PEMICU 1
BLOK SISTEM PENGINDRAAN
03/08/2018
NAMA NIM
TUTOR dr. MISKE -
KETUA NOVIA CALISTA 405150161
SEKRETARIS FALENISSA INCA B 405140046
PENULIS ALBERT TANDY 405150148
ANGGOTA HARTOMAS BUMIHARJO 405140065
INGRIANI WIONIKA 405150018
MUHAMMAD AULIA YUSUF D 405150030
ANGELA OKTAVIANI 405150039
VELISA JULIANI 405150073
RICKY ANDHIKA PRATAMA 405150080
DEVINA ADELINA WIJAYA 405150110
RIKY PRATAMA 405150131
PEMICU 1
MATAKU BURAM, HIDUP TAK
TENTRAM
• Seorang juru parkir laki-laki, berusia 65 tahun dating ke puskesma dengan keluhan kedua
mata buram bila melihat jauh sejak 6 bulan yang lalu. Penglihatan mata kanan seperti
berasap sedangkan mata kiri bila melihat benda tampak kecil dari ukuran sebenarnya
dan melihat garis seperti gelombang. Pasien juga mengeluh membaca buram dan
kacamatanya dirasa tidak cocok lagi. Pasien pernah mengalami peningkatan tekanan bola
mata 2 tahun yang lalau dan telah diberi obat. Mata kiri pasien sudah dioperasi katarak 1
tahun yang lalu.
• Riwayat DM (+), riwayat merokok (+)
• Pda pemeriksaan didapat :
• VOD : 1/60 Pinhole tidak maju
• VOS : 6/60 Pinhole 6/30
• Kemudian dokter periksa segmen anterior dan posterior, tonometry schiotz.
• Apa yang dapat saudara pelajari dari kasus tersebut?
UNFAMILIAR TERMS
• Tonometri schiotz : alat untuk mengukur tekanan bola mata/
intraocular
PROBLEM SOLVE
1. Mengapa mata kiri terlihat kecil dan mata kanan berasap?
2. Apakah riwayat DM berhubungan dengan keluhan sekarang?
3. Apakah DD yang dialami pasien tsb? Faktor risiko?
4. Apa hasil interpretasi dari pemeriksaan yg didapatkan?
5. Apa ada hubungan antara peningkatan TIO 2 tahun lalu dengan
buram sekarang?
6. Mata kiri riwayat operasi katarak, apakah sembuh sempurna? Apa
berhubungan dengan riwayat sekarang?
PRIOR KNOWLEDGE
1. Mata kanan berasap kekeruhan pada lensa, mata kiri jk melihat kecil distorsi
penglihatan
2. Curiga glaucoma tonometry : lihat TIO, saat baca mata buram, tetap buram setelah
dikoreksi
3. DD : mata tenang visus menurun perlahan (glaucoma, katarak, diabetic retinopati, HT
retinopati, AMD, kelainan refraksi, renitis pigmentosa), factor risiko : DM, HT, usia
4. VOD : mata kanan melihat 1 meter dalam 60 meter pada orang normal, pinhole tidak
ada kelainan refraski. VOS : mata melihat 6 meter dalam jarak 60 meter pada orang normal.
Pinhole kelainan refraksi.
5. (no 2)
6. Katarak; factor predisposisi dengan keluhan yg sekarang (curiga glukoma), dulu mata kanan
sekarang mata kiri berhubungan, kemungkinan terdapat ggg di daya akomodasi (otot
siliarisnya)
MIND MAP
Perlahan :
MATA -Glaukoma
-Katarak
-Retinopati DM dan HTN
-Age Macular Degeneration
-Retinitis Pigmentosa
DASAR KELAINAN MATA -Kelainan rektraksi
-Kelianan akomodasi
-Ambliopia Mendadak :
STRUKTUR MATA TENANG -Strabismus -Retinal detachment
ANATOMI & VISUS -Buta senja -Amoursis fugax
HISTOLOGI MENURUN -Vitreous hemorrhage
- CRAO & CRVO
-Papil edema
FISIOLOGI -CSCR
MENDADAK PERLAHAN
PENGLIHATAN -Neuritis optic
-Atropi optic
LEARNING ISSUE (LI)
Mahasiswa mampu menjelaskan (3M)
1. 3M anatomi mata
2. 3M histologi mata
3. 3M fisiologi penglihatan
4. 3M kelainan mata tenang visus menurun mendadak dan perlahan
5. KGD mata
6. Resep sesuai skenario
LO 1 – STRUKTUR ANATOMI MATA
Aparatus Lakrimatis
• (Proses)melalui
duktus ekskretorius
lakrimaris → sakus
konjungtiva →
melalui bagian depan
bola mata → sudut
tengah bola mata →
kanalis lakrimalis →
duktus nasolakrimaris
→ meatus nasalis
inferior
Iris dan Pupil
• Permukaan luar sklera
diliputi jaringan elastik
tipis, namanya episklera,
mengandung banyak
pembuluh darah yang
memberi nutrisi bagi
sklera.
• Sklera dipelihara oleh
syaraf siliaris.
Gambar Sclera
Gambar Lensa mata
Gambar Retina
Gambar Koroid
• Salah satu fungsi
koroid adalah
memberikan nutrisi
untuk retina serta
menyalurkan
pembuluh darah dan
saraf menuju badan
siliaris dan iris.
LO 2 – STRUKTUR HISTOLOGI MATA
Tunika Fibrosa
• Sklera
• Disusun o/ serat kolagen tipe1 dan serat elastin → disusun berselang seling →
memperthankan bentuk bola mata dan TIO
• Tidak terdapat PD
• Bagian dalam terdapat melanosit
• Sklera mengelilingi khoroid, terdapat suprachoroid lamina yang memiliki
sedikit kolagen, lebih banyak fibriblas, serat elastin, dan melanosit
• Epsklera → pembungkus yang memisahkan bola mata dari lemak, dan
menghubungkan bola mata ke sklera
• Kornea
• Paling depan, jernih
• Tdk ada PD
• Banyak serat saraf
• Lebih tipis dri sklera
• 5 lapisan :
• Epitel kornea
• Membran bowman
• Stroma
• Membran descement
• Endotel kornea
Tunika Vaskulosa
• Terdapat 3 bagian : • Koroid
• Koroid • Lapisan posterior dinding bola
• Korpus siliaris mata
• Iris • Disusun o/ jar. Ikat longgar, banyak
fibroblast, dan PD
• Ada pigmen melanosit → khoroid
berwarna hitam
• Mebran bruch → memisahkan
koroid dari retina
Tunika Vaskulosa
• Korpus siliaris
• Mengisi ruang antara ora serata dan iris
• Terdiri dari 3 otot polos untuk mengalirkan aquaeus humor dan mengurangi
tekanan di zonula dan membantu untuk memfokuskan benda benda
• Relaksasi dari ketiga otot ini akan meningkatkan tekanan zonula
• Iris
• Memutupi lensa kecuali aperture pupil
• Bagian anterior : tidak teratur, kasar, tidak dilapisi epitel, lapisan melanosit
dan fibroblast melapisi secara tidak lengkap
• Poterior : ditutupi oleh 2 lapis epitel retina
Lensa
• Struktur bikonveks, jernih dan sangat elastis, berfungsi untuk
memfokuskan cahaya agar jatuh di retina
• Kapsul lensa
• Disusun oleh kolagen tipe IV dan glikoprotein
• Epitel subkapsular
• Selapis sel epitel kuboid yg hanya terdapat pd permukaan anterior lensa dan lateral
lensa
• Serat lensa
• Sel yg sgt berdiferensiasi dan berasal dari sel – sel subkapsular
• Serat lensa akhirnya kehilangan inti serta organel lainnya dan menjadi sgt panjang,
berisikan sekelompok protein yg disebut Kristalin
Badan Vitreous
• Gel jernih dan kenyal yang mengisi rongga mata
• Disusun o/ : 90% air, elektrolit, serat kolagen, dan asam hialuronat
• Menempel pada ora serata
• Pinggir badan viterus terdapat hialosit sintesis asam hialuronat
dan kolagen
Retina
• Lapisan dalam bola mata, tdd 2 bagian:
• Bagian posterior fotosensitif
• Bagian anterior tdk fotosensitif, menyusun lapisan dalam badan siliar dan
bagian posterior iris
• Specialized Areas of the Retina fovea centralis, macula lutea, optic
disc
Retina
• Lapisan retina dari luar kedalam
• Epitel pigmen
• Lap. Batang dan kerucut
• Membran limitans luar
• Lapisan inti luar
• Lapisan pleksiform luar
• Lapisan inti dalam
• Lapisan pleksiform dalam
• Lapisan sel ganglion
• Lapisan serat nervus optikus
• Membran limitan dalam
LO 3 – FISIOLOGI PENGLIHATAN
FISIOLOGI
STRUKTUR FUNGSI
Sklera Lap jar ikat protektif; mbentuk bag putih mata yg tampak; di
bag anterior mbentuk kornea
Fisiologi Mata
Terdapat 2 rongga berisi cairan yang dipisahkan oleh lensa :
