Anda di halaman 1dari 50

Patofisiologi Mata

dr. Haves Ashan, SpM


TOPOGRAFI
• BOLA MATA
Terletak dalam satu rongga yang disebut orbita
Orbita berisi:
- Otot – otot penggerak bola mata
- N. Opticus
- Gld. Lakrimal pada fosa lakirimalis
- Lemak

Dari limbus sampai ke n.opticus bola mata dibungkus


oleh membrana fibrosa yang disebut : Kapsula Tenon.
BOLA MATA
Hampir Bulat Kornea didepan lebih cembung,
n.opticus dibelakang medial.
Pada posisi primer  sumbu Bola mata dan sumbu
orbita membentuk sudut 23°
Sumbu Bola Mata Bayi ±16,5 mm sedangkan Dewasa
± 24,5 mm
KELAINAN REFRAKSI

• Emetrop : semua sinar sejajar yang datang


dari jarak tak terhingga dan jatuh pada mata
dalam keadaan istirahat akan dibiaskan tepat
di retina.

4
• Ametropia : semua sinar sejajar yang datang
dari jarak tak terhingga dan jatuh pada mata
dalam keadaan istirahat, tidak dibiaskan
tepat di retina.
• Terbagi :
 Hipermetrop
 Miopia
 Astigmat

5
Hipermetrop

( hiperopia , rabun dekat )


adalah sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga oleh mata dalam keadaan istirahat
dibiaskan di belakang retina

6
• Hipermetrop dapat disebabkan oleh :
- Hipermetrop Refraktif
 Akibat pembiasan lemah
- Hipermetrop Aksial
akibat sumbu mata terlalu pendek
• Pasien dengan hipermetrop sering akomodasi.
Akomodasi yang terus menerus menyebabkan
mata cepat lelah, sakit kepala, dll
 Astenopia akomodatif

7
• Pasien dengan hipermetrop diberikan
kacamata positif terkuat yang memberikan
tajam penglihatan maksimal.

8
Miopia

( Rabun Jauh )
Adalah : sinar sejajar yang datang dari jauh
oleh mata dalam keadaan istirahat dibiaskan
didepan retina

9
• Etiologi :
- Bola mata yang memanjang
- Indeks bias yang tidak normal :
 Kadar gula tinggi dalam cairan mata
 Kadar protein dalam cairan mata
 oleh karena peradangan
- Kelainan kornea : keratokonus, keratoglobus
- Kelainan lensa : luksasi lensa, katarak
imatur  lensa cembung
- Herediter

10
• Koreksi miopia dengan memberikan resep
kacamata negatif terendah yang masih jelas

11
Astigmat

• Adalah : kelainan refraksi dimana fokus


berkas cahaya tidak terletak pada satu titik,
sebagai akibat pembiasan yang berbeda–
beda lewat satu meridian.

12
13
Astigmat dibagi atas :

 Astigmat regular : meskipun setiap meridian


mempunyai daya bias tersendiri tapi perbedaan
itu teratur
Lima macam astigmat reguler :
a.Astigmat miopikus simpleks
b.Astigmat miopikus kompositus
c.Astigmat hipertropikus simpleks
d.Astigmat hipertropikus kompositus
e.Astigmat mikstus
14
 Astigmat ireguler : ada perbedaan yang tidak
teratur pada setiap meridian
Etiologi :
- Kelainan kornea  sikatrik kornea, operasi
(terbanyak)
- Kelainan lensa  katarak insipien, imatur

15
Presbiop

• Adalah : berkurangnya daya akomodasi


(kemampuan lensa mencembung berkurang)
 keadaan fisiologis normal
• Keluhan :
• Kabur waktu membaca dekat
• Mata cepat lelah berair

