Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN MODUL 2 DUH TUBUH

SISTEM UROGENITALIA

KELOMPOK 3
KETUA : CHANDRA PARDEDE (09401711002)
SEKERTARIS : PUTRI A F ABAS (09401711043)
ANGGOTA :
FEBRIANTI (09401711005)
ANDINI DIAN PERMATA (09401711013)
SITI HAJAR ANSAR (09401711014)
ALKEN ROS OCEANA L (09401711018)
YUSRIL AMIEN (09401711031)
ANDRI W J IMBAR (09401711033)
SHAKILA IDRUS (09401711039)
SAFITRI ARYA N USMAN (09401711046)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2019
SKENARIO - 1 :
Seorang laki-laki berusia 26 tahun datang berobat ke puskesmas dengan keluhan utama
keluar cairan berwarna putih seperti susu dari kelamin sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
disertai dengan nyeri saat kencing dan demam. Menurut pasien, pasien pernah berhungan
dengan PSK 5 hari yang lalu tanpa menggunakan kondom. Pasien bekerja sebagai
pelaut.

KLARIFIKASI KATA SULIT


Cairan berwarna putih (Duh)

KLARIFIKASI KATA/ KALIMAT KUNCI


 Laki-laki berusia 26 tahun
 Keluhan utama keluar cairan berwarna puih seperti susu dari kelamin
 Sejak 3 hari yang laku
 Keluhan disertai nyeri saat kencing dan demam
 Pasien pernah berhubungan dengan PSK 5 hari yang lalu tanpa menggunakan kondom
 Pasien bekerja sebagai pelaut

PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi dari system genitalia pria!
2. Jelaskan patomekanisme dari setiap gejala!
3. Apa diferential diagnosis dari scenario?
4. Jelaskan epidemiologi dari scenario!
5. Apa pathogen penyebab dari scenario?
6. Jelaskan etiologi dari diferential diagnosis!
7. Jelaskan manifestasi klinis dari diferential diagnosis!
8. Jelaskan langkah-langkah menegakkan diagnosis dari scenario!
9. Jelaskan penatalaksanaan dari scenario!
10. Jelaskan komplikasi dari scenario!
11. Jelaskan prognosis dari scenario!
12. Jelaskan pencegahan dari scenario!
JAWABAN PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. JELASKAN ANATOMI DAN FISIOLOGI DARI SYSTEM GENITALIA PRIA!
Organ Externa Pria:

Penis:

Terdiri dari 3 tabung jaringan erektil,yaitu Satu pasang korpus kavernosa. Satu korpus
spongiosa. korpus spongiosum membungkus uretra pars kavernosa dan berakhir pada gland
penis.

Scrotum:

 Scrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang berisi testis.

 Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.

Organ Interna Pria:

• Testis : Jumlah : 2 (kanan dan kiri) berbentuk : ovoid / telur . Histopatologis: + 250
lobuli, tiap lobuli terdiri atas tubulus seminiferi . Di dalam tubulus: Sel spermatogenik:
proses spermatogenesis. Sel sertoli: memberi makan pada bakal sperma . Diantara
tubulus terdapat Sel Leydig: berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron .Otot
cremaster disekitar testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga
abdomen untuk mempertahankan temperatur testis tetap stabil. Testis adalah organ
genitalia pria yang pada orang normal jumlahnya ada dua yang masing masing terletak
didalam skrotum kanan dan kiri. Bentuknya ovoid dan pada orang dewasa ukuranya
adalah 4x3x2,5 cm, deng volume 15-25. Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan
tunika albugnea yang melekat pada testis. Diluar tunika albuginea terdapat tunika vaginea
yang terdiri dari lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang
berada disekitar testis memungkinksn testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen
untuk mempertahankan temperature agar tetap normal.

• Epididimis : Organ yang berbentuk seperti sosis terdiri atas caput, korpus dan kauda
epididimis. Epididimis merupakan saluran panjang berkelok-kelok yang menempel di
belakang testis. Panjangnya ± 7 - 10 m. Terjadi pematangan sehingga menjadi motil
(dapat bergerak) dan disimpan didalam kauda epididimis sebelum dialirkan ke vas
deverens
• Vas deferens : Organ membentuk tabung kecil merupakan saluran lurus yang mengarah
ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis.Panjangnya 30-35 cm.Terbagi : parz
tunika vaginalis, pars skrotalis, pars inguinalis, pars pelvikum dan pars ampularis.
Merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat vasektomi.

