SAKIT KEPALA
KELOMPOK 3
KETUA :
SEKRETARIS :
ANGGOTA :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAH KHAIRUN TERNATE
2019
KASUS
SKENARIO :
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala
berdenyut sejak 1 minggu yang lalu hilang timbul. Keluhan juga disertai dengan mual, muntah.
Demam (-), riwayat trauma (-)2
1.KLARIFIKASI KATA SULIT
SKENARIO?
KELUHAN UTAMA ?
SKENARIO?
2. JELASKAN DEFINISI SERTA PATOFISIOLOGI DARI SAKIT KEPALA?
- Definisi dari sakit kepala
Sakit kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah kepala
dengan batas bawah dari dagu sampai kedaerah belakang kepala ( daerah oksipital dan
sebahagian daerah tengkuk)
1. Traksi atau pergeseran struktur bangunan peka nyeri karena suatu desakan, misalnya
massa neoplasma dan odema perifokal.
2. Inflamasi pada dan di sekitar bangunan peka nyeri. Terjadi pelepasan substansi dari
neuron di sekitar daerah injury. Makrofag melepaskan sitokin (interleukin-1, IL-6,
TNF-g, NGF). Neuron yang rusak melepaskan ATP dan proton. Sel mast melepaskan
histamin, prostaglandin, serotonin, ekspresi enzim cyclooxigenase yang merangsang
prostaglandin. Terjadi pelepasan reseptor vanilloid-1, neurokinin A, substansi P,
calcitonin gene related peptide (CGRP). Semua substansi ini akan merangsang
nosiseptor sehingga terjadi proses sensitisasi sentral, lalu timbullah persepsi nyeri
kepala.
3. Oedema serebri dan obstruksi aliran cairan serebrospinal (CSS) yang menyebabkan
peningkatan tekanan intrakranial (TIK).
KELUHAN UTAMA ?
- EPIDEMIOLOGI
Nyeri kepala merupakan masalah umum yang sering dijumpai dalam praktek sehari-
hari. Penelitian yang dilakukan di Surabaya (2004) menunjukkan bahwa di antara 6488
pasien baru, 1227 (18,9%) datang karena keluhan nyeri kepala; 180 di antaranya
didapatkan 273 (17,4%) pasien baru dengan nyeri kepala di antara 1298 pasien baru
yang berkunjung selama Januari sd. Mei 1986. Di Amerika Serikat, dalam satu tahun
lebih dari 70% pen- duduknya (pernah) mengalami nyeri kepala. Nyeri kepala tipe
tegang (NKT) atau tension tipe headache (TTH) merupakan jenis nyeri kepala primer
terbanyak dengan life time prevalence pada populasi bervariasi dengan range 30-78%.
Berdasarkan laporan population base study dari Schwartz dkk yang dilakukan terhadap
13,345 populasi di Baltimore USA tahun 1998 didapati angka prevalesi TTH yang
episodic menurut criteria IHS adalah 38,3%, lebih banyak pada wanita (46,9%)
disbandingkan dengan pria (42,3%), dengan kategori umur terbanyak antara 30-39.
Sedangkan prevalensi TTH yang khronik adalah 2,2%. Untuk nyeri kepala migren
diperkirakan 9% laki-laki, 16% wanita, dan 3-4% anakanak menderita migren. Dua
perseratus dari kunjungan baru di unit rawat jalan penyakit saraf menderita nyeri kepala
migren. Migren dapat mengenai mulai dari anak-anak sampai dewasa, akan tetapi
jarang setelah umur 40 tahun. Nyeri kepala klaster merupakan nyeri kepala lebih sering
ditemukan pada laki-laki dari pada wanita dengan perbandingan 5:1, biasanya timbul
pada umur 20-40 tahun dan akan berkurang pada umur 60-65 tahun. Insidens arteritis
33/100.000 pada umur 69-70 tahun dan 843/100.000 pada umur 80 tahun lebih.
