Anda di halaman 1dari 2

H.

Tatalaksana
1. Pertolongan Pertama
• Menenangkan korban
• Melakukan imobilisasi seluruh tubuh (recovery position)
• Lakukan Advance Trauma Life Support dengan mempertahankan Airway,
breathing, circulation.
• Pemberian profilaksis tetanus, antibiotik spektrum luas (gentamisin,
benzylpenisilin, amoxicillin, cefalosporin) dan analgesik non NSAID.
• Pemberian anti bisa ular (Naja sputatix, Bungarus fasciatus dan Calloselasma
rhodostoma) slow IV push injection (maks. 2ml/menit), infus IV yg diencerkan
dengan 5ml cairan isotonis/ kg BB 30-60 menit. Dosis dianjurkan 2 vial SABU
(10ml) diencerkan dalam 100 ml Normal Saline 0,9% kemudian drip 60-80
tetes/menit, dapat diulang setiap 6-8 jam.
2. Terapi Tambahan
• Pemberian kolinesterase dianjurkan terutama pada kasus keracunan
neurotoksik yang disebabkan gigitan kobra. Sebelumnya pasien diberikan
atropine sulfat (0.6 mg untuk dewasa; 50µg/kg untuk anak-anak) secara IV
kemudian diikuti neostigmine bromide atau methylsulphate (prostigmin)
secara IM dengan dosis 0.02 mg/kg untuk dewasa, 0.04 mg/kg untuk anak-
anak. Observasi 30-60 menit, jika hasilnya baik maintain dengan
neostigmine methylsulphate 0.5-2.5 mg setiap 1-3 jam hingga 10 mg/24
jam untuk dewasa dan 0.01-0.05 mg/kg tiap 2-4 jam untuk anak-anak,
injeksi IV atau subkutan bersamaan dengan atropine.
3. Manajemen Luka Gigitan Ular
• Lakukan aspirasi
• Bersihkan abses
• surgical debridement
Wintoko, Risal, and Neema Putri Prameswari. "Manajemen Gigitan Ular." Jurnal Kedokteran Universitas Lampung 4.1 (2020): 45-
52.

Anda mungkin juga menyukai