1. Rongga anterior (antara kornea & lensa), terdapat aqueous humor.
2. Rongga posterior ( antara lensa & retina), terdapat vitreous humor (u/
mempertahankan bentuk bola mata)
-Glaukoma
-Retinal detachment -Katarak
-Amoursis fugax -Retinopati DM dan HTN
-Vitreous hemorrhage -Age Macular Degeneration
- CRAO & CRVO -Retinitis Pigmentosa
-Papil edema -Kelainan rektraksi
-CSCR -Kelianan akomodasi
-Neuritis optic -Ambliopia
-Atropi optic -Strabismus
-Buta senja
Hipermetropia (4A)
• derajat hipermetropi:
• Ringan : +0,25 s/d +3,0 D
• Sedang : +3,25 s/d +6,0 D
• Berat : > +6 D
Miopia ringan (4A)
Diagnosis
• Tes tajam penglihatan, dilakukan pada masing-masing
mata yang ditutup secara bergantian (patch).
KLASIFIKASI
a. Ambliopia Fungsional: secara anatomis tidak didapatkan
kelainan pada masing-masing mata, tetapi didapati gangguan
penglihatan binokuler
b. Ambliopia Strabismik: disebabkan juling pada anak sebelum
penglihatan berkembang sempurna
c. Ambliopia Refraktif
- Ambliopia anisometropik : akibat perbedaan refraksi yang
besar pada kedua mata (>2,5 D)
- Ambliopia ametropik : akibat kelainan refraksi sangat besar
yang tidak dikoreksi
d. Ambliopia ex anopsia (sensorik): penglihatan terganggu saat
perkembangan penglihatan bayi (katarak kongenital, ptosis,
kekeruhan kornea sejak lahir)
e. Ambliopia Toksik/ Intoksikasi: karena tembakau, obat-obatan,
maupun minuman keras yang mengandung metil alkohol
f. Ambliopia histeria
Presbiopia (4A)
Definisi
• hilangnya akomodasi yg terjadi bersamaan dengan proses penuaan
pada semua orang
• Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan mata
• Presbiopi atau mata tua yang disebabkan karena daya akomodasi
lensa mata tidak bekerja dengan baik akibatnya lensa mata tidak
dapat menmfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat sehingga
mata tidak bisa melihat yang dekat.
Etiologi
• Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut
• Kelemahan otot-otot akomodasi
• Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat
kekakuan (sklerosis) lensa
Patfis
• Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya
refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara
elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.
Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras
(sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung.
Gejala
• Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus / kecil
• Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai
kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama
• Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan punggungnya karena
tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat mata makin menjauh)
• Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari
• Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca
• Terganggu secara emosional dan fisik
• Sulit membedakan warna
tatalaksana
• koreksi dengan lensa sferis
Usia Kekuatan Lensa Positif
(+) (tahun) yang dibutuhkan
40 +1.00 D
45 +1.50 D
50 +2.00 D
55 +2.50 D
60 +3.00 D
Glaukoma (3A)
GLAUKOMA
Keterangan
Definisi Suatu penyakit optic neuropati didapat, dengan peningkatan tekanan
intraokular “optic disc cupping” dan kehilangan lapang pandang
Bentuk •Glaukoma sudut sempit primer dan sekunder (dengan blokade pupil/
tanpa blokade pupil)
•Glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder
•Kelainan pertumbuhan, primer (kongenital,infatil, juvenil), sekunder
kelainan pertumbuhan lain pada mata
GLAUKOMA
Keterangan
Etiologi •Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar
•Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut
bilik mata atau di celah pupil (glaukoma hambatan pupil)
Tanda dan gejala Ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi
papil saraf optik, dan menciutnya lapang pandang
GLAUKOMA
Keterangan
Pemeriksaan •Ekskavasi glaukomatosa, penggaungan atau ceruk
papil saraf optik akibat glaukoma pada saraf optik
•Luas atau dalamnya ceruk ini pada glaukoma
kongenital dipakai sebagai indikator progresivitas
glaukoma
•TIO
•Pemeriksaan funduskopi (melihat optic disk dan optic
cup)
•Memeriksa lapang pandang
Epidemiologi Biasanya pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan
kongenital, atau penyulit mata lokal menahun
Klasifikasi •Lensa terdiri dari 3 macam, yaitu kapsul, korteks, dan nukleus
•Katarak dapat terbentuk di bagian manapun dari lensa
•Klasifikasi katarak dibagi berdasarkan morfologik, umur, stadium,
serta etiologi
Etiologi • Terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa atau akibat keduanya
• Bermacam – macam penyakit katarak :
glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa.
