelompok atau orang yang sangat penting untuk pasien.

Orang dewasa dengan gangguan ini mempunyai perasaan ditolak oleh orang

tua atau pengasuh ketika masih kecil sehingga takut untuk membangun hubungan

dengan lawan jenis pada saat dewasa. Mereka memiliki perasaan bahwa

kebutuhan mereka berlebihan atau tidak pantas.

2.7 Diagnosis Banding

Pasien gangguan kepribadian menghindar menginginkan interaksi sosial,

dibandingkan dengan pasien gangguan kepribadian skizoid, yang ingin sendirian.

10
Pasien gangguan kepribadian menghindar tidak menuntut, tidak mudah marah,

atau tidak dapat diramalkan seperti pada pasien gangguan kepribadian ambang

dan histrionik. (2)

Individu dengan gangguan kepribadian cemas (menghindar) mempunyai

perasaan ketidakcakapan secara umum dan perasaan takut untuk dikritik yang

menetap yang mengakibatkan mereka menghindari jenis interaksi yang umum

dilakukan sedangkan individu dengan fobia sosial cenderung untuk mengalami

rasa takut pada situasi sosial tertentu yang mengharapkan kecakapan mengenai

penampilannya dan cenderung tidak mempunyai perasaan ketidakcakapan secara

umum. Gangguan kepribadian cemas (menghindar) berkembang dari masa kanak-

kanak tetapi fobia sosial tidak demikian.

2.8 Terapi
Untuk individu dengan gangguan kepribadian menghindar, tujuan pengobatan

adalah untuk meningkatkan harga diri, meningkatkan kepercayaan dalam

hubungan interpersonal, dan untuk menurunkan sentitifitas reaksi mereka

terhadap kritik (Sperry, 1995, hlm 44). Pengobatan harus diarahkan untuk

memperkuat konsep diri pada kompetensi. Individu-individu ini dapat belajar

untuk menyeimbangkan kewaspadaan dengan tindakan dan untuk

mengembangkan toleransi untuk kegagalan (Dorr, Retzlaff, ed, 1995., Hlm 196-

197).

Farmakoterapi: (3)
Tidak ada obat telah diuji secara khusus atau disetujui oleh Food and Drug

Administration (FDA) untuk individu dengan gangguan kepribadian menghindar.

Selective serotonin reuptake inhibiters (SSRI) dan reuptake serotonin dan

11
norepinefrin inhibitor (SNRIs) telah ditemukan efektif untuk gangguan kecemasan

sosial. Selain itu, beberapa penelitian telah melaporkan bahwa benzodiazepin,

penghambat oksidase monamine (MAOIs), dan antikonvulsan gabapentin efektif

dalam pengobatan kecemasan sosial pada orang dewasa dengan gangguan

kepribadian menghindar.
a. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
Agen ini awalnya memblokir presinap reuptake serotonin, sehingga

memungkinkan lebih banyak neurotransmitter akan tersedia di sinaps. Meskipun

tidak ada obat yang disetujui oleh FDA untuk mengobati gangguan kepribadian

avoidant, paroxetine SSRI (Paxil) dan sertraline (Zoloft) dan venlafaxine SNRI

(Effexor) disetujui FDA untuk mengobati gangguan kecemasan sosial.


SSRI lebih disukai dibadingkan golongan anti depresan yang lain karena

profil efek samping SSRI kurang menonjol. SSRI tidak memiliki risiko aritmia

jantung yang terkait dengan antidepresan trisiklik. Risiko aritmia ini terutama

relevan dalam kasus-kasus overdosis, dan risiko bunuh diri harus selalu

dipertimbangkan ketika merawat anak atau orang dewasa muda dengan gangguan

mood.

Sertraline (Zoloft)
Zoloft dan obat SSRI lainnya dianggap pengobatan lini pertama untuk

gangguan kepribadian menghindar dan fobia sosial. Manfaat SSRI termasuk

toleransi yang relatif tinggi, murah, dan keamanan relatif dalam overdosis.
Awal: 25 mg PO/hari
Dapat meningkat 25 mg pada interval 1 minggu tidak lebih dari 200 mg/hari
b. Benzodiazepines
Agen ini terikat ke reseptor benzodiazepine tertentu pada kompleks reseptor

asam gamma-aminobutyric (GABA, sehingga meningkatkan afinitas reseptor

GABA untuk reseptor tersebut. Mereka juga meningkatkan frekuensi pembukaan

12
saluran klorin dalam merespon pengikatan GABA. Reseptor GABA adalah

saluran klorin yang memediasi penghambatan post sinaps, sehingga neuron post

sinaps menjadi hiperpolarisasi. Hasil akhirnya adalah efek sedatif-hipnotis dan

efek anxiolitik. Benzodiazepin potensi tinggi mungkin akan efektif dalam

mengobati fobia sosial pada orang dewasa.


Clonazepam (Klonopin)
Digunakan secara klinis untuk mengobati kecemasan sosial, meskipun tidak

ada penelitian terkontrol yang dilakukan pada populasi ini untuk

mendokumentasikan kemanjurannya. Obat ini diyakini bekerja pada reseptor di

otak GABA, khususnya daerah limbik.


