Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENYIMPANGAN AKSIS PADA PENDERITA

ASTIGMATISME

Aslih Supriyono
(wardah.123@gmail.com)
M.Wahyu Budiana
(wbudiana602@gmail.com)
Murni Marlina Simarmata
(murnismart20@gmail.com)

Akademi Refraksi Optisi dan Optometry Gapopin


Pondok Aren Raya No 108 A . Bintaro. Tangerang Selatan

ABSTRACT

One of the emergence of complaints of vision in patients with astigmatism with the wrong axis is lack
of sharp vision, imperfections (distortion) sharp vision, shaded or appearing double when looking at
objects. Determination of the axis of astigmatism can be done with blur and cross cylinder techniques.
In this paper, the author uses descriptive data collection with literature, one of which is written by
Khurana, A. titled “Comprehensive Ophthalmology ". The purpose of the refraction examination
technique using the two methods mentioned above in patients with astigmatism is to get comfortable
vision for astigmatism sufferers.

Key Words : Visual Acuity, Astigmatism, Descriptive, Subjective refraction, Comfortable Vision.

PENDAHULUAN Astigmatisme biasanya bersifat


diturunkan atau terjadi sejak lahir, dan
Astigmat atau Astigmatismus adalah biasanya berjalan bersama dengan miopia dan
suatu keadaan dimana sinar sejajar tidak hipermetropia dan tidak banyak terjadi
dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada perubahan selama hidup. Bayi yang baru lahir
seluruh bidang pembiasan sehingga fokus pada biasanya mempunyai kornea yang bulat atau
retina tidak pada satu titik. sferis yang di dalam perkembangannya terjadi
Pada kelainan astigmat penderita akan keadaan yang disebut astigmatism with the
mengalami keluhan utamanya adalah jika rule (astigmat lazim) yang berarti
untuk melihat obyek akan terjadi bayangan kelengkungan kornea pada bidang vertikal
yang jika melihat pusing dan tidak nyaman bertambah atau lebih kuat atau jari jarinya
ketika melihat obyek. Kelainan astigmat dapat lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan
dialami oleh anak-anak, orang dewasa, ataupun kornea di bidang horisontal.
orang yang sudah tua. Ratio kelainan ini Letak kelainan pada astigmatisme
cenderung sedikit dibanding orang yang terdapat di dua tempat yaitu kelainan pada
menderita myopia, tetapi lebih banyak dari kornea dengan atau tanpa pemendekan atau
pada orang yang menderita hypermetropia. pemajangan diameter anterior posterior bola

1
mata. Kelainan ini bisa merupakan kelainan sederhana dari pembentukan gambar stigmatik,
kogenital atau didapat akibat kecelakaan, yaitu di mana sistem optik membentuk dua
peradangan kornea. gambar garis tegak lurus dari objek titik aksial,
Pemeriksaan astigmatisme secara subjektif masing-masing pada jarak yang berbeda di
bisa dilakukan dengan teknik pengaburan sepanjang sumbu optik
(fogging) dan silinder silang (cross cylinder) Beberapa definisi tentang astigmatime, antara
yang keduanya dapat dilakukan baik secara lain :
terpisah maupun dengan 1. Berdasarkan pembiasan sinar pada setiap
mengkombinasikannya. oleh karena itu penulis meridianAstigmatisme dapat didefinisikan
sangat ingin membahas permasalahan ini berdasarkan perbedaan pembiasan sinar
dengan membuat karya tulis dengan judul pada setiap meridiannya seperti yang
Pengaruh penyimpangan aksis pada penderita dijelaskan oleh Harold A. Stein dalam
astigmatisme bukunya The Ophthalmic Assistant – A
Kata astigmatism berasal dari bahasa Yunani, Text For Allied And Associated Ophthalmic
menurut pengertian yaitu : Personel 10th Edition sebagai berikut
A = tidak dan STIGMA = titik. Jadi :“astigmatism a refractive error that
astigmatisme adalah keadaan dimana sinar – prevents the light rays from coming to
sinar sejajar yang masuk kedalam mata asingle focus on the retina because of
dibiaskan tidak membentuk satu titik fokus , different degrees of refraction in the
hal ini ditegaskan oleh Marie E. O’toole dalam various meridians of the eye.” (Harold,
bukunya Mosby’s Medical Dictionary 9 th 2018)“Astigmatisme suatu kelainan
Edition sebagai berikut : pembiasan yang mencegah sinar datang ke
astigmatism /əstig′mətiz′əm/ [Gk, a, stigma, fokus tunggal pada retina karena derajat
without point], an abnormal condition of the refraksi yang berbeda di berbagai meridian
eye in which the light rays cannot be focused mata”
clearly in a point on the retina because the 2. Berdasarkan bentuk kornea
spheric curve of the cornea or lens is not equal Definisi astigmatisme berdasarkan bentuk
in all meridians (Marie, E O’toole, 2013) kornea dijelaskan dalam Medical News
Today sebagai berikut :
astigmatisme / əstig′mətiz′əm / [Gk, a, stigma, Astigmatism is a term used for the irregular
tanpa titik], kondisi mata yang tidak normal di shape of the surface of the eye called the
mana sinar cahaya tidak dapat difokuskan cornea. The abnormal curve of the cornea
dengan jelas pada titik di retina karena kurva means that when light enters the eye, it is
bola kornea atau lensa adalah tidak sama di not correctly focused on the retina,
semua meridian resulting in an unclear image. A cornea
Sedangkan Darlene A. Dartt dan kawan – without astigmatism has a perfectly round
kawan dalam buku berjudul Encyclopedia of shape like the surface of a ball. With
The Eye menjelaskan astigmatisme sebagai astigmatism, the surface of the eye is
berikut shaped more like a football. It focuses light
Astigmatism describes an optical system where at two places on the back of the eye, and
any nonpoint image is formed from a point this causes blur. Astigmatism may also be
object. In practice, astigmatism commonly caused by an irregularly shaped lens,
refers to the simplest extension of stigmatic located behind the cornea inside the eye.
image formation, namely where the optical (News Today.com, 2020)
system forms two perpendicular line images Astigmatisme adalah istilah yang
from an axial point object, each at a different digunakan untuk bentuk permukaan mata
distance along the optical axis. (Darlene, A. yang tidak teratur yang disebut kornea.
Dartt, 2010) Kelengkungan kornea tidak normal berarti
bahwa ketika cahaya memasuki mata, itu
Astigmatisme menggambarkan sistem optik di tidak benar fokus pada retina, menghasilkan
mana bayangan bukan titik dibentuk dari objek gambar yang tidak jelas. Kornea tanpa
titik. Dalam praktiknya, astigmatisme astigmatisme memiliki bentuk bulat
umumnya mengacu pada perluasan paling sempurna seperti permukaan bola. Dengan

2
astigmatisme, permukaan mata lebih meridian yang berada di kornea.Hal ini
berbentuk seperti bola. Ini memfokuskan paling banyak terjadi dan dapat
cahaya di dua tempat di bagian belakang disebabkan sejak lahir (congenital) atau
mata, dan ini menyebabkan kekaburan. kelainan pertumbuhan, misalnya trauma
Astigmatisme juga dapat disebabkan oleh pada mata yang menyebabkan adanya
lensa berbentuk tidak teratur, terletak di bekas luka atau parut di kornea.
belakang kornea di dalam mata. b. Astigmat lensa
Astigmat lensa adalah perbedaan
3. Berdasarkan penglihatan kelengkungan dari dua meridian yang
Definisi astigmatisme berdasarkan berbeda dari lensa mata.Pengaruh utama
penglihatan yang buram dijelaskan oleh dari astigmat lensa ini adalah sudut
Merriam Webster dalam buku The Merriam kemiringan lensa terhadap sumbu
Webster Dictionary sebagai berikut : penglihatan.
“astig-ma.tism Xa-'stig-ma-.ti-zamX n : a
defect in a lens or an eye causing improper 2. Berdasarkan Besarnya Power
focusing and blurred vision” (Webster, a. Astigmat rendah : - 0.25 sampai dengan
2004) - 1.25 Dioptri
“astig-ma.tism Xa-'stig-ma-.ti-zamX n: b. Astigmat sedang : - 1.25 sampai dengan
cacat pada lensa atau mata yang - 3.00 Dioptri
menyebabkan pemfokusan yang tidak tepat c. Astigmat tinggi : lebih dari – 3.00
dan penglihatan kabur” Dioptri
4. Berdasarkan Perbedaan Kekuatan Meridian 3. Berdasarkan Irregularitas
5. Definisi astigmatisme merupakan keadaan a. Regular Astigmatism
mata dimana terdapat perbedaan kekuatan “The astigmatism is regular when the
antar meridian dijelaskan oleh Alistair K. refractive power changes uniformly
Dennisiton, dkk dalam bukunya Oxford from one meridian to another. (i.e.,
Handbook Of Ophthalmology sebagai there are two principal meridians”
berikut : , hal 929 (Khurana, 2015)
“Astigmatism is where the refracting power "Astigmat adalah beraturan ketika
of the eye differs between meridians. It is perubahan kekuatan refraksi sama dari
defined in terms of its magnitude and satu meridian ke meridian lain.
direction” (Alistair K, Denniston, 2018) (misalnya pada astigmatisme ada dua
“Astigmatisme adalah keadaan dimana meridian utama)"
kekuatan pembiasan mata berbeda antara Astigmat regular adalah astigmat
meridian. Ini didefinisikan dalam hal dimana setiap meridian mempunyai
besarnya dan arahnya” kelengkungan permukaan yang teratur
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa atau sama kedua meridian utama terletak
astigmat merupakan suatu keadaan dimana pada sudut yang saling tegak lurus
sinar-sinar sejajar dari arah tak terhingga dimana yang satu lebih kuat dan yang
masuk melalui media refrakta dibiaskan tidak lain lebih lemah. Astigma tregular dapat
pada satu titik fokus atau tidak membentuk dibagi menjadi tiga, yaitu:
satu titik fokus tetapi jatuh pada setiap 1) With The Rule (WTR)
meridian dengan kekuatan bias berbeda akibat With The RuleAstigmatism yaitu bila
bentuk kelengkungan kornea yang tidak sama pembiasan pada meridian vertical
yang menyebabkan penglihatan penderita lebih kuat dibandingkan dengan
menjadi buram atau kabur. meridian horizontal dan daerah di
Astigmatisme atau astigmat dapat sekitar sudut 600 - 1200. biasanya
diklasifikasikan sebagai berikut : disebut “direct astigmatism”.
1. Berdasarkan Etiology
a. Astigmat kornea
Astigmat kornea adalah perbedaan
kelengkungan permukaan dari dua

