Anda di halaman 1dari 14

Astigmatisma adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelainan refraksi pada mata,

menyebabkan penglihatan buram. Hal ini merupakan satu dari beberapa tipe kelainan refraksi;
yang lain termasuk penglihatan jauh dan penglihatan dekat. Kondisi ini sangat sering tetapi
penyebabnya tidak diketahui. Kondisi ini mudah ditangani dengan resep lensa kontak (atau
kacamata) atau dengan operasi refraksi; prognosis setelah penanganan biasanya sempurna. Hal
ini direkomendasikan bahwa seseorang dengan kondisi ini dikonsultasikan kepada seorang
dokter untuk nasihat dan penanganan. Komplikasi secara khas hanya timbul akibat astigmatisma
yang tidak ditangani; salah satu kemungkinan komplikasinya adalah ambliopia.

Spesialisasi Medis dan Fokus Klinik

Oftalmologi (Mata)

Pediatri

Oftalmologi Pediatri

Bedah Katarak dan Refraktif

Apa Saja Gejala-Gejala Astigmatisma?


Tanda dan gejala Astigmatisma yang mungkin timbul:

Mata tegang

Menderita Sakit Kepala

Penglihatan kabur

Penglihatan yang terdistorsi

Sering memicingkan mata

Tidak mampu melihat rincian halus

Astigmatism
Astigmatism adalah keadaan dimana sinar sinar tidak sama dibiaskan di setiap
meridian. Mata astigmatism dianggap memiliki dua meridian utama yang umumnya
saling tegak lurus. Kata astigmatism berasal dari bahasa Yunani yang secara harfiah
berarti tanpa titik.

Jenis - jenis Astigmatism


Ada banyak jenis astigmatism, berdasarkan pada kondisi optika yang ada:
1. Astigmatism hypermetropia simplek: salah satu meridian utama emetropia,
yang lain hypermetropia. (Gambar.1)
2. Astigmatism myoia simplek: salah satu meridian utama emetropia, yang lain
myopia. (Gambar.2)
3. Astigmatism
hypermetropia
kompositus:
kedua
hypermetropia dengan derajat berbeda. (Gambar.3)

meridian

utama

4. Astigmatism myopia kompositus: kedua meridian utama myoia dengan


derajat berbeda. (Gambar.4)
5. Astigmatism mixtus: salah satu meridian hypermetropia yang lain myopia.
(Gambar.5)

Bentuk bentuk Astigmatism


1. Regular: meridian meridian utama saling tegak lurus. Keadaan ini dapat
dikoreksi dengan cylinder.
2. Irregular: meridian meridian utama tidak saling tegak lurus, biasanya karena
ketidakteraturan kelengkungan kornea.
3. Oblik/ miring: meridian utama lebih dari 20 dari meridian horizontal atau
vertikal.
4. Simetris: meridian utama tiap tiap mata mempunyai deviasi yang simetris
dari garis meridian. Bila axis meridian masing masing mata dikoreksi oleh
cylinder yang sama tandanya ditambahkan berjumlah 180, astigmatism ini
simetris variasi yang maksimum ditoleransi 15.
Contoh astigmatism simetris:
O.D. ; - C x 60
O.S. ; - C x 120
Gambar.6

O.D. ; - C x 90
O.S. ; - C x 90

5.

Asimetris: tidak ada hubungan yang simetris dari meridian utama terhadap garis
meridian. Kepala miring menyudut karena astigmatism asimetris atau oblik. Ini
adalah salah satu jenis kekurangan mata, dimana lebih membuat jelas dengan
terapi yang tepat. Astigmatism asimetris jauh lebih jarang daripada simetris.
Contoh astigmatism asimetris
O.D. ; - C x 120

O.D. ; - C x 130

O.S. ; - C x 180

O.S. ; - C x 20

6.

Astigmatism with the rule: kelengkungan meridian vertikal mata terkuat. Keadaan
ini dikoreksi dengan C x 180 atau + C x 90.

7.

Astigmatism against the rule: kelengkungan terkuat pada meridian horizontal.


Keadaan ini dikoreksi dengan C x 90 atau + C x 180 ini lebih jarang daripada
with the rule.

Gejala gejala Astigmatism


Umumnya pasien mengaku menderita astigmatism dengan gejala gejala
tertentu. Astigmatism tinggi menyebabkan gejala gejala sebagai berikut:
1. Semakin tinggi kelainan astigmatism, lebih mungkin ketidakjelasan
penglihatan hanya merupakan keluhannya. Gejala sakit kepala dan astenopia
sangat sedikit atau tidak ada, tapi dapat terjadi setelah resep lensa yang
kurang lebih atau mendekati koreksi astigmatism tingginya.
2. Memiringkan kepala pada astigmatism oblik yang tinggi.
3. Memutar mutar kepala agar melihat jelas
4. Menyipitkan mata seperti myopia, hal ini dilakukan untuk medapatkan efek
pinhole atau stenopic. Tidak seperti myopia astigmatism juga menyipitkan
pada saat bekerja dekat seperti membaca.
5. Pasien memegang bacaan mendekati mata, seperti pada myopia. Ini
dilakukan untuk memperbesar meskipun bayangan di retina buram.

Astigmatism rendah ditandai dengan gejala gejala:


1. Meskipun visus dapat dikatakan baik namun pasien sering mengeluh mata
lelah, teritama pada saat pasien melakukan kerja yang teliti pada jarak
fiksasi.
2. Ada pengaburan sementara pada penglihatan dekat, dikurangi dengan
menutup mata atau mengucek ngucek mata seperti pada hypermetropia,
gejala ini mungkin terjadi pada kelainan kelainan yang lebih rendah
daripada hypermetropia, contoh: kelainan astigmat 0.5 D untuk hal atau
gejala yang sama. Astigmat tidak selalu menyadari ketidakjelasan inim
karena perubhan bertahap dari satu focus ke yang lain. Ia mendapat
gambaran yang majemuk yang membutuhkan tiap tiap komponen jelas,.
Bagaimana pun ialah keletihan ini membutuhkan usaha yang terus menerus
untuk berakomodasi dan bila akomodasi letih, penglihatan buram sampai
pada pasien memejamkan matanya. Orang orang dengan kelainan
astigmatism rendah biasanya tidak ada gejala jika mereka tidak bekerja
dengan keletihan tinggi.
3. Sakit kepala bagian frontal.

Anisometropia
Anisometropia adalah keadaan dimana ada perbedaan kelainan refraksi dua
mata. Perbedaan kelainan ini paling sedikit 1 D. Jika terdapat perbedaan 2.5 3 D
maka akan dirasakan terjadinya perbedaan besar bayangan sebesar 5 % yang
mengakibatkan fusi terganggu. Pada keadaan ini maka penglihatan binokuler
menjadi lemah. Anisometropia umumnya kongenital. Selagi anak anak beranjak
dewasa, dua mata berkembang tidak sama pada penambahan dan pengurangan
kelainan refraksi. Bisa juga didapat mengikuti traumatika katarak atau kerusakan
kornea, melalui penyakit atau luka yang menghasilkan astigmatism kornea.
Keadaan berikut yang diketahui pada anisometropia:
1. Perbedaan tajam penglihatan tiap mata.
2. Aniseikonia atau perbedaan ukuran bayangan tiap mata.
3. Anisophoria
pandangan.

atau

perbedaan

Gejala umum anisometropia:

Penglihatan buram

Sakit kepala

Diplopia

derajat

heterophoria

di

berbagai

arah

Astenopia

Fotofobia

Juling

Jarak baca lebih dekat

Karena anisometropia adalah faktor yang mempengaruhi ke arah amblyopia


dan supresi, maka strabismus bisa berkembang pada pasien muda. Keadaan
tersebut mungkin ada tanpa lensa koreksi atau agak berkurang dengan koreksi
refraktif yang tepat atau dipersulit oileh fiksasi mata.
Penanggulangan anisometropia pada anak anak lebih akan memberikan
hasil. Koreksi maksimal anisometropia dan fusi training dapat mencegah
strabismus, di lain pihak strabismus dapat berkembang mengikuti koreksi maksimal
anisometropia dikarenakan penghambatan fusi seperti aisophoria dan aniseikonia
Pada orang dewasa, koreksi maksimal tidak terlalu memberikan hasil yang
menggembirakan. Jika pasien hanya memakai satu mata untuk jauh dan satunya
untuk dekat, koreksi yang lebih disukai seperti kebiasaan sebaiknya diberikan.
Untuk mata yang lebih buruk sebaiknya diberikan lensa under koreksi.