Katarak dapat berhubungan proses penyakit
intraokular lainnya
• Dapat disebabkan bahan toksik khusus (kimia dan
fisik)
• Keracunan beberapa obat katarak : eserin (0,25-
0,5%), kortikosteroid, ergot, dan
asetilkolinesterase topikal
• Kelainan sistemik/metabolik: DM, galaktosemi,
dan distrofi miotonik
Terapi non farmakologi Operasi : disisio lensa, ekstrasi liniar, ekstraksi dengan
aspirasi
Indikasi operasi : Bila refleks fundus tidak tampak dan
biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat
dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda bila
telah dapat dilakukan pembiusan
• Jenis kelamin.
• Miopia.
• Afakia.
• Trauma.
• Senile posterior vitreous detachment (PVD).
• Retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian perifer
Klasifikasi
• Ablasio Retina Regmatogenosa
• Ablasio Retina non Regmatogenosa
• Ablasio retina eksudatif
• Ablasio retina traksi
ss
• otopsia, munculnya kilatan
cahaya yang sangat terang di
lapang pandang.
Muncul bintik-bintik hitam yang
beterbangan di lapang pandang
(floaters)
Muncul tirai hitam di lapang
pandang
Tidak ditemukan adanya rasa
nyeri atau nyeri kepala
• Ophtamloscope: abu, retinal tears
Ablasio retina tipe regmatogenosa, arah panah menunjukkan horseshoe tear
• Operasi harus segera
• 2 factor penting
• Retinal breaks
• Vitreous traction
• Prognosis jelek bila macula lepas/detachment sudah lama
Oklusi pembuluh darah retina (2)
Neuritis optic (2)
https://www.epainassist.com/eye-pain/optic-neuritis-or-retrobulbar-neuritis-epidemiology-causes-signs-treatment-tests
Edema papil (2)
Keterangan
Definisi Pembengkakan diskus optikus disebabkan peningkatan TIK
dan kompresi nervus optikus setelahnya
Etiologi Infeksi intrakranial, tumor cerebral, hidrosefalus,
pseudotumor serebri, trauma serebral, meningitis,
ensefalitis, space occupying lesion, obstruksi sinus venosus,
hipertensi maligna, shunt AV, aterosklerosis, perdarahan sub
arakhnoid, keracunan salisilat, polisitemia
Tanda dan gejala Pembesaran bintik buta / perubahan penglihaan yg samar
menetap kehilangan penglihatan sementara dan
intermiten dapat terjadi pada satu/ kedua mata(amaurosis
fugax) ; nyeri kepala; mual muntah
Papil edema
Keterangan
Diagnosis Funduskopi :edema papil hilangnya cupping diskus
secara simetris dan bilaeral serta kekaburan batas
diskus; diskus hiperemik dengan pembuluh darah
retina berkelok, tidak ada pulsasi vena, diameter
pembuluh darah meningkat. Perdarahan flame dan
eksudat disekitarnya
Terapi non farmakologi Hilangkan penyebab TIK, intervensi untuk
menyelamatkan penglihatan fenestrasi selubung N.
Optikus dan shunting lumboperitoneal
Komplikasi Atrofi N. Optikus penglihatan terganggu permanen
LO 5 – RESEP SESUAI SKENARIO
dr. Siska
Jl. Taman
021-920xxx
40512xxx Jakarta, 1 Agustus 2018
• SARAN
• Saran yang diberikan adalah untuk melakukan pemeriksaan penunjang
lanjutan agar dapat diketahui diagnosis pastinya dan dapat ditentukan terapi
untuk selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
• Sobotta atlas anatomi manusia. Jilid 3. edisi 23
• Ilyas HS, yulianti SR.Ilmu penyakit mata. Edisi ke-5. 2014.FKUI
• Fisiologi manusia, sherwood
• Paul Riordan-Eva, John PW. Vaughan & Asbury general ophtalmology.
17th ed. USA: McGraw-Hill, 2008
• Kanski clinical opthalmology ed 8th