menyebabkan penglihatan buram. Hal ini merupakan satu dari beberapa tipe kelainan refraksi;
yang lain termasuk penglihatan jauh dan penglihatan dekat. Kondisi ini sangat sering tetapi
penyebabnya tidak diketahui. Kondisi ini mudah ditangani dengan resep lensa kontak (atau
kacamata) atau dengan operasi refraksi; prognosis setelah penanganan biasanya sempurna. Hal
ini direkomendasikan bahwa seseorang dengan kondisi ini dikonsultasikan kepada seorang
dokter untuk nasihat dan penanganan. Komplikasi secara khas hanya timbul akibat astigmatisma
yang tidak ditangani; salah satu kemungkinan komplikasinya adalah ambliopia.
Oftalmologi (Mata)
Pediatri
Oftalmologi Pediatri
Mata tegang
Penglihatan kabur
Astigmatism
Astigmatism adalah keadaan dimana sinar sinar tidak sama dibiaskan di setiap
meridian. Mata astigmatism dianggap memiliki dua meridian utama yang umumnya
saling tegak lurus. Kata astigmatism berasal dari bahasa Yunani yang secara harfiah
berarti tanpa titik.
meridian
utama
O.D. ; - C x 90
O.S. ; - C x 90
5.
Asimetris: tidak ada hubungan yang simetris dari meridian utama terhadap garis
meridian. Kepala miring menyudut karena astigmatism asimetris atau oblik. Ini
adalah salah satu jenis kekurangan mata, dimana lebih membuat jelas dengan
terapi yang tepat. Astigmatism asimetris jauh lebih jarang daripada simetris.
Contoh astigmatism asimetris
O.D. ; - C x 120
O.D. ; - C x 130
O.S. ; - C x 180
O.S. ; - C x 20
6.
Astigmatism with the rule: kelengkungan meridian vertikal mata terkuat. Keadaan
ini dikoreksi dengan C x 180 atau + C x 90.
7.
Anisometropia
Anisometropia adalah keadaan dimana ada perbedaan kelainan refraksi dua
mata. Perbedaan kelainan ini paling sedikit 1 D. Jika terdapat perbedaan 2.5 3 D
maka akan dirasakan terjadinya perbedaan besar bayangan sebesar 5 % yang
mengakibatkan fusi terganggu. Pada keadaan ini maka penglihatan binokuler
menjadi lemah. Anisometropia umumnya kongenital. Selagi anak anak beranjak
dewasa, dua mata berkembang tidak sama pada penambahan dan pengurangan
kelainan refraksi. Bisa juga didapat mengikuti traumatika katarak atau kerusakan
kornea, melalui penyakit atau luka yang menghasilkan astigmatism kornea.
Keadaan berikut yang diketahui pada anisometropia:
1. Perbedaan tajam penglihatan tiap mata.
2. Aniseikonia atau perbedaan ukuran bayangan tiap mata.
3. Anisophoria
pandangan.
atau
perbedaan
Penglihatan buram
Sakit kepala
Diplopia
derajat
heterophoria
di
berbagai
arah
Astenopia
Fotofobia
Juling
KEP ASTIGMATISMA
Posted by tahirkz ahmad Posted on 09.52 with No comments
<p>Your browser does not support iframes.</p>
<p>Your browser does not support iframes.</p>
ASKEP ASTIGMATISMA
KONSEP
MEDIS
1.
Pengertian
Definisi astigmatisme adalah cacat mata dengan gejala jika melihat sebuah titik
(bintik cahaya) akan terlihat garis terang menyebar. Hal ini terjadi karena lensa
mata (kornea) tidak mempunyai permukaan yang bulat benar. Kelainan kornea ini
mengakibatkan pembiasan sinar pada satu meridian berlainan dengan meridian
lain. Mata astigmat dapat ditolong dengan kacamata berlensa silindrik negative,
yang berfungsi melemahkan pembiasan terkuat pada satu meridian, atau dapat
juga dengan lensa silindris positif untuk memperkuat pembiasan terlemah pada
satu
meridian
Astigmatisme adalah keadaan dimana terdapat variasi pada kurvatur kornea atau
lensa pada meridian yang berbeda yang mengakibatkan berkas cahaya tidak
difokuskan
pada
satu
titik.
Astigmatisme adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan bayangan
pada lensa, hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan
gambaran/ bayangan garis vertikal dengan horizotal secara bersamaan.cacat mata
ini
dering
di
sebut
juga
mata
silinder.
Mata astigmat atau mata silindris adalah suatu keadaan dimana sinar yang masuk
ke dalam mata tidak terpusat pada satu titik saja tetapi sinar tersebut tersebar
menjadi sebuah garis. Astigmatisma merupakan kelainan pembiasan mata yang
menyebabkan bayangan penglihatan pada satu bidang fokus pada jarak yang
berbeda dari bidang sudut. Pada astigmatisma berkas sinar tidak difokuskan ke
retina
di
dua
garis
titik
api
yang
saling
tegak
lurus.
2.
Etiologi
Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.Bayi yang
baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with the rule
(astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah
atau lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan
kornea
di
bidang
horizontal.
Astigmatisme juga sering disebabkan oleh adanya selaput bening yang tidak teratur
dan lengkung kornea yang terlalu besar pada salah satu bidangnya. Permukaan
lensa yang berbentuk bulat telur pada sisi datangnya cahaya, merupakan contoh
dari
lensa
astigmatis.
Selain itu daya akomodasi mata tidak dapat mengkompensasi kelainan
astigmatisma karena pada akomodasi, lengkung lensa mata tidak berubah sama
kuatnya di semua bidang. Dengan kata lain, kedua bidang memerlukan koreksi
derajat akomodasi yang berbeda, sehingga tidak dapat dikoreksi pada saat
bersamaan tanpa dibantu kacamata. Adapaun bentuk-bentuk astigmat adalah
sebagai
berikut:
1.Astigmat Reguler yaitu astigmat yang memperlihatkan kekuatan pembiasan
bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu meridian
meridian
berikutnya.
2. Astigmat ireguler : astigmat yang terjadi tidak mempunyai dua meridian yang
saling tegak lurus. Astigmat ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada
meridian yang sama berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler. Astigmatisma
ireguler terjadi akibat infeksi kornea,trauma dan distrofi atau akibat selaput bening.
3.
Patofisiologi
Mata seseorang secara alami berbentuk bulat. Dalam keadaan normal, ketika
cahaya memasuki mata, itu dibiaskan merata, menciptakan pandangan yang jelas
objek. Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.Bayi
yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with the rule
(astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah
atau lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan
kornea di bidang horizontal. Mata seseorang dengan Silindris berbentuk lebih mirip
sepak bola atau bagian belakang sendok.. Untuk orang ini, ketika cahaya memasuki
mata itu dibiaskan lebih dalam satu arah daripada yang lain, sehingga hanya bagian
dari obyek yang akan fokus pada satu waktu.. Objek pada jarak pun dapat muncul
buram
dan
bergelombang.
Pada kelainan mata astigmatisma, bola mata berbentuk ellips atau lonjong, seperti
bola rugby, sehingga sinar yang masuk ke dalam mata tidak akan bertemu di satu
titik retina. Sinar akan dibiaskan tersebar di retina. Hal ini akan menyebabkan
pandangan menjadi kabur, tidak jelas, berbayang, baik pada saat untuk melihat
jarak
jauh
maupun
dekat.
4.
Manifestasi
klinis
Gangguan
penglihatan/ketajaman
penglihatan
Ketegangan
pada
mata
Kelelahan
pada
mata
Pandangan
berbayang
serta
kabur
Mata
berair
Fotofobia
5.
Komplikasi
)
)
Myopia
Hypermetropia
(
(
Rabun
Rabun
jauh
dekat
6.
Penatalaksanaan
Medis
Astigmatisme dapat dikoreksi dengan memberikan lensa silinder. Seseorang dapat
mengalami kombinasi kelainan astrigmatisma dengan rabun jauh (myopia) atau
rabun dekat (hypermetropia)
A. PENGERTIAN
Astigamatisma adalah keadaan dimana terdapat variasi pada kurvatur kornea atau
lensa pada meridian yang berbeda yang mengakibatkan berkas cahaya tidak
difokuskan pada satu titik.
Astigmatisma adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan bayangan
pada lensa, hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan
gambaran/ bayangan garis vertikal dengan horizotal secara bersamaan.cacat mata ini
dering di sebut juga mata silinder.
Mata astigmat atau mata silindris adalah suatu keadaan dimana sinar yang masuk
ke dalam mata tidak terpusat pada satu titik saja tetapi sinar tersebut tersebar menjadi
sebuah garis.(2) Astigmatisma merupakan kelainan pembiasan mata yang menyebabkan
bayangan penglihatan pada satu bidang fokus pada jarak yang berbeda dari bidang
sudut.(3) Pada astigmatisma berkas sinar tidak difokuskan ke retina di dua garis titik api
yang saling tegak lurus. (2)
B. ETIOLOGI
Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.Bayi yang
baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with the rule
(astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah atau
lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di
bidang horizontal. (2)
Astigmatisma juga sering disebabkan oleh adanya selaput bening yang tidak
teratur dan lengkung kornea yang terlalu besar pada salah satu bidangnya. Permukaan
lensa yang berbentuk bulat telur pada sisi datangnya cahaya, merupakan contoh dari
lensa astigmatis.
Selain itu daya akomodasi mata tidak dapat mengkompensasi kelainan astigmatisma
karena pada akomodasi, lengkung lensa mata tidak berubah sama kuatnya di semua
bidang. Dengan kata lain, kedua bidang memerlukan koreksi derajat akomodasi yang
berbeda, sehingga tidak dapat dikoreksi pada saat bersamaan tanpa dibantu kacamata.
(3)
(2)
2. Astigmat
ireguler : astigmat yang terjadi tidak mempunyai dua meridian yang saling tegak lurus.
Astigmat ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama
berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler. Astigmatisma ireguler terjadi akibat
infeksi kornea,trauma dan distrofi atau akibat selaput bening.
(2)
C. PATOFISIOLOGI
Mata seseorang secara alami berbentuk bulat.. Dalam keadaan normal, ketika
cahaya memasuki mata, itu dibiaskan merata, menciptakan pandangan yang jelas
objek. Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.Bayi yang
baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with the rule
(astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah atau
lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di
bidang horizontal. Mata seseorang dengan Silindris berbentuk lebih mirip sepak bola
atau bagian belakang sendok.. Untuk orang ini, ketika cahaya memasuki mata itu
dibiaskan lebih dalam satu arah daripada yang lain, sehingga hanya bagian dari obyek
yang akan fokus pada satu waktu.. Objek pada jarak pun dapat muncul buram dan
bergelombang.
Pada kelainan mata astigmatisma, bola mata berbentuk ellips atau lonjong, seperti
bola rugby, sehingga sinar yang masuk ke dalam mata tidak akan bertemu di satu titik
retina. Sinar akan dibiaskan tersebar di retina. Hal ini akan menyebabkan pandangan
menjadi kabur, tidak jelas, berbayang, baik pada saat untuk melihat jarak jauh maupun
dekat.
D. PENGKAJIAN
1. RIWAYAT KESEHATAN
1.Riwayat oftalmik
pada pasien dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan dengan lensa (+) atau (-) sampai
tercapai ketajaman penglihatan terbaik, 5.Pada mata tersebut dipasang lensa (+) yang
cukup besar (misal S + 3.00) untuk membuat pasien mempunyai kelainan refreksi
astigmat miopikus, 6.Pasien diminta melihat kartu kipas astigmat, 7.Pasien ditanya
tentang garis pada kipas yang paling jelas terlihat, 8.Bila belum terlihat perbedaan tebal
garis kipas astigmat maka lensa S( + 3.00) diperlemah sedikit demi sedikit hingga
pasien dapat menentukan garis mana yang terjelas dan terkabur, 9.Lensa silinder (-)
diperkuat sedikit demi sedikit dengan sumbu tersebut hingga tampak garis yang tadi
mula-mula terkabur menjadi sama jelasnya dengan garis yang terjelas sebelumnya,
10.Bila sudah dapat melihat garis-garis pada kipas astigmat dengan jelas,lakukan tes
dengan kartu Snellen, 11.Bila penglihatan belum 6/6 sesuai kartu Snellen, maka
mungkin lensa (+) yang diberikan terlalu berat,sehingga perlu mengurangi lensa (+)
atau menambah lensa (-), 12.Pasien diminta membaca kartu Snellen pada saat lensa
(-) ditambah perlahan-lahan hingga ketajaman penglihatan menjadi 6/6.
(3)
Sedangkan nilainya : Derajat astigmat sama dengan ukuran lensa silinder (-) yang
dipakai sehingga gambar kipas astigmat tampak sama jelas.
(3)
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan perubahan
kemampuan memfokuskan sinar pada retinas
2. Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan usaha memfokuskan
mata
3. Resiko cedera yang berhubungan dengan keterbatasan penglihatan
F. INTERVENSI
1. Perubahan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan perubahan
kemampuan memfokuskan sinar pada retinsa.
Tujuan :
- Ketajaman Penglihatan klien meningkat dengan bantuan alat.
- Klien mengenal gangguan sensori yang terjadi dan melakukan kompensasi terhadap
perubahan.
Intervensi :
Daftar pustaka
1. James,Bruce., Chew, Chris., Brown, Anthony., 2003. Lecture Notes
Oftalmologi.