Anda di halaman 1dari 16

Manual CSL

SISTEM UROGENITALIA

PEMASANGAN KATETER

Diberikan pada Mahasiswa Semester IV

Fakultas Kedokteran UNKHAIR

SISTEM UROGENITALIA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN

2019
CSL 4

Pemasangan Kateter Urethra (4A)

Pengertian :

Kateter urin adalah sebuah alat berbentuk tabung yang dipasang pada bagian tubuh manusia untuk
mengalirkan, mengumpulkan dan mengeluarkan urin dari kandung kemih. Kateter digunakan
sebagai alat untuk menghubungkan drainase urin dari bladder ke urine bag atau container. Istilah
kateterisasi ini sudah dikenal sejak jaman Hipokrates yang pada waktu itu menyebutkan tentang
tindakan instrumentasi untuk mengeluarkan cairan dari tubuh. Bernard memperkenalkan kateter
yang terbuat dari karet pada tahun 1779, sedangkan Foley membuat kateter menetap pada tahun
1930. Kateter Foley ini sampai saat ini masih dipakai secara luas di dunia sebagai alat untuk
mengeluarkan urine dari buli-buli.
Tipe Kateterisasi
Menurut Hidayat pemasangan kateter dapat bersifat sementara atau menetap. Pemasangan
kateter sementara atau Intermiten Catheter (straight kateter) dilakukan jika pengosongan kandung
kemih dilakukan secara rutin sesuai jadwal, sedangkan pemasangan kateter menetap atau
Indwelling Catheter (Folley kateter) dilakukan apabila pengosongan urine dilakukan secara terus
menerus.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM URINARIA

Sistem urinaria terdiri dari bermacam-macam struktur dengan masing-masing fungsinya. Struktur ini
bekerja selaras untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit dan asam basa dengan cara
menyaring darah yang melalui ginjal, reabsorbsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit serta
mengekskresi kelebihannya sebagai kemih. Ginjal juga mengeluarkan sampah metabolisme (seperti
urea, kreatinin dan asam urat) dan zat kimia asing. Selain fungsi regulasi dan ekskresi, ginjal juga
mensekkresi renin, bentuk aktif vitamin D dan eritropoetin. (Hall, 2003 ; Price and Wilson, 1995)
Struktur yang membangun sistem urinaria terdiri dari:
1. Ginjal
2. Ureter
3. Kandung kemih
4. Urethra
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terletak di kedua sisi kolumna vertebralis.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati.
Kutup atasnya terletak setinggi kosta keduabelas, sedangkan kutup atas ginjal kiri terletak setinggi
kosta sebelas. Ginjal terdiri dari komponen-komponen di bawah ini:
 Kapsul ginjal yaitu lapisan jaringan ikat yang kuat mengelilingi ginjal
 Korteks ginjal, terletak dibawah kapsul ginjal dan terdiri dari tubulus ginjal sebagai sistem filtrasi.

Nefron
Nefron merupakan unit fungsional ginjal . Setiap ginjal terdiri dari satu juta nefron yang pada
dasarnya mempunyai struktur dan fungsi sama, dengan demikian pekerjaan ginjal
dapat dianggap sebagai jumlah total dari fungsi semua nefron tersebut. Setiap nefron tersusun dari
kapsula bowman yang mengitari rumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung
Henle dan tubulus kontortus distal yang berlanjut sebagai duktus pengumpul. Struktur inilah yang
membuang sisa hasil metabolisme dari darah dan membentuk urin untuk dikeluarkan.
Tiga fungsi utama nefron dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Mengontrol cairan tubuh melalui proses sekresi dan reabsorbsi cairan.
2. Ikut mengatur pH darah.
3. Membuang sisa metabolisme darah.

Medula ginjal
Medula ginjal terbagi-bagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid, tampak bercorak karena
tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Piramid-piramid tersebut
diselingi oleh bagian korteks yang disebut kolom bertini.

Papila ginjal
Papila (apeks) dari tiap piramid membentuk duktus papilaris Bellini yang terbentuk dari persatuan
bagian terminal dari banyak duktus pengumpul.

Kaliks
Setiap duktus papilaris masuk ke dalam suatu perluasan ujung pelvis ginjal berbentuk seperti cawan
yang disebut kaliks minor. Beberapa kaliks minor bersatu membentuk kaliks mayor yang selanjutnya
bersatu menjadi pelvis ginjal. Pelvis ginjal merupakan reservoir utama sistem pengumpul ginjal.
Ureter menghubungkan pelvis ginjal dengan kandung kemih.Kedua ureter merupakan saluran yang
panjangnya 10-12 inci, terbentang dari ginjal sampai kandung kemih. Fungsi satu-satunya adalah
menyalurkan kemih ke kandung kemih. Urin mengalir melalui ureter karena adanya gerakan
peristaltik ureter. Sebuah membrane yang terletak pada sambungan ureter dan kandung kemih
berfungsi sebagai katup untuk mencegah aliran balik urin. Kandung kemih adalah satu kantung
berotot yang dapat mengempis, terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih mempunyai tiga
muara: dua muara ureter dan satu muara uretra.
Dua fungsi kandung kemih adalah :
(1) sebagai tempat penyimpanan kemih sebelum meninggalkan tubuh
(2) dibantu oleh uretra, kandung kemih berfungsi mendorong kemih keluar tubuh. Kandung kemih
dapat menampung sampai dengan 1000 ml urin.

Ketika mencapai 250 ml urin dalam kandung kemih, pesan berkemih terkirim melalui corda spinal,
sehingga seseorang merasakan ingin berkemih. Pengeluaran urin dikontrol oleh spingter interna dan
eksterna. Urethra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih
sampai keluar tubuh. Panjangnya pada wanita 1,5 inci mulai dari dinding anterior vagina dan keluar
diantara klitoris dan ostium vagina. Pada pria panjangnya sekitar 8 inci, melewati prostate sampai
glands penis. Muara uretra keluar tubuh disebut meatus urinarius. (Hall, 2003 ; Price and
Wilson, 1995)

KARAKTERISTIK URIN NORMAL DAN ABNORMAL


1. Karakteristik urin normal
 95 % terdiri dari air
 Urin berisi produk akhir metabolisme protein, seperti urea, asam urat dan kreatinin.
 Membuang mineral yang diambil dari makanan yang sudah tidak dibutuhkan seperti natrium,
kalium, calsium, sulfat, dan fosfat.
 Berisi toksin
 Berisi hormon
 Pigmen kuning dari berasal dari bilirubin
2. Karakteristik urin abnormal
Urin abnormal mungkin mrngandung satu atau lebih hal-hal dibawah ini:
 Albumin / protein: merupakan indikasi adanya penyakit pada ginjal, infeksi atau trauma.
 Glukosa: dapat menjadi indikasi adanya diabetes mellitus, syok atau cedera kepala.
 Eritrosit: sebagai indikasi adanya infeksi, kanker/ tumor, penyakit ginjal
 Leukosit: sebagai indikasi infeksi traktus urinaria
 Benda keton: sebagai indikasi adanya diabetes mellitus, kelaparan/ dehidrasi atau kondisi lain
dimana terjadi katabolisme lemak dengan cepat.
 Nilai pH urin: nilai abnormal mengindikasikan gout, batu traktus urinaria, infeksi
 Bilirubin: Mengindikasikan gangguan fungsi hepar, obstruksi traktus biliaris, hepatitis.
 Nilai berat jenis urin: nilai abnormal mengindikasikan adanya penyakit ginjal, ketidakseimbangan
elektrolit, gangguan fungsi hati dan luka bakar. (Hall, 2005)

Definisi:
Kateter urin adalah sebuah alat berbentuk tabung yang dipasang pada bagian tubuh manusia untuk
mengalirkan, mengumpulkan dan mengeluarkan urin
dari kandung kemih. Jenis-jenis kateter urin yang dikenal antara lain:
1. Kateter Nelathon/ kateter straight/ kateter sementara adalah kateter urin yang berguna
untuk mengeluarkan urin sementara atau sesaat. Kateter jenis ini mempunyai bermacam-
macam ukuran, semakin besar ukurannya semakin besar diameternya. Pemasangan melalui
uretra.
2. Kateter balon/kateter Folley, Kateter Indwelling/ Kateter Tetap adalah kateter yang
digunakan untuk mengeluarkan urin dalam sistem tertutup dan bebas hama, dapat
digunakan untuk waktu lebih lama (5 hari). Kateter ini terbuat dari karet atau plastik yang
mempunyai cabang dua atau tiga dan terdapat satu balon yang dapat mengembang oleh air
atau udara untuk mengamankan/ menahan ujung kateter dalam kandung kemih. Kateter
dengan dua cabang, satu cabang untuk memasukkan spuit, cabang lainnya digunakan untuk
mengalirkan urin dari kandung kemih dan dapat disambung dengan tabung tertutup dari
kantung urin, sedangkan kateter dengan tiga cabang, kedua cabang mempunyai fungsi sama
dengan kateter diatas, sementara cabang ketiga berfungsi disambungkan ke irigasi, sehingga
cairan irigasi yang steril dapat masuk ke kandung kemih, tercampur dengan urin, kemudian
akan keluar lagi. Pemasangan kateter jenis ini bisa melalui uretra atau suprapubik.
3. Kateter suprapubik dengan bungkus Silver alloy, merupakan kateter paling baru yang
dibungkus dengan perak bagian luar maupun bagian dalamnya. Perak mengandung
antimikroba yang efektif, tetapi karena penggunaan perak sebagai terapi antimikroba belum
sistematik, maka penggunaan jenis kateter inipun masih terbatas dan belum jelas
keakuratannya. Pemasangan kateter, sementara ini baru dapat dilakukan oleh dokter urologi
dalam kamar operasi sebagai tindakan bedah minor
UKURAN KATETER
 Wanita dewasa Kateter no 14/16
 Laki-laki dewasa Kateter no 18/20
 Anak-anak Kateter no 8/10
Fungsi Kateter :
1. Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk mengosongkan kandung kemih, terutama
pada pasien yang mengalami penyakit akut, akan operasi, sakit hebat, terbatas
pergerakannya atau pasien dengan penurunan kesadaran.
2. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong, penyembuhan luka, pengobatan beberapa
infeksi dan operasi suatu organ dari sistem urin dimana kandung kemih tidak boleh tegang
sehingga menekan unsur lain.
3. Menjaga agar pasien dengan keluhan inkontinensia urin ( urin terkumpul di kandung kemih
karena tidak dapat dikeluarkan) tetap kering bagian perineumnya , sehingga kulit tetap utuh
dan tidak terinfeksi.
4. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat.
5. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih secara normal.
Tujuan Pembelajaran :

Tujuan Instruksional Umum :

Mahasiswa mampu melakukan pemasangan kateter secara sistematis dan tepat

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa :

1. Dapat melakukan persiapan penderita dengan benar


2. Dapat melakukan persiapan alat/bahan dengan benar
3. Dapat melakukan cuci tangan asepsis dengan benar
4. Dapat memasang dan melepas sarung tangan steril dengan benar
5. Dapat memegang kateter secara tepat
6. Dapat memegang alat kelamin dengan tepat
7. Dapat memegang pinset atau klem (jika dibutuhkan) dengan benar
8. Dapat melakukan teknik dorongan kateter dengan benar
9. Dapat mengecek apakah kateter telah sampai ke kandung kencing atau tempat yang sesuai
10. Dapat menentukan secara tepat, kapan balon kateter dikembangkan
11. Dapat melakukan fiksasi kateter dengan benar

INDIKASI

1. Retensi urine
2. Obstruksi urethra akibat perubahan anatomis: Hipertrophy prostat, Kanker prostat, atau
penyempitan urethra
3. Kondisi untuk memonitor urine pada pasien-pasien trauma/kritis
4. Pengumpulan urine untuk tujuan diagnostik
5. Nerve-related bladder dysfunction misalnya trauma spinalis
6. Kepentingan Imaging pada traktus UG bagian bawah
7. Setelah suatu operasi

Resiko Pemasangan Kateter


1. Iritasi dan trauma pada uretra
2. Krustasi pada kateter
3. Tersumbat dan tidak lancar
4. Terjadi kebocoran
5. Resiko Infeksi saluran kencing tinggi
6. Nyeri

ACUAN

Persiapan :

Bersihkan daerah genital sebelum pemasangan kateter. Tutup daerah genitalia dengan duk sterile
setelah dilakukan desinfeksi pada daerah OUE dan sekitarnya.

Pemasangan :

Dilakukan pemberian xylocain jelly pada OUE atau lubrikasi dengan jelly pada kateter. Kemudian
dilakukan insersi kateter pada penderita dalam posisi berbaring terlentang (pada wanita lithotomi).
Apabila telah sampai ke vesica urinaria (biasanya ditandai dengan mengalirnya urine ke luar), balon
kateter dikembangkan dengan spuit berisi air steril 10-20 ml, untuk menahan kateter agar tidak
keluar, kemudian urine bag dipasang lalu dilakukan fiksasi kateter pada pangkal paha.

Pencabutan :

Dilakukan dengan mengempiskan balon kateter dengan cara mengisap air/udara pada spoit 10-20
ml. Setelah balok kateter mengempis, kateter ditarik keluar.

Perhatian :
Hati-hati megembangkan balon kateter sebelum mengetahui dengan tepat posisi kateter, apakah
sudah di dalam vesica urinaria atau belum. Pengembangan balon kateter di urethra dapat
menyebabkan nyeri (ketika balon dikembangkan) dan ruptur pada urethra (perdarahan)

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

- Sabun cair - Satu spoit 20 cc untuk


- Larutan antiseptik menyemprotkan jelly ke dalam urethra
- Air mengalir dan mengisi balon kateter
- Lap bersih atau tissue - Kasa steril
- Tempat sampah medis - Larutan NaCl steril untuk mengisi
- Tempat sampah non-medis balon
- Bak instrumen berisi klorin 0,5% - Larutan savlon encer
- Kateter logam steril yang sesuai - Sarung tangan steril
dengan kaliber urethra - Doek lobang steril
- Kateter non-logam steril yang sesuai - Zalf antibiotika
dengan kaliber urethra - Plester
- Urinebag - Kain kasa steril
- Jelly atau kalau mungkin xylocaine jelly - Obat analgetik/sedativa
2% - Ember berisi air
- Pinset atau arteri klem yang steril - Handuk kecil
- Pinset steril untuk pembersihan - Nierbeken/waksom bengkok
DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 2 menit Pengantar

2. Bermain Peran Tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa


& Jawab 2. Dua orang dosen memberikan contoh bagaimana
cara memasang kateter. Mahasiswa menyimak /
mengamati peragaan dengan menggunakan
Penuntun Belajar.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan dosen memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang penting
3. Praktek bermain peran 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan.
dengan Umpan Balik Diperlukan seorang Instruktur untuk mengamati
setiap langkah yang dilakukan oleh setiap
pasangan.
2. Setiap pasangan berpraktek melaku-kan langkah-
langkah pemasangan kateter secara serentak
3. Instruktur berkeliling diantara maha-siswa dan
melakukan supervisi menggunakan ceklis
4. Instruktur memberikan pertanyaan dan umpan
balik kepada setiap pasangan
4. Curah Pendapat/ 15 menit 1. Curah Pendapat/Diskusi : Apa yang dirasakan
Diskusi mudah? Apa yang sulit? Menanyakan bagaimana
perasaan mahasiswa yang pada saat
memasukkan kateter. Apa yang dapat dilakukan
oleh dokter agar pasien merasa lebih nyaman?
2. Instruktur membuat kesimpulan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan memperjelas
hal-hal yang masih belum dimengerti
Total waktu 150 menit
PENUNTUN PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN KATETER NON-LOGAM PADA PRIA

NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS

MENJALIN SAMBUNG RASA 1 2 3

1. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri anda,
serta tanyakan keadaannya.

2. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang


pemasangan kateter, dan tujuan dan manfaat pemasangan kateter
untuk keadaan klien.

3. Berikan penjelasan dengan bahasa awam pada klien atau keluarganya


tentang:

- Jenis kateter yang akan dipakai,


- Dimana kateter akan dipasang
- Bagaimana cara memasang kateter
- Jelaskan kemungkinan risiko pemasangan kateter, tetapi beri
jaminan bahwa bahaya itu kemungkinannya sangat kecil, karena
anda sudah mahir melakukan dan anda memakai alat yang tepat dan
steril.
4. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan yang
diperlukan klien

5. Jelaskan tentang hak-hak klien pada klien atau keluarganya, misalnya


tentang hak untuk menolak tindakan pemasangan kateter.

6. Mintalah kesediaan klien untuk pemasangan kateter

MELAKUKAN PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

7. Periksa dan letakkanlah semua alat dan bahan pada tempatnya

MELAKUKAN PERSIAPAN DIRI

8. Lakukanlah cuci tangan asepsis


9. Pasanglah sarung tangan steril pada kedua tangan

10. Kateter dihubungkan dengan urinebag

11. Pemeriksa berdiri di samping kanan pasien

MENYIAPKAN PENDERITA

12. Mintalah penderita untuk berbaring tertelentang dengan kedua tungkai


lurus dan terpisah satu sama lain dengan sudut yang menyenangkan.

13. Dengan bantuan pasangannya bersihkanlah dan lakukanlah desinfeksi


daerah genitalia eksterna dengan betadine. (Oleskan betadine pada
seluruh bagian penis, OUE dan sekitar mons pubis).

14. Tutuplah daerah sekitar genitalia eksterna dengan doek steril sehingga
daerah yang terbuka hanyalah yang dibutuhkan untuk pemasangan
kateter

MELAKUKAN PEMASANGAN KATETER

15. Oleskanlah xylocaine jelly pada kateter, kemudian isilah spoit dengan
xylocaine jelly dan semprotkan sebanyak 20 cc ke dalam urethra.

16. Tunggulah kira-kira 5 menit, agar penderita tidak merasa sakit ketika
pemasangan kateter

17. Peganglah penis dengan tangan kiri dimana ibu jari dan jari tengah di satu
pihak dan telunjuk di pihak lain. (Bila penis licin dapat dipegang dengan
memakai kasa steril)

18. Bukalah orificium urethra externa (OUE) dengan ibu jari dan jari telunjuk
dan tariklah penis lurus ke atas agar urethra meregang.

19. Ujung kateter dijepit dengan klem atau pinset yang dipegang dengan
tangan kanan, sedang pangkal kateter dijepit antara jari keempat dan
kelima dari punggung tangan kanan.

20. Doronglah kateter perlahan-lahan kedalam urethra dengan tekanan


sekecil mungkin sampai urine keluar
21. Setelah urine keluar, kateter didorong masuk sampai dekat percabangan
kateter. Balon kateter diisi/disuntikkan dengan air steril/larutan NaCl
0,9%, sebanyak 5-20 cc tergantung kapasitas balon, kemudian kateter
ditarik keluar sampai tertahan pada balonnya. Hal ini penting untuk
mencegah pengisian balon sementara ujung kateter masih di dalam
urethra yang dapat menyebabkan ruptura urethra.

21. Bukalah doek yang terpasang

22. Fiksasilah kateter ke kranial pada pangkal paha (inguinal kanan) sampai
ke pinggang

23. Berilah zalf antibiotik pada Orificium urethra eksterna kemudian ditutup
dengan kasa steril untuk mencegah infeksi, dan kasa diganti setiap 12
jam.

SETELAH PEMASANGAN SELESAI

24. Bereskan semua peralatan yang telah digunakan

25. Lepaskanlah sarung tangan dan buang ke dalam tempat ampah medis

26. Lakukan cuci tangan asepsis

27. Keringkan dengan lap tangan atau tissue

28. Menjelaskan jika pemasangan kateter telah selesai dan ucapkan


perpisahan
PENUNTUN PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN KATETER NON-LOGAM PADA WANITA

NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS

MEDICAL CONSENT 1 2 3

1. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri


anda, serta tanyakan keadaannya.

2. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang


pemasangan kateter, dan tujuan dan manfaat pemasangan kateter
untuk keadaan klien.

3. Berikan penjelasan pada klien dengan bahasa yang dimengerti olehnya


atau keluarganya tentang:

- Tujuan pemeriksaan
- Jenis kateter yang akan dipakai,
- Dimana kateter akan dipasang
- Cara memasang kateter
- Jelaskan kemungkinan risiko pemasangan kateter, tetapi beri
jaminan bahwa bahaya itu kemungkinannya sangat kecil, karena
anda sudah mahir melakukan dan anda memakai alat yang tepat
dan steril.
4. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan yang
diperlukan klien

5. Jelaskan tentang hak-hak klien pada klien atau keluarganya, misalnya


tentang hak untuk menolak tindakan pemasangan kateter.

6. Mintalah kesediaan klien untuk pemasangan kateter

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

7. Periksa dan aturlah alat dan bahan yang diperlukan

PERSIAPAN PEMASANG KATETER


8. Lakukanlah cuci tangan asepsis

9. Pasanglah sarung tangan steril pada kedua tangan

10. Kateter dihubungkan dengan urinebag

11. Pemeriksa berdiri di samping kanan pasien

PERSIAPAN PENDERITA

12. Penderita berbaring terlentang dengan kedua tungkai difleksikan pada


lutut dan kedua paha dalam keadaan abduksi selebar-lebarnya
(Lithothomi).

13. Genitalia eksterna dan sekitarnya disterilkan dengan betadine . Oleskan


betadine pada daerah sekitar OUE , vulva dan mons veneris (kasa
diusap keatas kebawah kemudian dibuang)

14. Sekitar genitalia eksterna ditutup dengan doek steril sehingga daerah
yang terbuka hanyalah yang dibutuhkan untuk pemasangan kateter

PEMASANGAN KATETER

15. Pemasang kateter berdiri di sebelah kanan penderita, sebaiknya


didampingi perawat wanita kalau pemasangnya adalah pria

16. Vulva dan vagina dibuka menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri

17. Peganglah kateter diantara ibu jari dengan telunjuk dan masukkan ke
dalam orificium urethra eksterna (OUE) dengan pinset

18. Kateter didorong masuk sampai urine keluar

19. Setelah urine keluar, kateter didorong masuk sampai dekat


percabangan kateter. Balon kateter diisi/disuntikkan dengan air
steril/larutan NaCl 0,9%, sebanyak 5-20 cc tergantung kapasitas balon,
kemudian kateter ditarik keluar sampai tertahan pada balonnya. Hal ini
penting untuk mencegah pengisian balon sementara ujung kateter
masih di dalam urethra yang dapat menyebabkan ruptura urethra.
20. Bukalah doek yang terpasang

21. Kateter difiksasi ke kranial pada pangkal paha sampai ke pinggang

SETELAH PEMASANGAN SELESAI

22. Bereskan semua peralatan yang telah digunakan

23. Kedua sarung tangan dilepas dan dibuang ke dalam tempat sampah
medik.

24. Lakukan cuci tangan asepsis

25. Keringkan dengan lap tangan atau tissu

26. Menjelaskan jika pemasangan kateter telah selesai dan ucapkan


perpisahan

Anda mungkin juga menyukai