Anda di halaman 1dari 3

Astigmat

Adalah penyakit yang dimana berkas sinar tidak di fokuskan pada satu titik dengan tajam pada
retina akan tetapi pada 2 garis titik api yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelainan kelengkungan
permukaan kornea. Pada mata dengan astigmat lengkungan jari-jari meridian yang tegak lurus padanya.

Bayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan apa yang di sebut sebagai astigmatisme with the rule (astigmat
lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertical bertambah atau lebih kuat atau jari-
jarinya lebih pendek di banding jari-jari kelengkungan kornea di bidang horizontal. Pada keadaan
astigmat lazim ini di perlukan lensa silinder negative dengan sumbu 180 derajat untuk memperbaiki
kelainan refraksi yang terjadi.

Astigmat tidak lazim (astigmatisme against the rule)

Suatu keadaan kelainan refraksi astigmat dimana koreksi dengan silinder negative di lakukan dengan
sumbu tegak lurus (60-120) derajat atau dengan silinder positif sumbu horizontal (30-150 derajat).
Keadaan ini terjadi akibat kelengkungan kornea meridian horizontal lebih kuat di bandingkan
kelengkungan kornea pada meridian horizontal lebih kuat di bandingkan kelengkungan kornea vertical
hal ini sering di temukan pada usia lanjut.

Bentuk Astigmat :

Astigmat regular adalah astigmat yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau
berkurang perlahan-lahan secara teratur dari suatu meridian ke meridian berikutnya.

Bayangan yang terjadi pada astigmat regular dengan bentuk yang teratur dapat berbentuk garis, lonjong
atau lingkaran.

Astigmat Ireguler : Astigmat yang terjadi tidak mempunyai 2 meridian saling tegak lurus.
Astigmat Ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama berebeda
sehingga bayangan menjadi ireguler. Astigmatisme daoat terjadi akibat infeksi kornea, trauma, dan
distrofi atau akibat kelainan pembiasan pada meridian lensa yang berbeda.

(ILMU PENYAKIT MATA Prof.dr.H.Sidarta Ilyas,Sp.M)

Patofisiologi Astigmatisma

Pada mata normal, permukaan kornea yang melengkung teratur akan memfokuskan sinar pada
satu titik. Pada astigmatisma, pembiasan sinar tidak difokuskan pada satu titik. Sinar pada astigmatisma
dibiaskan tidak sama pada semua arah sehingga pada retina tidak didapatkan satu titik fokus
pembiasan. Sebagian sinar dapat terfokus pada bagian depan retina sedang sebagian sinar lain
difokuskan di belakang retina

(American Academy of Opthalmology Section 5, 2009 – 2010 : USU PDF).

Jatuhnya fokus sinar dapat dibagi menjadi 5 yaitu :

1. Astigmaticus miopicus compositus, dimana 2 titik jatuh didepan retina

2. Astigmaticus hipermetropicus compositus , dimana 2 titik jatuh di belakang retina

3. Astigmaticus miopicus simplex, dimana 2 titik masing-masing jatuh di depan retina dan satunya
tepat pada retina

4. Astigmaticus hipermetropicus simplex, dimana 2 titik masing-masing jatuh di belakang retina dan
satunya tepat pada retina

5. Astigmaticus mixtus, dimana 2 titik masing- masing jatuh didepan retina dan belakang retina

(ILMU PENYAKIT MATA Prof.dr.H.Sidarta Ilyas,Sp.M, 2002)

Penyebab Astigmatisma

Penyebab umum astigmatisma adalah kelainan bentuk kornea. Lensa kristalina juga dapat
berperan untuk timbulnya astigmatisma (Vaughan,2009). Astigmatisma paling sering disebabkan oleh
terlalu besarnya lengkung kornea pada salah satu bidangnya (Guyton et al, 1997). Astigmatisma pasca
operasi katarak dapat terjadi bila jahitan terlalu erat (James et al,2003) (James B,2006) (Fitriani, 2002)
Gejala Klinis :

a. Melihat jauh kabur sedangkan melihat dekat lebih baik


b. Melihat ganda dengan satu atau kedua mata
c. Melihat benda yang bulat menjadi lonjong
d. Pada astigmatisme, penglihatan akan kabur baik jauh maupun dekat
e. Bentuk benda yang di lihat berubah
f. Mengecilkan kelopak mata
g. Sakit kepala
h. Mata tegang dan pegal
i. Mata dan fisik lelah
j. Astigmatisme tinggi (4 – 8 D) selalu melihat kabur sering mengakibatkan amblyopia

(Universitas Sumatera Utara)

Pemeriksaan mata dengan astigmatisme dipergunakan alat berikut :

a. Cakram Placido , alat yang memproyeksikan sel lingkaran konsentris pada permukaan kornea.
Dengan alat ini dapat dilihat kelengkungan kornea yang regular (konsentris), iregular kornea, dan
adanya astigmatisme kornea.

b. Juring atau kipas astigmatisme, yaitu garis berwarna hitam yang disusun radial dengan bentuk
semisirkular dengan dasar yang putih, dipergunakan untuk pemeriksaan subjektif ada dan besarnya
kelainan refraksi astigmatisme.

Selain itu, untuk menentukan adanya astigmatisme terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
tajam penglihatan dengan kartu Snellen. Periksa kelainan refraksi miopia atau hipermetropia yang ada.
Untuk mengetahui kelengkungan setiap meridian kornea dilakukan dengan keratometri, dengan
mengingat hukum Javal. Hukum Javal untuk keratometer, dimana disebut pada setiap penilaian
keratometer harus diingat

(Universitas Sumatera Utara)

Penatalaksanaan Astigmatisma

Kelainan astigmatisma dapat dikoreksi dengan lensa silindris, sering kali dikombinasi dengan lensa
sferis. Karena tak mampu beradaptasi terhadap distorsi penglihatan yang disebabkan oleh kelainan
astigmatisma yang tidak terkoreksi.

(American Academy of Opthalmology Section 5, 2009 - 2010).

Anda mungkin juga menyukai