3
Dari definisi diatas penulis
menyimpulkan bahwa Astigmat
irregular yaitu astigmat dimana setiap
meridiannya mempunyai kelengkungan
permukaan yang tidak teratur atau salah
satu meridiannya tidak terletak pada
sudut yang saling tegak lurus.
4. Berdasarkan Resultant
Gambar 1 a. Myopicus Compositus Astigmatism
With The Rule Astigmatism Astigmat ini terjadi bila sinar sejajar
sumbu utama masuk ke dalam mata
2) Againts The Rule (ATR) dibiaskan oleh meridian yang berbeda
Against The Rule Astigmatism yaitu dan keduanya jatuh tepat di depan retina
bila pembiasan pada meridian tanpa akomodasi.
horizontal lebih kuat dibandingkan
dengan meridian vertical, daerahnya
yaitu di sekitar sudut 00- 300, dan
pada sudut 1500 – 1800 dan biasanya
disebut juga “indirectastigmatism”.

Gambar 3
Myopicus Compositus Astigmatism
b. Myopicus Simplex Astigmatism
Astigmat ini terjadi bila sejajar sumbu
Gambar 2 utama mata masuk ke dalam mata
Againts The Rule Astigmatism dibiaskan oleh meridian yang berbeda
3) Oblique dimana salah satu jatuh tepat di retina
Oblique Astigmatismyaitu bila sudut dan yang lainnya jatuh di depan retina
pembiasannya terletak antara sudut tanpa akomodasi.
300 - 600atau pada sudut 1200 - 1500.

b. Irregular Astigmatism
Menurut Janice K. Ledford dalam
bukunya yang berjudul Quick Reference
Dictionary Of The Eye Care
Terminology 4th Edition yang dimaksud
dengan astigmat irregular adalah :
“irregular a. astigmatism in which the
flat and steep axes are not at right
angles or astigmatism resulting from
variable curvature along a given Gambar 4
meridian of the eye” (Janice K. Ledford, Myopicus Simplex Astigmatism
2005) c. Mixtus Astigmatism
“astigmatisme tidak teratur . Astigmat ini terjadi bila sinar sejajar
astigmatisme di mana sumbu datar dan sumbu utama mata masuk ke dalam
curam tidak pada sudut kanan atau mata kemudian dibiaskan oleh meridian
astigmatisme yang dihasilkan dari yang berbeda dimana salah satu jatuh di
kelengkungan variabel di sepanjang depan retina dan yang lainnya jatuh di
meridian mata yang diberikan”

