Anda di halaman 1dari 21

Wawancara

Psikiatrik dan
Pemeriksaan
Status Mental

Anastasia Ratnawati Biromo


Introduction
• Wawancara psikiatrik  bertujuan mendapatkan data
subjektif (autoanamnesis & alloanamnesis) mengenai
keluhan dan gejala psikiatrik serta data objektif
(pemeriksaan status mental) untuk membangun diagnosis
multiaksial dan merencanakan tatalaksana

• Komponennya:
• Verbal
• Observasi

• Terdiri dari 3 tahap


• Pembukaan
• Isi wawancara
• Penutup
Wawancara - Pembukaan
• Memperkenalkan diri

• Menanyakan identitas pasien:


• Nama
• Usia
• Pendidikan terakhir
• Pekerjaan saat ini
• Status pernikahan
• Hubungan pengantar dengan pasien

• Idealnya, pemeriksaan terhadap pasien dilakukan terpisah


dari pengantar  tujuan menghargai privasi pasien dan
memberikan ruang yang lebih bebas bagi pasien bercerita
Wawancara - Pembukaan
• Pada kondisi khusus dimana kehadiran pengantar dalam sesi
pemeriksaan terhadap pasien diperlukan (mis: pasien tidak
dapat berbicara bahasa Indonesia, pasien gaduh gelisah bila
ditinggal pengantar, atau atas permintaan pasien) 
pemeriksaan dilakukan dengan kehadiran pengantar setelah
mendapat consent dari pasien

• Warming-up  menciptakan rasa nyaman dan aman bagi


pasien maupun pemeriksa sendiri

• Memberikan jaminan keamanan kepada pasien bahwa data


yang disampaikan akan dianggap bersifat rahasia dan tidak
akan dibicarakan lagi di luar ruang pemeriksaan  sangat
penting dilakukan pada pasien paranoid
Wawancara - Pembukaan
• Pada pasien yang gaduh gelisah/ agresif/ hostile  jaga jarak
aman minimal 2 lengan, tunjukkan perilaku dan berbicara
dengan tenang dan tegas, nilai risiko keberbahayaan,
pastikan akses exit terjangkau apabila pasien mendadak
menyerang

• Apabila pasien menunjukkan resistensi untuk bercerita 


kemungkinan fase warming up belum cukup atau bagian dari
gejalanya  coba untuk diatasi

• Persiapkan pasien untuk masuk ke dalam wawancara


sesungguhnya (isi wawancara)
Wawancara - Isi
Autoanamnesis:

• Mulai dengan menanyakan keluhan utama yang membuat


pasien datang/ dibawa ke rumah sakit  klarifikasi dengan
alloanamnesis dari keluarga

• Eskplorasi
Psikotik ? keluhan & gejala
(subjektif)

Keluhan Utama • Observasi


perilaku, emosi,
Neurotik ? dan psikomotor
(objektif)
Wawancara - Isi
Autoanamnesis:

• Idealnya menggunakan pertanyaan terbuka.


“Apa yang membuat Anda datang berobat?”
“Coba ceritakan mengenai suara-suara yang Anda dengar"
• Namun pada beberapa pasien tertentu (mis: pasien bicara
melantur, kebingungan berat, manik, atau logore) dapat
digunakan pertanyaan tertutup

• Dengarkan secara aktif saat pasien menyampaikan keluhan


atau gejalanya  tangkap ‘keyword’ dan eksplorasi lebih
dalam
Wawancara - Isi
Autoanamnesis:

• Fokuskan wawancara untuk mencari dan eksplorasi


mendalam terhadap psikopatologi  membangun diagnosis

• Jangan lupa menanyakan mengenai:


☛ Riwayat penyakit medis  menegakkan/ menyingkirkan
F0 (gangguan mental dan perilaku akibat kondisi medis
umum)
☛ Riwayat penggunaan zat psikotropik  menegakkan/
menyingkirkan F1 (gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikotropik)
Wawancara - Isi
Autoanamnesis:

• Tanyakan juga mengenai:


☛ Riwayat gangguan jiwa sebelumnya Bila pasien tidak
☛ Riwayat pengobatan sebelumnya (bila ada) tahu, tanyakan
☛ Riwayat gangguan jiwa/ fisik dalam keluarga ke keluarga
yang mengantar
☛ Kebiasaan berinteraksi sosial (alloanamnesis)
Wawancara – Status mental
Pemeriksaan status mental

• Kesadaran: compos mentis/ tidak, aware/ tidak

• Atensi: pemusatan, pertahanan, pengalihan perhatian baik/


tidak

• Orientasi: orang, waktu, tempat. Apakah ada


depersonalisasi (merasa bahwa dirinya asing/ bukan
dirinya sendiri) atau derealisasi (merasa berada lingkungan
sekitarnya aneh/ sedang berada di tempat lain)

