Anda di halaman 1dari 14

Penanganan Kelainan Refraksi

Astigmat Tinggi Pada Anak


di Klinik Mata Dokter Sjamsu

OLEH

H,Muslim
Latar Belakang

 Mata merupakan salah satu dari panca indera


manusia yang sangat penting kegunaannya. Jika
pada mata atau sistem penglihatan terjadi
gangguan fungsi, maka akibatnya akan
mengganggu dalam kehidupan sehari-hari.

 Kelainan refraksi yang terdeteksi sejak dini, akan


menjaga penglihatan anak dapat berfungsi
optimal
Definisi

o Miopia
Miopia atau rabun jauh adalah suatu kelainan refraksi
pada mata dimana bayangan difokuskan di depan retina.
o Hipermetropia
Hiperopia atau rabun dekat adalah kelainan refraksi mata
di mana bayangan dari sinar yang masuk ke mata jatuh di
belakang retina.
o Astigmatisma
Astigmatisme dibagi menjadi dua jenis, berdasarkan letak
kelainannya. Astigmatisme yang disebabkan oleh kelainan
pada kelengkungan kornea disebut astigmatisme korneal.
Sedangkan bila kelainannya pada kelengkungan lensa
mata, disebut astigmatisme lentikular.
Pengertian astigmat

 Astigmatisme atau mata silinder adalah gangguan


penglihatan akibat kelainan pada kelengkungan
kornea atau lensa. Kondisi ini menyebabkan
pandangan kabur, baik dalam jarak dekat maupun
jauh. Astigmatisme dapat terjadi bersamaan dengan
rabun dekat (hiperopia) atau rabun jauh (miopia).
Meski umumnya terjadi saat lahir, astigmatisme juga
dapat disebabkan oleh cedera pada mata, atau akibat
operasi mata.
Klasifikasi

 Tipe-tipe astigmatisma:
 1. Astigmatisma hipermetropikus simpleks, satu
meridian utamanya emetropik, meridian yang lainnya
hipermetropik.
 2. Astigmatisma miopikus simpleks, satu meridian
utamanya emetropik, meridian lainnya miopi
 3. Astigmatisma hipermetropikus kompositus, kedua
meridian utama hipermetropik dengan derajat berbeda.
 4. Astigmatisma miopikus kompositus, kedua
meridian utamanya miopik dengan derajat berbeda
 5. Astigmatisma mikstus, satu meridian utamanya
hipermetropik, meridian yang lain miopik.
Klasifikasi

 Pembagian Astigmatisma menurut Ilyas (2009)


A. Astigmatisma reguler Berdasarkan axis dan sudut
yang dibentuk antara dua principal meridian.
B. Astigmatisma irreguler Suatu keadaan refraksi
dimana setiap meridian mempunyai perbedaan refraksi
yang tidak teratur bahkan kadang-kadang mempunyai
perbedaan pada meridian yang sama.
Klasifikasi

 Astigmatisme berdasarkan penyebab dibagi


menjadi dua :
a) Astigmatisme kornea : kelengkungan kornea atau
lensa mata. Belum diketahui apa yang memicu
kelainan tersebut, namun diduga terkait dengan
faktor keturunan.
b) Astigmatisme lensa : bagian mata yang berfungsi
membiaskan dan meneruskan cahaya yang masuk ke
retina. Pada mata yang mengalami astigmatisme,
cahaya yang masuk tidak terbiaskan secara
sempurna.
Klasifikasi

 ATIGMATISME WITH RULE


 Jika meredian vertikal memiliki daya bias lebih kuat
daripada meredian horizontal. Astigmatisme ini
dikoreksi dengan Cyl- pada axis vertikal atau Cyl+ pada
axis horizontal.
 ASTIGMATISME AGAINST THE RULE
 Jika meredian horizontal memiliki daya bias lebih kuat
daripada meredian vertikal. Astigmatisme ini dikoreksi
dengan Cyl- pada axis horizontal atau Cyl+ pada axis
vertikal.
 OBLIQUE/ miring
 meridian utama lebih dari 20° dari meridian horizontal
atau vertikal.
Diagnosis Astigmatisme

 Tes ketajaman penglihatan. Dalam tes ini,


dokter akan meminta pasien membaca serangkaian
huruf dalam berbagai ukuran, dari jarak 6 meter.
 Uji refraksi. Dokter akan memulai tes ini dengan
mengukur intensitas cahaya yang diterima retina.
 Keratometry. Keratometry adalah prosedur untuk
mengukur kelengkungan pada kornea mata
menggunakan keratometer.
 Topografi Tes ini bertujuan untuk memetakan
kelengkungan kornea dan mendiagnosis
kemungkinan keratoconus.
Data pasien

 Nama : Maureen Asna


 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 6 tahun
 Alamat : Green semanggi –
Rungkut Surabaya
 Profesi : Pelajar
 Tgl Periksa : 6 dan 7 Agustus 2018
 No. RM : 18003318
Pemeriksaan

Awal pemeriksaan tgl 6 agustus


• Penglihatan Buram ± 6 bulan
• Pupil melebar
• OD awal 5/20 OS awal 5/20
• Pemeriksaan Streak Retinoscopy
OD : S-4.50 C+4.00x120
> S-0.50 C-4.00x30
OS : S-5.00 C+4.50x90
> S-0.50 C-4.50x150
Pemeriksaan

Tgl 7 agustus
Diagnosis : ODS high astigmatism
Sekunder : ODS Amblyopia
(ditambah)
-OD : C-4.50x150
-OS : C-4.50x180
Pemeriksaan

• PD 63/61
 Visus R : 5/20
L : 5/20
 ARK R : S-0.75 C-4.50x3
L : S-0.25 C-4.00x178
 Refraksi R : C-4.50x150
L : C-4.50x180
Terapi dan rehabilitasi

 Ada beberapa pilihan pengobatan astigmatisme, yaitu:


 Kacamata
penggunaan kacamata adalah cara yang paling banyak dipilih.
Kacamata harus mengandung lensa silindris, dapat pula
ditambah dengan lensa ukuran sferis positif atau negatif sesuai
dengan hasil pemeriksaan.
 Lensa kontak
Sebagai alternatif kacamata, dapat pula digunakan lensa
kontak. Ukuran dan karakteristik lensanya pun serupa dengan
yang digunakan pada kacamata.
 Operasi
Astigmatisme dapat diatasi melalui operasi untuk
memperbaiki kelengkungan kornea. Operasi yang dapat
dilakukan adalah LASIK (laser in situ keratomileusis) atau
PRK (photorefractive keratectomy).

Anda mungkin juga menyukai