Anda di halaman 1dari 30

CEPHALGIA

Nama : Putu Novi Suardiyanti


NIM : 1461050187

KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
1 Oktober - 3 November 2018
DEFINISI
 Nyeri kepala adalah sensasi tidak nyaman yang dirasakan di daerah
kepala akibat segala hal yang merusak atau berpotensi
mengakibatkan kerusakan struktural.

 Areanya mencakup intrakranial dan ekstrakranial (termasuk wajah).

 Nyeri kepala sebenarnya merupakan alarm untuk melindungi bagian


kepala yang terdiri dari organ vital seperti otak dan panca indera.
Nyeri kepala primer Nyeri kepala sekunder
1. Migren 1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan
2. Tension-type headache trauma leher/kepala

3. Cluster headache 2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan

4. Trigeminal autonomic kelainan vaskular kranial atau servikal

cephalgia 3. Nyeri kepala yang berkaitan dengan


nonvaskular intrakranial
4. Nyeri kepala yang berkaitan dengan
infeksi
5. Nyeri kepala yang berkaitan dengan
kelainan hemostasis
6. Nyeri kepala yang berkaitan dengan
kelainan kranium, atau struktur fasial
7. Nyeri kepala yang berkaitan dengan
kelainan psikiatri
NYERI KEPALA PRIMER
MIGREN
 Migren merupakan nyeri kepala yang paling
mengganggu, hingga mempengaruhi sosio-ekonomi
dan kehidupan pribadi penderitanya.
KLASIFIKASI

Migren tanpa aura Migren dengan aura

Migren retinal
PATOFISIOLOGI
 Teori vaskular

Rebound
vasodilatasi
Vasokonstriksi yang
Iskemia jaringan Nyeri kepala
intrakranial mengaktifkan
saraf nosiseptif
perivaskular
 Teori neovaskular
Pada teori ini migren awalnya merupakan proses
neurogenik yang kemudian diikuti dengan perubahan
perfusi serebral. Orang dengan migren memiliki saraf
yang gampang dieksitasi pada korteks serebral,
terutama oksipital.
TEORI CORTICAL SPREADING DEPRESSION
 CSD merupakan gelombang eksitasi neuronal pada substansia grisea yang
menyebar dari satu sisi ke sisi lain otak dengan kecepatan 2- 6 mm/menit.

 Depolarisasi seluler ini menyebabkan fenomena korteks primer/aura yang


selanjutnya akan menstimulasi aktivasi neuron nosiseptif pada pembuluh
darah dura yang kemudian mengaktivasi saraf trigeminus dan pada akhirnya
akan merangsang timbulnya nyeri kepala.

 Aktivasi neuron nosiseptif dilakukan melalui pelepasan berbagai protein


plasma dan substansi yang menstimulus inflamasi (Calsitonin gene – related
peptide, substansi P, peptida intestinal vasoaktif, dan neurokinin A).

 Selama penjalaran nyeri dari trigeminovaskular ke korteks sensorik, terjadi


sinaps di nukleus salivatorius superior daerah batang otak, sehingga
memicu gejala mual dan muntah.
GEJALA DAN TANDA KLINIS
Prodromal Aura Nyeri kepala Postdromal

•Dapat •Gejala disfungsi •Berdenyut, •Perubahan


berlangsung serebral fokal unilateral nafsu makan,
selama yang dapat (terutama gejala otonom,
beberapa jam membaik dalam daerah fronto- perubahan
hingga hari waktu <60 temporal) mood, agitasi,
•Perubahan menit •Durasi bisa retardasi
mental, mood, •Gangguan beberapa jam psikomotor
leher kaku, visual hingga hari
fatigue, food homonim, •Nyeri progresif
craving, sering parestesia dan memberat
berkemih unilateral, saat malam
kesemutan, hari, dapat
kelelahan diikuti gejala
•Fotofobia atau penyerta (mual,
fotopsia muntah)
DIAGNOSIS MIGREN TANPA AURA
 Nyeri kepala minimal  Terdapat salah satu
selama 4-72 jam gejala penyerta:
 Nyeri kepala memiliki  Mual dan/atau muntah
minimal dua diantara  Fotofobia dan fonofobia
karakteristik berikut:  Nyeri kepala tidak
 Unilateral berkaitan dengan
 Kualitas berdenyut penyakit lain (nyeri
 Intensitas nyeri sedang kepala sekunder)
sampai berat
 Diperberat dengan
aktivitas fisik
DIAGNOSTIK MIGREN DENGAN AURA
 Sekurang kurangnya telah
 Serangan nyeri kepala terjadi 2 serangan nyeri
berulang yang didahului kepala yang memenuhi
migren tanpa aura
dengan gejala neurologis
fokal (aura) yang reversibel  Terdapat aura tipikal yang
dapat berupa aura visual
secara bertahap dalam dan/atau sensoris dan/atau
gangguan berbahasa
waktu 5-20 menit dan
kurang dari 60 menit  Nyeri kepala tidak berkaitan
dengan penyakit lain
DIAGNOSTIK MIGREN RETINAL