Arteritis temporalis hampir selalu terjadi pada penderita umur lebih dari 50 tahun, 15
yang membantu membedakannya dari migren, lebih sering terjadi pada wanita dari
pada pria
Klasifikasi Nyeri Kepala Edisi ke 2 dari International Headache Society (IHS), tahun
2004, diringkas sbb :
1. Migren
2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler cranial atau servikal
7. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler yang berkaitan dengan kelainan cranium,er,
III. Neuralgia Kranial, Sentral atau Nyeri Fasial Primer dan Nyeri Kepala lainnya
Pada saat terjadi peningkatan tekanan intrakranial karena adanya edema akibat cedera
kepala, selanjutnya akan merangsang reseptor TIK. Ketika reseptor TIK terangsang akan
Selanjutnya nervus vagus akan menyebabkan kontraksi duodenum dan antrum lambung
dan terjadi peningkatan tekanan intraabdomen, selain itu nervus vagus juga membuat
Anamnesis
Lamanya menderita sakit kepala. Bersifat akut, subakut dan kronik
Frekuensi nyeri kepala
Durasi nyeri kepala
Lokasinya (bilateral atau unilateral)
Sifat nyeri. Apakah berdenyut, konstan atau seperti tertusuk-tusuk
Intensitas nyeri kepala mulai dari ringan, sedang sampai berat
Waktu timbulnya nyeri kepala
Apa saja faktor yang memperberat dan yang meringankan nyeri kepala
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan fisis:
1. Pemeriksaan tanda vital
Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan
2. a.Inspeksi
Dengan menggunakan metode visual analog scale, pasien dapat dilihat apakah menderita
sakit yang ringan, sedang, dan berat.
b. Palpasi
Dengan melakukan palpasi ,dapat diketahui sifat sakit kepala apakah berdenyut atau
tidak. Misalnya pada Migren berciri kan sakit kepala berdenyut dan Tension Headache
tidak berdenyut.
c. Perkusi
Tidak diperlukan.
d. Auskultasi
Tidak diperlukan.
Pemeriksaaan rangsang menings
1. Kaku kuduk
Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang
berbaring.Kemudian kepala ditekukkan (fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai
dada.Selama ini diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan
tahanan dan dagu tidak mencapai dada.Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat.
Pada kaku kuduk yang berat ,kepala tidak dapat ditekuk, malah sering kepala terkedik
ke belakang. Pada keadaan yang ringan, kaku kuduk dinilai dari tahanan yang dialami
waktu penekanan.
2. Tanda kernig
Pada pemeriksaan ini, penderita yang sedang berbaring difleksikan pahanya pada
persendian panggul sampai membuat sudut 90 derajat.Setelah itu tungkai bawah
diekstensikan pada persendiaan lutut.Biasanya kita dapat melakukan ekstensi ini
sampaisudut 135 derajat, antara tungkai bawah dan tungkai atas . Bila terdapat tahanan
dan rasa nyeri sebelum tercapai sudut ini, maka dikatakan bahwa tanda kernig positif.
3. Tanda Brudzinski I
Untuk memeriksa tanda ini dilakukan hal berikut: dengan tangan yang ditempatkan di
bawah kepala pasien yang sedang berbaring, kita tekukan kepala sejauh mungkin
sampai dagu mencapai dada. Bila tanda brudzinski positif ,maka tindakan ini
mengakibatkan fleksi kedua tungkai.
4. Tanda brudzinski II
Pada pasien yang sedang berbaring, satu tungkai diflesikan pada persendiaan panggul,
sedang tungkai yang satu lagi berada dalam keadaaan ekstensi (lurus). Bila tungkai
yang satu ini ikut pula terfleksi , maka tanda brudzinski positif.
Pemeiksaan penunjang
Laboratorium
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan hematologi, biokimia, dan imunologi dapat membantu menjawab
pertanyaan klinis spesifik, akan tetapi tidak untuk screaning semua pasien. Beberapa
pemeriksaan penunjang sebaiknya diperiksa walaupun kecurigaan rendah, misalnya
laju endap darah( LED ), fungsi tiroid, dan glukosa darah, karena banyak abnormalitas
yang penting dan sering terjadi. Dalam hal lain, pemeriksaan darah tertentu dapat
memastikan diagnosis spesifik, misalnya adanya antibody yang sesuai dengan penyakit
autoimun.
2. Cairan cerebrospinal
Tekanan dan kandungan cairan serebrospinal normal di rangkum dalam tabel berikut :
Tekanan 80 – 180 mm CSS
Leukosit < 5 / microliter
Protein 0,1 – 0,4 g/L
Glukosa ≥50% nilai serum ( biasanya 2,8 – 4,7
mM )
Ritme EEGnormal
Ritme Frekuensi Karakteristik
(Hz)
Alfa 8-13 Simetris, terdapat saat mata menutup, menghilang jika
matadibuka
Teta 4-8 Terlihat pada anak – anak dan remaja , pre dominan di
frontal dan temporal
Delta <4 Terlihat pada anak – anak dan remaja , pre dominan di
frontal dan temporal
Manifestasi klinis
Karakteristik Migrain Tanpa Aura :
E. Tidak ada yang lebih sesuai dengan diagnosis lain dari ICHD-3 dan transient ischemic
attack harus diekslusi.
Apabila dengan Aura, paling sedikit terdapat dua dari karakteristik dibawah ini:
Sekurangnya satu gejala aura menyebar secara bertahap ≥5 menit, dan/atau dua atau lebih
gejala terjadi secara berurutan. Masing-masing gejala aura berlangsung antara 5-60 menit
Setidaknya satu gejala aura unilateral
Aura disertai dengan, atau diikuti oleh gejala nyeri kepala dalam waktu 60 menit.
Diagnosis
Anamnesis
a) Nyeri sedang sampai berat, kebanyakan penderita migren merasakan nyeri hanya pada satu
sisi kepala, hanya sedikit yang merasakan nyeri pada kedua sisi kepala.
b) Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk.
d) Saat serangan nyeri kepala penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
Sekurangnya satu gejala aura menyebar secara bertahap ≥5 menit, dan/atau dua atau lebih
gejala terjadi secara berurutan. Masing-masing gejala aura berlangsung antara 5-60 menit
Setidaknya satu gejala aura unilateral
Aura disertai dengan, atau diikuti oleh gejala nyeri kepala dalam waktu 60 menit. Faktor
Pencetus
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan
neurologis normal. Temuan-temuan yang abnormal menunjukkan sebab-sebab sekunder,
yang memerlukan pendekatan diagnostik dan terapi yang berbeda
Pemeriksaan Penunjang
a. Darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas indikasi, untuk menyingkirkan
penyebab sekunder)
• Sakit kepala yang pertama atau yang terparah seumur hidup penderita.
• Perubahan pada frekuensi keparahan atau gambaran klinis pada migren.
• Pemeriksaan neurologis yang abnormal.
• Sakit kepala yang progresif atau persisten.
• Gejala-gejala neurologis yang tidak memenuhi kriteria migren
Tanpa aura atau hal-hal lain yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
b. Abortif spesifik : triptan, dihidroergotamin, ergotamin, diberikan jika analgetik atau OAINS
tidak ada respon.
c. Parasetamol 500 -1000 mg per 6-8 jam untuk terapi migrain akut ringan sampa sedang
• Antimuntah
a. Antimuntah oral atau per rektal dapat digunakan untuk mengurangi gejala mual dan
muntah dan meningkatkan pengosongan lambung
• Triptan
a. Triptan oral dapat digunakan pada semua migran berat jika serangan sebelumnya belum
dapat dikendalikan dengan analgesik sederhana
• Ergotamin
• Prinsip umum :
a. Obat harus dititrasi perlahan sampai dosis efektif atau maksimum untuk meminimalkan
efek samping.
b. Obat harus diberikan 6 sampai 8 minggu mengikuti dosis titrasi.
c. Pilihan obat harus sesuai profil efek samping dan kondisi komorbid pasien.
d. Setelah 6-12 bulan profilaksi efektif, obat dihentikan secara bertahap.
• Beta bloker
• Antidepresi
Non farmakologi
Beberapa teknik terapi komplementer dan alternatif memberikan perbaikan nyeri dan telah
dibuktikan efektif mencegah migren. Terapi biofeedback dan behavioral sebaiknya menjadi salah
satu terapi standar pada kasus migren yang sulit.
Beberapa studi baru-baru ini menunjukkan efektivitas obat herbal Butterbur (Petasites
hybridus) untuk mencegah migren. Obat herbal yang lain, Feverfew, juga telah digunakan secara
luas dan beberapa penelitian menunjukkan obat ini aman dan mungkin efektif untuk prevensi
migren.sejumlah teknik terapi komplementer dipercaya memberikan keuntungan untuk pasien.
Beberapa teknik yang biasanya diberikan untuk memperbaiki nyeri adalah masase, seni kreatif
(tari, music), nutrisi/suplemen herbal (vitamin, obat herbal), pengobatan timur (misalnya yoga),
akupresur dan akupungtur, dan Ayurveda.
Kelebihan terapi kompleneter dan alternatif adalah kebanyakan tidak memiliki efek
samping, yang mengembangkan teknik self-help yang menarik untuk pasien, dan menawarkan
pendekatan holistic. Kekurangannya adalah belum terstandarisasi.
Komplikasi
Pencegahan
Pencegahan:
Sakit kepala migren juga dapat dipicu oleh aktifitas fisik yang tinggi yang
menimbulkan kelelahan dan stress psikologis oleh sebab itu memiliki waktu istirahat
yang cukup merupakan salah satu cara mencegah sakit kepala migren. Selain itu,
berolahraga juga perlu untuk menetralkan sirkulasi darah ke otak.
Edukasi :
1. Terapi komprehensif migrain mencakup terapi akut dan profilaksi, menejemen faktor
pencetus dan gaya hidup melalui strategi selfmanagement.
2. Self-management, pasien berperan aktif dalam menejemen migrainnya.
Self-monitoring untuk mengidentifikasi faktor2 yang mempengaruhi
migrainnya.
Mengelola faktor pencetus secara efektif.
Pacing activity untuk menghindari pencetus migrain.
Menghindari gaya hidup yang memperburuk migrain.
Teknik relaksasi.
Mempertahankan sleep hygiene yang baik.
Mampu mengelola stres.
Cognitive restructuring untuk menghindari berfikir negatif.
Communication skills untuk berbicara efektif tentang nyeri pada keluarga.
Prognosis
Prognosis migrain dapat sembuh sempurna dengan menghindari faktor pencetus
dan meminum obat yang teratur. Tetapi berdasarkan penilitian dalam beberapa
tahun terakhir resiko untuk menderita stroke pada pasien riwayat migrain
meningkat, sekitar 19% dari seluruh kasus stroke terjadi pada orang dengan riwayat
migrain.
Tension Headaeache
Definisi
Nyeri kepala tegang otot adalah bentuk sakit kepala yang paling sering dijumpai dan sering
dihubungkan dengan jangka waktu dan peningkatan stress. Orang-orang yang cenderung
menderita nyeri kepala mempunyai kepribadian yang tidak banyak berbeda. Sebagian besar
tergolong dalam kelompok yang mempunyai perasaan kurang percaya diri, selalu ragu
akan kemampuan diri sendiri dan mudah menjadi gentar dan tegang. Karena sifat yang
seperti itu, maka akan menghasilkan sikap hidup yang serba kaku, sangat berhati-hati,
sangat cermat serta menginginkan semua yang dilakukan serba sempurna dan juga
cenderung untuk mendendam. Pada akhirnya, terjadi peningkatan tekanan jiwa dan
penurunan tenaga. Pada saat itulah terjadi gangguan dan ketidakpuasan membangkitkan
reaksi pada otot-otot kepala, leher, bahu, serta vaskularisasi kepala sehingga timbul nyeri
kepala. Nyeri seperti inilah yang disebut nyeri kepala tegang otot.
Nyeri kepala ini disebabkan oleh ketegangan otot di leher, bahu dan kepala. Nyeri ini
tersebar secara difus dan sifat nyerinya mulai dari ringan hingga sedang. Menurut lama
berlangsungnya, nyeri kepala tegang otot ini dibagi menjadi nyeri kepala episodik dan
nyeri kepala kronis. Nyeri kepala tegang otot dikatakan episodik jika perlangsungannya
kurang dari 15 hari dengan serangan yang terjadi kurang dari 1 hari perbulan (12 hari dalam
1 tahun). Nyeri kepala ini sangat umum dan banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tidak
memerlukan penanganan khusus dan dapat sembuh dengan pemberian analgetik sedangkan
apabila nyeri kepala tegang otot tersebut berlangsung lebih dari 15 hari selama 6 bulan
terakhir dikatakan nyeri kepala tegang otot kronis.
EPIDEMIOLOGI
Di Amerika serikat, hanya 1-4 % pasien dengan keluhan nyeri kepala yang masuk ke
Instalasi Rawat Darurat, tetapi merupakan alasan terbanyak pasien berkonsultasi kepada
dokter. 90% dari nyeri kepala tersebut merupakan nyeri kepala tegang otot.Frekuensi nyeri
kepala ini tidak berbeda dari wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya. Jika
berdasarkan jenis kelamin, nyeri kepala ini lebih sering terjadi pada perempuan
dibandingkan laki-laki dengan perbandingan 3:1. Semua usia dapat terkena, namun
sebagian besar pasien adalah orang dewasa muda yang berumur berkisar antara 20-40
tahun. Riwayat dalam keluarga dapat ditemukan.
ETIOLOGI
Penyebab dari nyeri kepala tegang otot ini masih belum diketahui. Diduga dapat
disebabakan oleh faktor psikis maupun fakor fisik. Secara psikis, nyeri kepala ini dapat
timbul akibat reaksi tubuh terhadap stress, kecemasan, depresi maupun konflik emosional.
Sedangkan secara fisik, posisi kepala yang menetap yang mengakibatkan kontraksi otot-
otot kepala dan leher dalam jangka waktu lama, tidur yang kurang, kesalahan dalam posisi
tidur dan kelelahan juga dapat menyebabkan nyeri kepala tegang otot ini. Selain itu, posisi
tertentu yang menyebabkan kontraksi otot kepala dan leher yang dilakukan bersamaan
dengan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan peningkatan fungsi mata dalam jangka
waktu lama misalnya membaca dapat pula menimbulkan nyeri kepala jenis ini.
Selain penyebab tersebut di atas, ada pula beberapa pemicu yang dapat menyebabkan
timbulnya nyeri kepala jenis ini, antara lain konsumsi coklat, keju dan penyedap masakan
(MSG). orang yang terbiasa minum kopi juga akan mengalami sakit kepala bila yang
bersangkutan lupa untuk minum kopi. Jika nyeri kepala tegang otot ini akibat pengaruh
psikis maka biasanya akan menghilang setelah masa stress berlalu.
PATOFISIOLOGI
Meskipun nyeri kepala tegang otot ini sangat umum ditemukan, patofisiologinya masih
tetap tidak jelas. Penelitian menunjukkan bahwa mekanisme nyeri kepala ini tergantung
terhadap otot yang terlibat yakni otot wajah,leher dan bahu. Patomekanisme nyeri kepala
tegang otot ini masih menjadi bahan penilitian tetapi telah ada beberapa teori-teori yang
diduga menyebabkan nyeri kepala jenis ini.
Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab nyeri kepala ini adalah kontraksi
otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya terlibat antara lain m. splenius capitis,
m. temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus, m. trapezius, m. cervicalis
posterior, dan m. levator scapulae. Penelitian mengatakan bahwa para penderita nyeri
kepala ini mungkin mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala yang lebih besar
daripada orang lain yang menyebabkan mereka lebih mudah terserang sakit kepala setelah
adanya kontraksi otot. Kontraksi ini dapat dipicu oleh posisi tubuh yang dipertahankan
lama sehingga menyebabkan ketegangan pada otot ataupun posisi tidur yang salah. Ada
juga yang mengatakan bahwa pasien dengan sakit kepala kronis bisa sangat sensitif
terhadap nyeri secara umum atau terjadi peningkatan nyeri terhadap kontraksi otot
Anatomi otot-otot bahu, leher dan kepala
Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksi otot di
sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran
darah berkurang yang menyebabkan terhambatnya oksigen dan menumpuknya hasil
metabolisme yang akhirnya akan menyebabkan nyeri.
Para peneliti sekarang mulai percaya bahwa nyeri kepala ini bisa timbul akibat perubahan
dari zat kimia tertentu di otak - serotonin, endorphin, dan beberapa zat kimia lain - yang
membantu dalam komunikasi saraf. Ini serupa dengan perubahan biokimia yang
berhubungan dengan migren. Meskipun belum diketahui bagaimana zat-zat kimia ini
berfluktuasi, ada anggapan bahwa proses ini mengaktifkan jalur nyeri terhadap otak dan
mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri. Pada satu sisi, ketegangan otot di
leher dan kulit kepala bisa menyebabkan sakit kepala pada orang dengan gangguan zat
kimia. Di sisi lain, ketegangan otot bisa merupakan hasil dari perubahan zat kimia ini.
Karena nyeri kepala tipe ini dan migren melibatkan perubahan yang mirip pada otak,
beberapa peneliti percaya bahwa kedua tipe sakit kepala ini berhubungan. Beberapa ahli
berpendapat bahwa migren bisa disebabkan oleh nyeri kepala tegang otot yang berulang.
Migren bisa dibedakan saat nyeri yang terasa menjadi sangat hebat. Ada juga yang
beranggapan migren yang ringan adalah suatu jenis nyeri kepala tegang otot yang ringan.
Manifestasi Klinik
A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata <1 hari /bulan (<12
hari/tahun), dan memenuhi kriteri B-D
B. Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari
C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas
Lokasi bilateral
Menekan/mengikat
Intensitasnya diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
D. Tidak didapatkan:
Mual dan muntah ( bisa anoreksia)
Lebih dari satu keluhan:fotofobia atau fenofobia
E. Tidak ada yang lebih sesuai dengan diagnosis lain dari ICHD-3
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Nyeri tersebar secara difus, intensitas nyerinya mulai dari ringan sampai sedang.
• Waktu berlangsungnya nyeri kepala selama 30 menit hingga 1 minggu penuh. Nyeri
timbul sesaat atau terus menerus.
• Lokasi nyeri pada awalnya dirasakan pasien pada leher bagian belakang kemudian
menjalar ke kepala bagian belakang selanjutnya menjalar ke bagian depan. Selain itu, nyeri
ini juga dapat menjalar ke bahu.
• Sifat nyeri kepala dirasakan seperti berat di kepala, pegal, rasa kencang pada daerah
bitemporal dan bioksipital, atau seperti diikat di sekeliling kepala. Nyeri kepalanya tidak
berdenyut.
• Pada TTH yang kronis biasanya merupakan manifestasi konflik psikologis yang
mendasarinya seperti kecemasan dan depresi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum dan neurologis dalam batas normalyeri kepala tipe tegang
Pemeriksan penunjang
Laboratorium: darah rutin, elektrolit, kadar gula darah,dll (atas indikasi untuk
menyingkirkan penyebab sekunder)
Radiologi : atas indikasi (untuk menyingkirkan penyebab sekunder).
PENATALAKSANAAN
farmakologi :
Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hari/minggu, yaitu dengan:
Analgetik:
3. NSAIDs (Naproxen 660-750 mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari, asam mefenamat, ibuprofen
800 mg/hari, diklofenak 50-100 mg/hari).
1. Antidepresan Jenis trisiklik: amytriptiline, sebagai obat terapeutik maupun sebagai pencegahan
tension-type headache.
2. Antiansietas Golongan benzodiazepin dan butalbutal sering dipakai. Kekurangan obat ini
bersifat adiktif, dan sulit dikontrol sehingga dapat memperburuk nyeri kepalanya
Non farmakologi
1. Kontrol diet
2. Terapi fisik
4. Behaviour treatment
Pengobatan Fisik
Komplikasi
Pencegahan
Pencegahan
Sakit kepala Tension pada umumnya dipicu oleh factor psikologis atau kelelahan oleh
sebab itu cara mencegahnya adalah dengan memperbaiki pola hidup dimulai dari
kebiasaan sehari-hari yaitu menyeimbangkan waktu istirahat dan waktu bekerja serta
pola pikir yang sehat karena keadaan stress psikologis atau depresi akan terjadi
penurunan kadar serotonin dan adrenalin dalam korteks prefrontal dan sistem limbic
yang kemudian melalui patomekanismenya akan mentransmisikan nyeri.
Prognosis
Sakit kepala tipe tegang (Tension type headche) mungkin menyakitkan, tetapi tidak
berbahaya, sebagian besar kasus intermiten dan tidak menggangu pekerjaan atau rentang
kehidupan normal. Namun, dapat menjadi kronis jika stressor kehidupan tidak berubah
CLUSTER HEADACHE
DEFINISI
Cluster headache (disebutjuga neuralgia migrenosa dan sefalgia histaminic) adalah sakit
kepala unilateral yang rekuren yang hampir selalu pada sisi kepala yang sama, sakitkepala
yang khas dirasakan pada regio oculomotor atau okulo temporal dan kadang-kadang
menjalar kerahang atas. Rasa sakit terus menerus, tidak berdenyut dan sering pula disertai
dengan gangguan saraf autonom yang ipsilateral yang meliputi injeksi konjungtival,
kongesti nasal, lakrimasi, dan rinorea, kadang-kadang disertai Sindrom Horner dengan
ptosis dan miosis pada mata yang ipsi lateral, Umumnya rasa sakit berlangsung antara 30-
90 menit, dan timbul beberapa kali dalam sehari selama 6-12 minggu atau kadang-kadang
lebih lama lagi (serangan tampaknya seperti cluset). Fase bebas serangan sakit kepala ini
(fase remisi) dapat berlangsung sekitar 12 bulan.
Cluster headache atipikal merupakan serangan sakit kepala yang timbul beberapa
kali dalam sehari, biasanya tanpa masa bebas nyeri. Bentuk atipikal ini berbeda dengan
cluster headache tipikal dalam hallokasi, lama sakit, seringnya berpindah-pindah, dan
frekuensi serangan.
ETIOPATOGENESIS
Cluster headache dapat diprovokasi dengan pemberian histamine atau nitrogliser
sublingual, yang menunjukkan bahwa mekanisme terjadinya sakit kepala adalah akibat
vasodilatasi.
MANIFESTASI KLINIS
A. Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan yang memnuhi kriteria B-D
B. Nyeri hebat pada daerah orbita, supraorbital dan/ atau temporal yang berlangsung
antara 15-180 menit jika tidak ditangani
C. Nyeri kepala disertai setidaknya satu gejala berikut
Infeksi konjuctiva dan atau lakrimasi pada mata ipsilateral
Kongesti nasal
Edema palpebral ipsilateral
Berkeringat pada daerah dahi dan wajah ipsilateral
Miosis dan atau ptosis ipsilateral
Gelisah atau agitasi
Tidak berhubungan dengan kelainan lain
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Nyeri kepala yang hebat, nyeri selalu unilateral di orbita, supraorbita, temporal atau kombinasi
dari tempat-tempat tersebut, berlangsung 15–180 menit dan terjadi dengan frekuensi dari sekali
tiap dua hari sampai 8 kali sehari.
