Anda di halaman 1dari 37

kista Ovarium

INDUKSI GINEKOLOGI
Fungsional :
folikular
korpus luteum
teka lutein

Inflamasi :
abses tubo ovarium
Lain-lain:
endometrioma
Tumor Ovarium Jinak

Epitelial :
kistadenoma serosa
kistadenoma musinosum
Neoplasma : fibroma
sel germinal kistadenofibroma
teratoma kistik jinak tumor brenner
other & mixed mixed tumor
Karakteristik Tumor Berdasarkan Usia

Prepubertas
 5 % keganasan ovarium terjadi pada usia prepubertas
 80 % tumor ovarium pada usia <9 th adalah ganas
 Tumor yang terbanyak ditemukan adalah tumor sel germinal (60
%)
Usia reproduksi
 Umumnya jinak (80 – 85 %)
 2/3 tumor ovarium ditemukan pada kelompok usia reproduksi
(20-44 thn)  80% kista jinak
Pasca menopause
 Tumor ovarium yang ditemukan umumnya ganas, insiden
meningkat seiring dengan bertambahnya usia

Hillard PJA.Benign disease of the Female Reproductive Track:Symptoms and Signs In: Novaks’s Gynecology 13th
ed.Philadelphia:Lippincot;2002.351-412
KLASIFIKASI HISTOLOGI

 Epithelial – 65-70%
 Stromal – 15-20%
 Germ cell tumors – 5-10%
 Metastatic tumors – 5%
Karakteristik Tumor

Tumor epitelial
 Kista serosa umumnya jinak, 5-10 % memiliki potensi
keganasan borderline dan 20-25 % ganas
 Kista musinosum umunya berlobus, permukaan licin,
multilokular, 10 % bilateral, 5-10 % ganas
Kista dermoid
 2 % mengalami transformasi maligna
 Resiko terpuntir 15 %
 10 % bilateral

Hillard PJA.Benign disease of the Female Reproductive Track:Symptoms and Signs In: Novaks’s Gynecology 13th
ed.Philadelphia:Lippincot;2002.351-412
Kista Ovarium Fisiologis

Kista Fisiologis Kista Lutein


Persistensi struktur pada Terjadi bila korpus luteum
fungsi ovarium normal tidak regresi
Kecil, unilokuler, dibatasi
sel granulosa,
mengandung cairan jernih
yang kaya hormon.
Biasa ditemukan pada
pasien induksi ovulasi.
Kista Ovarium Patologis

Derivasi Patologi
Coelomic epithelium Serous cystadenoma
Mucinous cystadenoma
Brenner cell tumor
Endometrioid cystadenoma
Germ cells Cystic teratoma (dermoid cyst)
Solid teratoma
Sex cord cells Granulosa/theca cell tumor
Sertoli-Leydig cell tumor
Kista ovarium Patologis

Kistadenoma Serosum
Unilokuler
Pertumbuhan papiliferum
Isi: cairan encer dan serosa
Epitel: kolumnar/kuboidal,
kadang tdpt granul
kalsifikasi (~ psammoma
bodies)
Kistadenoma musinosum
 Unilateral, multilokuler
 Isi: musin yg kental
 Epitel: kolumnar yang
memproduksi musin
 Dapat berukuran sangat besar
(s/d 100 kg)
 Kadang ruptur  melepas sel
yg memproduksi musin 
implantasi di tempat lain &
terus memproduksi musin 
gangguan usus ~
pseudomyxoma peritonei.
Kista ovarium Patologis

Brenner cell tumor Kista Dermoid (teratoma kistik)

Pulau2 epitel transisional Umum pd wanita muda


dalam stroma fibrotik padat Dari pluripotent germ cell
Kecil, dpt memproduksi Asimptomatik, dpt
estrogen  AUB terpuntir/ruptur
GEJALA & TANDA

Pembesaran/benjolan di perut
Terkadang tumor ovarium tidak memberikan
keluhan apapun, dan pasien datang ke dokter
dengan keluhan perut yang membesar.
Dapat ditemukan adanya gangguan pola haid
bersamaan dengan tumor ovarium. Pasien yang
menderita tumor dan amenorrhea sering
dikelirukan dengan kehamilan
GEJALA & TANDA