• Vesikula seminularis : Vesikula seminalis merupakan kantong-kantong kecil yang


berbentuk tidak teratur . Panjang + 6cm berbentuk sakula-sakula . Menghasilkan cairan
yang merupakan bagian dari semen. Diantaranya fruktosa yang berfungsi memberi nutrisi
pada sperma. saluran dari vesikula seminalis bergabung dengan vas deferens membentuk
ductus ejaculatorius

• Kelenjar prostat

Prostat adalah organ genitalia pria yang berada di sebelah inferior buli-buli, didepan
rectum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri dengan ukuran
4x3x2,5 cm dan beratnya kurang lebih 20 gram. Kelenjar ini terdiri atas jaringan
fibromuskular dan glandular yang terbagi dalam beberapa daerah atau zona, yaitu zona
perifer, zona sentral, zona transisional, zona preprostatik sfingter, dan xona anterior
(McNeal,1970). Secara histopatologik, kelenjar prostat terdiri atas komponen kelenjar dan
stroma. Komponen strome ini terdiri atas polos, fibroblast, pembuluh darah, saraf dan
jaringan penyangga lain.

Prostas menghasilkan suatu cairan yang merupakan suatu komponen dari cairan semen
atau ejakulat. Cairan ini dialirkan melalui ductus sekretarious dan bermuara di uretra
posterior untuk kemudian dikelaurkan bersama cairan semen yang lain pada saat ejakulasi.
Volume cairan prostat +23% dari seluruh volume ejakulat.

Prostat mendapatkan inervasi otonomik simpatetik dan parasimpatetik dari pleksus


prostatikus atau pleksus pelvikus yang menerima masukan serabut parasimpatik dari korda
spinalis S2-4 dan simpatetik dari nervus hipogastrikus (T10-L2). Rangsangan parasimpatetik
meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel prostat, sedangkan rangsangan simpatetik
menyebabkan pengeluaran cairan prostat ke dalam uretra posterior, seperti pada saat
ejakulasi. System simpatetik menyebabkan dipertahankan tonus otot polos tersebut. Pada usia
lanjut sebagian pria akan mengalami pembesarrsn kelenjar psortat akibat hyperplasia jinak
sehingga dapat membuntu uretra posterior dsn mengakibtkan terjadinya bstruksi saluran
kemih.
• Uretra
Merupakan tabung yang menyalurkan urine keluar buli-buli melalui proses miksi. Dibagi
Uretra anterior Dibungkus korpus spongiosum. Terdiri dari Pars bulbosa(1), Pars
pendularis(2) , fossa navicularis (3) meatus uretra externa (4). Uretra Posterior terdiri Pars
prostasika, pars membranesea

2. JELASKAN PATOMEKANISME DARI SETIAP GEJALA!

mikroorganisme

Melekat di epitel
uretra (epitel
peralihan)

Netrofil keluarkan Maka bakteri akan terjadi


Radang (tanda-
pirogen endogen proses inflamasi
tanda inflamasi
(IL-1,IL6 & TNF

Ditandai adanya netrofil bengkak


Merangsang
endotel
Netrofil memfagosis mikroorganisme trsbt
dihipotalamus obstruksi
(setelah fagositosis semua netrofil mati)
dan bakteri mati

Hypothalamus Jika kencing akan


mengeluarkan merangsang reseptor
Beberapa hari kemudian
as. arakhidonat nyeri
terbentuk rongga didaerah
radang

As. Arakhidonat Terbentuk pus (supurasi), nyeri

menjadi PGE2 keluar lewat uretra

Suhu setpoin

Demam
3. APA DIFERENTIAL DIAGNOSIS DARI SCENARIO?
Gonore
Gonore dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria
gonorhoeae.

Uretritis nongonokok (non gonococcal urethtritis) peradangan di uretra yang disebabkan


oleh kuman lain selain gonokok. Yang dimaksud dengan kuman spesifik adalah kuman yang
dengan fasilitas laboratorium biasa/sederhana dapat ditemukan seketika, misalnya gonokok,
candida albicans, trichomonas vaginalis dan gardnerella vaginalis. Jadi pengertian UNG
lebih luas dari NSGI dan NSU.