4
belakang retina tanpa adanya
akomodasi. Menurut K. Samar Basak dalam bukunya
Essential Of Ophthalmology gejala
astigmatisme adalah :
Symptoms
 Decrease in visual acuity.
 Asthenopia or eye strain: It is often worse
in low degree of astigmatism than in
higher, because of endeavours to
accommodateso as to produce a circle of
least diffusion upon the retina. This is more
in hypermetropic astigmatism.
 Eyeache and headache
Gambar 5  Running together of the letters while
Mixtus Astigmatism reading, and the eyes quickly become
d. Hypermetropicus Compositus fatigued. (Basak, 2016)
Astigmatism Gejala
Astigmat ini terjadi bila sinar sejajar  Penurunan ketajaman
sumbu utama mata dibiaskan oleh penglihatan.
meridian yang berbeda dan keduanya  Astenopia atau
jatuh dibelakang retina tanpa ketegangan mata: Seringkali lebih buruk
akomodasi. pada derajat astigmatisme yang lebih
rendah daripada pada tingkat yang lebih
tinggi, karena upaya untuk mengakomodasi
sehingga menghasilkan lingkaran kabur
paling kecil pada retina. Ini lebih pada
astigmatisme hipermetropik.
 Sakit mata dan sakit
kepala
 Berlari bersama saat
membaca, dan mata cepat lelah.
Gejala yang biasa dirasakan oleh penderita
Gambar 6
astigmat dibagi menjadi dua, yaitu :
Hypermetropicus Compositus Astigmatism
1. Gejala Subyektif
e. Hypermetropicus Simplex
Pada penderita astigmat rendah, sering kali
Astigmatism
ditemukan gejala asthenopia yaitu keluhan
Astigmat ini terjadi bila
yang disebabkan mata terus-menerus
sinar sejajar sumbu utama mata
berakomodasi dalam usaha agar bayangan
dibiaskan oleh meridian yang
jatuh tepat di retina.
berbeda dimana salah satu jatuh di
a. Sakit kepala pada occipital
belakang retina dan yang lain jatuh
b. Mual-mual
tepat di retina tanpa akomodasi.
c. Pusing
d. Muntah
e. Tulisan yang terlihat mengambang
f. Bayangan terganggu
g. Sakit kepala pada mid orbital dimulai
pada pertengahan pagi atau awal siang
2. Gejala Obyektif
a. Pupil mengecil
b. Sudut kelopak mata sempit
Gambar 7 c. Kening yang berkerut
Hypermetropicus Simplex Astigmatism d. Miringnya kepala pada satu sisi

5
Sedangkan tehnik silinder silang menurut
PEMERIKSAN ASTIGMATISME Khurana dalam bukunya Comprehensive
DENGAN TEKNIK PENGABURAN DAN Ophthalmology adalah sebagai berikut :
SILINDER SILANG. Jackson’s cross cylinder test
Tehnik pengaburan disebut juga sebagai Cross cylinder (± 0.5D) is placed before the
pemeriksaan astigmat dengan garis kipas eye with its axis at 45° to the axis of cylinder
ditujukan untuk menentukan letak aksis in trial frame (first with -0.5D cylinder and
penderita astigmat dan besarnya kekuatan then +0.5D cylinder or vice versa) and the
silinder yang dibutuhkan, seperti dijelaskan patient is asked to tell about any change in the
oleh Khurana dalam bukunya Comprehensive visual acuity. If the patient notices no
Ophthalmology sebagai berikut : difference between the two positions, the axis
The astigmatic fan test of the correcting cylinder in the trial frame is
It is used to confirm the cylindrical correction. correct. However, if the visual improvement is
The astigmatic fan consists of a dial of lines attained in one of the positions, a ‘plus’
radiating at 10° interval to one another correcting cylinder should be rotated in the
(Fig.16). In this test, the patient is asked to see direction of the plus cylindrical components of
the fan after fogging by +0.5 D added over the cross cylinder (and vice-versa). The test is
and above the best suitable combination of then repeated several times until the neutral
lenses chosen. The stigmatic patient will see point is reached. (Kurana, 2015)
all the lines equally clear (Fig. 16 A). In the
presence of astigmatism, some lines will be Pemeriksaan Silinder Silang Jackson
seen more sharply defined (Fig. 18 B). The Silinder silang (± 0,5D) diletakkan di depan
concave cylinder is then added with its axis at mata dengan porosnya pada 45 ° terhadap
right angles to the clearest line until all the sumbu silinder dalam bingkai percobaan
lines are equally sharp (Kurana, 2015) (pertama dengan -0,5D silinder dan kemudian
Tes kipas astigmatik + 0,5D silinder atau sebaliknya) dan pasien
Ini digunakan untuk mengkonfirmasi koreksi diminta untuk memberi tahu tentang setiap
silinder. Kipas astigmatik terdiri dari garis- perubahan ketajaman visual. Jika pasien tidak
garis yang terpancar pada interval 10 ° satu melihat perbedaan antara kedua posisi, sumbu
sama lain (Gbr. 16). Dalam tes ini, pasien silinder yang mengoreksi dalam kerangka uji
diminta untuk melihat kipas setelah fogging coba sudah benar. Namun, jika peningkatan
dengan +0,5 D ditambahkan di atas dan di atas visual dicapai di salah satu posisi, silinder
kombinasi lensa yang paling cocok yang koreksi ‘plus‘ harus diputar searah dengan
dipilih. Pasien yang stigmatik akan melihat komponen silinder plus plus dari silinder
semua garis sama-sama jelas (Gbr.16 A). Di silang (dan sebaliknya). Tes ini kemudian
hadapan astigmatisme, beberapa garis akan diulang beberapa kali hingga titik netral
terlihat lebih jelas (Gbr. 16 B). Silinder cekung tercapai
kemudian ditambahkan dengan porosnya pada
sudut kanan ke garis paling jelas sampai semua
garis sama-sama tajam”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan studi
pustaka dalam pengumpulan data dan
informasi-informasi terkait, yang kemudian
diolah dan disajikan secara deskriptif dalam
pembahasan. Sumber-sumber data dan
A B informasi di dapat dari buku-buku karya para
Gambar 15 Clock Dial ahli kesehatan mata dan juga jurnal, artikel-
A. Dilihat mata normal B. Dilihat mata artikel lepas yang terbit secara cetak maupun
astigmatisme online.

