Anda di halaman 1dari 87

PEMICU 3 – BLOK ENDOKRIN &

METABOLISME
FALENISSA INCA B
LEARNING ISSUE
1. Fisiologi lapar dan kenyang
2. Biokimia terkait obesitas
3. Obesitas
4. Sindrom metabolik
LO 1 – FISIOLOGI LAPAR DAN KENYANG
PENGATURAN ASUPAN MAKANAN
• Lapar  Keinginan terhadap makanan dan
berkaitan dengan sejumlah perasaan objektif.
• Nafsu makan  Keinginan terhadap jenis
makanan tertentu, bukan semua jenis makanan.
• Kenyang  Rasa telah terpenuhinya keinginan
akan makanan. Kenyang biasanya terjadi setelah
pengisian makanan, terutama jika depot
penyimpanan gizi, jaringan adiposa, dan
penyimpanan glikogen sudah terisi.
PUSAT LAPAR DAN KENYANG
• Inti lateral hipotalamus  Pusat lapar atau
pusat makan.
• Inti ventromedialis hipotalamus  Pusat
kenyang.
• Hypotalamus  pengatur sinyal
• 2 bentuk
– Anorexigenic
• Meliputi POMC dan CART
– POMC merupakan stimulus MSH yang berikatan dengan reseptor
MC3 dan MC4 di hipotalamus yang berfungsi untuk mengurangi
nafsu makan
– Orexigenic
• NPY dan AgRP
– NPY merupakan stimulus poten untuk makan, berikatan dengan G-
protein (YI-Y6)
– AgRP mengantagonis efek MSH  food intake bertambah
• Leptin
– Protein yang dihasilkan di adiposit
– Leptin memberi signal pada otak bahwa lemak tubuh
sudah terpenuhi
– Leptin juga mengaktifkan POMC/CART neuron
dimana ia juga menginhibisi kerja NPY/AgRP neuron
– Fungsi leptin lebih terlihat saat “Mencegah
pengurangan berat badan berlebih pada kondisi
kelaparan” daripada “melawan obesitas saat
kelebihan”
• Endocannabinoids
– Senyawa lipid endogen
– Berikatan dengan
• CB1
• CB2
– Ketika diaktifkan, reseptor CB1 meningkatkan
konsumsi makan
– Blocker daripada CB1 telah terbukti mmpu
menurunkan berat badan
• GI tract
– CCK
• Menstimulasi pelepasan enzim pankreas dan kandung empedu,
memperlambat pengosongan lambung, mengurangi asupan makanan
– Peptide YY(PYY)
• Memperlambat pengosongan lambung, menurunkan nafsu makan,
durasi makan dan total kalori
– Pancreatic polypeptide(PP)
• Menurunkan nafsu makan dan asupan makanan
– Glukagon-like-peptide 1(GLP1)
• Mengurangi sekresi glukagon, menurunkan motilitas lambung,
menghambat sekresi asam lambung
• GI tract
– Amylin
• Menghambat pengosongan lambung dan menurunkan
asupan makanan
– Ghrelin
• Konsentrasi ghrelin meningkat dalam kondisi kelaparan
 kemungkinan meningkatkan asupan kalori
• Insulin
– Menurunkan asupan makanan melalui reseptor insulin di
nucleus arcuate di hipotalamus
Pengendali rasa lapar dan kenyang

Hipotalamus Neukleus
Ventromedial
Pusat kenyang
Neukleus Nukleus Nukleus
lateralis Dorsomedial Paraventrikular

Pusat lapar

Sekresi air liur Orexigenic

menjilat Substansi biokim


Batang otak
anorexigenic
mengunyah
menelan
makanan

lambung
Saluran cerna glucagon-like peptide

distensi
duodenum Ileum dan kolon
Insulin >>
Sinyal ke
N.vagus CCK

Peptide YY
melanokortin

KENYANG
Jaringan Lemak
• Untuk menyimpan energi dalam bentuk
trigliserida melalui proses lipogenesis yang
terjadi sebagai respon terhadap kelebihan
energi dan memobilisasi energi melalui proses
lipolisis sebagai respon terhadap kekurangan
energi.
• 2 bentuk:
– Jaringan lemak putih
– Jaringan lemak coklat
fungsi
Jaringan lemak putih
• Isolasi panas
• Bantalan mekanik
• Sebagai sumber energi
• Melarutkan vit. A,D,E,K

Jaringan lemak coklat


• Mempertahankan panas tubuh (termogenesis)
Lipogenesis
• Deposisi lemak dan meliputi proses sintesis
asam lemak dan sintesis trigliserida yang
terjadi di hati.
• Insulin  faktor hormonal terpenting yang
mempengaruhi lipogenesis,
• Insulin menstimulasi lipogenesis dengan cara
– meningkatkan pengambilan glukosa di jaringan
adiposa
– mengaktifkan enzim lipogenik dan glikolitik
Lipogenesis
• GH  menurunkan lipogenesis penurunan
lemak  penambahan masa otot
• 2 jalur:
– Menurunkan sensitivitas insulin
– Memfosforilasi faktor transkripsi Stat5a dan 5b 
penurunan akumulasi lemak di jaring adiposa
• Leptin  hormon yang berhubungan dengan
lipogenesis  membatasi penyimpanan lemak
 menghambat lipogenesis
Lipolisis
• Proses dekompensasi kimiawi dan penglepasan
lemak dari jaringan lemak.
• Terjadi bila diperlukan energi tambahan
• Enzim hormone sensitive lipase  hidrolisis
trigliserida  as. Lemak bebas & gliserol  aliran
darah  otot /tempat yg memerlukan
• Hormon insulin akan menghambat mobilisasi
as.lemak  menghambat enzim trigliserid lipase
LO 3 – OBESITAS
Definisi
• Adalah suatu keadaan dengan akumulasi
lemak yang tidak normal atau berlebihan di
jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu
kesehatan.
• Kelainan kompleks pengaturan nafsu makan
dan metabolisme energi yang dikendalikan
oleh beberapa faktor biologik spesifik.

19
Klasifikas obesitasi

1 2 3 4
• Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
• Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
• Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas
berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang
yang gemuk).
a. Obesitas primer dan sekunder
b. Obesitas tipe android dan ginoid
c. Obesitas menurut kondisi sel
• Obesitas primer:
– masukan makanan berlebih dibanding dengan
kebutuhan energi yang diperlukan
• Obesitas sekunder:
– Yang disebabkan adanya penyakit/kelainan
kongenital atau kondisi lain
Obesitas Sekunder
Tipe Android “Apple” Tipe Genoid “Pear”

Tempat bagian tubuh sebelah atas (dada, bagian tubuh sebelah bawah,
penumpukan pundak, leher, dan muka) yaitu sekitar perut, pinggul, paha,
Lemak dan pantat
Sering pria dan wanita yang sudah Wanita
ditemukan mengalami menopouse
Jenis lemak Lemak jenuh yang mengandung lemak tidak jenuh serta sel lemak
sel-sel besar banyak menumpuk kecil dan lembek
Resiko lebih tinggi penyakit yang lemak tidak jenuh serta sel lemak
berhubungan dengan metabolisme kecil dan lembek
lemak dan glukosa seperti penyakit
gula, jantung koroner, stroke,
pendarahan otak, dan tekanan darah
tinggi, dan kanker payudara

lebih mudah menurunkan berat lebih sukar menurunkan


tubuh kelebihan berat tubuh pada tipe
ini karena lemak-lemak tersebut
lebih sukar mengalami proses
metabolisme
TIPE ANDROID TIPE GINOID
Pengukuran ‘’apple pear’’
• Suatu cara untuk menentukan apakah seseorang berbentuk seperti
buah apel atau seperti buah pir, yaitu dengan menghitung rasio
pinggang dengan pinggul.

• Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul


diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan
ukuran pinggul.
Rasio pinggang pinggul = ukuran pinggang
ukuran pinggul

• ( LP wanita > 80 cm, pria > 90 cm)  obesitas


OBESITAS MENURUT KONDISI SEL

• Tipe Hiperlastik
– jumlah sel lemak lebih banyak dibandingkan dengan kondisi
normal. Tetapi , ukuran sel lemak tersebut masih sesuai
dengan ukuran sel yang normal.
– biasanya  sejak masa anak-anak dan sulit untuk diturunkan
ke berat badan normal.
– Bila terjadi penurunan berat tubuh sifatnya hanya sementara
dan kondisi tubuh akan mudah kembali ke keadaan semula.
• Tipe Hipertropik
– jumlah sel yang normal, tetapi ukuran sel lebih besar dari
ukuran normal.
– biasanya  pada orang dewasa dan relatif lebih mudah
menurunkan berat tubuh dibanding tipe hiperlastik.
– Mempunyai risiko lebih mudah terserang penyakit gula dan
tekanan darah tinggi.
• Tipe Hiperlastik-Hipertropik
– jumlah maupun ukuran sel yang terdapat pada tubuh
seseorang melebihi ukuran normal.
– Proses kegemukan dimulai sejak masa anak-anak dan
berlangsung terus hingga dewasa.
– Tipe ini paling sulit menurunkan berat tubuh.  sehingga
paling mudah terserang berbagai penyakit degeneratif.
Asia-Pasifik
Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas bersadasrkan IMT dan Lingkar
perut menurut kriteria asia pasifik
Risiko ko-morbiditas
Lingkar perut
Klasifikasi IMT(kg/m2) <90 cm (laki2) ≥90 cm(laki2)
<80 cm (perempuan) ≥80
cm( perempuan)
Berat badan <18,5 Rendah(risiko meningkat Sedang
kurang pada masalah klinis lain)

Kisaran normal 18,5- 22,9 Sedang Meningkat


BB lebih ≥23,0
•Beresiko 23,0-24,9 Meningkat Moderat
•Obes I 25,0-29,9 Moderat Berat
•Obes II ≥30,0 Berat Sangat berat

Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia Pasific Perspective : redefining


Obesity And Its Treatment (2000)
Sumber : WHO technical series, 2000 – IPD
Klasifikasi Berdasarkan Penyebab:
• Obesitas eksogen (metabolic obesity) : genetik
(parental) & lingkungan (nutrisional, aktivitas
fisik, trauma neuropsikologis, medikasi, sosial-
ekonomi)
• Obesitas endogen (regulatory obesity) :
hormonal, sindrom, defek gen (leptin, β3
reseptor adrenergik)

32
PENATALAKSANAAN
• Sasaran Penatalaksanaan Obesitas
– Penurunan BB 5-10% dalam 6-8 bulan
– Mencegah peningkatan kembali BB dan
sindrom yoyo
– Memperbaiki penyakit penyerta
– Menurunkan prevalensi obesitas
– Memperbaiki kualitas hidup
Non Farmakologi
Terapi Diet
• Defisit 500-1000 kkal/hari
• Pengukuran energi dapat menggunakan rumus Harris
Benedict :
– laki-laki : BEE = 66,5 + (13,75xkg) + (5,003xcm) − (6,775xage)
– Wanita : BEE = 65,1 + (9,563xkg) + (1,85xcm) − (4,676xage)
• Kebutuhan kalori total = BEE x jumlah faktor stres & aktivitas
(1,2 − 2)
• Total lemak < 30% dari total kalori
• Pengurangan lemak jenuh

46
Terapi intensif
• Ditujukan pada obesitas morbid/superobes
• Diet berkalori sangat rendah (BB>140% BBI)
– Formula protein sparing modified fast (PSMF) 600-800 kal/hari,
protein 1,5-2,5 g/kg BBI
– Maks 12 minggu dibawah pengawasan dokter
• Medikamentosa
– Sibutramin, orlistat, leptin, ocreotide, metformin
– Tiroksin, amfetamin tidak dianjurkan
• Terapi invasif (BB>200% BBI)
– Gastric binding & vertical banded gastroplasty
– Gastric bypass

47
OLAHRAGA

48
KOMPONEN OLAHRAGA
• Terdiri dari 3 pilar utama :
1. Warming up / pemanasan
2. Main exercise / olahraga inti
3. Cooling down / pendinginan

49
1. Warming Up / Pemanasan
• Dilakukan selama ± 5 menit
• Tujuannya :
1. Otot, jantung, dan paru-paru siap melakukan
kerja yang lebih berat
2. Mempersiapkan metabolisme dalam tubuh agar
dapat bekerja lebih baik
3. Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera

50
1. Warming Up / Pemanasan
• Persiapan :
1.Pilih olahraga yang digemari, aman, mudah,
dan murah.
2.Sebaiknya gunakan pakaian dan sepatu
olahraga yang sesuai dan nyaman.
3.Jangan lakukan olahraga setelah makan
kenyang, sebaiknya tunggu sampai 2 jam.
4.Minum minuman yang sejuk dan sedikit
manis.
51
2. Main Exercise
• Terbagi menjadi 3 hal :
1. Jenis olahraga
1. Aerobik
2. Anaerobik
2. Intensitas olahraga
3. Lama olahraga

52
OLAHRAGA AEROBIK
• Adalah olaraga yang dilakukan secara terus menerus
dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi oleh
tubuh
• Tipe 1 :
– Olahraga dengan naik turunnya denyut nadi yang relatif stabil
– Contoh : jalan, jogging, bersepeda
• Tipe 2 :
– Olahraga dengan naik turunnya denyut nadi secara bertahap
– Contoh : senam, dansa, renang
• Tipe 3 :
– Olahraga dengan naik turunnya denyut nadi secara mendadak.
Umumnya dalam bentuk permainan.
– Contoh : sepak bola, basket, voli, tenis lapangan

53
OLAHRAGA ANAEROBIK
• Olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak
dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh
• Contoh : angkat besi, lari cepat 100 m

54
2. Main Exercise
2. Intensitas olahraga :
– 60% - 80% kapasitas aerobik maksimal
– 72% - 87% frekuensi jantung maksimal (220-usia)
3. Lama olahraga :
– 15-25 menit/hari (dalam training zone)
– 3x / minggu

55
3. Cooling Down / Pendinginan
• Dilakukan selama ± 5 menit
• Tujuan :
– Mengembalikan semua fungsi tubuh ke keadaan
normal
• Persiapan :
– Melakukan gerakan / latihan yang intensitasnya
diturunkan secara graduil / bertahap

56
3. Cooling Down / Pendinginan
• Hal-hal yang perlu diperhatikan :
– Jangan langsung makan kenyang setelah
berolahraga (bila perlu, makanlah makanan
lunak/cairan seperti bubur kacang hijau).
– Minumlah secukupnya bila banyak berkeringat dan
jangan langsung mandi (± 15 menit).
– Gantilah pakaian olahraga yang digunakan bila
terlalu basah.

57
Farmakologi
SIBUTRAMINE
 Menurunkan berat badan sebanyak 10%
 Menghambat reuptake Serotonin dan
Norepinefrin
 Menurunkan nafsu makan
 Meningkatkan ‘energy expenditure’
 Dosis awal 10 mg/hari. Bila penurunan BB tidak
adekuat dalam 4 minggu, dosis ditingkatkan
menjadi 15 mg/hari
 

59
F.KINETIK
• Oral – absorpsinya cepat
• Melalui metab. Lintas I di hati
• Dimetabolisme oleh Cytochrome P450 3A4 (CYPA34)
• Eliminsasi terutama oleh ginjal

EFEKTIVITAS
• BB akan turun 7-10%, maksimal dlm 6 bulan
• Bertahan selama minum obat

60
E.S KI
• Takikardia Peny. Jantung
Peny. Serebrovaskuler
• Mulut kering
Hipertensi tdk terkontrol
• Konstipasi
• Insomnia INTERAKSI
• Peningkatan tekanan Dg obat penghambat CYPA34:
darah – Eritromisin
– Cimetidine
– Ketokonazol

61
ORLISTAT
• Menghambat lipase pankreas  menghambat absorpsi lemak
di pencernaan
• Dosis 3 x 120 mg sehari
• F.KINETIK
– Oral – absorpsi minimal
– C – plasma rendah (<10g/L)
– Th/ jangka panjang tdk ditimbun dlm plasma
– Eliminasi terutama di faeces
• EFEKTIVITAS
– Menurunkan BB 10%
– 2 tahun, kombinasi dg diet rendah kalori

62
ADRENERGIK
AMFETAMIN
• Utk menunda kelelahan –  perhatian k/ kurang tidur
 WASPADA
pada kronis – 2 bulan baru tidur normal
• EF. ANOREKSIK – pst. makan hipotal. Lat.
nafsu makan   cepat toleransi
•  kejang akb renjatan listrik
• Enuresis & inkotinensia – kontr stingter k. kemih

63
METAMFETAMIN ≈ AMFETAMIN
• Dosis kecil : ef. sentral > nyata
• Dosis > : tek. sist, diast 
• konstr. vena
• denyut ♡ diperlambat

64
FENFLURAMIN
Ditarik dari peredaran karena menyebabkan:
– hipertensi pulmonal
– kerusakan katup jantung

65
BUPROPION
• Struktur kimianya mirip E.S
Amfetamin – perangsangan sentral agitasi
• Efek Dopaminergik – migrain
– ketidak senangan
• Dosis – 100 mg, 2x sehari,
– mual
dapat sampai 300 mg/hari.
– ansietas
• Efek terlihat setelah 4 – muntah
minggu atau lebih – insomnia
– konstipasi
– mulut kering
– tremor

66
FLUOKSETIN
• Gol SSRI (Serotonin-Selective reuptake inhibitor)
• Paling luas digunakan krn kurang menyebabkan
antikolinergik
• Hampit tdk menimbulkan sedasi
• Dosis dws: 20 mg/hr, setiap pagi
dapat sampai 30 mg/hari.

67
SERTRALIN
• Gol. SSRI
• Selektif terhadap SERT (serotonin transporter)
• Kurang selektif thd DAT (dopamin transporter)

68
Pembedahan
• Kriteria dilakukan operasi :
– Obesitas berat, BMI > 40
– BMI 35-39.9, disertai komplikasi (misal : DM,
hipertensi)
• Gastric bypass surgery.
PENCEGAHA
N
Primer – mencegah terjadinya obesitas
Sekunder – menurunkan prevalensi
obesitas
Tersier – mengurangi dampak obesitas
Obesitas Pada Anak

73
KLASIFIKASI IMT PADA ANAK dan
REMAJA
PERSENTIL IMT STATUS BERAT
UNTUK USIA
< persentil ke 5 Kekurangan BB
(Berat Badan)
Persentil ke 5-84 Normal BB
Persentil ke 85-94 Risiko kelebihan BB
≥ persentil ke 95 Kelebihan BB

MENGHITUNG IMT : BB (kg) : TB (cm) : TB (cm) x 10.000


ATAU BB (lb) : TB (in) : TB (in) x 703

74
75
76
TAHAPAN PENATALAKSANAAN
1. Prevention plus : tabel di slide berikutnya
2. Structured weight management : rencana
makan, olahraga, & modifikasi gaya hidup
3. Comprehensive multidisciplinary approach : m↑
intervensi terapi, peran keluarga,& mungkin
mgadakan pertemuan per minggu
4. Tertiary care intervention : terapi perilaku intesif,
diet yg dkhususkan, farmakoterapi, dan bedah

77
78
79
E
D
U
K
A
S
I 80
LO 4 – SINDROM METABOLIK
• Dikenal sejak tahun 1940an. Pada tahun 1980-an ini
menjadi lebih jelas dan istilah Sindrom metabolisme
(juga dikenal sebagai Sindrom X atau dysmetabolic
Sindrom)

• Fitur utama Sindrom metabolisme


– resistensi insulin
– hipertensi (tekanan darah tinggi)
– kolesterol tidak normal
– Berat badan berlebihan atau gemuk.
82
Etiologi
• Faktor genetik
• Lingkungan :
– kegiatan tingkat rendah
– gaya hidup santai
– progresif berat

83
84
85
HUB OBES, DM, DAN
HIPERTENSI 88
Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik
Unsur Sindrom WHO NCEP ATP III EGIR ACE IDF
Metabolik
HT Dalam pengobatan Dalam pengobatan TD sistolik >= 140 TD > 130/85 mmHg TD sistolik >= 130
antiHT dan/atau TD antiHT / TD > mmHg, dan/atau TD mmHg atau TD
> 140/90 mmHg 130/85 mmHg diastolik >=90 diastolik >85 mmHg,
mmHg, dan/atau atau dalam
dalam pengobatan pengobatan antiHT
antiHT
Dislipidemia Plasma TG > 150 Plasma TG > 150 Plasma TG > 180 Plasma TG > 150 Plasma TG > 150
mg/dL dan/atau mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL, atau dalam
HDL-C HDL-C HDL-C <40 mg/dL HDL-C pengobatan
L < 35 mg/dL L < 40 mg/dL dan/atau dalam L < 40 mg/dL dislipidemia
P < 40 mg/dL P < 50 mg/dL pengobatan P < 50 mg/dL HDL-C
dislipidemia L < 40 mg/dL
P < 50 mg/dL, atau
dalam pengobatan
dislipidemia

Obesitas IMT > 30 kg/m^2 Lingkar perut Lingkar perut Obesitas sentral
dan/atau rasio L > 102 cm >94 cm (lingkar perut)
perut-pinggul P > 88 cm >=80 cm Asia :
L > 0. 90 L > 90 cm
P > 0. 85 P > 80 cm (nilai
tergantung etnis)
Gangguan DM tipe 2 / TGT GDP > 110 mg/dL GDP >=110 mg/dL GDP 110-125 mg/dL GDP >=100 mg/dL
metabolisme 2 jam PP 140-200 atau didiagnosis DM
glukosa mg/dL tipe 2

90
Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik
Unsur Sindrom WHO NCEP ATP III EGIR ACE IDF
Metabolik
Lain-lain Mikroalbuminuria Hiperinsulinemia
> 20 ug/menit (30 (konsentrasi
mg/g Cr) insulin puasa >
kuartil atas
populasi non-
diabetes)
Kriteria diagnosis DM tipe 2 / TGT Minimal 3 DM tipe 2 atau Obesitas sentral
dan 2 kriteria di kriteria TGT dan 2 + 2 kriteria di
atas. Jika toleransi kriteria di atas. atas
glukosa normal, Jika toleransi
diperlukan 2 glukosa normal,
kriteria perlu 3 kriteria

91
NCEP/ATP 3

92
OBESE
– Penurunan BB 5-10% sudah dapat memberikan perbaikan profil
metabolik. Penanganan yang terintegrasi dalam pengelolaan BB
adalah diet, aktivitas fisik, perubahan perilaku (yang terpenting), obat
(sibutramin dan orlistat).
– Sibutramin cara kerjanya di sentral memberi efek mengurangi asupan
energi melalui efek mempercepat rasa kenyang dan mempertahankan
pengeluaran energi setelah BB turun dapat memberi efek tidak hanya
untuk penurunan BB tapi juga mempertahankan BB yang sudah turun.
– Untuk efek metabolik, pemberiannya setelah 24 minggu yang disertai
diet dan aktivitas fisik, memperbaiki kadar trigliserida dan kolesterol
HDL.

93
HIPERTENSI
– HT merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. HT 
mikrobalbuminuria yang dipakai sebagai indikator independen
morbiditas kardiovaskular pada ps tanpa diabetes/HT.
– Enzim pengkonversi angiotensin dan penghambat reseptor
angiotensin punya manfaat yang bermakna dalam meregresi hipertofi
ventrikel kiri dibanding dengan penghambat beta adregenik, diuretik
dan antagonis kalsium.
– Valsartan, suatu penghambat reseptor angiotensin, dapat mengurangi
mikroalbuminuria yang diketahui sebagai faktor risiko independen
kardiovaskular.

94
INTOLERANSI GLUKOSA
– Intoleransi glukosa merupakan salah 1 manifestasi sindrom
metabolik yang dapat jadi awal suatu DM. Ada hubungan kuat
antara TGT dan risiko kardiovaskular pada sindrom metabolik dan
diabetes.
– Perubahan gaya hidup dan aktivitas fisik yang teratur efektif
menurunkan BB dan TGT. Modifikasi diet secara bermakna
memperbaiki glukosa 2 jam pasca prandial dan kadar insulin.
– Tiazolidindion punya pengaruh yang ringan tapi persisten dalam
menurunkan TD sistolik dan diastolik. Obat ini dan metformin juga
dapat menurunkan kadar asam lemak bebas.
– Pada Diabetes Prevention Program, penggunaan metformin dapat
mengurangi progres diabetes sebesar 31% dan efektif pada ps
muda dengan obesitas.

95
DISLIPIDEMIA
– Dislipidemia terapi nya dengan perubahan gaya hidup yang diikuti
medikasi. Perubahan diet dan latihan jasmani saja tidak cukup berhasil
mencapai target. Jadi obat + perubahan gaya hidup.
– Gemfibrozil tidak hanya memperbaiki profil lipid tapi juga
menurunkan risiko KV.
– Fenofibrat secara khusus dipakai untuk turunkan trigliserida dan
meningkatkan kolesterol HDL, perbaikan profil lipid yang sangat efektif
dan mengurangi risiko KV, menurunkan kadar fibrinogen.
– Fenofibrat + statin memperbaiki kadar trigliserida, kolesterol HDL dan
LDL.

96

Anda mungkin juga menyukai