KEP ASTIGMATISMA
Posted by tahirkz ahmad Posted on 09.52 with No comments
<p>Your browser does not support iframes.</p>
<p>Your browser does not support iframes.</p>
ASKEP ASTIGMATISMA
KONSEP
MEDIS
1.
Pengertian
Definisi astigmatisme adalah cacat mata dengan gejala jika melihat sebuah titik
(bintik cahaya) akan terlihat garis terang menyebar. Hal ini terjadi karena lensa
mata (kornea) tidak mempunyai permukaan yang bulat benar. Kelainan kornea ini
mengakibatkan pembiasan sinar pada satu meridian berlainan dengan meridian
lain. Mata astigmat dapat ditolong dengan kacamata berlensa silindrik negative,
yang berfungsi melemahkan pembiasan terkuat pada satu meridian, atau dapat
juga dengan lensa silindris positif untuk memperkuat pembiasan terlemah pada
satu
meridian
Astigmatisme adalah keadaan dimana terdapat variasi pada kurvatur kornea atau

lensa pada meridian yang berbeda yang mengakibatkan berkas cahaya tidak
difokuskan
pada
satu
titik.
Astigmatisme adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan bayangan
pada lensa, hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan
gambaran/ bayangan garis vertikal dengan horizotal secara bersamaan.cacat mata
ini
dering
di
sebut
juga
mata
silinder.
Mata astigmat atau mata silindris adalah suatu keadaan dimana sinar yang masuk
ke dalam mata tidak terpusat pada satu titik saja tetapi sinar tersebut tersebar
menjadi sebuah garis. Astigmatisma merupakan kelainan pembiasan mata yang
menyebabkan bayangan penglihatan pada satu bidang fokus pada jarak yang
berbeda dari bidang sudut. Pada astigmatisma berkas sinar tidak difokuskan ke
retina
di
dua
garis
titik
api
yang
saling
tegak
lurus.
2.
Etiologi
Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.Bayi yang
baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with the rule
(astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah
atau lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan
kornea
di
bidang
horizontal.
Astigmatisme juga sering disebabkan oleh adanya selaput bening yang tidak teratur
dan lengkung kornea yang terlalu besar pada salah satu bidangnya. Permukaan
lensa yang berbentuk bulat telur pada sisi datangnya cahaya, merupakan contoh
dari
lensa
astigmatis.
Selain itu daya akomodasi mata tidak dapat mengkompensasi kelainan
astigmatisma karena pada akomodasi, lengkung lensa mata tidak berubah sama
kuatnya di semua bidang. Dengan kata lain, kedua bidang memerlukan koreksi
derajat akomodasi yang berbeda, sehingga tidak dapat dikoreksi pada saat
bersamaan tanpa dibantu kacamata. Adapaun bentuk-bentuk astigmat adalah
sebagai
berikut:
1.Astigmat Reguler yaitu astigmat yang memperlihatkan kekuatan pembiasan
bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu meridian
meridian
berikutnya.
2. Astigmat ireguler : astigmat yang terjadi tidak mempunyai dua meridian yang
saling tegak lurus. Astigmat ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada
meridian yang sama berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler. Astigmatisma

ireguler terjadi akibat infeksi kornea,trauma dan distrofi atau akibat selaput bening.

3.

Patofisiologi

Mata seseorang secara alami berbentuk bulat. Dalam keadaan normal, ketika
cahaya memasuki mata, itu dibiaskan merata, menciptakan pandangan yang jelas
objek. Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.Bayi
yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with the rule
(astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah
atau lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan
kornea di bidang horizontal. Mata seseorang dengan Silindris berbentuk lebih mirip
sepak bola atau bagian belakang sendok.. Untuk orang ini, ketika cahaya memasuki
mata itu dibiaskan lebih dalam satu arah daripada yang lain, sehingga hanya bagian
dari obyek yang akan fokus pada satu waktu.. Objek pada jarak pun dapat muncul
buram
dan
bergelombang.
Pada kelainan mata astigmatisma, bola mata berbentuk ellips atau lonjong, seperti
bola rugby, sehingga sinar yang masuk ke dalam mata tidak akan bertemu di satu
titik retina. Sinar akan dibiaskan tersebar di retina. Hal ini akan menyebabkan
pandangan menjadi kabur, tidak jelas, berbayang, baik pada saat untuk melihat
jarak
jauh
maupun
dekat.
4.

Manifestasi
klinis
Gangguan
penglihatan/ketajaman
penglihatan
Ketegangan
pada
mata
Kelelahan
pada
mata
Pandangan
berbayang
serta
kabur
Mata
berair
Fotofobia

5.

Komplikasi
)
)

Myopia
Hypermetropia

(
(

Rabun
Rabun

jauh
dekat

6.
Penatalaksanaan
Medis
Astigmatisme dapat dikoreksi dengan memberikan lensa silinder. Seseorang dapat
mengalami kombinasi kelainan astrigmatisma dengan rabun jauh (myopia) atau
rabun dekat (hypermetropia)

Astigmatisma adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan


bayangan pada lensa, hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat
memberikan gambaran/ bayangan garis vertikal dengan horizotal secara
bersamaan.cacat mata ini dering di sebut juga mata silinder.
Bagaimana bisa terjadi?
Penyebabnya umumnya bawaan. Beberapa penyakit mata dan pasca bedah kornea,
juga dapat menjadi penyebabnya. Astigmat bawaan tidak bisa sembuh total, tetapi
dapat dikoreksi dengan kacamata, lensa kontak atau dengan bedah lasik, dan yang
disebakan oleh penyakit misalnya timbilen (hordeulum), selaput konjuctiva
(pterigium) akan hilang apabila penyakitnya sembuh atau di operasi, sedang
astigmat pasca bedah kornea dapat dikurangi dengan melepas jahitan atau dengan
kacamata.
Oleh karena astigmat dapat menimbulkan pusing, kelelahan mata bahkan kabur
maka sebaiknya jika ada keluhan tersebut segera di konsultasikan ke dokter
spesialis mata.
Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan bola),
melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya. Akibatnya
benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma juga
memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-sinar pada
bidang horisontal.
Bagaimana mengatasinya?
Astigmat derajat kecil masih bisa di tolerir oleh mata apabila mata dalam keadaan
sehat. Oleh karena itu perlu menjaga kesehatan mata dengan cara jika melihat
dekat jangan terlalu lama, maksimal 2 jam dan diistirahatkan kurang lebih 15 menit.
Contoh melihat dekat: membaca, menulis, nonton TV, komputer, SMS dll.salah satu
cara mengatasi astigmatisma yang effisien ialah dengan menggunakan kacamata
berbentuk silindris.

A. PENGERTIAN
Astigamatisma adalah keadaan dimana terdapat variasi pada kurvatur kornea atau
lensa pada meridian yang berbeda yang mengakibatkan berkas cahaya tidak
difokuskan pada satu titik.
Astigmatisma adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan bayangan
pada lensa, hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan
gambaran/ bayangan garis vertikal dengan horizotal secara bersamaan.cacat mata ini
dering di sebut juga mata silinder.
Mata astigmat atau mata silindris adalah suatu keadaan dimana sinar yang masuk
ke dalam mata tidak terpusat pada satu titik saja tetapi sinar tersebut tersebar menjadi
sebuah garis.(2) Astigmatisma merupakan kelainan pembiasan mata yang menyebabkan
bayangan penglihatan pada satu bidang fokus pada jarak yang berbeda dari bidang
sudut.(3) Pada astigmatisma berkas sinar tidak difokuskan ke retina di dua garis titik api
yang saling tegak lurus. (2)
B. ETIOLOGI
Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.Bayi yang
baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with the rule
(astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah atau
lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di
bidang horizontal. (2)
Astigmatisma juga sering disebabkan oleh adanya selaput bening yang tidak
teratur dan lengkung kornea yang terlalu besar pada salah satu bidangnya. Permukaan
lensa yang berbentuk bulat telur pada sisi datangnya cahaya, merupakan contoh dari
lensa astigmatis.
Selain itu daya akomodasi mata tidak dapat mengkompensasi kelainan astigmatisma
karena pada akomodasi, lengkung lensa mata tidak berubah sama kuatnya di semua
bidang. Dengan kata lain, kedua bidang memerlukan koreksi derajat akomodasi yang
berbeda, sehingga tidak dapat dikoreksi pada saat bersamaan tanpa dibantu kacamata.

(3)

Adapaun bentuk-bentuk astigmat adalah sebagai berikut: 1.Astigmat Reguler yaitu

astigmat yang memperlihatkan kekuatan

pembiasan bertambah atau berkurang

perlahan-lahan secara teratur dari satu meridian meridian berikutnya.

(2)

2. Astigmat

ireguler : astigmat yang terjadi tidak mempunyai dua meridian yang saling tegak lurus.
Astigmat ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama
berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler. Astigmatisma ireguler terjadi akibat
infeksi kornea,trauma dan distrofi atau akibat selaput bening.

(2)

C. PATOFISIOLOGI
Mata seseorang secara alami berbentuk bulat.. Dalam keadaan normal, ketika
cahaya memasuki mata, itu dibiaskan merata, menciptakan pandangan yang jelas
objek. Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.Bayi yang
baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with the rule
(astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah atau
lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di
bidang horizontal. Mata seseorang dengan Silindris berbentuk lebih mirip sepak bola
atau bagian belakang sendok.. Untuk orang ini, ketika cahaya memasuki mata itu
dibiaskan lebih dalam satu arah daripada yang lain, sehingga hanya bagian dari obyek
yang akan fokus pada satu waktu.. Objek pada jarak pun dapat muncul buram dan
bergelombang.
Pada kelainan mata astigmatisma, bola mata berbentuk ellips atau lonjong, seperti
bola rugby, sehingga sinar yang masuk ke dalam mata tidak akan bertemu di satu titik
retina. Sinar akan dibiaskan tersebar di retina. Hal ini akan menyebabkan pandangan
menjadi kabur, tidak jelas, berbayang, baik pada saat untuk melihat jarak jauh maupun
dekat.
D. PENGKAJIAN
1. RIWAYAT KESEHATAN
1.Riwayat oftalmik

Sebelum melakukan pengkajian fisik mata, perawat harus mendapatkan riwayat


oftalmik, medis, dan terapi pasien, dimana semuanya dapat saja berperan dalam
kondisi oftalmik sekarang. Informasi yang harus diperoleh meliputi informasi mengenai
penurunan tajam penglihatan dan upaya keamanan dan tergantung pada alasan
melakukan pemeriksaan oftalmik.
Riwayat keadaan oftalmik sangat penting saat mengumpulkan data dasar. Kita harus
menyelidiki setiap riwayat kelainan mata, seperti pandangan kabur, objek tidak begitu
jelas, pandangan berbayang, baik pada saat untuk melihat jarak jauh maupun dekat.
Ringkasan riwayat oftalmik bagi setiap pasien harus meliputi pertanyaan berikut
- Kapan sakit mata mulai dirasakan
- Apakah gangguan penglihatan ini mempengaruhi ketajaman penglihatan.
- Bagaimana gangguan penglihatan terjadi ( perlahan/tiba-tiba ).
- Apakah pasien merasakan ada perubahan dalam matanya ( kemerahan, bengkak,
berair ).
- Apakah perubahan yang terjadi sama pada kedua matanya .
- Apakah pasien sedang berobat tertentu ( sebutkan ) dan sudah berapa lama
menggunakannya.
- Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit serupa .
- Apakah pasien menderita : Hipertensi, DM
- Aapkah ada kerusakan melihat waktu senja.
2.. Riwayat psikososial
Daerah pengkajian penting lainnya meliputi psikologis, demografis, dan keprihatinan
lingkungan rumah
2.PEMERIKSAAN
Astigmatisma bisa diperiksa dengan cara pengaburan (fogging technique of
refraction) yang menggunakan kartu snellen, bingkai percobaan, sebuah set lensa
coba, dan kipas astigmat. Pemeriksaan astigmat ini menggunakan teknik sebagai
berikut yaitu: 1.Pasien duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6 meter, 2.Pada
mata dipasang bingkai percobaan, 3.Satu mata ditutup, 4.Dengan mata yang terbuka

pada pasien dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan dengan lensa (+) atau (-) sampai
tercapai ketajaman penglihatan terbaik, 5.Pada mata tersebut dipasang lensa (+) yang
cukup besar (misal S + 3.00) untuk membuat pasien mempunyai kelainan refreksi
astigmat miopikus, 6.Pasien diminta melihat kartu kipas astigmat, 7.Pasien ditanya
tentang garis pada kipas yang paling jelas terlihat, 8.Bila belum terlihat perbedaan tebal
garis kipas astigmat maka lensa S( + 3.00) diperlemah sedikit demi sedikit hingga
pasien dapat menentukan garis mana yang terjelas dan terkabur, 9.Lensa silinder (-)
diperkuat sedikit demi sedikit dengan sumbu tersebut hingga tampak garis yang tadi
mula-mula terkabur menjadi sama jelasnya dengan garis yang terjelas sebelumnya,
10.Bila sudah dapat melihat garis-garis pada kipas astigmat dengan jelas,lakukan tes
dengan kartu Snellen, 11.Bila penglihatan belum 6/6 sesuai kartu Snellen, maka
mungkin lensa (+) yang diberikan terlalu berat,sehingga perlu mengurangi lensa (+)
atau menambah lensa (-), 12.Pasien diminta membaca kartu Snellen pada saat lensa
(-) ditambah perlahan-lahan hingga ketajaman penglihatan menjadi 6/6.

(3)

Sedangkan nilainya : Derajat astigmat sama dengan ukuran lensa silinder (-) yang
dipakai sehingga gambar kipas astigmat tampak sama jelas.

(3)

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan perubahan
kemampuan memfokuskan sinar pada retinas
2. Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan usaha memfokuskan
mata
3. Resiko cedera yang berhubungan dengan keterbatasan penglihatan
F. INTERVENSI
1. Perubahan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan perubahan
kemampuan memfokuskan sinar pada retinsa.
Tujuan :
- Ketajaman Penglihatan klien meningkat dengan bantuan alat.
- Klien mengenal gangguan sensori yang terjadi dan melakukan kompensasi terhadap
perubahan.
Intervensi :

- Jelaskan penyebab terjadinya gangguan penglihatan. Rasional : Pengetahuan tentang


penyebab mengurangi kecemasan dan dalam tindakan keperawatan.
- Lakukan uji ketajaman penglihatan. Rasional : mengetahui visus dasar klien dan
perkembangannya setelah diberikan tindakan.
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian lensa kontak / kacamata bantu atau
operasi (keratotomi radikal), epikeratofakia, atau foto refraktif keratektomi (FRK) untuk
miopia. Pada FRK, laser digunakan untuk mengangkat lapisan tipis dari kornea,
sehingga dapat mengoreksi lingkungan kornea yang berlebihan yang mengganggu
pemfokusan cahay yang tepat melalui lensa. Prosedur ini dilakukan kurang dari satu
menit. Perbaikan visual tampak dalam 3-5 hari.
2. Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan usaha memfokuskan
mata
Tujuan : Rasa nyaman klien terpenuhi.
Kriteria hasil :
- Keluhan klien (pusing, mata lelah, berair, fotofobia,) berkurang / hilang.
- Klien mengenal gejala gangguan sensori dan dapat berkompensasi terhadap
perubahan yang terjadi.
Intervensi :
- Jelaskan penyebab pusing, mata lelah, berair, fotofobia. Rasional : mengurangi
kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam
tindakan keperawatan.
- Anjurkan agar klien cukup istirahat dan tidak melakukan aktivitas membaca terus
menerus. Rasional : mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurang.
- Gunakan lampu/ penerangan yang cukup (dari atas dan belakang) saat membaca.
Mengurangi silau dan akomodasi mata yang berlebihan.
- Kolaborasi : pemberian kacamata untuk meningkatkan tajam penglihatan klien.
3. Resiko cedera yang berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.
Tujuan : tidak terjadi cedera
Kriteria Hasil :

- Klien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami cedera.


- Klien dapat mengidentifikasi potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi :
- Jelaskan tentang kemungkinan yang terjadi akibat penurunan tajam penglihatan.
Rasional : perubahan ketajaman penglihatan dan kedalaman persepsi dapat
meningkatkan resiko cedera sampai klien belajar untuk mengompensasi.
- Beritahu klien agar lebih berhati-hati dalam melakukan aktifitas.
- Batasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada malam hari. Rasional :
mengurangi potensial bahaya karena penglihatan kabur.
- Gunakan kacamata koreksi / pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi untuk
menghindari cedera

Daftar pustaka
1. James,Bruce., Chew, Chris., Brown, Anthony., 2003. Lecture Notes

Oftalmologi.

Edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga.hal 34-36.


2. Ilyas,Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Cetakan ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.hal 81-83.
3. Ilyas Sidarta. 2003. Dasar-Dasar Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi
kedua.Cetakan pertama.Jakarta: Balai Penerbit FKUI.hal 34-39.
4. Hall,N Guyton . 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.hal 786-790.

Anda mungkin juga menyukai