Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL

OLEH
PEMBIMBING
Huda Fajar Arianto (201704200257)
DR. HERLANGGA P, SP.OG
I Gde Putu Paramartha (201704200258)
I GN Ade Jaya Permana (201704200259)
I GN Bayu Darma Putra (201704200260)
LATAR BELAKANG
• Perdarahan uterus abnormal merupakan sebuah istilah yang lebih banyak digunakan
untuk mendeskripsikan spektrum gejala seperti perdarahan menstruasi yang banyak
(heavy menstrual bleeding), perdarahan diantara siklus menstruasi dan kombinasi
keduanya.
• Perdarahan abnormal uterus merupakan masalah klinis yang umum terjadi, yang
mempengaruhi kurang lebih 14% wanita di dunia pada usia reproduksi.
• RSUD dr. Soetomo sendiri pada tahun 2007 dan 2008 didapatkan angka kejadian
perdarahan uterus abnormal sebesar 12.8 % dan 8.4% dari seluruh kunjungan pasien ke
poli kandungan
DEFINISI
• Perdarahan uterus abnormal ditandai dengan adanya perubahan pada siklus menstruasi
normal baik dari interval atau panjang siklus, durasi maupun jumlah perdarahan.
• Perdarahan uterus abnormal dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu perdarahan
anovulasi dan ovulasi.
• perdarahan anovulasi diantaranya amenorea, oligomenore, metroragia, dan perdarahan
uterus disfungsi (perdarahan uterus abnormal yang terjadi tanpa adanya keadaan patologi
pada panggul), sedangkan perdarahan ovulasi yaitu menoragia
KLASIFIKASI

Perdarahan Berat Perdarahan diantara Perdarahan Paska Perdarahan Paska


Pada Menstruasi Siklus Menstruasi Menopause Koitus/Berhubungan
(Heavy Menstrual (Intermenstrual (Postmenopause Seksual (Post Coitus
Bleeding) Bleeding) Bleeding) Bleeding)
• Berdasarkan data yang didapatkan di beberapa negara industry. (Sarwono et al, 2011)

¼ penduduk mengalami
menoragia

Epidemiologi 21% menstruasi memendek

17% perdarahan
intermenstrual

6% perdarahan pascakoitus
PATOFISIOLOGI

Gangguan pada
Perubahan system aksis
Menstruasi
struktur hipotalamus- PUA
(Fisiologis)
anatomis pituitary-
ovarium
MANIFESTASI KLINIS
Menoragia, interval yang normal tetapi jumlah darah dan durasinya
Menoragia dan lebih dari normal.
metroragia Metroargia, interval yang tidak teratur dengan jumlah perdarahan
dan durasi yang lebih dari normal.

perdarahan pascakoitus dapat disebabkan oleh eversi serviks.


Perdarahan
Penyebab lain yang dapat mendasari diantaranya polip endoserviks,
pascakoitus
servisitis, dan polip endometrium.

Dismenore yang terjadi bersamaan dengan perdarahan uterus


Nyeri pelvis abnormal dapat disebabkan oleh polip, leiomioma, adenomiosis,
infeksi, dan komplikasi kehamilan.
DIAGNOSIS
Jumlah,
frekuensi, dan
keteraturan
perdarahan

Perdarahan
Riwayat pasca coital,
keluarga, atau
konsumsi obat intermenstrual,
dismenorea

Anamnesis

Gejala sistemik
Riwayat seksual
dan gejala
dan reproduksi
terkait lainnya
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
FISIK LAB PENUNJANG
• Vital sign • DL • USG abdominal
• Pemeriksaan tiroid • Pemeriksaan beta • USG transvaginal
• Pemeriksaan HCG • MRI
abdomen • Pemeriksaan TSH
• VT • Faal hemostasis
DIAGNOSIS BANDING