6
HASIL DAN DISKUSI pemeriksa untuk melakukan
penambahan inilah yangakan
A. MASALAH AKIBAT KESALAHAN mempengaruhi hasil akhir yang tidak
DALAM TEKNIK PEMERIKSAAN optimal.
Kesalahan dalam teknik pemeriksaan yang
sering terjadi pada saat pencarian axis B. KETIDAKTEPATAN ALAT
dengan trial lense sebagai berikut: Salah satu hal penting yang terkadang
dilupakan oleh pemeriksa adalah standart
1. Kesalahan Penilaian Axis Karena Cara
alat. Baik ukuran, sudut axis, trial lense,
penempatan Gagang Cross Cylinder
dll. Disini dibahas alat cross cylinder dan
Yang Kurang Tepat dan Pemberian
lensa uji coba untuk fogging . Pada alat
Lensa Fogging Terlalu Rendah/Tinggi
cross cylinder terdapat gagang pemegang
Penguasaan tehnik untuk pemegangan
dimana gagang tersebut berfungsi sebagai
cross cylinder sangat pemeriksaan axis
penunjuk ukuran axis.
dibutuhkan oleh seorang Refraksionis
Masalah yang terjadi pada alat cross
Optisien. Namun, seringkali seorang
cylinder yang kurang tepat dapat
Refraksionis Optisien hanya mengetahui
mengakibatkan tidak akuratnya hasil
alatnya saja. Sehingga dalam teknik
refraksi, sebagai contoh posisi gagang
penggunaanya kurang memahami benar.
penunjuk axis seharusnya membagi 2 (dua)
Utamanya untuk menilai axis yang tepat
sama rata pada garis penunjuk warna merah
pada pasien. Dan kesalahan dalam
dan putih, tetapi lensa bergeser yang
penilaian axis bisa disebabkan karena
mengakibatkan titik axis berubah dari
tehnik pemegangan gagang cross
posisi awal. Sehingga penentuan hasil axis
cylinder yang kurang tepat. Akibatnya,
kurang tepat yang secara otomatis
pasien tidak menemukan kenyamanan
mengakibatkan hasil koreksi power juga
dari hasil pemeriksaan karena pasien
kurang tepat. Begitu pula pada pemberian
tidak bisa melihat dengan nyata sumbu
lensa fogging bila kotor atau tidak sesuai
axis yang mengakibatkan kesalahan
ukuran akan berakibat sama.
dalam penyebutan axis. Penilaian axis
sangat penting untuk pemeriksaan C. MASALAH KURANGNYA
selanjutnya yaitu power cylinder. PENCAHAYAAN
Namun penulis membatasi bahasan Dalam melakukan penentuan axis
hanya menitik beratkan pada cara pada refraksi subyektif menggunakan
penentuan axis yang tepat menggunakan teknik cross cylinder dengan objek rings
cross cylinder pada pemeriksaan refraksi of dots dan fogging dengan objek clock
subyektif. dial (garis kipas) yang ditempel pada
dinding diperlukan intensitas pencahayaan
2. Kesalahan Penentuan Ukuran Koreksi
yang cukup pada ruang, bila penerangan
Akibat Tidak Dilakukan Pengurangan
kurang maka akan mempengaruhi hasil
Power Spheris.
pemeriksaan tersebut. Jika tajam
Pemeriksa merupakan salah satu kunci
penglihatan pasien dapat diperiksa secara
utama dalam keoptimalan suatu
maksimal, sedangkan intensitas cahaya
pemeriksaan. Dalam melakukan
didalam box itu kurang, maka pasien
penentuan akhir cylinder menggunakan
tersebut tidak dapat melihat obyek dengan
objek rings of dots diperlukan
baik dan jelas. Akan jauh lebih baik
pemahaman lebih tentang tehnik dasar
apabila faktor pencahayaan pada ruang
pemeriksaan dengan menggunakan
dan terutama objek pada light box rings
tehnik cross cylinder dengan trial lense,
of dots dan garis kipas. pemeriksaan
yaitu setiap penambahan ukuran
refraksi subyektif memenuhi syarat
cylinder–0,50 D pasien yang
pencahayaan.
mempunyai ukuran di Sph (-) harus
Pada pemeriksaan refraksi
ditambahkan ukuran Sph (+0,25
subyektif tentunya memiliki standar untuk
D).Sehingga hasil koreksi bisa maksimal
iluminasi (pencahayaan) dalam proses
(BVS harus maksimal). Kesalahan
pemeriksaan. Standar iluminasi ini

7
ditujukan untuk mengkondisikan agar PEMERIKSAAN ASTIGMATISME
pasien saat diperiksa berada dalam MENGGUNAKAN TEKNIK CROSS
kondisi istirahat akomodasi sehingga hasil CYLINDER DAN FOGGING TEHNIK
pemeriksaan bisa tepat. Namun sering kali Seperti diketahui bahwa
hal ini terabaikan oleh pemeriksa. pemeriksaan dengan trial lense pada
Sehingga saat melakukan pemeriksaan, penderita astigmatisme menggunakan
pasien masih dalam kondisi akomodasi. objek rings of dots dengan teknik cross
Dalam hal ini akan mempengaruhi hasil cylinder dan garis kipas dengan tehnik
dari pemeriksaan refraksi yang dilakukan. fogging pada pemeriksaan refraksi
Tentunya dalam tahapan penentuan axis subyektif bergantung pada keterampilan
astigmat dengan teknik cross cylinder dan dan kecakapan pemeriksa karena harus
fogging tehnik. Dimana iluminasi yang adanya komunikasi timbal balik antara
berlebih akan mengakibatkan pasien pemeriksa dengan pasien. Ketidaktepatan
berada dalam kondisi akomodasi akibat hasil pemeriksaan terutama pada
upaya pupil untuk miosis agar intensitas penderita astigmatisme menggunakan
cahaya yang masuk mata tidak berlebih. objek ring of dots dan garis kipas dengan
teknik cross cylinder dan fogging tehnik
D. KURANG TERSEDIANYA ALAT pada pemeriksaan refraksi subyektif lebih
Pekerjaan dan kompetensi banyak disebabkan karena kurangnya
refraksionis optisien selain mampu pemahaman Refraksionis Optisien tentang
menerapkan teknik pemeriksaan yang prosedur pemeriksaan axis pada
harus dikuasai, juga harus mampu penderita astigmatisme dengan
menggunakan alat - alat pemeriksaan menggunakan kedua tehnik tersebut.
sebagai alat bantu yang sangat berperan Dalam hal ini akan menyebabkan kurang
dalam melakukan pemeriksaan refraksi tepatnya hasil pemeriksaan yang
seperti bingkai uji coba / trial frame, dan dilakukan.
lensa uji coba yang dilengkapi dengan
pinhole, lensa spheris dan cylinder dan A. PENYELESAIAN DALAM TEKNIK
serta harus adanya rings of dots dan garis PEMERIKSAAN
kipas itu sendiri. Bila alat – alat tersebut 1. Penempatan Gagang dan Penambahan
tidak lengkap atau tidak terkalibrasi Lensa Foggging
dengan baik maka akan menjadi kendala Penempatan gagang dan
ketika melakukan pemeriksaan yang penambahan lensa fogging yang tepat
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan sangat berpengaruh kepada hasil
dari pemeriksaan tersebut. pemeriksaan terutama saat pencarian
axis. Pengecekan posisi gagang dan
Ketidaktepatannya suatu hasil pemberian lensa fogging harus dilihat
pemeriksaan pada penderita astigmatisme terlebih dahulu, karena posisi gagang
saat menggunakan cross cylinder dan dan penambahan lensa fogging ini
fogging tehnik lebih banyak disebabkan yang menentukan ketepatan ukuran
karena kurangnya persiapan alat yang axis. Selain posisi gagang dan
dapat digunakan untuk pemeriksaan penambahan lensa fogging, keahlian
penderita astigmatisme. Apabila alat yang pemeriksa dibutuhkan untuk
biasanya digunakan tidak sesuai dengan memegang gagang cross cylinder
standarisasi pemeriksaan dan tidak sesuai supaya tetap tegak lurus dengan mata
dengan fungsinya akan mengakibatkan pasien dan kestabilan dalam
kurang tepatnya hasil pemeriksaan, yaitu memegang gagang cross cylinder.
tidak adanya objek rings of dots dan garis Dengan jam terbang yang semakin
kipas untuk pemeriksaan dengan metode tinggi diharapkan kemampuan
cross cylinder dan fogging tehnik. pemeriksa akan bertambah.
E. MASALAH YANG DISEBABKAN Demikian pula dengan penambahan
KARENA KURANG PAHAMNYA lensa fogging yang tepat akan
PEMERIKSA TENTANG

8
memudahkan pasien menentukan “The current draft British Standard
letak aksis yang tepat. adopts the luminance range of the ISO
2. Penentuan Ukuran Koreksi Yang standard discussed below, namely 80
Tepat cd/m2 to 320 cd/m2”. (Bennet &
Penentuan hasil koreksi akhir Rabbertts, 1998)
yang seharusnya dilakukan adalah “Pada saat ini standar pencahayaan
melakukan cek ukuran koreksi sudah menurut Standar British yang dibahas
tepat atau belum dengan cara over oleh ISO yaitu 80 cd/m2 s/d 320
koreksi terlebih dahulu. Apabila cd/m2”.
setelah dilakukan over koreksi, pasien D. KETERSEDIAAN ALAT
merasa pusing, artinya koreksi yang Alat –alat pemeriksaan refraksi
diberikan pada pasien sesuai. Namun, seperti bingkai uji coba / trial frame, dan
untuk hasil maksimal pemeriksa harus lensa uji coba yang dilengkapi dengan
melakukan tahapan duochrome test pinhole, lensa spheris dan cylinder dan
untuk menentukan titik akhir spheris serta harus adanya rings of dots dan garis
monokuler sehingga pasien kias itu sendiri dan harus ada pengecekan
mendapatkan hasil koreksi maksimal secara berkala. Sebagai contoh, lensa
dengan visus maksimal. yang sudah buram / berkabut / kotor akan
B. KETEPATAN ALAT mengganggu pada saat proses
36
Posisi gagang pada alat cross pemeriksaan refraksi.
cylinder sangatlah penting dalam E. PEMAHAMAN PEMERIKSA
periksaan axis. Pastikan posisi gagang TENTANG PEMERIKSAAN
berada tepat ditengah garis merah dan ASTIGMATISME MENGGUNAKAN
hitam. Sehingga posisi gagang dengan 36 TEKNIK CROSS CYLINDER DAN
axis berhimpitan tepat. Posisi rim lensa FOGGING TEHNIK.
dengan gagang yang tidak lurus, akan Sumber daya manusia sebagai
mengganggu proses pemeriksaan saat pemeriksa adalah faktor utama
akan memutar gagang. Selain itu kondisi keberhasilan dalam melakukan
miring lensa akan membuat hasil pandang pemeriksaan astigmatisme menggunakan
pasien berubah sudutnya yang teknik cross cylinder dan fogging tehnik
berpengaruh pada hasil koreksi, karena pada pemeriksaan refraksi subyektif.
seharusnya posisi lensa cross cylinder Dimulai dari pemahaman teknik yang
tegak lurus dengan mata pasien. digunakan, pemahaman terhadap kasus
Demikian pula dengan lensa fogging yang pasien, komunikasi yang jelas dan baik
diberikan harus dalam keadaan bersih dengan pasien hingga penarikan
dengan ukuran yang tepat. kesimpulan atau penulisan resep
C. PENCAHAYAAN YANG SESUAI merupakan hal yang harus dikuasai oleh
Dalam pemeriksaan axis pemeriksa atau Refraksionis Optisien.
mengggunakan rings of dots dan garis Disamping hal tersebut, pemeriksa yang
kipas, gambar objek harus jelas, berwarna sudah berkompeten merupakan pemeriksa
hitam dan jarak antar titik tidak terlalu yang sudah teruji kopetensinya sesuai
rapat. Begitu juga kondisi ruang harus yang sudah dibahas pada bagian
terang sesuai standar. Karena bila pendahuluan. Sehingga, tidak terjadi
iluminasi ruangan berlebih, maka pupil kesalahan mendasar yang bisa merugikan
pasien akan miosis sehingga lensa mata pasien.
pasien dalam kondisi akomodasi. Maka Terutama penentuan axis
sebelum melakukan pemeriksaan refraksi menggunakan teknik cross cylinder
subyektif, pemeriksa harus memenuhi dengan objek rings of dots bukanlah
standar iluminasi ruang menurut ISO yang mencari titik yang terlihat paling hitam,
dikemukakan oleh Bennet & Rabbertts namun mengambil kesimpulan dari titik
dalam buku Clinical Visual Optics sebagai tersebut. Yang menjadi kesimpulan axis
berikut : penderita astigmatisme adalah ketika titik
terlihat jelas oleh penderita astigmatisme.

9
Sehingga pemeriksa harus hati-hati dalam yang menentukan sudut axis, tetapi
mengambil kesimpulan axis penderita pemeriksa yang menentukan sudut
astigmatisme agar tidak terjadi kesalahan axis. Sehingga mendapatkan koreksi
penentuan axis. Kesalahan dalam axis cylinder secara tepat.
penentuan axis akan berpengaruh pada
hasil power astigmatisme. Perhalus axis REFERENSI
sangat penting supaya sumbu axis tepat
sesuai ukuran pasien untuk kenyamanan Alistair K, Denniston, et. a. (2018). Oxford
pasien. Handbook Of Ophthalmology Fourth
Edition (4th ed.). Oxford University
KESIMPULAN Press.
Basak, S. K. (2016). Essential Of
1. Kesalahan penempatan letak aksis Ophthalmology. Jaypee Brother
astigmat dapat ditanggulangi dengan Publishers (P), Ltd.
menjalin komunikasi yang baik antara Bennet & Rabbertts. (1998). Clinical Visual
pasien dan pemeriksa, dengan Optics (3th Edition) (3th ed.). Elsevier’s
menerapkan metode dan prosedur Health Sciences Right Department.
pemeriksaan yang benar. http://books.google.co.id/books?id=Qzv
2. Penyimpangan yang terjadi pada Ucoag PLcC&h
penentuan aksis pada penderita l=id&pg=PA34&img=1&zoom=3&hl=id
astigmatisme akan menyebabkan tidak &sig=ACfU3U2oFSrQzqQf99tyr5uSPlV
tercapainya visus yang optimal dan To7PjjQ&w=800&gbd=1
dapat menyebabkan keluhan tambahan Darlene, A. Dartt, et. a. (eds). (2010).
pada penderita Encyclopedia Of The Eye. AP.
3. Penyimpangan aksis pada penderita Harold, A. S. (2018). he Ophthalmic Assistant
astigmat yang dilakukan dengan – A Text For Allied And Associated
metode fogging dan cross cylinder Ophthalmic Personel 10th Edition (10th
dapat mempengaruhi hasil akhir ed.). Elsevier.
pemeriksaan. Untuk mengatasinya Janice K. Ledford, J. H. (2005). Quick
perlu dilakukan metode kombinasi Reference Dictionary Of The Eye Care
antara kedua teknik tersebut. Terminology 4th Edition (4th ed.). Slack
4. Pada saat melakukan teknik Incorporated.
pemeriksaan penentuan axis Khurana, A. (2015). Comprehensive
astigmatisme pada pemeriksaan Ophthalmology. Brother Medical
refraksi subyektif harus dengan jarak 6 Publishers (P), Ltd.
meter sehingga mengurangi daya Khurana, A. (2015). Comprehensive
akomodasi mata, minimal ruangan Ophthalmology,. Jaypee Brothers
9(sembilan) meter persegi, dan Medical Publishers (P) Ltd.
memiliki latar belakang iluminasi Marie, E O’toole, E. (2013). Mosby’s Medical
peralatan dengan ukuran160 cd/m2 Dictionary 9 th Edition (9th Editio).
serta kontrasnya 80% dengan tulisan Elsevier, Mosby.
hitam dan latar belakang putih. News Today.com. (2020). What is Astigmatism
5. Peralatan yang digunakan pada teknik and how is it treated.
pemeriksaan refraksi subyektif Webster, M. (2004). The Merriam Webster
menetukan axis astigmatisme dengan Dictionary. Merriam Webster
metode fogging dan cross cylinder Incorporated.
akan lebih tepat karena bukan pasien

10

Anda mungkin juga menyukai