Anda di halaman 1dari 7

Penyebab terjadinya astigmatismus adalah :

1. Kornea
Media refrakta yang memiliki kesalahan pembiasan yang paling besar adalah kornea, yaitu
mencapai 80% s/d 90% dari astigmatismus, sedangkan media lainnya adalah lensa kristalin.
Kesalahan pembiasan pada kornea ini terjadi karena perubahan lengkung kornea dengan
tanpa pemendekan atau pemanjangan diameter anterior posterior bolamata. Perubahan
lengkung permukaan kornea ini terjadi karena kelainan kongenital, kecelakaan, luka atau
parut di kornea, peradangan kornea serta akibat pembedahan kornea.3
2. Lensa Kristalin
Semakin bertambah umur seseorang, maka kekuatan akomodasi lensa kristalin juga semakain
berkurang dan lama kelamaan lensa kristalin akan mengalami kekeruhan yang dapat
menyebabkan astigmatismus. Astigmatismus yang terjadi karena kelainan pada lensa kristalin
ini disebut juga astigmatismus lentikuler.3
Klasifikasi Astigmatisme3,7
1) Berdasarkan letak titik astigmatismus
A. Astigmatisme regular.
Astigmatisme dikategorikan regular jika meredian meredian utamanya (meredian di
mana terdapat daya bias terkuat dan terlemah di sistem optis bolamata), mempunyai arah
yang saling tegak lurus.
Misalnya, jika daya bias terkuat berada pada meredian 90, maka daya bias
terlemahnya berada pada meredian 180, jika daya bias terkuat berada pada meredian 45,
maka daya bias terlemah berada pada meredian 135. Astigmatisme jenis ini, jika mendapat
koreksi lensa cylindris yang tepat, akan bisa menghasilkan tajam penglihatan normal.
Tentunya jika tidak disertai dengan adanya kelainan penglihatan yang lain. Bila ditinjau dari
letak daya bias terkuatnya, bentuk astigmatisme regular ini dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a) Astigmatisme With The Rule.
Jika meredian vertikal memiliki daya bias lebih kuat dari pada meredian horisontal.
Astigmatisme ini dikoreksi dengan Cyl pada axis vertikal atau Cyl + pada axis horisontal.

b) Astigmatisme Against The Rule.


Jika meredian horisontal memiliki daya bias lebih kuat dari pada meredian vertikal.
Astigmatisme ini dikoreksi dengan Cyl - pada axis horisontal atau dengan Cyl + pada axis
vertikal.

Gambar
Kesepakatan: untuk menyederhanakan penjelasan, titik fokus dari daya bias terkuat akan
disebut titik A, sedang titik fokus dari daya bias terlemah akan disebut titik B.
Sedangkan menurut letak fokusnya terhadap retina, astigmatisme regular dibedakan dalam 5
jenis, yaitu :
1. Astigmatismus Myopicus Simplex.
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada tepat
pada retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph 0,00 Cyl -Y atau Sph
-X Cyl +Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama.

Gambar .
2. Astigmatismus Hypermetropicus Simplex.
Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada retina, sedangkan titik B berada di
belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph 0,00 Cyl +Y
atau Sph +X Cyl -Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama.

Gambar .
3. Astigmatismus Myopicus Compositus.
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di
antara titik A dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph-X CylY.

Gambar .
4. Astigmatismus Hypermetropicus Compositus
Astigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang retina, sedangkan titik A berada di
antara titik B dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl
+Y.

Gambar .
5. Astigmatismus Mixtus.
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di
belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl -Y, atau
Sph -X Cyl +Y, di mana ukuran tersebut tidak dapat ditransposisi hingga nilai X menjadi nol,
atau notasi X dan Y menjadi sama - sama + atau -.

Gambar .
Jika ditinjau dari arah axis lensa koreksinya, astigmatisme regular ini juga dibedakan menjadi
3 jenis, yaitu:
1. Astigmatisme Simetris.
Astigmatisme ini, kedua bolamata memiliki meredian utama yang deviasinya simetris
terhadap garis medial. Ciri yang mudah dikenali adalah axis cylindris mata kanan dan kiri
yang bila dijumlahkan akan bernilai 180 (toleransi sampai 15), misalnya kanan Cyl
-0,50X45 dan kiri Cyl -0,75X135.
2. Astigmatisme Asimetris.
Jenis astigmatisme ini meredian utama kedua bolamatanya tidak memiliki hubungan
yang simetris terhadap garis medial. Contohnya, kanan Cyl -0,50X45 dan kiri Cyl
-0,75X100.
3. Astigmatisme Oblique.
Adalah astigmatisme yang meredian utama kedua bolamatanya cenderung searah dan
sama - sama memiliki deviasi lebih dari 20 terhadap meredian horisontal atau vertikal.
Misalnya, kanan Cyl -0,50X55 dan kiri Cyl -0,75X55.
B. Astigmatisme Irregular.
Bentuk astigmatisme ini, meredian - meredian utama bola mata tidak saling tegak
lurus. Astigmatisme yang demikian bisa disebabkan oleh ketidak-beraturan kontur permukaan
kornea atau pun lensa mata, juga bisa disebabkan oleh adanya kekeruhan tidak merata pada
bagian dalam bolamata atau pun lensa mata (misalnya pada kasus katarak stadium awal).
Astigmatisme jenis ini sulit untuk dikoreksi dengan lensa kacamata atau lensa kontak lunak
(softlens). Meskipun bisa, biasanya tidak akan memberikan hasil akhir yang setara dengan
tajam penglihatan normal. Jika astigmatisme irregular ini hanya disebabkan oleh ketidakberaturan kontur permukaan kornea, peluang untuk dapat dikoreksi dengan optimal masih
cukup besar, yaitu dengan pemakaian lensa kontak kaku (hard contact lens) atau dengan
tindakan operasi (LASIK, keratotomy).
2). Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri :
1. Astigmatismus Rendah

Astigmatismus yang ukuran powernya < 0,50 Dioptri. Biasanya astigmatis-mus rendah tidak
perlu menggunakan koreksi kacamata. Akan tetapi jika timbul keluhan pada penderita maka
koreksi kacamata sangat perlu diberikan.
2. Astigmatismus Sedang
Astigmatismus yang ukuran powernya berada pada 0,75 Dioptri s/d 2,75 Dioptri. Pada
astigmatismus ini pasien sangat mutlak diberikan kacamata koreksi.
3. Astigmatismus Tinggi
Astigmatismus yang ukuran powernya > 3,00 Dioptri. Astigmatismus ini sangat mutlak
diberikan kacamata koreksi.
Gejala klinis
Pada umunya, seseorang yang menderita astigmatismus tinggi menyebabkan gejalagejala sebagai berikut :
a. Memiringkan kepala atau disebut dengan titling his head, pada umunya keluhan ini
sering terjadi pada penderita astigmatismus oblique yang tinggi.
b. Memutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan jelas.
c. Menyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini dilakukan untuk
mendapatkan efek pinhole atau stenopaic slite. Penderita astigmatismus juga
menyipitkan mata pada saat bekerja dekat seperti membaca.
d. Pada saat membaca, penderita astigmatismus ini memegang bacaan mendekati mata,
seperti pada penderita myopia. Hal ini dilakukan untuk memperbesar bayangan,
meskipun bayangan di retina tampak buram.
Sedang pada penderita astigmatismus rendah, biasa ditandai dengan gejala-gejala
sebagai berikut :
a. Sakit kepala pada bagian frontal
b. Ada pengaburan sementara / sesaat pada penglihatan dekat, biasanya pende-rita akan
mengurangi pengaburan itu dengan menutup atau mengucek-ucek mata.
Penatalaksanaan
Sejauh ini yang dilakukan adalah mencegah kelainan refraksi atau mencegah
progresifitas penyakit.
1.

Koreksi lensa
Koreksi myopia dengan menggunakan lensa konkaf atau lensa negatif, perlu diingat
bahwa cahaya yang melalui lensa konkaf akan disebarkan. Karena itu, bila permukaan
refraksi mata mempunyai daya bias terlalu besar, seperti pada myopia, kelebihan daya bias ini
dapat dinetralisasi dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan mata. Besarnya kekuatan
lensa yang digunakan untuk mengkoreksi mata myopia ditentukan dengan cara trial and error,
yaitu dengan mula-mula meletakan sebuah lensa kuat dan kemudian diganti dengan lensa
yang lebih kuat atau lebih lemah sampai memberikan tajam penglihatan yang terbaik.8

Pasien myopia yang dikoreksi dengan kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan
ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila pasien dikoreksi dengan -3.00 dioptri
memberikan tajam penglihatan 6/6, demikian juga bila diberi sferis -3.25 dioptri, maka
sebaiknya diberikan koreksi -3.00 dioptri agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik
setelah dikoreksi.1
Astigmatismus dapat dikoreksi kelainannya dengan bantuan lensa silinder. Karena
dengan koreksi lensa cylinder penderita astigmatismus akan dapat membiaskan sinar sejajar
tepat diretina, sehingga penglihatan akan bertambah jelas.3
2.

Obat -obatan
Beberapa penilitian melaporkan penggunaan atropine dan siklopentolat setiap hari
secara topikal dapat menurunkan progresifitas dari myopia pada anak-anak usia kurang 20
tahun.1
3. Terapi visus (vision therapy)
Tajam penglihatan yang tidak dikoreksi pada myopia dapat diperbaiki pada pasien
dengan menggunakan terapi penglihatan, tetapi tidak menunjukan penurunan myopia. Hal ini
adalah cara yang diusulkan untuk menurunkan progresifitas myopia. Selama ini belum ada
penelitian yang melakukan pengujian dari usulan tersebut terhadap keberhasilan dalam
menurunkan progresifitas myopia. Caranya dengan menggunakan kacamata berlubang
kecil.5
4. Orthokeratology
Orthokeratology adalah cara pencocokan dari beberapa seri lensa kontak, lebih dari
satu minggu atau bulan, untuk membuat kornea menjadi datar dan menurunkan myopia.
Kekakuan lensa kontak yang digunakan sesuai dengan standar. Tergantung dari respon
individu dalam orthokeratology yang sesekali beruba-ubah, penurunan myopia sampai
dengan 3.00 dioptri pada beberapa pasien, dan rata-rata penurunan yang dilaporkan dalam
penelitian adalah 0.75-1.00 dioptri. Beberapa dari penurunan ini terjadi antara 4-6 bulan
pertama dari program orthokeratology, kornea dengan kelengkungan terbesar memiliki
beberapa pemikiran dalam keberhasilan dalam membuat pemerataan kornea secara
menyeluruh. Dengan followup yang cermat, orthokeratology akan aman dengan prosedur
yang efektif. Meskipun myopia tidak selalu kembali pada level dasar, pemakaian lensa
tambahan pada beberapa orang dalam beberapa jam sehari adalah umum, untuk
keseimbangan dalam memperbaiki refraksi.1 Beberapa lensa kontak yang didesain secara
khusus untuk mengubah secara maksimal sesuai standarnya. Kekakuan lensa pada
kelengkungan kornea lebih tinggi dari pada permukaan kornea. Hasil yang didapatkan dapat
menurunkan myopia hingga 2.00 dioptri. Orthokeratology dengan beberapa lensa seragam,
dapat mengurangi permukaan kornea yang tidak rata. Orthokeratology adalah penampilan
yang umum pada anak muda walaupun menggunakan lensa yang kaku tetapi dapat
mengontrol myopia, lensa kontak yang permeable pada anak-anak menjadi pilihan yang
disukai.8
Mengurangi kelengkungan (artinya, membuat kondisinya menjadi lebih flat/rata)
permukaan depan kornea, yang tujuannya adalah mengurangi daya bias sistem optis bolamata
sehingga titik fokusnya bergeser mendekat ke retina. Metode non operatif untuk ini adalah

orthokeratology, yaitu dengan menggunakan lensa kontak kaku untuk (selama beberapa
waktu) memaksa kontur kornea mengikuti kontur lensa kontak tersebut.8
Pada astigmatismus irregular dimana terjadi pemantulan dan pembiasan sinar yang tidak
teratur pada dataran permukaan depan kornea maka dapat dikoreksi dengan memakai lensa
kontak. Dengan memakai lensa kontak maka permukaan depan kornea tertutup rata dan terisi
oleh film air mata.5
5. Bedah Refraksi
Methode bedah refraksi yang digunakan terdiri dari:
a. Radial keratotomy (RK)
Dimana pola jari-jari yang melingkar dan lemah diinsisi di parasentral. Bagian yang lemah
dan curam pada permukaan kornea dibuat rata. Jumlah hasil perubahan tergantung pada
ukuran zona optik, angka dan kedalaman dari insisi. Meskipun pengalaman beberapa orang
menjalani radial keratotomy menunjukan penurunan myopia, sebagian besar pasien
sepertinya menyukai dengan hasilnya. Dimana dapat menurunkan pengguanaan lensa
kontak.5
Komplikasi yang dilaporkan pada bedah radial keratotomy seperti variasi diurnal dari refraksi
dan ketajaman penglihatan, silau, penglihatan ganda pada satu mata, kadang-kadang
penurunan permanen dalam koreksi tajam penglihatan dari yang terbaik, meningkatnya
astigmatisma,astigmatisma irregular, anisometropia, dan perubahan secara pelan-pelan
menjadi hiperopia yang berlanjut pada beberapa bulan atau tahun, setelah tindakan
pembedahan. Perubahan menjadi hiperopia dapat muncul lebih awal dari pada gejala
presbiopia. Radial keratotomy mungkin juga menekan struktur dari bola mata.5
b. Photorefractive keratectomy (PRK)
Adalah prosedur dimana kekuatan kornea ditekan dengan ablasi laser pada pusat kornea. Dari
kumpulan hasil penelitian menunjukan 48-92% pasien mencapai visus 6/6 (20/20) setelah
dilakukan photorefractive keratectomy. 1-1.5 dari koreksi tajam penglihatan yang terbaik
didapatkan hasil kurang dari 0.4-2.9 % dari pasien.5
Kornea yang keruh adalah keadaan yang biasa terjadi setelah photorefractive keratectomy
dan setelah beberapa bulan akan kembali jernih. Pasien tanpa bantuan koreksi kadang-kadang
menyatakan penglihatannya lebih baik pada waktu sebelum operasi. Photorefractive
keratectomy refraksi menunjukan hasil yang lebih dapat diprediksi dari pada radial
keratotomy.5
c. Laser Assisted in Situ Interlameral Keratomilieusis (lasik)
Merupakan salah satu tipe PRK, laser digunakan untuk membentuk kurva kornea dengan
membuat slice (potongan laser) pada kedua sisi kornea.5

Anda mungkin juga menyukai