 Gejala akibat penekanan


 Kesulitan bernafas
 Sering kencing (penekanan pada buli2)
 Produksi urin sedikit (penekanan pada ureter)
 Gangguan BAB (penekanan usus)
 Edema tungkai dan varises vena
 Nyeri tumpul di bagian perut bawah
PEMERIKSAAN FISIK

 Tumor yang berukuran sedang dapat diraba pada pemeriksaan


bimanual dan dikonfirmasi dengan USG
PEMERIKSAAN FISIK

 Tumor yang besar dapat mengisi seluruh


pelvis, dan terletak di antara sakrum
dan uterus. Pada pemeriksaan bimanual
yang teliti dapat dirasakan uterus
terpisah dari tumor
PEMERIKSAAN FISIK

 Tumor yang mengisi rongga abdomen menyebabkan pembesaran


perut di bagian tengah dan peregangan kulit
PEMERIKSAAN FISIK

 Pada pasien langsing dapat diraba permukaan tumor yang berbenjo-


benjol, atau menunjukkan tumor di kedua sisi ovarium
PEMERIKSAAN FISIK

 Tumor ovarium memiliki


tangkai yang terbentuk
dari tuba falopii. Adanya
tangkai membuat tumor
dapat bergeser atau
seolah-olah
melayang
PEMERIKSAAN FISIK

 Dari pemeriksaan bimanual


dapat diraba pool atas
dan pool bawah massa
Bisa ditemukan adanya
perlengketan dgn
usus, omentum dan
organ pelvis lainnya
Komplikasi

Terpuntir

Kista pecah

Pseudomiksoma peritonii
Pemeriksaan

 Palpasi bimanual
 USG
 Cairan kista  hipoekoik
 Kista dermoid  gambaran kompleks
 Gbr malignansi  papil, multilokuler, neovaskularisasi, asites
 Lab: Ca-125, AFP, ß-hCG
 Ca 125 : protein yang diekspresikan oleh membran sel jaringan ovarium atau
karsinoma ovarium (N < 35 U/mL)  lebih baik dikombinasi dengan pemeriksaan
ultrasonografi
 Tumor marker lain:
 Peningkatan serum inhibin pada tumor sel granulosa
 Peningkatan laktat dehidrogenosa pada disgerminoma
 AFP dan beta-HCG pada karsinoma embrional
Tumor Marker : Ca-125

Ditemukan meningkat pada 82 % perempuan yang menderita


ca ovarium
Sensitivitas rendah (meningkat hanya pada 50 % kasus)
Spesifitas rendah (meningkat pada banyak kasus keganasan
ginekologis dan non ginekologis)
Ca 125 berguna untuk deteksi tumor persisten atau rekuren dan
untuk evaluasi respon terapi
Positif palsu : endometriosis, infeksi, inflamasi peritoneum,
mioma, kehamilan, kista ovarium hemoragikum, penyakit
hepar, dan efusi
Skor Keganasan

 Membedakan tumor ganas dg jinak utk merujuk pasien dengan


tumor maligna ke pusat onkologi serta utk perencanaan tindakan
operasi
 Jenis skoring:
Indeks morfologi
Risk of Malignancy Index (RMI)
Skor Keganasan (Gatot Purwoto)
Sassone
(1991)

Skor min 4
Skor max 15
Skor > 9  keganasan
Sensitifitas 100%
Spesifisitas 83%
PPV 37%
NPV 100%

Obstet Gynecol 1991:78:70-76


DePriest (1994)

Skor > 5  ganas


Sensitivitas 89 % Spesifisitas 73 %
PPV 46 NPV 96
Alcazar (2003)

Nilai total : 0-12. Nilai > 6  ganas


Sensitifitas 94,4 % , spesifisitas 95 %,
PPV 94,4 % NPV 95 % J Obstet Gynecol India 2006: 56(2): 162-165
The Risk of Malignancy Index (RMI)

Sensitifitas + 80%
Spesifisitas + 92%
PPV 83 NPV 91%
Evidence level II A
Acta Obstet Gynecol Scand 2004: 83: 1012--1021
RMI

