Anda di halaman 1dari 22

Wawancara dalam

Setting Klinis
(Psikodinamik &
Client-Centered Model)
Tim Pengampu M.K Observasi & Wawancara 2023/2024

ksdewi@lecturer.undip.ac.id
Definisi
• Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan
kaidah ilmiah, sistematis, dan bertujuan
• Manfaat:
1. mirip dengan percakapan yg umum dilakukan sehari2
2. mudah dilakukan
3. dapat digunakan utk membantu klien
4. fleksibel, tdk mahal
5. sampel perilaku verbal & nonverbal secara terus
menerus
• Wawancara klinis melibatkan konselor yang mengajukan pertanyaan
kepada individu untuk mengumpulkan informasi terkait.
• Dalam wawancara, terapis berusaha membantu individu merasa
nyaman sehingga informasi yang jujur dan relevan terungkap.
Wawancara klinis terjadi selama proses konseling tetapi biasanya
merupakan komponen utama dari sesi awal.

• Wawancara awal berfokus pada pengumpulan informasi. Terapis


umumnya mengumpulkan informasi demografis (misalnya, status
perkawinan, ras atau etnis, dan pekerjaan) dan informasi tentang
masalah saat ini (misalnya, frekuensi masalah, masalah derajat
mempengaruhi fungsi, dan upaya sebelumnya untuk memecahkan
masalah).
• Pertanyaan tambahan ditanyakan tentang dukungan sosial, riwayat
medis, dan pengobatan saat ini. Selanjutnya, terapis dapat
mengajukan pertanyaan tentang bunuh diri, penggunaan zat, dan
masalah kekerasan. Informasi yang dikumpulkan selama wawancara
klinis awal mempengaruhi rencana perawatan, sehingga komunikasi
yang jujur sangat penting untuk memungkinkan penilaian yang akurat.
1. Intake interviews

• Untuk mengetahui masalah yang dialami klien


• Identifikasi keluhan → S (dalam SOAP)
S = Subjective (keluhan/apa yang dialami &
dirasakan klien)
O = Objective (apa yang teramati klinisi/simptoms)
A = Assessment (Hasil penggalian data: diagnosa
multiaksial)
P = Plan (Rencana treatment)
• Penentu: dilanjutkan atau merujuk ke ahli lain
2. Orientation interviews

• Dilakukan pada klien/pasien/itee yg belum


pernah mengadakan kontak dengan klinisi →
persiapan asesmen → transisi agar tidak
mengagetkan → klien memahami prosedur
asesmen & kontrak treatmen/intervensi
3. Problem identification
interviews
• Mengidentifikasi/mengelaborasi masalah
→ O dan A (dalam SOAP)
• Dasar utk menentukan terapi berdasar hubungan yg
terjalin & pengembangan masalah klien
• Seringkali dikenali dengan psychiatric interviews
1. mental status examination: urutan pertanyaan
yang sudah direncanakan untuk mengukur fungsi
mental klien dlm sejumlah area penting
2. classify: menegakkan diagnosa
4. Termination interviews
• Dilakukan ketika proses pengukuran akan berakhir → dpt
membantu mengurangi kecemasan klien ttg hasil pengukuran &
meyakinkan bhw tdk ada informasi yg akan disebarluaskan, jg
memberi kesimpulan & menginterpretasikan hasil pengukuran
• Dalam setting penelitian dinamakan debriefing → klien mendapatkn
penjelasan tentang proyek penelitian yang ikut terlibat didalamnya &
mendiskusikan prosedur yg menyertai penelitian. Klien juga diberi
kesempatan utk bertanya → tujuan: klien yakin bahwa pengalaman
penelitian tidak menyakitkan & ia merasa nyaman → ada hak-hak
sebagai partisipan terkait resiko penelitian
• Dilakukan pada klien setelah menyelesaikan proses intervensi →
klien dpt melakukan transisi dr intervensi ke pasca intervensi secara
perlahan → menghindari dependensi pada klinis/terapis &
transference.
5. Crisis interviews
• Dilakukan pada masalah yang sifatnya intense & menekan,
penyelesailan masalah normal tidak dpt mengatasi masalah
• Umum terjadi pada fasilitas klinis, hotline call, pusat
penanggulangan bunuh diri
• Tujuan : memberi dukungan, mengumpulkan data, memberi
bantuan; dalam waktu singkat
• Pewawancara tenang & penuh penerimaan, langsung
menyelesaikan masalah atau merujuk pada institusi lain yang
lebih kompeten
6. Observational interviews

• Memberi kesempatan untuk mengobservasi


perilaku khusus klien saat diwawancara dalam
topik/konteks tertentu.
• Misal : bagaimana klien mengatasi masalah yg
menekan & penuh pertentangan; klien flashback
pada kondisi traumatis.
Struktur wawancara
• Struktur : tingkat dimana pewawacara menentukan isi &
jalannya pembicaraan
• Nondirective : pewawancara sedikit memberi intervensi &
menyerahkan klien utk menentukan topik pembicaraan
• Structured : dengan format Q/A yang penuh perencanaan
• Struktur mungkin berubah selama proses pembicaraan
berlangsung : problem identification nondirective lalu menjadi
structured
• Tergantung pada teori yang mendasari & pilihan pribadi
pewawancara : eksistensial (least structured), psikoanalisa
(more structured), cognitive-behavioral (directive)
Kualitas interview

1. Memberikan pertanyaan yang tepat


2. Mendorong klien untuk bercerita lebih jauh
3. Membuat transisi yang smooth dalam
perpindahan topik
Komunikasi verbal

• Yg harus diperhatikan : pendidikan, sosial


ekonomi, etnis, budaya, agama
• Hindari penggunaan jargon, tanya scr langsung
• Tunjukan kesabaran, perhatian, & penerimaan
pd klien → kontak mata bersahabat,
gelengan/senyum sesekali, postur penuh
perhatian
Komunikasi nonverbal
• Penampilan fisik : tinggi, berat, gaya rambut, pakaian,
• Kontak mata : konstan, datar, tdk ada
• Ekspresi wajah : senyum, marah, melecehkan, tdk
percaya
• Emosi : menangis, berkeringat, bibir kering, sering
menelan ludah, merona, tremor suara/tangan, terengah2,
tertawa yg tdk sesuai
• Variasi perkataan : kecepatan, tone, gagap, blocking,
aksen, kejelasan
• Gestur : gerakan tangan/kaki/kepala berulang, tics atau
gerakan tdk disadari, memegang rokok/korek api/dll
• Postur : kekakuan, menyilangkan kaki
→ Ketdkkonsistenan antara komunikasi verbal & nonverbal
Wawancara dalam setting Klinis
berdasar Pendekatan
• MODEL PSIKODINAMIK
A. Insight Orientation
B. Symptoms Orientation
- Model ini berupaya memahami kondisi
klien/pasien saat ini dari masa lalunya → dinamika
kondisi kesehatan mental seseorang sejak usia 5
tahun pertama kehidupannya
Teknik Wawancara Psikodinamik
dan Modalitas Iter-
• MODEL CLIENT-CENTERED
- Tidak symptoms hunting namun lebih menekankan pada
bagaimana kondisi psikologis klien/pasien dipahami dan
dimaknai oleh dirinya sendiri → menyebabkan gap antara
kondisi sebenarnya dan apa yang diinginkannya/idealnya.
- Contoh pertanyaan:
LIMA TAHAPAN UMUM:
1. Tahap Awal/Opening
2. Perhatian pada apa yang
terjadi pada klien dan
dirasakannya
3. Fokus pada membantu
klien/pasien
mengekspresikan dirinya
4. Fokus mendalami: gejala
yang dirasakan, konteks
personal, & konteks
emosional
5. Transisi pertengahan
inteviu → brief summary
→ akurasi
Beberapa cara penyampaian interviu dalam metode ini:
Referensi :

• Nietzel,M.T., Bernstein, D.A. & Milich, Richard.


1998. Introduction to Clinical Psychology (5th Ed.). New
Jersey : Prentice Hall
• Berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai