Organ yang paling sering terkena: vulva, vagina, leher rahim, dan rongga
rahim
Site Of
Infection
Moluskum Kontangiosum
Kondiloma Akuminata
Bartholinitis
1. Moluskum Kontangiosum
Definisi
Karakteristik: permukaan halus, papul berbentuk kubah, disertai
eritem (dermatitis moluskum)
menular melalui hubungan seksual, terlihat di daerah genital,
perineal, dan seluruh tubuh
Etiologi
Lebih dari empat tipe poxvirus: Molluscum Contangiosum Virus
(MCV), yaitu MCV-1, sampai -4, dan varian-variannya.
Moluskum Kontangiosum
Definisi
infeksi pada kelenjar bartholini, disebabkan oleh polimikroba, E. coli,
chlamydia, gonorrhea,dll
Gejala klinis
Vulva : eritem, membengkak, akumulasi pus dalam kelenjar, dan nyeri
tekan.
Kelenjar bartholin membengkak, nyeri sekali bila berjalan/duduk, disertai
demam.
Keluahan terbanyak: keputihan dan gatal, rasa sakit saat koitus, rasa sakit
saat BAK/benjolan di sekitar alat kelamin.
Bartholinitis
Vaginosis bakterialis
Trikomonas
Candida
1. Bakterial Vaginosis
(BV)
Clue cells
CDC-recommended regimens
Metronidazole 500 mg p.o 2 kali/hari selama 7 hari
Clindamycin 2% cream selama 7 hari
Metronidazole 0,75% gel selama 5 hari
Alternatif lain berupa
Metronidazole 2 gr single dose
Clindamycin 300 mg p.o 2 kali perhari selama 7 hr
2. Trikomoniasis
Akut
Sekret vagina SEROPURULEN, berwarna KEKUNINGAN, KUNING
HIJAU, berbau TIDAK ENAK & BERBUSA
Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab kadang2 terbentuk
abses kecil pada dinding vagina dan serviks yang tampak sebagai
granulasi merah (STRAWBERRY appearance)
JIKA sekret banyak mudah teriritasi
Tanda inflamasi akut pada genetalia eksterna
Kronis
Gejala lebih ringan dan sekret vagina TIDAK BERBUSA
Diagnosis
Trikomoniasis
Hapusan Langsung
Bahan diambil dari duh tubuh
diperiksa mikroskop, pembesaran 400 kali parasit yang aktif
bergerak
Pewarnaan Giemsa
Tatalaksana
Trikomoniasis
Topikal
Bahan cairan berupa irigasi (H2O2 1-2% & asam lakatat 4%)
Bubuk / Gel / Cream (TrikomoniasidaL)
Sistemik derivat Nitromidazole
metronidazole 2 gr dosis tunggal
metronidazole 2 X 500 mg / hari selama 7 hari
nimorazole dosis tunggal 2 gr
tinidazole dosis tunggal 2 gr
ornidazole dosis tunggal 1.5 gr
3. Candidiasis
Vulvovaginitis
Merupakan Infeksi Opotunis
85 90% disebabkan Candida albicans
Species yg lain: C. glabrata dan C. tropicalis,
Jumlah mikroorganisme sangat menentukan ada tidaknya gejala yang
ditimbulkan :
< 103 / ml asymptomatic,
> 10 4 symptomatic
Kandidiasi Vulvovaginitis sering pada :
Wanita hamil penimbunan glikogen dalam epitel vagina
DM karena kadar gula & gula urin
Diagnosis Candidiasis Vulvovaginitis
Subyektif
Keluhan Utama
Gatal pada daerah vulva
Pada yang berat :
Ada rasa panas, nyeri sesudah miksi dan dispaneuria
Obyektif
Kelainan RINGAN
Hiperemia dilabia minora & introitus vagina
Bercak-Bercak putih-kekuningan
Kelainan BERAT
Edema Labia Minora
Ulkus-Ulkus yang dangkal pada labia minora dan sekitar intoitus vagina
Diagnosis Candidiasis
Vulvovaginitis
Obyektif PATOGNOMONIS
Flour Albus pada KANDIDIASIS VAGINA KEKUNINGAN
Tanda yang KHASnya gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu berwarna
putih kekuningan
Gumpalan2 berasal dari massa yang terlepas dari dinding
vulva/vagina terdiri atas bahan nekrotik, sel2 epitel & jamur
PemeriksaanTambahan
Pemeriksaan KOH atau GRAM
Didapatkan gambaran
BuddingYeast
Hifa semu (Pseudohifa)
Tatalaksana Candidiasis Vulvovaginitis
Klamidia Trakomatis
Gonorea
Klamidia Trakomatis
FR: Keluhan:
Epidemiologi: <25 th Vaginal discharge
Jakarta Utara tahun 1997 Aktif secara seksual Bercak darah
sebesar 9,3% sementara
diantara di bali 6,7%. Sosioeko rendah Perdarahan pasca
Pasangan seksual banyak senggama
Terapi:
Azitromisin 1 g peroral
(single dose)
Doksisiklin 10 mg per oral
2x sehari selama 7 hari
Gonococcus Infection
Etiologi
Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae,
Streptococcus agalactiae, HSV Cytomegalovirus,
Mycoplasma hominis
Endometritis
doksisiklin
100 mg po
Terapi 2x1 selama
10 hari.
Pelvic Inflammatory
Disease
infeksi salah satu atau kombinasi dari: uterus, tuba fallopii, ovarium,
peritoneum pelvis, sistem vaskuler pelvis, atau jaringan ikat pelvis dan
dapat akut atau kronis
Merupakan kasus ginekologi terbanyak yang memerlukan perawatan di
rumah sakit.
PID Akut Vs Kronis
Akut < 3 minggu
Kronis Sulit untuk didefinisikan
Patogenesis Pelvic Inflammatory
Disease
PRINSIP
Mikroorganisme Menginvasi
dari Bawah ke Atas
MANIFESTASI
menginvasi
endometrium
dan struktur
lanjutannya.
Mikroorganis
me koloni
vagina-serviks
Etiologi Pelvic Inflammatory
Disease
Commonest mechanism of infection :
Polymicrobial infection
Ambulatory Hospitalisasi
Herpes Simplex Virus
Infection
Infeksi akut yang disebabkan oleh virus penyebab
Ganglion syaraf
Masuk tubuh SAKRALIS (HSV 2) & REAKTIVASI kembali
replikasi menuju ganglion (rekurensi)
genikulatum (HSV 1)
Melalui serabut
Menimbulkan
syaraf SENSORIK MANIFESTASI
kelainan pada kulit
virus menuju
Diagnosis Simplex Virus Infection
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TZANK TEST sel datia berinti banyak &
badan inklusi intranuklear
KULTUR jaringan
Antibodi Poliklonal HSV
Tatalaksana Simplex Virus Infection
Penularan
spirocheta CHANCRE
setiap organ
Port dentry Masuk masuk
KONTAK tubuh
(mikrolesi) aliran darah
LANGSUNG (manifes)
dari LESI reaksi
inflamasi
INFEKSIUS
Stadium Sifilis
Latent Sifilis
Ulkus Durum
Tidak Nyeri
Sekitar ulkus teraba keras
Dasar ulkus BERSIH dan berwarna merah
SOLITER (asaibnya, 1-2 ulkus)
Predileksi ekstra genital
Diagnosis Sifilis