• Serangan-serangannya disertai satu atau lebih sebagai berikut, semuanya ipsilateral: injeksi
konjungtival, lakrimasi, kongesti nasal, rhinorrhoea, berkeringat di kening dan wajah, miosis,
ptosis, edema palpebra. Selama serangan sebagian besar pasien gelisah atau agitasi.
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Neurologi
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan atau MRI Kepala + kontras atas indikasi bila didapatkan defisit
neurologi, atau bila diterapi belum membaik selama 3 bulan serta keluhan
makin memberat.
TERAPI
Terapi Akut :
Inhalasi oksigen (masker muka): oksigen 100% 7 liter/menit selama 15menit (level of
evidence)
Dihidroergotamin (DHE ) 0,5–1,5 mg i.v. akan mengurangi nyeri dalam 10 menit;
pemberian i.m. dan nasal lebih lama.
Sumatriptan injeksi subkutan 6 mg, akan mengurangi nyeri dalam waktu 5-15 menit; dapat
diulang setelah 24 jam. Kontraindikasi: penyakit jantung iskemik, hipertensi tidak
terkontrol. Sumatriptan nasal spray 20 mg (kurang efektif dibanding subkutan). Efek
samping: pusing, letih, parestesia, kelemahan di muka.
Zolmitriptan 5 mg atau 10 mg per oral
Anestesi lokal: 1 ml Lidokain intranasal 4%. (B)
Indometasin (rectal suppositoria).
Opioids (rektal, Stadol nasal spray) hindari pemakaian jangka lama.
Ergotamine aerosol 0,36–1,08 mg (1–3 inhalasi) efektif 80%.
Gabapentin atau Topiramat.
Prednison 40–75 mg/hari untuk 3 hari reduksi dosis dengan intervaltiap 3 hari tappering off
dalam 11 hari jika nyeri kepala klaster muncul lagi stabilisasi dosis.
• Ergotamine tartrate tab 1 mg dosis: 1–2 tab ½–1 jam sebelum prediksi serangan (Efektif pada
1–2 periode klaster pertama) 17
• Capsaicin
• Methysergide
Farmakologi Profilaksis
• Verapamil (pilihan pertama) 120–160 mg t.i.d-q.i.d, selain itu bisa juga dengan Nimodipin 240
mg/hari atau Nifedipin 40-120 mg/hari (A).
• Steroid (80–90% efektif untuk prevensi serangan), tidak boleh diberikan dalam waktu lama. 50–
75 mg setiap pagi dikurangi 10% pada hari ketiga
(A).
• Neuroleptik (Chlorpromazine).
• Ergotamin tartrat 2 mg 2–3 kali per hari, 2 mg oral atau 1 mg rektal 2 jam sebelum serangan
terutama malam hari., dihydroergotamin, sumatriptan atau triptan lainnya. (Level B)
Catatan:
− Terapi pilihan pertama: prednison 60–80 mg/hari (selama 7–14 hari) dan verapamil 240 mg/hari.
Jika gagal: Methysergide 2 mg t.i.d (1–2 bulan) jangan diberikan dengan obat lain, kecuali
hydrocodon bitartrat (Vicodin).
Lithium atau asam valproat atau keduanya dapat dipakai bersama dengan verapamil.
Untuk pasien yang dirawat inap karena nyeri kepala klaster intractable: dihidroergotamin
i.v. setiap 8 jam, juga diberikan sedatif.
-Pengobatan bedah untuk nyeri kepala klaster kronis jika pengobatan konservatif dan preventif
gagal, bisa dipertimbangkan untuk dilakukan “histamine desensitization” atau tindakan operasi.
Indikasi operasi:
1. Nyeri kepala tipe kronis tanpa remisi nyeri selama satu tahun.
− Pemotongan/dekompresi n.intermedius
Komplikasi
Pencegahan
PROGNOSIS
Umumnya baik, tetapi pada beberapa kasus defisit neurologis dapat juga menetap.