• Vulva : Pertumbuhan jinak atau ganas


• Vagina : Pertumbuhan jinak, IMS, Vaginitis Keganasan, Trauma, Benda Asing
• Serviks : Pertumbuhan jinak, IMS, Keganasan
• Tuba Fallopi dan Ovarium : Penyakit radang panggul, Keganasan
• Saluran kemih : Infeksi, Keganasan
• Saluran pencernaan : Penyakit radang usus, sindrom behcet
• Komplikasi Kehamilan : Aborsi Spontan, KET, Plasenta previa
• Uterus : Etiologi perdarahan yang timbul dari korpus uterus
TATALAKSANA

• Umum : evaluasi
• Spesifik :
Pencarian penyebab perdarahan
NON Terapi progestin apabila belum diketahui
FARMAKOLOGI penyebabnya
GNRH agonis  menekan siklus menstruasi

• Diet : tidak spesifik ( bebas )

• Drug of choice adalah medroxyprogesterone acetate


5 – 10 mg selama 14 hari setiap bulan.
FARMAKOLOGI
• Alternative drug adalah norethindrone acetate 5 – 10
mg selama 10 – 14 hari setiap bulan
TATALAKSANA

Kombinasi estrogen dan


progestin Estrogen
• Dosis 2x1 selama 5-7 hari • Dosis 1,25 mg 4x1
kemudian dilanjutkan tablet
dengan dosis 1x1 selama 3-
6 siklus
• Metode tapering dengan
Medikamentosa
dosis 4x1 tablet selama 4
hari, 3x1 tablet selama 3
dengan terapi
hari, 2x1 tablet selama 2 hormon Progestin
hari dan 1x1 tablet selama 3 • Diberikan selama
minggu kemudian tidak 14 hari kemudian
konsumsi obat selama 1 berhenti tanpa obat
minggu, di lanjutkan selama 14 hari,
kembali dengan dosis 1x1 diulang selama 3
tablet selama 3 siklus. bulan.
TATALAKSANA

Medikamentosa
Terapi bedah
non hormonal

Obat anti inflamasi non


steroid (NSID)
• Salisilat (aspirin) • Histrektomi
• Analog asam Anti fibrinolisis • Ablasi untuk mengurangi
indoleasitik • Asam ketebalan endometrium
(indometasin) traneksamat • Miomektomi,
• Derivat asam aril • Oklusi atau emboli arteri uterine
proponik (ibu profen)
• Fenamat (asam
mefenamat)
• Coxibs (celecoxib).
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

• Anemia, syok, hipotensi, hiperplasi endometrium hingga


karsinoma merupakan komplikasi dari perdarahan uterus
abnormal
• Prognosa, seharunya pola menstruasi dapat kembali normal
apabila kelainan atau patologinya di koreksi atau di terapi dengan
adekuat
• Tujuan utama evaluasi dan pengobatan AUB kronis adalah untuk
menyingkirkan kondisi serius seperti keganasan dan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien, serta tujuan kesuburan
KESIMPULAN
Perdarahan uterus abnormal
Diagnosa dari perdarahan
didefinisikan sebagai Perlu ditanyakan sifat
uterus abnormal dilakukan
perdarahan yang ditandai perdarahan, waktu
dengan anamnesa,
dengan adanya perubahan perdarahan, penyakit
pemeriksaan fisik dan
pada siklus menstruasi sistemik yang sedang
pemeriksaan penunjang
normal baik dari interval diderita dan riwayat
untuk menemukan penyebab
atau panjang siklus, durasi pengobatan.
dari perdarahan tersebut.
maupun jumlah perdarahan

Perdarahan uterus abnormal adalah


keluhan yang sering dijumpai pada Pemeriksaan fisik dilakukan
Pemeriksaan penunjang sesuai dengan arah
wanita usia reproduksi maupun yang digunakan adalah
menopause, oleh karena itu petugas kecurigaan yang dilakukan
pemeriksaan laboratorium dari anamnesis sambil
layanan primer diharapkan darah, biopsi serta pencitraan
memiliki kemampuan untuk mencari tanda-tanda dari
berupa USG dan penyakit sistemik atau
mendiagnosa serta menangani dan histerosalphingogram.
merujuk pasien dengan keluhan kelainan yang menyebabkan
semacam ini. perdarahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai