Anda di halaman 1dari 17

PAPER ASMA BRONCHIALE

Oleh :

Ni Made Ayang Kurini 16360372


Ivandro Adedra 1608320085

Pembimbing:
Dr. Khainir Akbar, Sp. A

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU PENYAKIT ANAK


RSU. HAJI MEDAN
2017
DEFINISI ASMA?

 GINA mendefinisikan asma sebagai gangguan inflamasi kronis


saluran nafas dengan banyak sel berperan, khususnya sel mast,
eosinofil, dan limfosit T. Pada orang yang rentan inflamasi tersebut
menyebabkan episode mengi berulang, sesak nafas, rasa dada
tertekan, dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari.

( Global Initiatitve for Asthma )


DEFINISI ASMA …………….

Konsensus Internasional menggunakan definisi operasional sebagai


mengi berulang dan atau batuk persisten dalam keadaan asma adalah
yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang telah
disingkirkan.

( Konsensus Nasional Asma Anak, Sari Pediatri, Vol 2 )


DEFINISI ASMA …………….

Asma adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi kronik


yang mengakibatkan obstruksi dan hiperaktivitas saluran respiratori
dengan derajat bervariasi. Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk,
wheezing, sesak napas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan
atau berulang, reversible, cenderung memberat pada malam atau dini
hari dan biasanya timbul jika ada pencetus

( Pedoman Nasional Asma Anak Edisi ke-2; 2015 )


EPIDEMIOLOGI ASMA …………….

Diperkirakan secara global, terdapat 334 juta orang penderita asma di


dunia. Global disease burden penyakit asma kebanyakan terdapat di
negara berkembang dengan pendapatan yang rendah. Angka ini
didapatkan dari analisis komprehensif mutakhir Global Burden of
Disease study yang dilakukan pada tahun 2008-2010

( Global Initiative for Asthma; 2014 )


EPIDEMIOLOGI ASMA …………….

Prevalensi berkisar antara 3% di Bandung sampai 8% di Palembang pada


kelompok usia 6-7 tahun. Sedangkan pada kelompok usia 13-14 tahun kisaran
antara 2,6% di Bandung dan tertinggi di Subang 24,4%. Tingginya prevalens
asma di Subang di bandingkan dengan prevalens asma di Jakarta (12,5%),
hampir 2x lipat, diduga disebabkan karena tingginya polusi udara di Subang
akibat sulfur dari Gunung Tangkuban Perahu. Di Bandung dilakukan penelitian
ulangan dengan kuesioner yang sama, pada kelompok 13-14 tahun, setelah 5
tahun terjadi peningkatan 2 kali lipat menjadu 5,2%. Pada tahun 2012, hasil
penelitian di daerah rural kotamadya Bandung pada anak usia 7-14 tahun
mendapatkan hasil prevalens asma sebesar 9,6% dari 332 subyek penelitian.

( Buku Ajar Respirologi Anak;2013 )


KLASIFIKASI ASMA

Berdasarkan Umur :
 Asma bayi – baduta (bawah dua tahun)
 Asma balita (bawah lima tahun)
 Asma usia sekolah (5-11 tahun)
 Asma remaja (12-17 tahun)

(UKK Respirologi PP IDAI. Pedoman Nasional Asma Anak Edisi ke-2. UKK
Respirologi 2015)
KLASIFIKASI ASMA

Berdasarkan kekerapan timbulnya gejala


 Asma intermitten
 Asma persisten ringan
 Asma persisten sedang
 Asma persisten berat

( Update on Pediatric Diagnostic and Management Practice 2017. Update


Asma Pada Anak: Implementasi Pedoman Nasional Asma Anak 2015 )
KLASIFIKASI ASMA

Berdasarkan derajat beratnya serangan:


Asma merupakan penyakit kronik yang dapat emngalami
episode gejala akut yang memberat dengan progresif yang disebut
sebagai serangan asma.
 Asma serangan ringan sedang
 Asma serangan berat
 Serangan asma dengan ancaman henti nafas
Dalam pedoman ini klasifikasi derajat serangan digunakan
sebagai dasar penentuan tata laksana

( Update on Pediatric Diagnostic and Management Practice 2017. Update


Asma Pada Anak: Implementasi Pedoman Nasional Asma Anak 2015 )
DIAGNOSIS ASMA

Penegakan diagnosis asma pada anak mengikuti alur


klasik diagnosis medis yaitu melalui :
 Anamnesis,
 Pemeriksaan fisis,
 Pemeriksaan penunjang.
Anamnesis memegang peranan penting mengingat
diagnosis asma pada anak sebagian besar ditegakan
secara klinis

( Pedoman Nasional Asma Anak; 2015 )


DIAGNOSIS ASMA
Gejala Karakteristik

Wheezing, batuk, sesak napas, dada  Biasanya lebih dari 3 gejala respiratori

tertekan, produksi sputum  Gejala berfluktuasi intensitasnya seiring waktu

 Gejala memberat pada malam atau dini hari

 Gejala timbul bila ada pencetus

Konfirmasi adanya limitasi aliran udara ekspirasi

Gambaran obstruksi saluran respiratori FEV rendah (<80% nilai prediksi)

FEV / FVC ≤ 90%

Uji reversibilitas (pascabronkodilator) Peningkatan FEV 1 > 12%

Variabilitas Perbedaan PEFR harian > 13%

Uji provokasi Penurunan FEV1 > 20%, atau PER >15%

( Pedoman Nasional Asma Anak; 2015 )


DIAGNOSIS BANDING

Inflamasi: infeksi, alergi :


 Rhinitis, rhinosinusitis
 Chronic upper airway cough syndrome
 Infeksi respiratori berulang
 Bronkiolitis
 Aspirasi berulang
 Defisiensi imun
 Tuberkulosis
( Pedoman Nasional Asma Anak; 2015 )
DIAGNOSIS BANDING

Obtruksi mekanis :
 Laringomalasia, trakeomalasia
 Hipertrofi timus
 Pembesaran kelenjar getah bening
 Aspirasi benda asing
 Vascular ring, laryngeal web
 Disfungsi pita suara
 Malformasi konginetal saluran respiratori

( Pedoman Nasional Asma Anak; 2015 )


DIAGNOSIS BANDING

Patologi bronkus :
 Displasia bronkopulmonal
 Bronkiektasis
 Diskinesia silia primer
 Fibrosis kistik
Kelainan system organ lain :
 Penyakit refluks gastro-esofagus (GERD)
 Penyakit jantung bawaan
 Gangguan neuromuscular
 Batuk psikogen
( Pedoman Nasional Asma Anak; 2015 )
Terapi Serangan Asma
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai