FISIOLOGI
MODUL METABOLIK ENDOKRIN
KELOMPOK PRAKTIKUM B4
Samialhuda R. Fitria
I11110060
I11112050
Octa Tirandha
I11112077
Gilang Pramanayudha
I1011131006
Sundari
I1011131012
Anggi Sulistiawati
I1011131033
I1011131061
Lisa Florencia
I1011131072
I1011131087
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
I.
Suhu Tubuh dan Pengaturannya
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan
koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan
perubahan suhu lingkungan yang dingin atau hangat1.
Tubuh manusia yang sehat memiliki suhu tubuh tubuh yang konstan walaupun pada
kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Oleh karena itu panas yang dihasilkan pada berbagai
proses metabolisme harus seimbang dengan panas yang dikeluarkan dari tubuh. Hal tersebut
dikarenakan manusia memiliki sistem pengatur suhu tubuh yang terdiri atas tiga bagian yaitu
integrator di dalam hipotalamus, reseptor pada kulit, dan bagian tubuh lainnya, dan efektor
sistem yang mengatur produksi panas dengan kehilangan panas 1. Disamping panas yang
dihasilkan oleh tubuh sendiri, tubuh juga memperoleh panas dari lingkungan sekitar. Suhu
tubuh manusia bervariasi diantara individu dan berkisar 35,5C 37,7C dengan rerata
keseluruhan 36,7C2. Sel-sel saraf dalam hipotalamus sangat peka terhadap perubahan suhu
internal (darah) baik karena pengaruh suhu lingkungan atau dari dalam tubuh itu sendiri.
Proses mekanisme pengaturan panas tersebut berjalan sangat cepat karenaterlibat mekanisme
neuroendokrin, dan sistem negatif feedback (umpan balik negatif)3.
Berdasarkan pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan,
yaitu homoiterm dan poikiloterm. Pada praktikum ini, katak digunakan sebagai contoh
organisme poikiloterm, yang suhu tubuhnya dapat berubah dipengaruhi oleh lingkungannya.
Hal ini disebabkan karena hewan ini tidak memiliki pengatur suhu tubuh. Adaptasi katak
terhadap suhu sangat panas dengan meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan
melalui kulitnya karena memili kulit yang senantiasa lembab. Pada lingkungan panas seekor
katak akan naik suhu tubuhnya, dan pada suhu lingkungan dingin seekor katak suhu
tubuhnya akan turun3,4.
II.
glukoagon adalah dua hormon utama yang mengatur mobilisasi dan penyimpanan bahan
bakar. Fungsi keduanya adalah untuk memastikan bahwa sel mendapat pasokan glukosa,
asam lemak dan asam amino secara terus menerus untuk membentuk ATP dan untuk
memelihara sel. Pemeliharaan kadar glukosa darah yang homeostasis memerlukan kedua
hormon ini untuk mengatur metabolism karbohidrat, lemak dan asam amino sesuai
kebutuhan dan kapasitas dari masing-masing jaringan. Insulin dikeluarkan sebagai respons
terhadap ingesti karbohidrat, mendorong penggunaan glukosa sebagai bahan bakar serta
untuk penyimpaan glukosa sebagai glikogen dan lemak5.
Glukosa dalam darah akan digunakan sebagai energi yang dibutuhkan untuk otak dan
jaringan lainnya dari sistem saraf yang sangat bergantung terhadap metabolism glukosa.
Hipoglikemia atau kadar glukosa yang rendah dalam darah dapat melemahkan daya tahan
tubuh seseorang dalam jangkan waktu yang cukup lama5.
Pada praktikum ini, dilakukan pengamatan syok insulin pada ikan guppy. Sebelumnya
diamati terlebih dahulu pergerakan ikan guppy sebelum diberikan insulin.
III.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Memahami perbedaan antara binatang homoitermik dan poikilotermik.
2. Memahami cara mengukur tubuh manusia.
3. Memahami kerja insulin dan memahami keadaan hipoglikemia serta pengaruhnya
pada organ.
4. Memahami cara menetapkan kelembaban relatif udara.
b. Tujuan Khusus
1. Menerangkan cara mengukur suhu ketiak dan suhu mulut.
2. Menerangkan pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es terhadap suhu
mulut.
3. Menerangkan pengaruh suhu keliling pada suhu tubuh binatang poikilotermik.
4. Menerangkan pengaruh pemberian insulin dan pemberian glukosa setelahnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Suhu Tubuh dan Pengaturannya1
Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau sistem.
Suhu didefinisikan sebagai suatu besaran fisika yang dimiliki bersama antara dua benda atau
lebih yang berada dalam kesetimbangan ternal. Suatu benda yang dalam keadaan panas
dikatakan memiliki suhu yang tinggi, dan sebaliknya, suatu benda yang dalam keadaan
dingin dikatakan memiliki suhu yang rendah. Untuk mengkuatitatifkan besaran suhu dan dan
menyatakan seberapa tinggi atau rendahnya nilai suhu suatu benda diperlukan pengukuran
yang dinamakan termometer. Secara umum dilihat dari tampilannya, ada dua jenis
termometer yaitu termometer analog dan termometer digital. Termometer analog merupakan
termometer zat cair (termometer raksa atau terrmometer alkohol), sedangkan untuk
termometer digital umumnya menggunakan sensor elektronik. Suhu adalah besaran yang
menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu
adalah termometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu
cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka
diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.
Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak yang membantu
suhu tubuh yang konstan antara 36.5C dan 37.5C. Suhu tubuh normal manusia akan
bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita akan lebih rendah
dibanding saat kita sedang bangun atau dalam aktivitas. Dan pengukuran yangdiambil
dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan suhu
di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar 37C, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar
36.5C sedang directum (anus) sekitar 37.5C. Tubuh manusia merupakan organ yang
mampu
menghasilkan
panas
secara
mandiri
dan
tidak
tergantung
pada
suhu
metabolisme
jaringan,
peningkatan
aktivitas
otot,
dan
produksi
panas
(thermogenesis) tanpa aktivitas menggigil. Panas dari dalam tubuh dapat ditransfer ke
lingkungan luar. Demikian juga sebaliknya, panas dari lingkungan luar dapat ditransfer ke
dalam tubuh. Kecepatan transfer panas ke dalam atau ke lingkungan luar tergantung pada 3
faktor:
1.
Luas permukaan. Luas permukaan per gram jaringan berbandiing terbalik dengan
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban relatif. Alat
untuk mengukur kelembaban disebut higrometer.Sebuah humidistat digunakan untuk
mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan.
Tingkat kelembaban bervariasi menurut suhu. Semakin hangat suhu udara, semakin
banyak uap air yan dapat ditampung. Semakin rendah suhu udara, semakin sedikit jumlah
uap air yang dapat ditampung. Jadi pada siang hari yang panas dapat menjadi lebih lembab
dibandingkan dengan hari yang dingin. Kemampuan udara untuk menampung uap air
dipengaruhi oleh suhu. Jika udara jenuh uap air dinaikkan suhunya, maka udara tersebut
menjadi tidak jenuh uap air. Sebaliknya, jika udara tidak jenuh uap air suhunya diturunkan
dan kerapatan airnya dijaga konstan, maka udara tersebut akan mendekati kondisi jenuh uap
air. Jadi ketika udara hangat naik dan mulai mendingin, lama kelamaan akan kehilangan
kemampuan untuk menahan / menampung uap air.
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan.
Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara
dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika dalam suatu ruang tertutup dimasukkan
larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara
potensi air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian pula halnya jika suatu hidrat
kristal garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup maka air
dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air.
Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban absolut, kelembaban nisbi
(relatif), maupun defisit tekanan uap air.
1. Kelembaban mutlak adalah massa uap air dalam udara per satuan volume.
2. Kelembaban relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang
terkandung di udara pada suhu yang sama
3. Defisit tekanan uap Air (vpd) Selisih antara tekanan uap air jenuh dengan tekanan uap
aktualnya menyatakan tekanan uap air (vpd). Defisit ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi nilainya udara semakin kering.
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Suhu Tubuh dan Pengaturannya
A. Alat Dan Binatang Percobaan Yang Diperlukan
1) Kodok
2) Air hangat 400C
3) Alcohol dan kapas
WAKTU
3 menit
37,60C
HASIL
6 menit
37,9C
Bernapas melalui
3 menit
370C
Bernapas tenang
370C
mulut
2 menit
mulut
36,30C
es
Suhu aksila
37,30C
Pengaruh suhu
Suhu ruangan
300C
Setelah 3 menit
300C
Saat dimasukkan
240C
Pengukuran suhu
ketiak
tubuh binatang
poikilotermik
dalam es
Suhu air es
140C
Saat dimasukkan
310C
400C
4.1.2 Pembahasan1,2
a)
pengukuran tersebut. Pada OP 1, didapatkan suhu oral sebesar 37,60C sedangkan suhu di
aksila 37,30C selama 3 menit dan 37,90C
Perbedaan anatar kedua tempat ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya. Tubuh
yang dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah (central core) dengan lapisan pembungkus
di sebelah luar (outer shell). Selain itu suhu inti di bagian dalam yang terdiri dari organ-organ
abdomen dan toraks, sistem saraf pusat, serta otot rangka, umumnya relatif konstan. Hal ini
mengakibatkan tempat untuk mengukur suhu juga dapat membuat perbedaan, karena suhu
inti tubuh mungkin lebih tinggi dari pada suhu lapisan yang membungkusnya yaitu kulit dan
jaringan subkutis. Rentang suhu tubuh normal bervariasi yaitu berada pada kisaran 36,1
37,80C. Meskipun hasil pengukuran di kedua tempat sama-sama berada dalam rentang
normal, nilai yang lebih mencerminkan suhu inti tubuh adalah suhu oral. Hal ini dikarenakan
semua panas (kalor) yang terukur oleh termometer di dalam mulut, secara keseluruhan
berasal dari tubuh kita sendiri. Jadi suhu yang terukur di dalam rongga mulut tidak
dipengaruhi oleh kalor/panas dari luar tubuh kita.. Aksila merupakan bagian luar tubuh yang
mewakili suhu kulit. Suhu di aksila tidak dapat digunakan untuk menentukan suhu tubuh
dikarenakan besarnya pengaruh suhu lingkungan pada aksila. Aksila merupakan salah satu
lokasi kulit yang selalu tertutup ditambah tumbuhnya rambut saat pubertas. Jadi, suhu 37 0C
dalam oral dapat dikatakan memang mencermikan suhu inti probandus. Sedangkan suhu
36,70C di aksila tidak dapat diambil sebagai suhu kulit secara umum, sebab suhu yang tinggi
tersebut mungkin saja disebabakan faktor anatomis dan teknik.
b) Pengaruh Bernapas Melalui Mulut dan Berkumur Air Es Pada Suhu Mulut
Pada praktikum yang dilakukan, terdapat dua perlakuan, yaitu bernapas melalui mulut
selama dua menit menit dan berkumur dengan air es selama satu menit. Sebelum dilakukan
kedua perlakuan, Probandus disuruh bernapas selama 3 menit Setelah bernapas melalui
mulut, suhu oral kedua probandus mengalami penurunan yang tidak terlalu jauh (370C).
Sedangkan setelah berkumur dengan air es, suhu oral probandus mengalami penurunan yang
lebih tinggi menjadi 36,3 0 C.
Pada perlakuan pertama, terjadi perubahan suhu oral. Hasil ini berbeda dengan
Hakikatnya, yaitu tidak terjadi penurunan pada suhu oral. Tidak terjadinya penurunan
diakibatkan perbedaan suhu yang dipaparkan ke rongga mulut dan suhu tubuh tidak berbeda
terlalu jauh meskipun terjadi penurunan Saat bernapas melalui mulut, rongga mulut terpapar
oleh dua komponen udara napas, yaitu udara inspirasi dan udara ekspirasi. Suhu udara
inspirasi dapat dianggap sama dengan suhu ruangan , sedangkan suhu udara ekspirasi seikit
lebih tinggi (peningkatan suhu diakibatkan oleh pelepasan kra-kira 2 % kalor tubuh melalui
pernapasan). Jadi dapat dikatakan bahwa suhu kedua udara pernapasan tersebut suhu nya
tidaik berbeda jauh dengn suhu tubuh. Perbedaan suhu yang kecil ini dapat dikatakan tidak
merepotkan bagi hipotalamus. Sehingga mekanisme pengaturan yang dijalankan oleh
hipotalamus mampu mempertahankan suhu oral probandus.Terlalu cepatnya memasukkan
termometer saat perlakuan dan belum turunnya suhu sebelum dilakukan perlakuan
mengindikasikan terjadinya perubahan suhu oral.
Sedangkan pada perlakuan kedua, kedua probandus diminta untuk berkumur dengan
air es selama satu menit. Dari hasil yang didapatkan, diketahui suhu oral turun sebesar 1,30C
pada OP. Hal ini disebabkan selisih suhu yang dipaparkan relatif besar. Suhu untuk air es
batu pada praktikum ini tidak diukur namun diperkirakan kurang dari 20 0C .Oleh karena itu
ketika berkumur dengan air es maka tubuh terpapar oleh suhu yang rendah sehingga terjadi
perpindahan panas secara konduksi. Kecepatan perpindahan panas melalui konduksi
bergantung pada perbedaan suhu antara benda-benda yang bersentuhan dan konduktivitas
termal bahan-bahan yang terlibat. Sesuai hukum termodinamika, kalor dari benda bersuhu
tinggi akan berpindah ke benda bersuhu rendah saat keduanya bersentuhan, hingga tercapai
suhu keseimbangan. Karena terjadi perpindahan panas tersebut maka suhu oral ketika
diperiksa setelah berkumur akan lebih rendah
hangat, suhu tubuhnya juga mendekati suhu air hangat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
kodok tidak menjaga suhu tubuhnya dalam kisaran nilai yang konstan seperti pada manusia
yang merupakan contoh hwan homoiotermik. Pada hewan homoiotermik, mereka selalu
menjaga suhu tubuh dalam rentang nilai konstan terhadap pajanan suhu eksternal ataupun
internal melalui mekanisme pengaturan suhu, seperti pada manusia yang suhu tubuhnya
selalu diatur dalam rentang nilai normal yang konstan oleh hipotalamus dengan bantuan
berbagai mekanisme tubuh lainnya seperti sistem saraf. Walaupun demikian tetap harus ada
mekanisme pada hewan poikilotermik ini untuk bertahan pada kondisi ekstrim baik sangat
panas atau pun sangat dingin. Kodok misalnya, beradaptasi terhadap suhu sangat panas
dengan meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan melalui kulitnya yang lembab.
4.2 Syok Insulin pada Ikan Guppy
4.2.1 Hasil
PERLAKUAN
Menit
0-3
ke-1
Pemberian insulin 1 mU
3-6
Masih aktif
ke-2
Pemberian insulin 1 mU
6-9
Masih aktif
ke-3
Pemberian insulin 1 mU
9-12
Masih aktif
ke-4
Pemberian insulin 1 mU
12-15
ke-5
Pemberian glukosa 20% 1
0-3
ml
4.2.2 Pembahasan2,9
Pada praktikum ini, dilakukan pengamatan syok insulin pada ikan guppy. Sebelumnya
diamati terlebih dahulu pergerakan ikan guppy sebelum diberikan perlakuan. Pergerakan ikan
guppy awalnya lincah dan aktif bergerak.
keempat, pergerakan ikan guppy cenderung masih aktif. Setelah pemberian insulin kelima,
pergerakan ikan guppy melambat dan cenderung diam, keaktifannya berkurang. Hal ini
disebabkan oleh karena terjadi hiperinsulinemia pada ikan guppy tersebut. Hiperinsulinemia
tersebut menyebabkan kadar glukosa darah menjadi turun karena efek dari insulin seperti
yang telah diketahui yaitu membantu transport glukosa ke dalam sel, maka pada keadaan ini,
glukosa darah ikan tersebut kebanyakan ditranspor ke sel-sel non neural sensitif insulin,
sehingga pasokan glukosa ke otak menjadi sangat berkurang. Hal ini menyebabkan Ikan
mulai kehilangan keseimbangannnya dan merupakan suatu tanda bahwa ikan telah
mengalami
hipoglikemia.
Hilangnya
keseimbangan
merupakan
salah
satu
gejala
Suhu ruangan
Suhu termometer bola
30,50C
30,50C
udara ruangan
kering
Suhu termometer bola
270C
basah
Kelembaban relatif
80 %
udara
4.3.2 Pembahasan6,7,10
Kelembaban adalah jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Istilah kelembaban
biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari berupa kelembaban relatif. Kelembaban
relatif adalah perbandingan antara tekanan uap air actual (yang terukur) dengan tekanan uap
air pada kondisi jenuh.
Kelembaban relatif dapat diukur dengan menghembuskan udara pada dua buah
termometer, salah satu diantarnya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan lainnya
kering (bola kering), termometer ini dinamakan psikrometer. Kelembaban relatif udara
dipastikan dengan pembacaan kelembaban relatif udara pada psychrometric chart.
Pengukuran kelembaban relatif udara dilakukan di ruangan laboratorium nonmikroskopik. Pada pembacaan suhu termometer bola basah dan bola kering ruangan
didaptkan nilai kelembaban sebesar 80C yang mana hasil ini didapatkan dari hasil suhu bola
kering yang menunjukan angka 30,50C dan suhu bola basah yang berada di angka 27 0C,
selisih nilai tersebut diambil dan dilihat pada kolom 3 mendapatkan hasil 80C. Kemudian
didapatkan juga suhu ruangan laboratorium non-miksroskopik menunjukkan suhu 30,50C
berdasarkan suhu bola kering. Kelembaban relatif udara dipastikan dengan pembacaan
kelembaban relatif udara pada psychrometric chart, yang mana nilai kelembaban relatif udara
berada diangka 80%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kelembaban lingkungan relatif cukup
tinggi. Tingkat kelembaban udara yang terdapat pada lingkungan atau ruangan dapat
mempengaruhi tingkat penyerapan atau pelepasan panas tubuh seseorang melalui proses
evaporasi pada permukaan kulit. Jika kelembaban udara tinggi, evaporasi tidak dapat
berlangsung sehingga mengakibatkan naiknya suhu tubuh. Kelembaban udara juga
mempengaruhi asupan air yang harus dikonsumsi agar tidak sampai pada keadaan dehidrasi.
Jika kelembaban tinggi maka asupan air yang dibutuhkan tidak terlalu besar karena tidak
banyak air dari tubuh yang diubah menjadi bentuk uap. Sebaliknya jika kelembaban udara
rendah harus banyak asupan air yang dibutuhkan karena banyak air dalam tubuh yang diubah
menjadi bentuk uap untuk pengeluaran panas tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton A.C. and J.E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
3. Team Teaching. 2014. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Gorontalo: Laboratorium
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Gorontalo