Uretritis non gonokokal


4. JELASKAN EPIDEMIOLOGI DARI SCENARIO!
Gonore
Insiden infeksi gonokokal masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia menyebabkan
morbiditas di negara berkembang dan mungkin berperan dalam meningkatkan penularan
HIV. Dilaporkan terdapat hingga 301.174 kasus baru pada tahun 2009 di amerika serikat.
Di Amerika Serikat, insiden tertinggi terutama pada wanita usia 15 -19 tahun dan 20 24 tahun
pada pria, Berdasarkan etnis, terbanyak pada etnis Afrika-Amerika dan terendah pada etnis
Asia atau keturunan Pulau Pasifik"
lnsiden infeksi gonokokal lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju.
Namun, insiden pasti dari IMS sulit untuk dipastikan di negara-negara berkembang karena
masalah pengawasan dan kriteria diagnostik yang bervariasi. Studi di Afrika telah
menunjukkan bahwa IMS nonulseratif seperti gonore (sebagai tambahan IMS ulseratif)
merupakan faktor risiko independen untuk penularan HIV. Penularan terjadi lebih efisien dari
laki-laki ke perempuan daripada sebaliknya. Tingkat penularan pada wanita dari sekali
berhubungan seksual tanpa pelindung dengan partner terinfeksi adalah 40-60%. Infeksi
gonokokal orofaringeal terjadi pada 20% wanita yang mempraktekkan fellatio dengan partner
terinfeksi.

Uretritis Non Gonokokal


Infeksi genital C. Trachomatis tersebar di seluruh dunia. WHO memperkirakan lebih dari 89
juta kasus terjadi tiap tahunya. Di amerika serikat, infeksi ini adalah kasus terbanyak dari
semua penyakit infeksi. pada tahun 2009 dilaporkan terdapat 1.24 juta kasus. Insiden infeksi
meningkat tiap tahun. dengan wanita lebih banyak daripada pria, dimana wanita usia muda
adalah yang terbanyak. Kelompok usia terbanyak Dada wanita adalah 15-24 tahun,
sedangkan pada pria adalah 20-24 tahun. Etnis Ameritan Indian/Alaska Natives den Latin
serta Afro-American Iebih banyak daripada kulit putih.

5. APA PATHOGEN PENYEBAB DARI SCENARIO?

Neisseria gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae adalah bakteri gram negative coccus yang bentuknya menyerupai biji
kopi yang berhadapan.
Neisseria gonorrhoeae ini dapat menyebabkan penyakit gonorrhoe yang merupakan penyakit
kelamin ditularkan melalui hubungan kelamin.Neisseria gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak
membentuk spora. Bakteri ini tidak berkapsul, kecuali pada varians yang mukoid terdapat
kapsul yang dapat dilihat dengan pewarnaan negativ
Neisseria gonorrhoeae secara antigen heterogen dan mampu mengubah struktur
permukaannya in vitro dan mungkin in vivo, untuk menghindari daya tahan tubuh pejamu.
Gejala pada laki-laki diawali dengan urethritis anterior acuta dengan keluhan rasa gatal dan
panas seperti terbakar pada bagian distal urethra. Kadang-kadang disertai dengan ereksi-
ereksi yang nyeri serta demam dan leukositosis. Kemudian urethritis posterior dengan
keluhan yang sama dengan urethritis anterior hanya tempat yang sakit dibagian proksimal
urethra. Setalah itu dilanjutkan dengan pan urethritis yang menahun dengan gejala yang
ringan saja, berupa tetesan nanah atau bercak celana di padi hari yang disebut bonjour drops.
Gejala pada wanita seringkali bersifat asimptomatik (tanpa gejala). Pada wanita infeksinya
dibagi menurut letak organ yaitu, gonorrhoe bagian bawah dengan gejala yang Nampak pada
serviks dan organ dibawahnya, gonorrhoe bagian tengah yang akan menyebabkan
endometritis, gonorrhoe bagian atas yang menyebabkan Pelvic Inflamatory Disease (PID).
Selain gejala diatas, baik pada laki-laki maupun wanita sering didapati adanya ekstragenital
gonorrhoe pada faring. Hal itu dapat terjadi karena hubungan seks yang tidak wajar. Juga bisa
menyerang pada bayi baru lahir dan bayi premature yang menyebabkan conjunctivitis
gonorrhoeica atau gonoblenorrhoe.

1. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Beta Proteobacteria
Ordo : Neisseriales
Familia : Neisseriaceae
Genus : Neisseria
Spesies : Neisseria gonorrhoeae
Perantara :manusia
Tempat kuman masuk/keluar :penis,vagina,anus,dan mulut
Cara penularan :kontak seksual langsung
Yang bisa terkena : orang yang berhububgan seks secara tidak aman

2. Morfologi dan pewarnaan


Bakteri Neisseria gonorrhoeae oval dengan ukuran 0,8 μm x 0,6 μm, berpasangan (kadang-
kadang berupa single coccus) dan berhadapan menurut sumbu panjangnya menyerupai biji
kopi. Dari biakan murni, 25% tampak dalam bentuk berpasangan/ diplococcus, 75% tampak
single coccus, tetras, 8 atau lebih.

Sifat pertumbuhan
Neisseria tumbuh paling baik pada kondisi aerob, tetapi beberapa akan tumbuh di lingkungan
anaerob. Bakteri ini memerlukan persyaratan yang rumit untuk dapat tumbuh.

Daya tahan
Dalam keadaan kering, bakteri mati dalm 1-2 jam, dan dengan pemanasan basah suhu 55°C
bakteri mati dalam 5 menit. Pada pemberian argentum nitrat 1/4000, bakteri mati dalam 2
menit, dan pada biakan pada suhu kamar mati dalam 1-2 hari, sedangkan biakan pada 37°C
mati dalam 4-6 hari.

6. JELASKAN ETIOLOGI DARI DIFERENTIAL DIAGNOSIS!


Etiologi Gonore
Penyebab gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh NEISSER pada tahun 1879 dan baru
berhasil dilakukan kultur pada tahun 1882, oleh LEISTIKOW. Kuman tersebut termasuk
dalam grup Neisseria, terdapat 4 spesies, yaitu N.gonorrhoeae dan N.meningitidis yang
bersifat patogen serta N.catarrhalis dan N.pharyngis sicca yang sukar dibedakan kecuali tes
fermentasi.
Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8 u dan panjang
1,6 u, bersifat tahan asam. Pada sedian langsung dengan pewarnaan gram bersifat Gram-
negatif, terlihat di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati
dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39o C, dan tidak tahan desinfektan.
Secara morfologik gonokok ini terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 san 2 yang mempunyai pili
yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili akan melekat pada
mukosa epitel dan akan menimbullan reaksi radang.
Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis
gepeng yang belum berkembang (immatur), yakni pada vagina perempuan sebelum pubertas.

Uretritis Non-Gonokokal
Beberapa organisme dapat menyebabkan uretritis karena infeksi. Uretritis non-gonokokal
terbanyak disebabkan oleh C. trachomatis (15-55% kasus), Ureaplasma urealyticum dan
Mycoplasma genitalium(10-20% kasus), Trichomonas vaginalis (1-17% kasus), virus Herpes
Simpleks (2-3% kasus), Adenovirus (2-4% kasus), selain itu N. menjngitidea, Candida sp.
(<10% kasus). Bakteri enterik juga diidentifikasi sebagai pengebab yang jarang dari uretritis
non gonokokal, yang mungkin berhubungan dengan adanya hubungan seksual melalui dubur.
C. trachomatis adalah bakteri Gram negatif obligat intraselular, dengan bagian infeksi yang
memiliki dinding sel keras, dan dapat beradaptasi dengan kondisi ektraselular. Bakteri ini
menginfeksi terutama sel epitel kolumnar, yang secara aktif mengambil organisme ini.
Didalam sel inang, C. trachomatis kemudian berdeferensiasi hingga terbentuk inclusiom
bodyintraselular uang berisi ribuan organisme baru. Siklus hidup lengkap saat sel inang lisis
dan melepaskan inclusiom body keluar. Beberapa serobar telah teridentifikasi. Serovar D-K
berhubungan dengan infeksi urogenital, sedangkan serovar L1-3 dihubungkan juga dengan
LGV. Chlamydia lebih sering ditemukan pada penderita dengan usia lebih muda daripada M.
genitalium, dan kedua organisme ini jarang ditemukan bersamaan pada satu individu.

7. JELASKAN MANIFESTASI KLINIS DARI DIFERENTIAL DIAGNOSIS!


Gonore :
Pada pria
Uretritis akut merupakan manifestasi mayor infeksi gonokokal pada pria. Masa inkubasi
setelah terpapar hingga member manifestasi klinis rata-rata 2-5 hari dengan 90% dalam kurun
waktu hingga 14 hari.
Gejala awal berupa rasa nyeri dan rasa terbakar saat berkemih, serta discharge (drip)
mukoid. Beberapa hari kemudian, discharge berubah menjadi lebih banyak, purulen dan
bersama sedikit darah segar. Tanda dan gejala dari uretritis yang tidak diterapi akan mencapai
puncak dalam 2 minggu, dengan resolusi spontan pada 95% dari pasiem dalam waktu 6
bulan.
Epididimitis biasannya terjadi unilateral dengan nyeri & pembengkakat posterior skrotum.
Prostatitis dan semilunal vesikulitis jarang terjadi, rasa tidak nyaman abdominal, hematuria,
demam dan nyeri saat ereksi. Bila mengenai rectum akan memberikan presentasi nyeri,
pruritus, discharge dan tenesmus.
Pada wanita
Sekitar 60-80% wanita terinfeksi tidak menunjukkan gejala, dimana diketahui dari partner
seksual yang simtomatis. Gejala mayor termasuk vaginal discharge, disuria,Perdarahan inter
menstrual (spotting), Dispareunia (nyeri saat berhubungan intim) ,Nyeri abdomen bawah
ringan
Gejala Servisitis terjadi sekitar 10 hari setelah pajanan. Discharge pada endosersivitis (berupa
cairan purulen dan berbau). Wanita yang terpajan tetap asimtomatis dan infeksius hingga
berbulan-bulan sebelum benar-benar sembuhh spontan. Bila servisitis gonokokal tanpa gejala
atau tidak dikenal. Penyakit dapat berkembang menjadi PID (Pelvic inflammatory Disease)
pada sekitar 15 % penderita, terutama pada saat sekitar waktu menstruasi.
Gejala PID (Pelvic Inflamatory Disease) termasuk nyeri perut bawah (paling sering),
peningkatan vaginal discharge atau uretral discharge yang mukopurulen, disuria, nyeri
adneksa ,perdarahan inter menstruasi, demam, menggigil, mual muntah (jarang) , nyeri perut
kuadran kanan atas akibat perihepatitis (sindrom Fitz-Hugh-Curtis) dapat terjadi akibat
penyebaran organism melalui peritoneum.
Infeksi rectum serimg asimptomatis, dapat terjadi nyeri, pruritus, tenesmus dan rectal
discharge bila mukosa rectum terlibat. Dapat juga terjadi diare berdarah. Infeksi rectal dapat
terjadi secara local akibat dari hubungan seksual melalui anal maupun kontaminasi infeksi
dari vagina.

Uretritis non gonokok


Laki-laki
Keluhan baru timbul biasanya 1-m minggu kontak seksual dan umunya tidak seberat gonore.
Gejala berupa disuria ringan, rasa tidak enak di lubang uretra, sering kencing, dan keluarnya
duh tubuh seropurulen. Dibandingkan dengan uretritis gonore, perjalanan penyakit telah lama
karena masa inkubasi yang lebih lama dan ada kecenderungan kambuh kembali. Pada
beberapa keadaan tidak terlihat keluarnya cairan duh tubuh, sehinngga menyulitkan
diagnosis. Dalam keadaan demikian sangat diperlukan pemeriksaan laboratorium.
Komplikasi bisa berupa prostatitis, vesikulitis, epididimitis dan striktur uretra.

perempuan
infeksi lebih sering terjadi di servik dibandingan dengan vagina. Kelenjar Bartholin, atau
uretra sendiri. Sama seperti pada infeksi gonore, umumnya perempuan tidak menunjukan
gejala (asimptomatik). Sebagian kecil dengan keluhan keluarnya duh tubuh vagina, disuria
ringan, sering kencing, nyeri di daerah pelvis dan disparenia. Pada pemerikassaan serviks
dapat terlihat tanda-tanda servisitis berupa mukosa yang hiperemis dan edema, disertai
adanya folikel-folikel kecil yang mudah berdarah, dan duh tubuh serviks yang mukopurulen.
Pada perempuan atau laki-laki yang melakukan kontak seksual secara anogenital dan
orogenital, infeksi dapat juga terjadi secara langsung padda mukosa rectum dan faring.
Anamnesis harus sangat teliti, mengingat tidak ada patokan nilai pemeriksaan laboratorium
sederhana yang dapat dipakai sebagai penapiasan cepat infeksi ini. Pemeriksaaan fisik harus
menjadi stanar agar pasien cepat mendapatkan tatalaksana.
8. JELASKAN LANGKAH-LANGKAH MENEGAKKAN DIAGNOSIS DARI
SCENARIO!

Gonore
Infeksi gonokokal dapat dikenali melalui tanda dan gejala khas, namun pada saat penyakit
desminata atau traktus reproduksi atas terjadi, mukosa tempat infeksi primer dapat tanpak
normal dan pasien tidak mengalami tanda dan gejala lokal.
Pada infeksi orofaring, dapat ditemukan gambaran faringitis ringan. Pada infeksi rektal,
ditemukan discharge yang mukopurulent.
Pada infeksi okuler, biasanya berasal dari autounicolation dari infeksi genital. Infeksi
didapatkan pengbengkakan jelas kelopak mata,hyperemia hebat, dan kemosis, dan discharge
yang banyak dan purulen. Kongjungtiva yang terinflamadi mungkin menutupi korbea dan
limbus, biasa didaptkan ulserasi kornea dan kadang terjadi porferasi.
Laki-laki
- Discharge purulen atau mukopurulen uretra, didapatkan denga melakukan teknik milking.
- Pemeriksaan epididimitis: nyeri dan edema epididimal unilateral
Berikut adalah uraiang lima tahapan pemeriksaan pembantu;
a. Sediaan langsung
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram ditemukan gondok gram negatif
intraseluler dan ekstraseluler. Bahan tubuh duh pada laki-laki diambil dari fossa
navikularis, sedangkan pada perempuan diambil dari uretra,muara kelenjar bartholin,
serviks.

b. Kultur
Untuk identifikasi spesies perlu dilakukan pemeriksaan biakan (kultur). Dua macam
media yang dapat digunakan:
1. Media transpor
2. Media pertumbuhan

Contoh media transpor:


- Media stuart
Merupakan media transport saja, sehingga perlu ditanam kembali pada media
pertumbuhan.
- Media transport
Media ini selektif dan nutritif untuk N. gonorhoeae dan N.meningiditidis. dapat
bertahan hingga 96 jam dan merupakan gabungan dari media transport dan media
pertumbuhan, sehingga tidak perlu ditanam pada pertumbuhan lagi. Media ini
merupakan media thayer martin dengan menambahkan trimetropin untuk mematikan
proteus spp.

Contoh media pertumbuhan:


- Mc leod’s chocolate agar
Merupakan media nonselektif. Berisi agar coklat, agar serum. Selain kuman N.
gonorheae, kuman-kuman yang lain juga dapat tumbuh.
- Media thayer martin
Media ini selektif untuk isolasi N. gonorheae.mengandung vankomisin untuk
menekan pertumbuhan kuman gram-positif, kolistrimetat untuk menekan
pertumbuhan bakteri gram-negatif,dan nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur.
- Modified thayer martin agar
Isinya ditambah dengan trimetoprin untuk mencegah pertumbuhan kuman proteus
spp.
c. Tes identifikasi presumtif dan konfirmasi ( definitif )
1. Tes oksidase
Reagen oksidase yang mengandung larutan tetrametil p-fenilamdeamin hidroklorida
1% ditambahkan pada koloni gonokok tersangka. Semua neisseria memberi reaksi
positif dengan perubahan warna koloni yang semula bening berubah menjadi warna
merah muda sampai warna merah lembayung.
2. Tes fermentasi
Tes oksidatif positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa, maltosa, dan
sukrosa. N. gonorhoea hanya maragikan glukosa.

d. Tes beta-laktamase
Peneriksaan laktamase dengan menggunakan cafinase TM dis. BBL 961192 yang
mengandung chromogenic chephalosporin akan menyebabkan perubahan warna dari
kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta-laktamase.

e. Tes thomson
Tes thomson ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.
Dahulu pemeriksaan ini perlu di lakukan karena pengobatan pada waktu itu adalah
pengobatan setempat.
Pada tes ini ada syarat yang perlu diperhatikan:
- Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi urin dibagi dalam dua glass
- Tidak boleh menahan kencing dari gelas 1 ke gelas 2

Syarat mutlai ialah kandung kemih harus mengandung air seni paling sedikit 80-100 ml,
jikanair seni kurang dari 80 ml, maka akan gelas 2 sukar dinilai karena baru menguras
uretra anterior.

9. JELASKAN PENATALAKSANAAN DARI SCENARIO!


Gonore
Manajemen terhadap infeksi gonokokal telah banyak berubah pada dekade terahir. Beberapa
faktor termasuk resistensi terhadap penesilin, ko-infeksi, gonokokal dengan chlamydia dan
lokasi anatomis infeksi, berpengaruh terhadap pendekatan tetapi.
Kegagagalan pengobatan dapat menyebabkan transmisi lanjutan dan munculnya resistensi
antibiotik. Pentingnya terapi yang memadai dengan pilihan regimen yang meningkatkan
kepatuhan, memegang peranan penting. Sehingga regimen dosis tunggal yang efektif telah
dikembangkan untuk infeksi gonokokal tanpa komplikasi.
Dosis yang diberikan seharusnya berada dalam serum darah paling tidak 3x dari konsentrasi
minimum inhibisi (MIC) selama >8 jam.
Infeksi Gonokokal pada Serviks. Uretra, Rektum tanpa Komplikasiz
Ceftriaxone 250 mg IM dosis tunggal ATAU, BILA BUKAN PILIHAN
Cefixime 400 mg oral 'dosis tunggal ATAU
Dosis tunggal injeksi regimen cephalosporin DITAMBAH
Azithromycin 1 gram oral dosis tunggal ATAU
Doxycycline 2x100 mg oral selama 7 hari
Direkomendasikan untuk meningkatkan kepatuhan dengan pemberian obat on-site,
Ceftriaxone 250 mg sebagai dosis tunggal menunjukkan kadar bakterisidal yang tinggi pada
darah, memberikan keberhasilan hingga 991% infeksi gonokokal pada urogenital dan
anorektal ganpa komplikasi. Regimen Sefalosporin injeksi lainnya yang dapat dipilih antara
lain Ceftizoxime (500 mg, IM). Cefoxitin (2 gram, IM dengan probenecid 1 gram orall dan
Cefotaxime (500 mg, IML
Regimen alternatif lain yang bekerja terhadap N. gonorrhoeae, namun tidak lebih baik dari
regimen yang direkomendasikan, antara lain Cefpodoxime (400 mg, oral) Cefuroxime axetil
(1gram, oral), Spectinomycin.

Uretritis Non Gonokokal


Terapi sebaiknya segera dimulai setelah diagnosis uretritis non-gonokokal. tanpa perlu
menunggu hasil kultur. Terapi juga dipertimbangkan untuk dimulai pada penderita dengan
gejala, meskipun hasii mikroskopis tidak mendukung. Azithromycin dan doxycycline sangat
efektif untuk uretritis chlamidial, namun infeksi oleh M. genitalium berespons Iebih baik
terhadap Azithromycin. Regimen dosis tunggal memiliki keuntungan yaitu kepatuhan yang
Iebih baik dan dapat dilakukan terapi dengan pengamatan langsung (Direct observed
treatment).

Regimen Rekomendasi
. Azithromycin 1 gram oral dosis tunggal Atau
. Doxycycline 100 mg oral dua kali sehari selama 7 hari
Regimen Alternatif
. Erythromycin basa 500 mg oral empat kali sehari selama 7 hari Atau
. Erythromycin ethylsuccinate 800 mg oral empat kali sehari selama 7 hari ATAU
. Levofloxacin 500 mg oral sekali sehari selama 7 hari Atau.
. Ofloxacin 300 mg oral dua kali sehari selama 7 harli
Untuk menimimalisasi transmisi, pria yang mendapat terapi dianjurkan untuk menghindari
hubungan seksual selama 7 hari setelah terapi dosis tunggal atau hingga selesai regimen 7
hari, dengan gejala yang telah hiking.

10. JELASKAN KOMPLIKASI DARI SCENARIO!


Gonore

Komplikasi lokal pada pria berupa tisonitis (radang kelenjar tyson), parauretritis,littritis
(radang kelenjar littre) dan cowperitis (radang kelenjar cowper). Selain itu infeksi juga
menjalar keatas (asendens), sehingga terjadi prostatitis, veskulitis, funkulitis, epididimis.

a. Tysonitis
Kelenjar tysonitis ialah kelenjar yang menghasilkan smegma. Infeksi biasanya terjadi
pada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan yang kurang
baik.
b. Parauretritis
Sering pada orang dengan orfisium uretra eksternum terbuka atau hispopadia infeksi
pada duktus di tandai dengan butir pus pada kedua muara parauretra.
c. Littritis
Tidak ada gejala khusus hanya pada urin ditemukan benang-benang atau butir-butir.
Bila salah satu saluran tersumbat, cepat terjadi abses folikular. Didiagnosis dengan
uretroskopi.
d. Cowperitis
Bila hanya yang terkena duktus biasanya tanpa gejala. Kalau infeksi terjadi pada
kelenjar cowper bisa terjadi abses.
e. Prostatitis
Pada pemeriksaan terjadi pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan,
dan didapatkan fluktuasi bila tekan terjadi abses. Jika tidak diobati abses akan peca,
masuk keuretra posterior atau ke arah rektum mengakibatkan proktitis.
f. Vesikulitis
Ialah radang akut yang mengenal veskula seminalis dan duktus ejakulatorius. Gejala
berupa demam, polakisuria, hematuria terminal,nyeri pada waktu ereksi dan ejakulasi,
dan spasme mengandung darah.
g. Funkulitis
Gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen bagian bawah pada sisi yang
sama.
h. Epididimitis
Keadaan yang mempermudah timbulnya epididimitis ialah trauma pada uretra
posterior yang disebabkan oleh salah satu penanganan atau kelainan penderita sendiri.