RCOG Guideline no 34:2003


Gatot Purwoto

Penilaian:
Konsistensi tumor ( padat/ bercampur padat )
Kakhetis (penurunan BB lebih dari 10% BB ideal)
Asites
Neovaskularisasi (RI < 0,4)
CA -125 (>35 U/mL)
Nilai 2 pada masing-masing variabel jika (+)
 > 6 dinilai keganasan
Sensitifitas 96 %, spesifiisitas 97%, PPV 96% dan
NPV 97%, akurasi 96%
Wanita monopuse
dengan kista ovarium

TVS
Serum CA125

Hitung RMI

RMI < 25 RMI 25 - 250 RMI > 250

Dapat ditatalaksana oleh gynaecology Laparoskopi atau laparotomi Laparotomi dilakukan di


umum di unit onkologi pusat kanker

Kista simpleks < 5 cm


Kista yang lain
Serum CA125 < 30

Penanganan secara konservatif Laparoskopi

Ulangi TVS + Serum CA125


(untuk hasil maksimum, dilakukan setiap 4 bulan sekali dalam jangka waktu 1 tahun)

Kista hilang atau bertambah kecil Kista tidak berubah Kista bertambah besar atau
ukurannya membentuk tambahan baru

Dihentikan Jika tidak ada perubahan


dalam 1 tahun (3 kali
pemeriksaan),
maka dihentikan
Diagnosis : Ultrasonografi
Pasca ovulasi, dapat ditemukan adanya kista korpus
luteum
 Ditemukan pada hampir 50% perempuan
 Secara normal sudah tidak terdeteksi setelah 72 jam pada siklus berikutnya
Dapat ditemukan adanya sedikit cairan bebas pada kavum
douglas pada saat ovulasi
Gambaran jinak
 Kista unilokular tanpa echo interna
 Kista unilokular dengan echo yang tersebar
 Polikistik
 Polikistik dengan septum tebal
Gambaran ganas
Kistik dengan pertumbuhan papilar dan gambaran indentasi pada
bagian
 Pertumbuhan papiler menunjukkan adanya pertumbuhan berlebihan dari
epitelium, kemungkinan ganas meningkat sebanding dengan peningkatan
jumlah papil
 Pertumbuhan papiler ke dalam kista sepanjang < 3 mm tidak berhubungan
erat dengan keganasan
Polikistik dengan septum tebal namun iregular dan bagian padat
Gambaran padat >50 %, komponen heterogen dengan bagian kista
ireguler
Padat seluruhnya dan homogen

Sanfilippo JS, Surgery for Benign Disesase of the Ovary In: Operative Gynecology 9 th ed. Philadelphia:Lippincot.2003.p.639-56
Diagnosis : Ultrasonografi
Doppler flow USG
Dapat mengidentifikasi arus darah pada dinding kista dan
daerah sekitar kista
Prinsip pembuluh darah baru dalam tumor memiliki
resistensi lebih rendah karena dinding otot polosnya tidak
terbentuk dengan sempurna
Pada keganasan, terdapat tendensi pertumbuhan
pembuluh darah di tengah kista, sedangkan pada yang
jinak sebaliknya
Terapi : Konservatif

Mayoritas kista ovarium unilokuler dengan


diameter < 50 mm adalah jinak dan stabil dalam
ukuran  layak dilakukan terapi ekspektatif
selama tidak ada pembesaran diameter massa
dan kadar CA 125 normal
Observasi dapat dilakukan pada massa adneksa
dalam kehamilan
Terapi : Operatif

Tujuan :
Memastikan diagnosis kista ovarium
Untuk menilai lebih lanjut kista yang karakteristiknya ganas
Untuk mengambil cairan peritoneal untuk penilaian sitologik
Untuk menilai ovarium dan organ genitalia interna lain
 pada perempuan perimenopause dapat dipertimbangkan
untuk mengangkat kedua ovarium
Tatalaksana

Tujuan bedah: menentukan ekstensi penyakit (staging)


dan mengangkat sebanyak mungkin massa tumor
(debulking)
 Insisi vertikal
 Bilas peritoneum
 Inspeksi permukaan peritoneum dan diafragma
 Limfadenektomi KGB pelvis dan paraaorta
 Omentektomi
 Debulking

Anda mungkin juga menyukai