16
• Pada presbiop diberikan lensa positif yang
ditambahkan pada ukuran jauhnya, biasanya :
+1 D untuk usia 40 tahun
+ 1,5 D untuk usia 45 tahun
+2D untuk usia 50 tahun
+ 2,5 D untuk usia 55 tahun
+3D untuk usia 60 tahun
• Oleh karena jarak baca biasanya 33 cm maka
adisi + 3 D adalah lensa positif terkuat yang
diberikan
17
Kelopak Mata
ENTROPION

HORDEOULUM

KALAZION

XANTELASMA
Konyungtiva
• Merupakan membran mukosa yg transparan & tipis.
• Terbagi:
1. kony. Palpebra: membungkus permukaam posterior
kelopak mata
2. Kony. Bulbi: membungkus permukaan antarior sklera
3. Kony.Fornik
• Fungsi sakus konyungtiva
• Pergerakan bola mata
• Artikulasi lapisan
• Proteksi bola mata
Konyungtiva
INJEKSI KONJUNGTIVA KEMOSIS KONJUNGTIVA

PERDARAHAN
SUBKONJUNGTIVA
KONJUNGTIVITIS VERNAL

PTERYGIUM
KORNEA

Dinding 1/3 depan bola mata.


Pada Neonatus Kornea nya relatif lebih besar, lebih
datar,disentral lebih tebal, mencapai bentuk normal
pada usia 2 tahun
Transparan, licin dan mengkilat
Tebal sentral 0,54 mm
Pinggir 0,65 mm
Daya refraksi + 42 dioptri
Indeks Bias 1,337
Avaskuler sehingga nutrisi kornea berasal dari
Pembuluh darah limbus, air mata, dan akuos humor.
Syaraf sensoris N.V1 = N. opthalmica
 Lapisan Kornea
Kornea terdiri atas 5 lapis :
1. Epitel : terdiri atas 5-6 lapis sel berbentuk kubus
sampai gepeng, lanjutan dari epitel konjungtiva. 10
% dari ketebalan kornea.
2. Membrana Bowman
3. Stroma terdiri dari kumpulan sel – sel yang
membentuk jaringan ikat yang kuat, merupakan 90
% dari ketebalan kornea.
4. Membrana Dessemet
5. Endotel, merupakan satu lapis sel berbentuk kubus
SIKATRIK KORNEA

KERATITIS

KERATOKONUS ULKUS KORNEA


Sklera

Merupakan 5/6 bagian dinding bola mata dan


merupakan jaringan yang kuat berwarna putih
Pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian
luar.
Permukaan luar sklera anterior di bungkus
oleh lapisan tipis jar.elastik halus: episklera,
menggandung banyak pem.darah sklera
Terdiri dari 3 lapisan:
- epislera
- sklera
- lamina fusca
Sklera
EPISKLERITIS
Sudut Kamera Okuli Anterior
• Merupakan persambungan kornea perifer
dengan akar iris membentuk sudut 45°

• Akhir dari endotel kornea membentuk garis


yang disebut Garis Schwalbe

• Dibawah garis Schwalbe terdapat jaringan


berbentuk jala yang disebut Trabecular
Meshwork
• Dibelakang Trabecular meshwork
terdapat kanal sclemm yang
berhubungan dengan vena Verticosa
• Fungsi Ekskresi Akuoshumor

• Gangguan sudut kamera okuli anterior akan


menyebabkan timbulnya komplikasi :
GLAUKOMA
UVEA
IRIS :
- Permukaan Pipih dengan Apertura ditengah  Pupil
Stroma
- M. Sfinter Pupil : Parasimpatis
- M. Dilator Pupil : Simpatis
- Fungsi Mengatur Sinar

KORPUS SILIARE
- Pars Plikata : permukaan berombak terdiri atas 2
lapis sel, lap.tak berpigmen didalam (lanjutan dari
retina) dan lapisan berpigmen ( lanjutan dari RPE )
Fungsi sekresi Akuoshumor
- Pars Plana : Pipih sedikit pembuluh darah
Muskulus Siliaris
Tersusun dr gabungan serat yang bersilangan
1. Longitudinal melanjut ke jala trabekula
didepan
2. Sirkuler: kontraksi & relaksasi zonula zinii
3. Radial