Psikoterapi:
Terapi psikoterapik tergantung pada kekuatan hubungan dengan pasien. Saat

kepercayaan berkembang,terapis menunjukkan sikap menerima akan ketakutan

pasien, khususnya rasa takut akan penolakan. Terapis akhirnya dapat mendorong

pasien untuk melakukan apa yang dirasakan mereka memiliki resiko tinggi

penghinaan, penolakan dan kegagalan. Tetapi terapis harus berhati-hati saat

memberikan tugas untuk berlatih keterampilan sosial yang baru di luar terapi

karena kegagalan dapat menurunkan harga diri pasien yang telah buruk. Terapi

kelompok dapat membantu pasien mengerti efek kepekaan mereka terhadap

penolakan pada diri mereka sendiri dan orang lain. Latihan ketegasan adalah

bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan

kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk meningkatkan harga diri mereka. (2)
Terapi perilaku-kognitif melibatkan teknik seperti paparan dan sistematis

desensitisasi. Dalam perawatan ini, individu dengan gangguan kepribadian

menghindar secara bertahap menghadapi situasi sosial yang ditakuti. Pasien

mungkin akan diminta untuk memperkenalkan diri kepada orang-orang baru,

melalui simulasi wawancara kerja atau untuk berbicara di depan orang lain. (10)

13
Melalui pemaparan berulang terhadap situasi yang ditakuti, pasien gangguan

kepribadian menghindar belajar bahwa situasi yang mereka takuti tidak seperti

yang mereka pikirkan. Mereka juga belajar bahwa orang lain tidak terlalu kritis

terhadap mereka. (10)


Terapis juga mengajarkan keterampilan sosial sebagai cara untuk

berhubungan dengan orang lain dalam situasi sosial. Ketika teknik perilaku ini

dilakukan dalam kelompok, mungkin sangat efektif karena orang dengan

gangguan kepribadian menghindar memiliki kesempatan untuk mendengar umpan

balik langsung dari orang lain dalam kelompok. Jenis pengobatan mungkin efektif

dalam waktu yang relatif singkat seperti sesi 14 minggu. (10)


Terapi psikodinamik ini dirancang untuk membantu pasien mengenali

fantasi yang terkait dengan ketakutan mereka yang sering di luar kesadaran

mereka. Seiring waktu, mereka mungkin merasa bahwa ketakutan mereka tidak

rasional dan melibatkan asumsi bahwa masa lalu akan selalu terulang di masa

sekarang.(10)
Dengan terapi, pasien mungkin memahami pengertian malu dan pengenalan

diri sehingga mereka bisa melawan ketakutannya. Terapis psikodinamik

menggunakan hubungan di sini-dan-sekarang dengan pasien sebagai

"laboratorium" untuk memahami kecemasan interpersonal di luar situasi

perawatan. Sebagai contoh, beberapa pasien mungkin tidak muncul untuk janji

pertemuan dengan terapis atau mungkin datang terlambat sebagai cara untuk

menghindari kecemasan tertentu tentang apa yang terapis akan pikirkan.

Ketakutan ini kemudian dieksplorasi untuk membantu pasien memahami

bagaimana kegelisahan yang sama mungkin akan datang dalam hubungan lain. (10)
2.9 Prognosis
Banyak individu dengan gangguan kepribadian menghindar mampu

berfungsi dengan baik dalam kehidupannya, selama mereka berada dalam

14
lingkungan yang mendukungnya. Beberapa diantara mereka menikah dan

memiliki anak, walaupun kehidupan mereka terbatas hanya dikelilingi oleh

keluarganya saja. Sayangnya, apabila dukungan sosial tersebut menghilang

ataupun tidak sesuai dengan harapan, mereka dapat mengalami depresi,

kecemasan, dan juga kemarahan. Individu dengan gangguan kepribadian

menghindar biasanya memiliki sejarah fobia sosial atau malahan menjadi fobia

sosial dalam perjalanannya gangguannya.


Individu dengan gangguan kepribadian menghindar dan gangguan

kepribadian dependen memiliki kemungkinan remisi lebih rendah dari gangguan

kecemasan umum (34% dan 14%). Individu dengan gangguan kepribadian

menghindar memiliki kemungkinan 41% remisi lebih rendah dari fobia sosial. (11)

BAB III

KESIMPULAN

15
Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang

diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat

kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan

fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai

kelas gangguan kepribadian.Gangguan kepribadian menghindar adalah suatu

kondisi psikiatri yang dicirikan dengan rasa malu yang ekstrim seumur hidup,

selalu merasa tidak adekuat, dan menolak kritik. Pasien pada gejala ini masih

mentoleransi hubungan interpersonal, tetapi takut untuk dipermalukan, ditolak,

dan selalu menghindari orang lain. Prevalensi gangguan kepribadian menghindar

adalah 1-10% dari populasi umum. Tidak ada informasi tentang rasio jenis

kelamin dan keluarga.

Penyebab pasti gangguan kepribadian menghindar tidak diketahui.

Gangguan tersebut mungkin terkait dengan ciri-ciri temperamen dan kepribadian

yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Perilaku orang tua, seperti

kasih sayang atau pemeliharaan orang tua yang rendah, dikaitkan dengan

peningkatan risiko gangguan kepribadian menghindar ketika anak-anak mencapai

dewasa. Banyak individu yang didiagnosa dengan gangguan kepribadian ini

sebelumnya memiliki pengalaman penololakan dan kritikan yang keras dari orang

tua.

Ketika berbicara dengan seseorang, mereka mengekspresikan

ketidakpastian, menunjukkan kurangnya kepercayaan diri, dan berbicara dengan

merendahkan diri. Karena mereka waspada terhadap penolakan, mereka takut

untuk berbicara di depan umum atau untuk melakukan permintaan orang lain.

Mereka cenderung salah menafsirkan komentar orang lain sebagai sesuatu yang

16
merendahkan atau mengejek. Penolakan pada suatu permohonan menyebakan

mereka menarik diri dari orang lain dan merasa terluka.

Aktivitas atau pekerjaan yang mereka pilih adalah aktivitas atau pekerjaan

yang terhindar dari interaksi sosial, seperti menjadi polisi hutan. Individu-individu

ini umumnya tidak mau memasuki hubungan kecuali mereka diberi jaminan kuat

akan penerimaan tanpa kritik. Akibatnya, mereka sering tidak memiliki teman

dekat atau orang kepercayaan

Pasien gangguan kepribadian menghindar menginginkan interaksi sosial,

dibandingkan dengan pasien gangguan kepribadian skizoid, yang ingin sendirian.

Pasien gangguan kepribadian menghindar tidak menuntut, tidak mudah marah,

atau tidak dapat diramalkan seperti pada pasien gangguan kepribadian ambang

dan histrionik.

Individu dengan gangguan kepribadian cemas (menghindar) mempunyai

perasaan ketidakcakapan secara umum dan perasaan takut untuk dikritik yang

menetap yang mengakibatkan mereka menghindari jenis interaksi yang umum

dilakukan sedangkan individu dengan fobia sosial cenderung untuk mengalami

rasa takut pada situasi sosial tertentu yang mengharapkan kecakapan mengenai

penampilannya. Gangguan kepribadian cemas (menghindar) berkembang dari

masa kanak-kanak tetapi fobia sosial tidak demikian.

Banyak individu dengan gangguan kepribadian menghindar mampu

berfungsi dengan baik dalam kehidupannya, selama mereka berada dalam

lingkungan yang mendukungnya. Beberapa diantara mereka menikah dan

memiliki anak, walaupun kehidupan mereka terbatas hanya dikelilingi oleh

keluarganya saja. Sayangnya, apabila dukungan sosial tersebut menghilang

17
ataupun tidak sesuai dengan harapan, mereka dapat mengalami depresi,

kecemasan, dan juga kemarahan.

DAFTAR PUSTAKA

18
1. Maramis, Willy F. dan Maramis, Albert A. Catataan Ilmu Kedokteran Jiwa.

2. Surabaya : Airlangga University Press, 2009.

2. Sadock, Benjamin J. dan Sadock, Virginia Alcott. Kaplan & Sadock's

Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10. New York :

Lippincott Williams & Wilkins, 2007.

3. Rettew, David C. Avoidant Personality Disorder. [Online] 15 Oktober

2010. [Dikutip: 11 Oktober 2018.] http://emedicine.medscape.com/article/913360-

overview

4. Sadock, Benjamin J. dan Sadock, Virginia Alcott. Kaplan & sadock's

Comprehensive textbook od psychiatry. 7. New York : Lippincott Williams &

Wilkins, 2000.

5. Anonim. Avoidant Personality Disorder. [Online] 6 November 2008.

[Dikutip: 11 Oktober 2018.] http://www.healthyplace.com/personality-

disorders/avoidant-personality-disorder/avoidant-personality-disorder/menu-id-

62/

6. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa; Rujukan ringkas dari PPDGJ-

III. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2001.

7. Anonim. Avoidant Personality Disorder. [Online] mdguidelines. [Dikutip:

11 Oktober 2018.] http://www.mdguidelines.com/avoidant-personality-disorder

8. Margarana, Anak Agung Bagus, Fastari, Chandrania dan Yardi, Dewi.

CLUSTER C: anxious-fearful personality disorder. Bandung : Fakultas Psikologi

Universitas Padjadjaran, 2009.

9. Gabbard, Glen O. Psychodynamic Psychiatry in Clinical Practice. 4.

London : American Psychiatric Publishing Inc, 2005.

19
10. Anonim. Avoidant Personality Disorder: Treatment. [Online] Value

Options, 27 April 2011. [Dikutip: 11 Oktober 2018.]

https://www.achievesolutions.net/achievesolutions/en/Content.do?contentId=2243

11. Anonim. Personality disorders have a differential effect on the outcome of

anxiety disorder. [Online] Evid Based Mental Health, May 2002. [Dikutip: 11

Oktober 20128.] http://ebmh.bmj.com/content/6/1/32.1.full.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai