Anda di halaman 1dari 18

KARYA TULIS ILMIAH

PENYAKIT HIPERTENSI PADA MASYARAKAT


DI DESA GUNTARANO, KECAMATAN TANANTOVEA

OLEH
NIKMATULHUSNA AMIRULLAH

KULIAH KERJA NYATA ANGKATAN XXXV


UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan hasil kegiatan selama KKN
dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah Penyakit Hipertensi Pada Masyarakat Di Desa
Guntarano, Kecamatan Tanantovea. Dalam menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Profesi Integral Tematik Posdaya Angkatan 35 Semester Antara Tahun Akademik
2014/2015 Universitas Alkhairraat. Yang belangsung dari tanggal 23 Maret s/d 20
mei 2015 bertempat di Desa Guntarano kecamatan Tanantovea. Begitu banyak
pengalaman berharga yang didapatkan selama berada di lokasi, bukan hanya ilmu
yang selama ini didapatkan di bangku kuliah, namun saya dapat melihat dan
merasakan bagaimana melakukan pengabdian kepada masyarakat. Suka dan duka
pun saya alami selama berada dilokasi. Karya tulis ilmiah ini saya susun
berdasarkan hasil yang didapatkan dari Program Kerja Mahasiswa KKN Profesi
Integral Tematik Posdaya melalui pendekatan pemberdayaan Masyarakat
Angakatan 35, yang berasal dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk
masyarakat, dimana laporan akhir kegiatan ini membahas mengenai masalah-
masalah yang timbul di lingkungan masyarakat Guntarano. Pada kesempatan ini
pula, secara tulus dan Ikhlas saya haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik langsung
maupun tidak langsung sejak awal sampai pada proses pembuatan karya tulis
ilmiah, antara lain kepada : 1. Orang tua yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun material selama melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral
Tematik Posdaya melalui pendekatan pemberdayaan Masyarakat 2. Bapak Rektor
Universitas Alkhairaat. 3. Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
Alkhairaat. 4. Panitia pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral
melalui pendekatan pemberdayaan Masyarakat Angkatan 35. 5. Ibu Indriani M.Sc,
Apt sebagai Dosen Pembimbing. 6. Bapak Kepala Desa Guntarano beserta Aparat-
aparat Desa yang telah membantu kami dalam mensukseskan Program Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Profesi Integral TematiK Posdaya melalui pendekatan pemberdayaan
Masyarakat Angkatan 35. Seluruh Masyarakat Gatutela yang telah menerima
kedatangan kami dengan baik. 9. Teman-teman Mahasiswa KKN Profesi Integral
melalui pendekatan pemberdayaan Masyarakat Angkatan 35, baik selama di lokasi
hingga kembali ke Universitas. 10. Beserta seluruh pihak yang telah banyak
membantu saya dalam penyusunan laporan hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi
Integral Tematik Posdaya melalui pendekatan pemberdayaan Masyarakat yang
dalam kesempatan ini tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu. Sebagai
manusia, saya menyadari bahwa isi karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan karya tulis ilmiah di
masa yang akan datang. Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 24 Mei 2015


DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar
Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah 1
2.Rumusan Masalah 2
3.Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN
1.Definisi 3
2.Klasifikasi 3
3. Epidemiologi 4
4. Etiologi 4
5. Patofisiologi 5
6. Manifestasi klinis 6
7.Diagnosis 6
8.Penatalaksanaan 7

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI 9

11
BAB IV METODE PENELITIAN
1.Teknik Pengumpulan Data 11
2.Rencana Analisis Data 11

12
BAB V HASIL

13
BAB IV KESIMPULAN
1.Kesimpulan 13
2.Saran 13

14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah penyakit akibat peningkatan tekanan darah penyakit ini

dianggap cukup serius karena dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komite

Nasional Gabungan Amerika Serikat u n t u k p r e v e n s i , d e t e k s i , e v a l u a s i

dan pengobatan tekanan darah t i n g g i (Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, y a n g

s e l a n j u t n y a d i s i n g k a t J N C ) mendefinisikan bahwa hipertensi adalah

bila tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah

diastolik melebihi 90 mmHg atau lebih. Hipertensi dapat di defenisikan meningkatnya

tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 dan diastoliknya 90

mmhg (Smeltzer & Bare, 2001). Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya 90 mmHg.

Menurut penyebabnya hipertensi dapat digolongkan menjadi dua yaitu hipertensi

primer atau esensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi esensial disebabkan oleh

factor predisposisi (Genetik) dan Lingkungan seperti asupan garam yang belebih,

konsumsi alkohol, merokok, obesitas dan lain lain. H i p e r t e n s i s e k u n d e r

adalah hipertensi y a n g penyebabnya karena penyakit lain antara lain

kelainan kardiovaskuler, gangguan endokrin, gangguan renal (ginjal), dan gangguan

neurogenik.

Hipertensi tidak hanya menyerang di usia tua saja, tetapi remaja juga bisa

mengalaminya. Prevalensi hipertensi remaja di seluruh dunia sekitar 15 20%

populasi. Berdasarkan data hasil pencatatan dan pelaporan Riskesdas Depkes RI


Tahun 2007 prevalensi hipertensi remaja sekitar 6 15 %. Dari berbagai penelitian

epidemiologis yang dilakukan di Indonesia tahun 2007 menunjukkan 1,818,6%

penduduk yang berusia 20 tahun adalah penderita hipertensi. Prevalensi hipertensi

di Indonesia berkisar antara 0,65% sampai 13,23%.

Faktor genetik merupakan faktor resiko yang paling penting dalam terjadinya

hipertensi. Perlu adanya deteksi dini pada orang yang

m e m p u n y a i r i w a y a t keluarga hipertensi agar dapat dilakukan terapi dan

pencegahan secara aktif untuk prognosis yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menjelaskan konsep dasar

dari penyait hipertensi mulai dari apa definisi dari hipertensi, etiologi, bagaimana

patofisiologinya, manifestasi klinis, serta penatalaksanaan sehingga masyarakat

Guntarano dapat memahami tentang penyakit hipertensi.

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk memberikan gambaran yang

nyata tentang penyakit hipertensi serta penanganannya.

A) Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk menambahpengetahuan pembaca khususnya

masyarakat Guntaranomengenai penyakit hipertensi.

B) Tujuan Khusus

Untuk menganalisis kejadian penyakit dermatitis di Desa Guntarano

Kec.Tanantovea
BAB II

PEMBAHASAN

HIPERTENSI

1) Defenisi Hipertensi

Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah

yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain,

bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke, dan ginjal.. JNC

mendefenisikan hipertensi dimana tekanan sistolik mencaapai 140 mmHg atau

lebih dan tekanan diastolic mencapai 90 mmHg atau lebih.

2) Klasifikasi Hipertensi

Menurut penyebabnya hipertensi dapat digolongkan menjadi dua yaitu

hipertensi primer atau esensial dan hipertensi sekunder.

a.Hipertensi Primer (Esensial)

Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial

(hipertensi primer)1. Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi bias

dikontrol2. Pada umumnya penyebab hipertensi primer masih idiopatik. Namun

tidak sedikit referensi mengatakan bahwa penyebab hipertensi primer adalah

factor genetik. Hal ini sangat berkaitan erat dengan penderita hipertensi yang

kebanyakan dialami secara turun temurun dalam satu keluarga.

b.Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan sebagai akibat dari

penyakit lain di antaranya kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar

tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), penyakit

kardiovaskuler dan lain lain. Namun Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal
akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab

sekunder yang paling sering.(3) Bila penyebab hipertensi sekunder dapat

diidentifikasi, hipertensi pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara

potensial.(2)

3) Epidemiologi
Di Amerika, diperkirakan 30% penduduknya ( 50 juta jiwa) menderita

tekanan darah tinggi ( 140/90 mmHg); dengan persentase biaya kesehatan

cukup besar setiap tahunnya4. Prevalensi hipertensi dalam masyarakat

Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 10%. Pada umumnya penderita

hipertensi adalah orang yang berumur diatas 40 tahun, namun tidak menutup

kemungkinan penderita hipertensi saat ini adalah anak remaja. Prevalensi

hipertensi remaja di seluruh dunia sekitar 15 20% populasi. Berdasarkan data

hasil pencatatan dan pelaporan Riskesdas Depkes RI Tahun 2007 prevalensi

hipertensi remaja sekitar 6 15 %. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang

dilakukan di Indonesia tahun 2007 menunjukkan 1,818,6% penduduk yang

berusia 20 tahun adalah penderita hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia

berkisar antara 0,65% sampai 13,23%.

4) Etiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam.

Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui (essensial

atau hipertensi primer). Kelompok lain dari populasi dengan persentase rendah

mempunyai penyebab yang khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder 2.

Namun beberapa penelitian mengatakan Hipertensi dapat dipengaruhi oleh ras,

usia, obesitas dan gen. Seseorang yang mempunyai riwayat hipertensi dalam
keluarga mempunyai resiko tinggi terkena hipertensi. Gangguan emosi,

konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok, rangsangan kopi yang berlebihan

serta mengkonsumsi makanan yang bergaram juga dapat menjadi penyebab

terjadinya hipertensi.

5) Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula

jaras syaraf simpatis, yang berlanjut kebawah korda spinalis dan keluar dari

kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen.

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak

kebawah melalui system syaraf simpatis ke ganglia simpatis (Smeltzer &

Bar,2001)

Pada saat ini neuropreganglion melepaskan asetilkolin yang akan

merangsang serabut syaraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan

dilepaskannya neropinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai

factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh

darah terhadap rangsang vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat

sensitive terhadap neropinefrin, meskipun tidak bisa diketahui mengapa hal itu

bias terjadi. Pada saat bersamaan dimana syaraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi kelenjar adrenal juga

terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal

mensekresi epinefrin yang mengakibstksn vasokontriksi. Korteks adrenal

mensekresi kortisol dan steroid yang dapat memperkuat respon vasokontriktor

pembuluh darah. Vasokontriksi yang menyebabkan penurunan aliran darah


keginjal menyebabkan pelepasan rennin merangsang pembentukan angiotensin

I yang akan diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat yang pada

gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh kortek adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal menyebabkan

peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung

mencetuskan hipertensi (Smeltzer & Bare 2001).

6) Manifestasi Klinis
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Sebagian besar penderita

hipertensi tidak menydari bahwa dirinya menderita hipertensi karena penyakit ini

tidak menimbulkan gejala selama bertahun-tahun. Bila terdapat

gejala, b i a s a n y a t i d a k s p e s i f i k , s e p e r t i s a k i t k e p a l a a t a u p u s i n g

Sedangkan jika simtomatik biasanya timbul setelah terjadi

komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata,

otak, dan jantun Gejala lain yang d a p a t ditimbulkan oleh

hipertensi adalah jantung berdebar-debar, mudah lelah, sesak napas, sakit dada

(pada iskemia miokard), sakit pada daerah tengkuk.

7) Diagnosis

Diagnosis hipertensi diambil dari riwayat penyakit (Ananmnesis),

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis yang perlu kita

tanyakan adalah riwayat keluaraga, riwayat penyakit sebelumnya, obat

antihipertensi yang digunakan dan kepatuhannya menggunakan obat. Kemudian

pada pemeriksaan fisik kita lakukan pengukuran tekanan darah dan mencari

kerusakan organ sasaran dengan cara palpasi. Sementara pada pemeriksaan

penunjang yang perlu kita pperhatikan adalah Pemeriksaan laboratorium rutin


yang direkomendasikan sebelum memulai terapi antihipertensi adalah urinalysis,

kadar gula darah dan hematokrit; kalium, kreatinin, dan kalsium serum; profil

lemak (setelah puasa 9 12 jam) termasuk HDL, LDL, dan trigliserida, serta

elektrokardiogram. Pemeriksaan opsional termasuk pengukuran ekskresi

albumin urin atau rasio albumin / kreatinin. Pemeriksaan yang lebih ekstensif

untuk mengidentifikasi penyebab hipertensi tidak diindikasikan kecuali apabila

pengontrolan tekanan darah tidak tercapai.(1)

8) Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk menurunkan mortalitas dan

morbiditas kardiovaskuler. Penurunan tekanan sistolik harus menjadi perhatian

utama, karena pada umumnya tekanan diastolik akan terkontrol bersamaan

dengan terkontrolnya tekanan sistolik. Strategi pengobatan hipertensi harus

dimulai dengan perubahan gaya hidup (lifestyle modification) berupa diet rendah

garam, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, melakukan aktifitas

fisik yang teratur dan penurunan berat badan bagi pasien yang mengalami

obesitas.

Obat obat Anti Hipertensi

Obat obat anti hipertensi terbagi atas dua lini yaitu lini pertama dan lini

kedua. Dikenal lima macam kelompok obat pada lini pertama yaitu : i. Diuretik; ii.

Penyekat reseptor beta adrenergik (-locker); iii. Penghambat angiotensin-

converting enzyme (ACE-Inhibitor); iv. Penghambat reseptor angiotensin

(Angiotensin-receptor blocker, ARB); v. Antagonis kalsium. Sementara untuk lini

kedua dikenal 3 macam kelompok obat yaitu : i. Penghambat saraf adrenergik; ii.

Agonis -2 sentral; dan iii. Vasodilator.


a. Diuretik

Diuretik bekerja meningkatkan eksresi natrium, air dan klorida sehingga

menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan

curah jantung dan tekanan darah. Selain mekanisme tersebut, beberapa diuretic

juga menurunkan resistensi perifer sehingga menambah efek hipotensinya.

Penelitian penelitian besar membuktikan bahwa efek proteksi kardiovaskuler

diuretik belum terkalahkan oleh obat lain sehingga diuretik dianjurkan untuk

sebagian besar kasus hipertensi ringan dan sedang. Bahkan bila menggunakan

kombinasi dua atau lebih anti hipertensi, maka salah satunya dianjurkan diuretik.

b. Penyekat reseptor beta adrenergik (-locker)

Mekanisme anti hipertensi (-locker) antara lain penurunan frekuensi denyut

jantung dan kontrakltilitas miokard sehingga menurunkan curah jantung;

hambatan sekresi rennin di sel sel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat

penurunan produksi angiotensin II; dan efek sentral yang mempengaruhi

aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitifitas baroreseptor, perubahan

aktivitas neuron adrenergic perifer dan peningkatan biosintesis prostasiklin.

c. Penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE-Inhibitor)

Kaptopril merupakan ACE-Inhibitor yang pertama ditemukan dan banyak

digunakan di klinik. Secara umum ACE-Inhibitor dibedakan atas dua kelompok :

1) Yang bekerja langsung, contohnya kaptopril dan isinopril. 2) prodrug,

contohnya enalapril, benazepril dan lain lain. ACE-Inhibitor meghambat

perubahan AI menjadi AII sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi

aldosteron. Selain itu, degradasi bradiknin juga dihambat sehingga kadar

bradiknin dalam darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi ACE-

Inhibitor. Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah,


sedangkan berkurangnya aldosteron akan menyebabkan eksresi air dan natrium

dan retensi kalium


BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Sejarah Singkat Desa Guntarano

Desa Guntarano adalah merupakan salah satu Desa di antara 10 Desa yang

ada di Kec.Tanantovea Kab. Donggala. Latar belakang dinamakannya desa

Guntarano, semula di desa ini telah terdapat sebuah danau tempat pemandian, yang

terletak I sebelah utara desa Guntarano. Konon dahulu kala danau ini diberi nama

PASALU dan oleh petua petua desa atau tookoh pendahulu memeberi nama

VUNTARANO yang diurai menjadi dua kata yaitu VUNTA dan RANO yang dalam

bahasa kaili VUNTA adalah Mandi dan RANO adalah Danau.

Batas wilayah desa Guntarano :

Sebelah Utara : Desa Nupabomba Kec. Tanantovea

Sebelah Selatan : Kelurahan Mamboro Kec. Palu Timur

Sebelah Barat : Kelurahan Taipa dan Kelurahan Kayumalue

Sebelah Timur : Desa Bale Kec. Tanantovea

Desa Guntarano berdasarkan fakta geografis merupakan Desa Pertanian (agraris),

sehingga sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Guntarano adalah

petani khususnya bertani bawang goreng.


BAB IV

METODE PENELITIAN

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari data

primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

penulisankarya tulis ilmiah ini adalah studi literature (desk-study) dan review laporan

laporan yang ada. Literatur, dokumen dan laporan laporan sejenis yang terkait

dengan topic akan dikaji baik yang menyajikan fakta fakta dan data data yang

maka berhubungan dengan judul yang akan di bahas dalam karya tulis ilmiah ini,

yakni Penyakit Hipertensi Pada Masyarakat Di Desa Guntarano, Kecamatan

tanantovea

2. Rancangan Analisis Data

Data kuantitatif dan data kualitatif yang berhasil dikumpulkan akan dianalisis

secara deskriptif. Dasar pemikirannya berdasarkan pada berbagai bahan pustaka

yang kami peroleh, maka tidak ada data yang dianalisis secara statistik.
BAB V

HASIL

Berdasarkan analisis dan observasi yang telah dilakukan selama hampir 2

bulan di Desa Guntarano bahwa hipertensi merupakan penyakit terbanyak.

Tidak dapat dipastikan secara pasti penyebab dari terjadinya hipertensi

secara langsung namun berdasarkan observasididapati factor lingkungan yang

menjadi faktr pencetus terjadinya hipertensi.


BAB VI

KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Hipertensi adalah penyakit akibat peningkatan tekanan darah penyakit ini

dianggap cukup serius karena dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Menurut

penyebabnya hipertensi dapat digolongkan menjadi dua yaitu hipertensi primer atau

esensial dan hipertensi sekunder. Faktor genetik merupakan faktor resiko yang

paling penting dalam terjadinya h i p e r t e n s i . P e r l u a d a n y a d e t e k s i d i n i

p a d a o r a n g y a n g m e m p u n y a i r i w a y a t keluarga hipertensi agar dapat

dilakukan terapi dan pencegahan secara aktif untuk prognosis yang lebih baik.

2. Saran

Kepada masyarakat Guntarano atau pembaca disrankan agar dapat mengambil

pelajarn dari Karya Tulis Ilmiah ini sehingga apabila terdapat tanda dan gejala

penyakit hipertensi maka kita dapat melakukan tindakan yang tepat agar penyakit

tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih buruk.


DAFTAR PUSTAKA

1. Chobaniam AV et al. Seventh Report of the Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. JAMA

2003;289:2560-2572

2. Dosh SA. The diagnosis of essential and secondary hypertension in adults.

J.Fam Pract 2001;50:707-712

3. Oparil S et al. Pathogenesis of Hypertension. Ann Intern Med 2003;139:761-776

4. Hajjar I, Kotchen TA. Trends In Prevalence, Awareness, Treatment, And Control

Of Hypertension In The United States, 1998 2000. JAMA 2003;290:199-206

5. Gan Gunawan, Sulistia. Et al. 2011. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta :

FKUI

Anda mungkin juga menyukai