Khoroid
- Merupakan segmen posterior uvea diantara
Retina dan Sklera seolah – olah sebagai bantal
bagi retina
- Tersusun dr 3 lapisan pem.darah koroid; besar
sedang, kecil
Lensa
Lensa
• LENSA KRISTALIN
Neonatus : Hampir bulat konstitensi cair, Daya Akomodasi
sangat kuat untuk mengimbangi sumbu bola mata yang masih
pendek.

Dewasa (35 thn) :


Bentuk cembung ganda, permukaan anterior lebih flat
daripada posterior
Diameter 9 mm, tebal 4,5 – 6 mm
Bening keabu-abuan, Transparan, Avaskuler
Daya refraksi +16 dioptri - + 20 dioptri
Indeks Bias 1,337
Konstitensi 65 % air dan 35 % protein ( Kristalin )
Menggantung ke korpus siliare melalui zonula zinnii
Lensa
Lensa Kristalin ini tumbuh seumur hidup di ekuator
lensa semakin tua usia lensa semakin padat sehingga
daya akomadi menurun sehingga pada usia 60 tahun
daya akomodasi hampir tidak ada, timbul katarak.

Pada pasien DM tipe II, katarak bisa timbul lebih


cepat, diakibatkan : gangguan metabolisme
SORBITOL di lensa.
Kelainan pada lensa

KATARAK
Korpus Vitreus
• Merupakan 2/3 bagian isi bola mata sehingga bola
mata selalu bulat.
• Berbentuk gel dengan konstitensi 99% air
• Mengisi ruangan yg dibatasi oleh lensa, retina dan
diskus optikus.

PERDARAHAN VITREUS
RETINA
Merupakan Jaringan Saraf setipis kertas rokok
yang semi transparan dan Multi Lapis membentang
dari papil Syaraf Optic kedepan sampai Oraserata

Tebal 0,1 mm
0,23 mm pada polus posterior dan
Oraserata

Makula secara klinis merupakan pigmentasi


kekuningan ( Xantofil )yang dibatasi arcade arteri
retina sentralis sehingga Fovea Avaskuler
Lapisan retina
• Dari Dalam Keluar
1. Membrana lumitan Interna
2. Lap. serat saraf
3. Kapiler
4. Lap. Sel Ganglion
5. Lap. Flexiform Dalam
6. Lap. Inti Dalam
7. Lap. Flexiform Luar
8. Lap. Inti Luar
9. Membrana Lumitan Eksterna
10. Lap. Foto Reseptor Cone – Rod
Retinal Pigmen Epitelium
Membrana Bruch
Khoroid
Nervus Opticus

Kumpulan satu juta serat saraf

Bagian Pars Intra Okuler


Papil saraf optik  Diameter : 1,5 mm
berwarna merah muda, batas tegas,
tempat keluar masuk arteri dan vena
sentralis retina.

Terdapat cekungan ( cup ) normal


dibanding papil
( disc ) C/D = 0,3
Nervus Opticus

Bagian Pars Intra Orbita


Keluar dari sklera, diameter menjadi 3
mm panjang 25 – 30 mm. Berbentuk S,
berjalan dalam bentuk Muskuler memasuki
foramen optikum 4- 9 mm

Bagian Pars Intra Kranial


10 mm bergabung dengan n.optikus
sebelahnya membentuk kiasma optikum.
v
a

Makula 6/6
Papil N.
Papil N.
Optik
Optik
Retina 1/60
N. Optikus NORMAL GLAUCOMATOUS N. Optikus
R E T I N A

CRVO BRVO PERDARAHAN


SUBMAKULA

PAPIL EDEM
(N. Optikus)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai