Clinical Neurology-Lange
Adams and Victor’s Principles of Neurology
TENSION TYPE HEADACHE (TTH) 4A
DEFINISI PATOFISIOLOGI
• Gangguan kronik yg sering terjadi diatas usia 20 tahun, dan lebih • Nyeri kepala TTH muncul lebih sering saat pasien terlalu lama
sering terjadi pada perempuan dalam posisi kepala ditekuk ke bawah (membaca dan menulis) →
KLASIFIKASI otot belakang leher akan tegang
1. Episodik infrequent • Pasien yg sering tidur dengan bantal terlalu tinggi → otot leher
• Berhubungan dan tidak berhubungan dengan nyeri tekan akan tertekan lebih kuat
perikranial • Kontraksi otot terus menerus → turunnya perfusi darah →
2. Episodik frequent lepasnya substnasi pemicu nyeri (laktat, asam piruvat, dll)
• Berhubungan dan tidak berhubungan dengan nyeri tekan • Substansi tsb menstimulasi saraf yg kemudian akan menghasilkan
perikranial sensasi nyeri pada otot dan ligament yg dipersarafi
3. Kronik • Nyeri tsb akan bersifat tumpul
• Berhubungan dan tidak berhubungan dengan nyeri tekan • Nyeri muncul pd otot leher belakang di daerah oksipital, nyeri juga
perikranial menjalar melewati sisi kiri dan kanan kepala / melewati sisi
4. Probable tension-type headache retroorbita
• Episodik Infrequent • Pada otot dan ligament yg tidak terlalu banyak mendapat
• Episodik Frequnet persarafan → sensasi pegal
• Kronik
• Nyeri kepala
• Stimulus nyeri kepala disampaikan oleh cabang nosiseptif oftalmikus N. Trigeminus
menginervasi seluruh struktur intrakranial substansi P dan calcitonin gene
related peptide (CGRP) dilepaskan inflamasi neurogenik sensasi nyeri kepala
• Gejala otonom
• Indikasi adanya aktivasi saraf parasimpatis cabang neuron nukleus salivatorius
superior yg memiliki hub fungsional dgn nervus trigeminus mmanjang sejajar
nervus fasialis, bersinaps di ganglion pterigopalatina (berfungsi sebagai vasomotor
dan sekremotor PD serebral, kelenjar lkrimal, dan mukosa hidung)
• Perubahan vaskular yg menginduksi daraf simpatis sindrom Hornesr ( ptosis,
miosis, injeksi konjungtiva)
• Periode serangan periodik
• Disfungsi hipotalamus dibuktikan denga abnormalitas kadar hormon hipofisis
TATALAKSANA
Terapi medikamentosa :
• Karbamazepin 100-600 mg/hari
• Pregabalin 150-300mg/hari
• Gabapentin 1200-3600 mg/hari
• Baklofen 60-80 mg/hari
• Fenitoin 200-400 mg/hari
• Lamotrigin 100-400 mg/hari
• Topiramat 150-300 mg/hari
• Okskarbazepin 300-2400 mg/hari
Terapi nonmedikamentosa
• Tatalaksana pembedahan diindikasikan pada nyeri yg sulit dikontrol
walaupun sudah diberikan terapi medikamentosa, atau nyeri
simptomatik akibat penekanan o/ arteri atau tumor
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
4A TERAPI NON-MEDIKAMENTOSA
• Manuver epley, dilakukan u/ mengembalikan otokonia dari
• Vertigo merupakan bagian dari gangguan keseimbangan bersama dengan kanalis semisirkularis posterior kembali ke utrikulus u/
presinkop dan disekuilibrium
kemudian akan diresopsi kembali. Setiap posisi di
PATOFSIOLOGI
• BPPV terjadi saat otokonia, suatu kalsium karbonat yang terbentuj di macula pertahankan slm minimal 30 detik
utrikulus, terlepas dan masuk ke dalam kanalis semisirkularis. 1. Manuver Dix-Hallpine
• Hal ini menyebabkan sensasi berputar ketika terjadi perubahan posisi kepala 2. Bila positif, pertahankan 30 detik
• Lokasi tersering ialah pada kanalis semisirkularis posterior, yaitu kanal yg 3. Putar kepala 90 derajat ke arah berlawanan, pertahankan
paling dipengaruhi o/ perbedaan gravitasi 30 detik
4. Putar kepala 90 derat ke arah bawah (wajah menghadap
TANDA DAN GEJALA KLINIS
lantai) pertahankan 30 detik
• Gejala utama meliputi pusing berputar berdurasi singkat, intensitas berat dan
disertai mual dan muntah 5. Pasien kembali ke posisi duduk
• Keluhan sering terjadi pd pagi hari, dipicu i/ perubahan posisi kepala relative • Manuver semont, dapat dikerjakan pada pasien yg lehernya
terhadap gravitasi sulit diekstensikan :
• Respon positif pada maneuver Dix-Hallpike merupakan standar penegakan 1. Pasien duduk di tepi tempat tidur
diagnosis klinis BPPV dengan cara : 2. Memutar kepala pasien sebanyak 45 derajat ke sisi telinga
1. Pasien diminta duduk di atas tempat tidur yg sehat
2. Kepala dirotasikan 45° ke satu sisi
3. Tubuh pasien diputar 90derajat ke sisi telinga yg sakit, tetap
3. Secara cepat baringkan pasien dengan kepala menggantung pd tepi tempat
tidur dengan sudut 20° dibawah garis horizontal berbaring selama 1 menit
4. Perhatikan adanya nistagmus 4. Secara cepat diikuti posisi tubuh 180 derajat ke sisi telinga
yg sehat, dan tetap berbaring selama 1 menit
Buku ajar neurologi UI
Giant cell arteritis 1
• Giant cell arteritis/temporal arteritis adalah vasculitis sistemik pada • Keterlibatan arteri oftalmik dapat menyebabkan hilangnya
arteri berukurang sedang atau besar, terutama cabang dari arteri penglihatan mendadak
karotis eksterna • Diagnosis dibuat dengan biopsy dari arteri temporal yang
• Ditandai o/ peradangan granulomatosa subakut (terdiri dari limfosit, mengalami vasculitis,
neutrofil, dan giant cells) • Terapi awal :
• Peradangan pada dinding arteri yang sensitive terhadap nyeri - Prednison 60-100mg/hari PO, tapering off setelah 1-2 bulan
menyebabkan nyeri kepala, dan stenosis arteri menyebabkan iskemia tergantung respon klinis
• Sering terjadi pada kaukasia, pada wanita lebih sering 2x daripada - Pengobatan alternative : metilprednison IV (500- 1.000 mg setiap
pria, jarang terjadi sebelum 60 tahun 12 jam selama 2 hari), kemudian diganti prednisone
• Sering disertai dengan malaise, myalgia, penurunan BB, arthralgia,
dan demam
• Gejala yg paling umum : sakit kepala baru, yg tidak spesifik, dapat
bersifat unilateral / bilateral
• Bersifat local di kulit kepala, terutama di atas arteri temporal
• Tenderness pada kulit kepala mungkin terlihat ketika berbaring diatas
bantal
• Nyeri dan kaku pada rahang selama mengunyah (kaludikasio rahang),
disebabkan o/ iskemia arteri
• Keterlibatan ocular dapat menyebabkan pengaburan visual
sementara pada satu atau kedua mata