• Penampilan: sesuai usia/ tidak, perawatan diri baik/tidak,


penampilan sesuai/tidak dengan situasi
Wawancara – Status mental
Pemeriksaan status mental

• Pembicaraan:
☛ Spontan/ tidak
☛ Volume cukup/ tidak
☛ Intonasi baik/ monoton
☛ Artikulasi baik/ tidak
☛ Logore (bicara banyak dan sulit diinterupsi)/ tidak
☛ Menjawab sesuai pertanyaan/ tidak

• Sikap: kooperatif/ tidak kooperatif/ hostile

• Psikomotor: tenang/ hiperaktivitas psikomotor/ retardasi


psikomotor/ gelisah
Wawancara – Status mental
Pemeriksaan status mental

• Mood: eutim/ hipotim/ hipertim (elasi)/ cemas/ disforik/


iritabel/ aleksitimia (pasien tidak dapat mengenali emosinya)
☛ Mood harus ditanyakan kepada pasien dan dikonfirmasi
dengan observasi ekspresi emosi yang nampak pada
pasien

• Afek:
☛ Luas/ menyempit/ terbatas/ datar
☛ Sesuai/tidak sesuai
Wawancara – Status mental
Pemeriksaan status mental

• Proses pikir: koheren/ flight of ideas/ asosiasi longgar/


inkoheren/ sirkumstansial/ tangensial/ blocking/ neologisme/
word salad/ perseverasi/ verbigerasi

• Arus pikir: kontinuitas baik/tidak

• Isi pikir:
☛ Ide cukup/ miskin ide/ banyak ide
☛ Ide atau waham bizzare/ sistematik/ nihilistik/ somatik/
paranoid/ kendali/ erotomania/ rujukan
☛ Thought withdrawal/ thought insertion/ thoughts broadcasting
☛ Ide atau waham sejalan dengan mood/ tidak
Wawancara – Status mental
Pemeriksaan status mental

• Persepsi:
☛ Halusinasi  dapat terjadi pada 5 indera
☛ Auditorik: commenting/ commanding/ discussing
☛ Visual
☛ Olfaktorik
☛ Gustatorik
☛ Taktil
☛ Ilusi
☛ Auditorik
☛ Visual
☛ Olfaktorik/ gustatorik/ taktil
Wawancara – Status mental
Pemeriksaan status mental

• Tilikan: kemampuan pasien untuk memahami penyakitnya,


penyebab, dan mengupayakan kesembuhan
☛ Derajat 1: tidak merasa dirinya sakit
☛ Derajat 2: ambivalen, kadang merasa dirinya sakit, kadang tidak
☛ Derajat 3: mengetahui bahwa dirinya sakit, namun
menyalahkan faktor luar sebagai penyebab sakitnya
☛ Derajat 4: mengetahui bahwa dirinya sakit dan butuh
pertolongan namun tidak memahami penyebab
☛ Derajat 5: mengetahui dirinya sakit, memahami penyebab,
namun belum dapat mengaplikasikan upaya penyembuhan
☛ Derajat 6: mengetahui dirinya sakit, memahami penyebab,
dapat mengaplikasikan upaya penyembuhan untuk menjadi
lebih baik
Wawancara – Isi
Alloanamnesis

• Tujuan: mengklarifikasi data yang didapat dari pasien dan


mengumpulkan data yang kurang untuk membangun
diagnosis multiaksial

• Point yang ditanyakan:


☛ Masalah perilaku & emosi pasien
☛ Riwayat tumbuh kembang psikologis dan fisik pasien
☛ Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
☛ Struktur keluarga
☛ Riwayat pendidikan, pekerjaan, perkawinan pasien
☛ Cara pasien berinteraksi sosial
Wawancara – Penutup
• Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, pemeriksa
menyiapkan pasien untuk menutup wawancara

• Pada tahap wawancara terakhir ini, pemeriksa:


☛ Memberikan kesimpulan pemeriksaan
☛ Merancang rencana tatalaksana atau rujukan
☛ Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
apabila ada hal yang belum dimengerti
Diagnosis Multiaksial
• Data yang didapatkan dari wawancara digunakan untuk
membangun diagnosis multiaksial menurut PPDGJ III

• Diagnosis multiaksial:
☛ Aksis 1: Gangguan psikiatrik klinis saat ini

☛ Aksis 2: Ciri/ gangguan kepribadian, disabilitas intelektual

☛ Aksis 3: Penyakit medis

☛ Aksis 4: Stress psikososial yang berkontribusi terhadap aksis I-III

☛ Aksis 5: Tingkat fungsi saat ini (GAF current) dan tingkat fungsi
tertinggi satu tahun lalu (GAF HLPY)
GAF score
GAF score
Thank you . . .

Anda mungkin juga menyukai