Uretritis Non-Gonokokal

Pada laki-laki

a. Epididimitis
b. Reiter’s syndrome
pada perempuan

a. Pelvic inflamatory disease (PID)


b. Abortus spontan
c. Nyeri pelvis kronik

11. JELASKAN PROGNOSIS DARI SCENARIO!


A. Gonore
Dengan terapi segera, infeksi gonokokal padauretra jarang menyebabkan morbiditas jangka
panjang.

B. Uretritis Non-Gonokokal
Kegagalan terapi dengan regimen rekomendasi cukup jarang. Relaps dapat terjadi dengan
regimen alternatif Reinfection cukup sering dan berhubungan dengan pasangan seksual yang
tidak di terapi atau di dapatkan dari pasangan seksual yang baru.

12. JELASKAN PENCEGAHAN DARI SCENARIO!


Pencegahan Gonore
Kondom ,jika benar di gunakan, memberikancperlindungan yang efektif terhadap
transmisi dan akuisi gonore serta infeksi lain yang ditularkan dari permukaan mukosa genital.
Perparat spermisi dapat diaphragm atau sponsserviks yang diresapi dengan nonoxynol 9 / N9
meberikan perlindungan terhadap gonore dan infeksi klamidia
Manajemen efektif dari infeksi menular seksual termasuk didalamnya manajemen dari
patner seksual penderita untuk mencegah reinfeksi dan memutus penyebaran penyakit lebih
lanjut. Pasangan seksual N. gonorrhoeae dan C. trachomatis jika kontak terakhir dalam kurun
waktu 60 hari sebelum timbulnya gejala ataupun saat diagnosis dari infeksi gonokokal. Jika
hubungan seksual terakhir pasien lebih dari 60 hari sebelum timbulnya gejala atau diagnosis,
pasangan seks terbaru pasien harus diobati. Penderita di anjurkan untuk menghentikan
aktivitas seksual hingga terapi komplit dan gejala menghilang.
Penekanan lebih besarditempatkan pada pencegahan melalui pendidikan kesehatan
msyarakat, konseling penderita, dan modifikasi perilaku. Individu yang aktif secara seksual,
terutama remaja, harus di tawarkan skrining untuk PMS. Untuk pria, pemeriksaan NAAT dari
urin atau swab uretra dapat digunakan untuk skrining.Mencegah penyebaran gonore dapat
membantu mengurangi penularan HIV. Belum ada vaksin yang efektif untuk infeksi
gonokokal, tetapi upaya untuk menguji beberapa kandidat sedang berlangsung.

Pencegahan Non Gonokokal


Metode terbaik dalam pencegahan komplikasi dari infeksi Clamydia adalah penapisan
terhadap remaja dan dewasa muda yang aktif secara seksual.Edukasi penderita sanaga
tpenting, menekankan penggunaan kondom. CDC menganjurkan penapisan dilakukan
padawanita usia<25 tahun yang aktif secara seksual.
Pasangan seksualpenderita dalam waktu 60 hari atau lebih sebulan gejala timbul ata
usaat diagnosis, dianjurkan untuk di periksa dan terapi. Tesuntuk IMS yang lain juga
sementara aktifitas seksual hingga terapi selesai(7 hari) dan pasangan telah seleasai menjalani
evalusi dan terapi. Penderita diberikan konseling tentang resiko dan penularanakan IMS yang
lain.
REFERENSI

 Abbas, A.K, Aster,J.C, dan Kumar,v.2015. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9.
Singapure: Elsevier saunders
 Menaldi, SW , Linuwih Sri. Dkk.2016. Ilmu penyakit kulit Dan Kelamin. Edisi
VII. Jakarta : Badan penerbit FKUI.
 Sudoyo, Ayu W.dkk.2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I. Edisi VI.
Jakarta : Internapublishing.
 Sudoyo, Ayu W.dkk.2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid II. Edisi VI.
Jakarta : Internapublishing.
 Sherwood,L.2008. Fisiologi Manusia. Jakatra : EGC
 Kolawak,Welsh,Mayer.2016. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC
 Nasar, I Made. Dkk.2010. Buku Ajar Patologi II (Khusus). Edisi I
 Corwin J. Elizabeth.2009. Handbook of Pathophysiology, 3ʳ ͩͬ Ed.

Anda mungkin juga menyukai