 Sekurang-kurangnya terdiri dari 2 kriteria dibawah ini:


 Scotoma monocular yang bersifat reversibel tidak lebih dari
60 menit, dan dibuktikan dengan pemeriksaan selama
serangan atau penderita menggambarkan gangguan
lapangan penglihatan monokular selama serangan
tersebut.
 Nyeri kepala yang mengikuti gangguan visual dengan
interval bebas nyeri tidak lebih dari 60 menit, tetapi
kadang-kadang lebih dari 60 menit.
 Pemeriksaan oftalmologik normal di luar serangan.
 Emboli dapat disingkirkan dengan pemeriksaan angiografi,
CT scan, pemeriksaan jantung dan darah.
TATALAKSANA

 Terapi abortif, merupakan terapi yang dibutuhkan saat


keadaan akut dan berfungsi untuk menghentikan progresi
nyeri.

 Pemilihan obat didasarkan pada durasi dan intensitas nyeri,


gejala penyerta, derajat disabilitas, respons terhadap
pengobatan, dan penyakit komorbid.

Terapi Terapi
abortif abortif
nonspesifik spesifik
 Terapi abortif nonspesifik, diperuntukkan bagi pasien
dengan serangan migren ringan sampai sedang atau
serangan berat yang berespon baik terhadap obat yang
sama.

- Paracetamol 500-1000mg tiap 6-8 - Ketorolak 60mg IM per 15-30 menit


jam - Butorfanol spray 1 mg dalam
- Iburofen 400-800mg tiap 6 jam sediaan nostril yang dapat diberikan
- Natrium naproksen 275-550mg tiap berulang tiap 1 jam
2-6 jam - Proklorperazin 25mg oral atau
- Kalium diklofenak 50-100mg/hari supositoria
dosis tunggal - steroid
- Metoklopramid 10mg IV atau oral 20-
30 menit sebelum atau bersamaan
dengan pemberian analgetik, OAINS,
atau derivat ergotamin
 Terapi abortif spesifik, berhasil jika:
 Pasien bebas nyeri setelah 2 jam pengobatan
 Terdapat perbaikan nyeri sesudah 2 jam
 Efikasi pengobatan konsisten pada 2-3 kali serangan
 Tidak ada nyeri kepala rekuren atau tidak ada pemakaian
obat kembali dalam 24 jam sesudah pengobatan terakhir
berhasil
- Golongan triptans, seperti sumatriptan 6mg subkutan atau sumatriptan
50-100mg per oral
- Derivat ergot, seperti ergotamin 1-2 mg
 Terapi nonmedikamentosa, pasien harus menghindari
faktor pencetus
 Pola tidur

 Makanan/minuman

 Stress

 Cahaya terang/kelap-kelip

 Tempat tinggi
TENSION-TYPE HEADACHE

Kontraksi otot terus


menerus (terlalu lama Perfusi darah
menekuk kepala ke menurun
bawah)

Menstimulasi saraf, Lepasnya substansi


menghasilkan pemicu nyeri (laktat,
sensasi nyeri asam piruvat, dll)
GEJALA KLINIS

 Nyeri kepala bilateral

 Terasa menekan atau mengikat, tidak berdenyut

 Intensitas nyeri ringan sampai sedang

 Rasa tegang disekitar leher dan kepala belakang

 Jarang ditemukan adanya keluhan mual, muntah


KRITERIA DIAGNOSIS TIPE JARANG (INFREQUENT)

 Sekurang-kurangnya
terdapat 10 episode
 Tidak didapatkan
serangan dengan rata-rata keluhan atau gejala:
<1 hari/bulan dan  Mual, muntah
memenuhi kriteria lain
 Fotofobia
 Nyeri kepala berlangsung
30 menit-7 hari  Tidak berkaitan dengan
 Gejala khas kelainan lain pada
 Bilateral
kepala atau organ tubuh
 Terasa
lainnya
menekan/mengikat
 Intensitas ringan sampai
sedang
KRITERIA DIAGNOSIS TIPE KRONIK
 Kriteria:  Nyeri kepala berlangsung
 Berlangsung beberapa >15 hari/bulan dan
jam atau terus menerus berlangsung>3 bulan
 Karakteristik
 Tidak didapatkan
 Bilateral
 Fotofobia, fonofobia,
 Menekan/mengikat
mual, muntah
 Intensitas ringan
sampai sedang  Tidak berkaitan dengan
 Tidak memberat kelainan lain pada
dengan aktivitas kepala
TATALAKSANA

 Modifikasi gaya hidup  Terapi medikamentosa,


diberikan pada serangan
 Edukasi manajemen stress akut:
 Analgesik
 TTH akut umumnya
 Kombinasi
membaik sendiri  325mg aspirin+40 mg

 Tatalaksana kafein
 Ibuprofen
nonfarmakologi: relaksasi, 400mg+kafein
cognitive-behavioral therapy,  Aspirin/asetaminofen
500-1000mg+kafein
pemijatan
NYERI KEPALA TIPE KLASTER

 Nyeri kepala hebat yang disertai gejala otonom, ditempat


yang spesifik (orbita, supraorbita, temporal, dll)

 Nyeri berlangsung periodik 15-180 menit dengan


frekuensi 1-8x perhari

 Gejala otonom: injeksi konjungtiva, lakrimasi, kongesti


nasal, miosis, berkeringat

 Bersifat ipsilateral
KRITERIA DIAGNOSTIK CLUSTER HEADACHE

 Minimal 5 serangan  Nyeri kepala disertai


 Injeksi konjungtiva dan
 Nyeri hebat atau sangat atau lakrimasi ipsilateral
hebat, berlangsung 15-180  Kongesti nasal dan atau
rhinorrhoea ipsilateral
menit bila tidak diobati
 Edema palpebra
 Serangan tersebut memiliki ipsilateral
 Dahi dan wajah
frekuensi: 1 kali setiap 2
berkeringat ipsilateral
hari sampai 8 kali per hari  Miosis atau ptosis
ipsilateral
 Tidak berkaitan dengan
 Perasaan gelisah/agitasi
gangguan lain
TATALAKSANA

 Inhalasi oksigen 7 lpm 15 menit dengan sungkup

 Dihidroergotamin 0,5-1,5 mg IV

 Sumatriptan 6 mg (SC)

 Anestesi lokal: lidokain 4% 1 ml


NEURALGIA TRIGEMINAL
 Nyeri kepala yang diakibatkan lesi di sepanjang cabang nervus
trigeminus

 Gejala klinik:

 Serangan nyeri pada wajah unilateral yang bersifat episodik,


spontan, menusuk, seperti tersengat listrik

 Biasanya memiliki titik picu daerah wajah yang dipersarafi


nervus trigeminus

 Akan ada periode bebas nyeri


KRITERIA DIAGNOSTIK
 Serangan nyeri paroksismal  Jenis serangan stereotipik
beberapa detik hingga 2
menit yang melibatkan 1 pada tiap individu
atau 2 cabang lebih
n.trigeminal  Tidak ada defisit
 Kriteria: neurologis
 Kuat, tajam, superfisial,
atau rasa tertikam  Tidak berkaitan dengan
 Dicetuskan dari satu titik
gangguan organ lain
pada zona nyeri atau
oleh satu faktor
pencetus
TATALAKSANA

 Karbamazepin 100-600mg/hari
 Pregabalin 150-300mg/hari
 Gabapentin 1200-4600mg/hari
 Baklofen 60-80mg/hari
 Fenitoin 200-400mg/hari
 Topiramat 150-300mg/hari
 Okskarbazepin 300-2400mg/hari
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai